NovelToon NovelToon
Loka Pralaya: The Begining

Loka Pralaya: The Begining

Status: tamat
Genre:Tamat / Matabatin / Dunia Lain / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Margiyono

Prita dihantui mimpi-mimpi samar tentang sosok misterius dan sosok asing bernama Tana' Bulan. Di tengah kesehariannya yang tenang di Loka Pralaya bersama sahabat-sahabatnya, Wulan dan Reida, serta bimbingan bijak dari Nyi Lirah, mimpi-mimpi itu terasa lebih dari sekadar bunga tidur.

Sebuah buku kuno berkulit, Bajareng Naso, menjadi kunci misteri ini. Ditulis oleh Antaboga, legenda di dalamnya menyimpan jejak masa lalu Prita yang hilang—ingatan yang terkubur akibat pengembaraannya melintasi berbagai dunia. Nyi Lirah yakin, memahami legenda Bajareng Naso adalah satu-satunya cara untuk memulihkan kepingan-kepingan memori Prita yang berserakan.

Namun, pencarian kebenaran ini tidaklah mudah.

Akankah Prita berhasil memecahkan misteri mimpinya dan memulihkan ingatannya yang hilang? Siapakah tamu tak diundang itu, dan apa hubungannya dengan rahasia yang dijaga oleh Luh Gandaru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Margiyono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Harapan Baru

Aku masih terisak dalam tangisku…

Setelah beberapa saat kemudian, aku mulai merasa tenang. Kuusap air mata yang membasahi pipiku. Aku mencoba tersenyum kepada Wulan yang sedari tadi memelukku.

“Terima kasih, Wulan,” kataku dengan suara serak, “kamu adalah teman terbaikku. Aku bahkan tak membayangkan akan memiliki teman sebaik dirimu, walaupun itu ada di dalam masa laluku yang hilang.”

Wulan terharu mendengar ucapanku. Ia kembali memelukku lebih erat. “Aku yakin, di dalam masa lalumu, engkau banyak memiliki teman sepertiku, bahkan aku yakin lebih baik lagi,” kata Wulan mencoba menghiburku.

“Nyi Lirah,…” kataku dengan suara bergetar, “saya memang bersedih… namun entah apa yang membuat perasaan saya seperti terpukul. Sebab… mendengar nama itu, Linotau… sungguh membuat hati saya teriris…”

Aku melanjutkan dengan suara yang kembali tercekat, “Saya merasa seperti terbuang… orang-orang itu… yang saya lihat di dalam mimpi, sama sekali tidak memedulikanku…”

Aku kembali terisak, air mata mulai mengalir lagi.

“Mereka tidak peduli dengan kehadiranku. Hanya Tana’ Bulan yang sanggup membuat hatiku menjadi tenang. Senyum hangatnya itu sungguh begitu damai…”

Aku kembali menangis, rasa sakit di hatiku semakin menjadi. “Jika memang saya berasal dari dunia itu, mengapa mereka membuang saya?” Aku terisak lebih keras.

“Saya tidak ingat apa salah saya… Nyi Lirah…” ucapku lirih, “hal ini semakin membuat hatiku perih. Siapa saya, dan siapa orang tua saya… apa mereka tidak merasa kehilangan, atau sekadar peduli…” Air mataku semakin deras membasahi pipiku.

Wulan kembali memelukku erat. Aku tahu bahwa batin temanku itu sedang terguncang hebat. Ingatan tentang masa laluku yang mulai terkuak tidak malah membuatku merasa senang, namun justru kepedihan yang kurasakan semakin dalam.

Nyi Lirah memahami kegalauan hatiku. Sejenak beliau terdiam dan tenggelam dalam perasaannya sendiri. Sepertinya beliau merasa bersalah karena telah mengungkap hal ini padaku. Namun, ketika mengingat kembali pesan Tana’ Bulan di dalam mimpinya, Nyi Lirah berusaha menguatkan kembali tekadnya.

“Prita,…” panggil Nyi Lirah pelan.

Aku menyeka air mataku. “Baik, Nyi Lirah,” jawabku singkat, mencoba menenangkan diri.

“Aku bisa merasakan kesedihan yang engkau alami. Oleh karena itu, aku juga meminta maaf jika… hal ini membuatmu semakin sedih,” kata beliau dengan nada penuh pengertian.

“Namun… belum tentu semua yang kau rasakan itu benar adanya. Barangkali… dan aku berharap itulah kenyataannya, masa lalumu penuh dengan kehangatan dan masa-masa yang penuh kebahagiaan,” lanjut beliau dengan lembut.

“Rasa terasing yang kau alami itu hanyalah perasaanmu saja, Prita,” kata Nyi Lirah, “jangan terlalu kau turuti perasaan itu. Bisa jadi di duniamu yang dulu, engkau memiliki keluarga yang penuh kehangatan dan kebahagiaan…”

Reida, yang sedari tadi terdiam mendengarkan, seakan mengingat sesuatu. “Nyi Lirah,…” kata Reida dengan nada ragu.

“Iya, Reida, bagaimana?” kata Nyi Lirah menoleh padanya.

“Setahuku, terbukanya portal-portal langit itu bisa disebabkan oleh dua hal,” kata Reida mencoba memberikan jawaban, setidaknya ia berusaha menghiburku agar tidak terlalu berburuk sangka terhadap nasib yang menimpaku.

“Iya, engkau benar, Reida,” jawab Nyi Lirah mengangguk.

“Dan di dalam buku ini,” kata Reida seraya matanya tertuju kepada buku yang masih dipegang oleh Nyi Lirah, “di sana dijelaskan bahwa portal yang bisa menghubungkan antar dunia itu ada dua, pertama portal Sialo dan yang kedua adalah portal Marsamba,” kata Reida, “dan Bajarenga Naso adalah salah satu orang yang mampu membuka semua portal itu.”

Mendengar penjelasan dari Reida, aku merasa sedikit tenang. Sepertinya ada secercah harapan di tengah kegelapan perasaanku. “Tapi, Reida,” tanyaku dengan nada penuh harap, “apakah sosok Bajareng Naso itu benar-benar ada?”

Nyi Lirah dan Reida saling bertukar pandang. Mereka tampak ragu untuk memberikan jawaban pasti.

“Prita,” kata Nyi Lirah akhirnya, “selama ini kami memang menganggap cerita tentang legenda Bajareng Naso itu hanya sebuah dongeng.” Kemudian beliau melanjutkan dengan nada yang lebih serius, “Namun, setelah apa yang terjadi akhir-akhir ini, kami merasa perlu mempelajari kembali cerita tentang legenda itu,” jawab Nyi Lirah.

“Apa… apa Nyi Lirah yakin bahwa kemungkinan besar… legenda itu memang benar-benar nyata?” timpal Wulan menyela pembicaraan itu dengan nada terkejut.

“Kami belum bisa memastikannya, Wulan,” kata Nyi Lirah, “namun… setelah mendengar Prita menceritakan tentang mimpinya… ditambah lagi…” Nyi Lirah terhenti sejenak, menatap kami bergantian. “Akhir-akhir ini, aku juga sering ditemui oleh Tana’ Bulan di dalam mimpi.”

Aku terkejut mendengar Nyi Lirah juga ternyata bermimpi bertemu dengan Tana’ Bulan. Aku memasang telingaku dengan sungguh-sungguh, ingin mendengar setiap kata yang akan beliau ucapkan.

“Dan satu hal yang membuatku berpikir keras adalah ketika Tana’ Bulan memberiku pesan untuk menemukan ini…” kata Nyi Lirah sambil mengangkat buku tua di tangannya.

“Menemukan buku itu, Nyi Lirah?” tanya Wulan dengan bingung.

“Bukan… tapi menemukan Bajareng Naso,” jawab Nyi Lirah sambil tersenyum tipis. Aku pun ikut tersenyum kecil melihat kebingungan Wulan yang ternyata salah mengerti.

“Oh…” gumam Wulan mengerti.

“Pesan Tana’ Bulan itu tak pernah keliru. Jika dia memerintahkan kita mencari Bajareng Naso, pastilah sosok itu ada. Setidaknya, jika bukan Bajareng Naso yang ada di dalam cerita buku ini, kemungkinan besar ia adalah perwujudannya kembali,” kata Nyi Lirah dengan nada penuh keyakinan.

Aku semakin penasaran tentang legenda itu. “Bagaimana sosok Bajareng Naso itu, Nyi Lirah?” tanyaku dengan antusias.

“Di dalam buku ini dijelaskan bahwa Bajareng Naso adalah dua pribadi yang bersifat bertolak belakang,” jawab Nyi Lirah.

“Dua pribadi?” tanyaku tidak mengerti, mengerutkan dahi.

“Iya, benar. Di dalam buku ini, asal mula Bajareng Naso adalah dua pribadi, atau tepatnya adalah dua orang yang menyatu,” jawab Nyi Lirah.

“Dua orang yang menyatu, menjadi satu?” tanyaku lagi, semakin bingung dengan penjelasan beliau.

Nyi Lirah hanya mengangguk menjawab pertanyaanku. Sedangkan aku semakin tidak mengerti dengan jawaban Nyi Lirah. Dua orang yang menjadi satu? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, dan… bagaimana caranya?

“Itulah sebabnya kami sulit untuk menerima bahwa legenda ini bukanlah sebuah dongeng belaka, sebab penyatuan itu adalah hal yang mustahil dilakukan,” jawab Nyi Lirah, seolah membaca kebingunganku.

Wulan dan aku ikut berpikir keras tentang legenda yang terasa semakin misterius ini.

“Nyi Lirah,” kataku memberanikan diri, “apakah ada petunjuk di dalam buku itu yang mungkin bisa kita lakukan untuk menemukan Bajareng Naso?”

“Kami belum menemukannya, Prita,” jawab Nyi Lirah dengan nada sedikit kecewa, “atau barangkali ada sesuatu dalam buku ini yang belum kami pahami.”

Wulan dan aku kembali saling bertukar pandang, mencoba memecahkan teka-teki yang rumit ini.

“Nyi Lirah… di dalam buku itu dikatakan bahwa Bajareng Naso adalah dua pribadi yang menjadi satu,” tanyaku lagi, mencoba mengulang informasi yang kudapat.

“Benar, Prita,” jawab Nyi Lirah mengiyakan.

“Kalau begitu, siapa dua orang itu, Nyi Lirah, dan bagaimana ceritanya?” tanyaku, rasa ingin tahuku semakin tak terbendung.

Nyi Lirah menoleh kepada Reida. “Reida, aku rasa engkaulah yang hafal isi buku ini secara utuh, sebab kau sudah membacanya berulang kali,” kata Nyi Lirah dengan nada meminta tolong.

“Betul, Nyi Lirah,” jawab Reida singkat.

“Oleh karena itu, aku minta tolong kepadamu untuk menceritakan isi buku ini kepada Prita,” ucap Nyi Lirah dengan harapan di matanya.

Mendengar permintaan dari tetuanya itu, Reida mengangguk pelan. “Baik, Nyi Lirah,” jawab Reida dengan senyum lembut.

Reida memandang Wulan dan aku, dan beberapa saat kemudian, ia tersenyum kepada kami berdua sebelum memulai ceritanya. “Iya, barangkali Wulan sudah tahu banyak tentang legenda ini, tapi tidak ada salahnya jika kamu juga ikut mendengarkan kisahnya,” kata Reida kepada Wulan.

“Benar, Reida, namun pengetahuanku tentang legenda itu tidak sebaik dirimu,” jawab Wulan dengan rendah hati.

“Baiklah, kalau begitu, saya akan memulainya dari awal…” kata Reida, bersiap untuk mengisahkan sebuah legenda yang mungkin akan mengubah hidupku selamanya.

Wulan dan aku bersiap mendengarkan cerita itu dengan antusias. Binar mataku sangat kentara… sebab ada banyak harapan yang kutitipkan pada cerita itu. Jika memang itu bukanlah sekadar legenda, maka segala pertanyaan yang selama ini menghantuiku kemungkinan besar akan terjawab.

Aku berharap, dengan mengetahui legenda itu, masa laluku yang hilang akan terungkap satu per satu.

1
Abu Yub
lanjut thor semangat/Pray/
Abu Yub
lanjut thor
Abu Yub
lanjut
Selvy
Semangat
Abu Yub
Aku mampir lagi thor/Pray//Ok//Good/
Abu Yub
terimakasih
Abu Yub
carla dan vyn
Abu Yub
nyi
Abu Yub
lanjut/Pray/
Abu Yub
aku mampir thor. jng lupa mampir juga novel aku
Margiyono: ok otw ...
total 1 replies
Abu Yub
berempat
Abu Yub
Aneh
Abu Yub
tiba tiba
Hye Kyoe
Halo aku mampir nih....🤩
Margiyono: thaks..kak..
/Drool//Pray/
total 1 replies
liynne~
semangat, and done ya/Chuckle/
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Prita? Nama yang indah/Drool/
Margiyono: he.he.. trmksh kak.. padahal aslinya itu polypropilen.. loka pralaya itu asli ada di dunia nyata.. cuma seting karakter dan tokohnya saja.. alurnya sama dg yg di dunia nyata
total 1 replies
Andressa Maximillian
plis
Andressa Maximillian
menurutku ceritanya bagus, dunia yang dibangun penuh misteri dan kejutan
Margiyono: terimakasih
total 1 replies
Andressa Maximillian
wah.. seru nih. ditunggu kelanjutannya
Margiyono
siap, terimaksih...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!