Akibat dari perceraian orang tua pasti akan berdampak pada kehidupan anaknya. Apa lagi anak itu ada di masa pubertas yang mengalami pertumbuan secara fisik, maupun uperilaku-perilakunya.
Joko Susanto adalah salah satunya.
Dia adalah remaja yang putus sekolah.
Dan memutuskan untuk meninggalkan desanya untuk bekerja di perbatasan kota Y. Ia tinggal di kosan putri milik istri dari kakak keponakannya, Parmin. Dan istrinya yang bernama Rani.
Karena Parmin ini jarang pulang kerumah, Joko dan Rani pun menjadi sangat akrap. Tidak terkecuali kepada Elsa adik dari Rani dan juga Bude Atun ibunya Rani dan Elsa.
Karna kosan itu adalah kosan putri, Joko pun juga dekat dengan banyak wanita di sana. Ada mahsiswi yang bernama Indri, ada juga pemilk salon yang bernama Dina.
Belum di luaran kosan
Ada Lastri penjual angkringan,
nyonya Santi, dan masih banyak lagi.
Dan mereka semua cantik-cantik dengan kelebihan masing-masing yang mereka miliki.
Siapakah yang nantinya akan menjadi istri Joko?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon joko susanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elsa cemburu
Perjalanan menuju tempat temennya Elsa tidaklah begitu jauh. Hanya sekitar dua kilo meter saja dari rumah. Bahkan tidak melewati lampu merah sama sekali dan termasuk hanya sewilayah kelurahan saja. Maka dari itu Mbak Rani mau mengijinkan motornya di pinjam Joko untuk belajar setir.
Elsa nampak senang membonceng Joko. Ia nampak begitu erat memeluk Joko dari belakang.
Joko pun nampak senang dengan perlakuan Elsa. Tapi ada yang bikin Joko heran dengan dirinya.
Kenapa ya, tidak seperti kalau sedang di bonceng Mbak Rani. Padahal Elsa juga meluk Joko dari belakang.
Saat mbak Rani memeluknya seperti itu Joko merasa jantung nya begitu dek-dekan. Dan area bawahnya mengembang dengan sempurna.
Tapi kali ini tidak sama sekali. Hanya merasakan enak saja.
"Itu lho Jok, tembok yang warna kuning," Elsa menunjuk dengan tangannya.
Joko membelokkan motornya ke rumah yang di tunjuk Elsa.
"Sepi sa, " Joko mengamati rumah itu, rumah kekinian yang sangat bagus. Dengan terdapat teras didepannnya.
Elsa turun dari motor, begitu pun Joko, Joko memarkirkan motornya ke depan teras itu. Teras yang terlihat lebih tinggi, dengan dua undakan itu nampak memudahkan Elsa melepas sepatunya.
Elsa pun mulai menaiki undakan itu. Joko yang memakai sandal pun melepas sandalnya. Dan mengikuti Elsa dari belakang.
"Teet, teet," Elsa memecet tombol bel rumah itu. Joko melihat tidak ada pergerakan sama sekali.
"Teet, teet," Elsa mepencet tombol lagi.
" Yaa sebentar," terdengar suara dari dalam.
Tidak menunggu waktu yang lama muncullah seorang ibu-ibu dari dalam.
"Siang Tante, Via nya ada Tante? ini siapa ya, Oh Elsa ya" seketika ibu-ibu itu mengetahui. "Iya Tante," jawab Elsa.
"Sampai pangling sa, Tante sama kamu, sekarang dah cantik baget.
"Makasih Tante,"Elsa menjawab nya dengan malu-malu.
Silahkan duduk sa, Via tadi lagi bangun tidur. ini siapa ya sa ?" tanya ibu-ibu itu. "Kenalin Tante ini Joko Tante," Elsa memperkenalkan.
Joko berdiri dan mencium tangan Tante itu.
"Lho katanya om, yang mau belajar setir itu adik kamu,"
"Ya ini adik aku, Tante," jawab Elsa.
" Ow ini adik kamu , lebih besar ya ternyata." Joko tersenyum dan menundukkan kepalanya.
"Siapa ini tadi namanya?"
"Joko tante" Joko menjawabnya.
"Iya Joko , nak Joko ini yang mau belajar setir ya?" "Iya Tante," Joko menjawab.
" Gini nak Joko, sebenernya kami dari pengusaha rental ini hanya menerima orang belajar tujuh belas tahun ke atas. Tapi karna Elsa kemarin mohon-mohon ke Via sampai membawa kakaknya kesiini segala.
Jadinya ya kami terpaksa menerima.
Joko terlihat menundukan kepalanya dan manggut-manggut.
"Ya udah Tante masuk dulu ya, ow iya
Ni nak Joko dan Elsa mau minum apa Ya?"
" Ga usah Tante malah ngerepotin, " Elsa menjawabnya. "Udah ga papa, nanti tak suruh Via bikinin."
"Terserah aja deh Tante."
"Ya Udah Tante masuk dulu ya."
"Ya Tante," Elsa menjawabnya.
Terlihat ibunya Via masuk kedalam tinggalah Joko dan Elsa berdua.
" Sa, emang Mbak Rani kemarin kesini,? Joko bertanya kepada Elsa.
"Iya, Jok." Napa emangnya? tanya Elsa balik.
" Ya gapapa, makasih ya sa, berkat kamu aku bisa di boleh in belajar setir."
" Ya gapapa, ga usah di pikirin."
" Ni sa, minumnya," terlihat temennya Elsa datang membawa minuman.
"Makasih ya Vi malah jadi Ngerepotin," terlihat Elsa langsung meminum es jeruk yang di bawa teman nya. "Lha ini minuman belum di taruh udah di minum aja. Maaf ya mas temen ku ini emang rada gini," terlihat temennya Elsa memperagakan dengan memiring kan jarinya di kepalanya, di depan Joko.
"Kenalin mas nama ku Via, temennya Elsa."
"Ya Aku Joko, adik keponakannya Elsa," Joko memperkenalkan diri ke Via.
"Ow adik, kirain temen atau pacarnya Elsa," terlihat Via duduk di sebelah Joko.
" Vi, temenmu itu aku Vi, masak kamu duduk di situ! Lagian aku belum ngenalin kamu maen tikung aja," Elsa terlihat kesel dengan Via.
" Ya kan aku kenalan sendiri, ya Mas ya," terlihat tangan Via memegang lengan Joko dan tersenyum ke Joko. Joko yang melihatnya pun terpaksa membalas senyumannya.
" E..alah punya temen gini amat ya ganjennya setengah mati." Elsa kesel dengan Via.
"Kamu itu napa tow sa, kok sirik aja, lagian ini kan katanya adik kamu napa kok kamu kaya cemburu gitu."
"Tin tin," terlihat sebuah mobil berhenti di depan rumah via."
" Itu Mas mobilnya udah datang," Via memberi tahu.
"Ow iya, ya udah aku kesana ya," Joko melihat Via setelah itu melihat Elsa. "Tenang aja mas Elsa biar tak iket di sini biar ga kemana- mana," terlihat Via menghalangi Joko melihat Elsa, Elsa nampak sangat kesel dengan temannya itu.
Joko pun segera berjalan menuju mobil itu,
untuk belajar mobil.
" Siang Mas, kenalin mas aku Joko yang mau belajar mobil," Joko mengajak kenalan orang yang mau mengajari mobil itu.
" Ow ya aku Antok pemandu mobil ini
Silahkan masuk Jok. habis itu pakai sabuk pengaman mu," Antok mengatur.
"Oke Mas siap," Joko menjawab nya.
"Oh ya Joko, tak tanya dulu kamu pernah naik motor kopling?" Antok bertanya.
"Pernah Mas, dulu waktu di desa pake motor tetangga ku."
"Oke pada dasarnya mobil ini kaya naik motor kopling. Milik tetanggamu itu. Ini koplingnya, ini remnya ini gasnya," antok menunjukkannya dengan tangannya memegangnya.
Perseneling ini kondisi netral, ini gigi 1, ini 2 , ini 3 ,ini 4,
Ini mundur ." Gimana Jok bisa di mengerti."
Joko terlihat manggut-manggut.
"Cuman yang kamu harus inget semua di kerjakan kaki, "Gimana Jok udah siap?."
Sebenarnyanya waktu di proyek Joko sering mengamati saat bapaknya menyetir mobil dan dia di sampingnya, bahkan Ia memperagakannya dengan menggerakkan kakinya.
"Ya mas oke, " Joko menjawabnya.
"Oke kalau begitu Jok, sekarang kamu injak kopling dulu dengan kaki kiri dan ditahan, tangan kiri kamu ke gigi satu. Setelah itu kaki kiri melepas koplingnya secara pelan-pelan, setelah mobil nanti berjalan sekitar dua puluh meter, baru koplingnya injak lagi pelan-pelan bersamaan dengan kaki kanan menginjak rem kita belajar itu dulu,' Antok menjelaskan. Joko mendengarkannya.
"Tangan kiri harus selalu ada di atas perseneling ya Jok, kita belajar kopling dulu tanpa gas, mobil ini sudah bisa jalan walau tanpa di gas." Antok menjelaskan.
Joko pun molai memainkan koplingnya sesuai yang di intruksikan Antok.
mobil berjalan dua puluh meter Joko menginjak kopling lagi pelan-pelan bersamaan menginjak rem tangan menetralkan perseneling.
Begitu lah seterusnya, Joko termasuk orang yang sangat cepat belajar,
Tahap pertama, kedua , dan ketiga, sudah di lalui Joko dengan baik.
Tak terasa sudah hampir dua jam Joko belajar setir mobil, hingga waktu sudah mau habis. Mobil pun sudah kembali ke depan rumah Via.
"Mas Antok terimakasih ya udah mengajari setir."
"Ya, sama-sama untuk seumuran 13 tahun kamu termasuk sangat baik belajarnya. Jawab Antok.
Mungkin bisa lebih baik dari yang umur tujuh belas tahun ke atas," Antok memuji Joko.
"Terimakasih mas Antok," Joko menjawab pujian itu.