NovelToon NovelToon
Di Batas Waktu

Di Batas Waktu

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Romansa
Popularitas:415.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.

" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha

" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel

Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBW 8 Permintaan Maaf Sakha

Di Batas Waktu (8)

" Mas, bangun...", Adel menggoyangkan lengan Sakha.

Namun Sakha tidak bergeming. Akhirnya Adel membiarkan dulu dan ia segera berlalu untuk berganti pakaian. Setelah selesai berganti pakaian, ia kembali mencoba membangunkan Sakha.

"Mas, bangun. Mas tidak pergi ke Cafe?" Adel kembali menggoyangkan lengan Sakha.

"Mas!!", teriak Adel kaget .

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Diamlah!", perintah Sakha sambil tetap memeluk Adel yang terjatuh ke kasur karena ulahnya.

Deg! Deg! Deg!

Adel berdebar-debar.

" Tapi, ini sudah siang, Mas", Adel beralibi. Berharap Sakha mau melepaskan pelukannya.

Terlalu dekat seperti ini, sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Jangan berisik!" Tegas Sakha dengan tetap memejamkan mata. " Aku masih mengantuk, temani aku tidur sebentar", pinta Sakha tanpa melonggarkan pelukannya.

"Hmm,, Baiklah. Tapi, tolong lepaskan dulu pelukannya. Aku tidak nyaman tidur seperti ini", keluh Adel. Tarikan Sakha memang membuatnya terjatuh di atas kasur . Namun, posisinya tidak nyaman untuk tidur

Sakha melepaskan pelukannya. Adel pun bangun dan memperbaiki posisinya.

" Tidurlah disini! ", Sakha merentangkan tangan kirinya

Adel terdiam. Terkejut mendengar perintah Sakha.

Benarkah? Dia menyuruhku tidur di lengannya? . Adel bertanya dalam hati

Karena tidak merasakan ada pergerakan, Sakha mengulang perintahnya.

" Cepat tidurlah disini!", Sakha kembali memerintah.

Akhirnya dengan ragu, Adel meletakkan kepalanya di lengan Sakha. Tanpa banyak bicara, Sakha langsung menarik Adel dalam pelukannya.

Deg! Deg! Deg!

Lagi-lagi Adel berdebar-debar. Sakha tidak pernah melakukan ini. Biasanya Sakha hanya memeluknya dari belakang.

Jantung Adel benar-benar di ajak berolahraga dari tadi.

Sakha menghirup aroma kepala Adel yang menenangkan.

Perlahan-lahan terdengar nafas teratur. Sakha kembali tertidur. Pelukannya pun agak merenggang.

Adel memundurkan sedikit badannya. Ia melihat wajah Sakha yang terlelap.

Tidak biasanya dia tidur di pagi hari. Apa semalam ia kurang tidur ? tanyanya dalam hati.

Perlahan-lahan ia mengusap wajah Sakha. Mengagumi wajah sang suami. Kulit putih, hidung mancung. Setelah puas, Adel menurunkan tangannya. Sambil membalas pelukan Sakha, ia pun ikut terlelap.

Satu jam berlalu, Adel terbangun dari tidurnya. Melihat Sakha yang masih terlelap, ia membiarkannya dan segera ke kamar mandi untuk membasuh muka.

Beberapa saat setelah Adel ke kamar mandi, Sakha terbangun. Merasakan tidak ada siapa-siapa di sampingnya, Sakha segera bangkit dan menyandarkan tubuhnya ke belakang. Matanya mengamati kamarnya yang kosong, tidak nampak keberadaan Adel. Namun, kemudian terdengar suara gemericik air dari arah kamar mandi, menandakan ada seseorang di dalam sana.

Adel keluar kamar mandi dengan wajah yang segar.

Deg!

Adel kaget ketika matanya tak sengaja melihat Sakha yang melihat ke arahnya dengan tatapan yang entah tidak bisa Adel gambarkan.

"Mas, tidak ke cafe?",tanya Adel memecah kecanggungan yang ia rasakan.

"Tidak. Hari ini aku mau libur dulu", jawab Sakha sambil bangkit dari duduknya. " Kamu sendiri? ", Sakha balik bertanya.

" Hari ini aku gak ke toko. Aku mau menemani Mamah di rumah. Sudah lama aku tidak menghabiskan waktu bersamanya", jelas Adel sambil menyisir rambut hitamnya yang panjang

Deg! Deg! Deg!

Lagi-lagi Adel merasakan debaran jantung yang tak biasa. Ia merasa gugup melihat suaminya dari pantulan cermin terus memperhatikan setiap pergerakannya.

"Oh iya, mau sarapan sekarang? Mama bilang tadi Mas Sakha tidak ikut sarapan", tanya Adel memutus tatapannya dari arah cermin dan fokus mencari ikat rambut di laci meja riasnya.

"Iya boleh", jawab Sakha sambil berlalu ke arah kamar mandi.

Adel menghembuskan nafasnya. Ia merasa ada yang aneh dengan tatapan suaminya. Sakha biasanya acuh tak acuh padanya. Walaupun kerap kali membuat Adel terkejut dengan sikap spontanitasnya. Baik itu tiba-tiba mencium atau memeluknya. Namun, tatapan tadi entahlah,, itu berbeda.

Tak mau ambil pusing, Adel segera meraih phasmina instannya dan segera memakainya. Setelah rapi, ia segera menyiapkan pakaian untuk sang suami dan segera berlalu ke dapur untuk menghangatkan makanannya.

***

Setelah beberapa waktu berlalu, di sinilah Adel dan Sakha berada. Melakukan sarapan yang tertunda.

Sakha dan Adel duduk berdampingan. Setelah mengambilkan makanan untuk Sakha, Adel pun mengambil untuk dirinya sendiri.

Walaupun sudah sarapan, entah kenapa Adel tiba-tiba lapar lagi. Apalagi melihat lontong kari ayam buatan mertuanya.

Sebelum menikmati makanannya, Adel memasukkan sambal yang banyak sehingga kuahnya berubah menjadi berwarna kemerahan.

" Apa tidak kebanyakan sambalnya?", Sakha hanya menelan salivanya melihat Adel yang makan dengan semangat.

" Tidak. Menurut ku pedasnya cukup", jelas Adel kembali memakan lontong kari nya.

Sakha hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Sudah jelas itu pedas. Terlihat dari keringat Adel yang mengucur deras. Namun, Adel tak terlihat kepedasan sama sekali.

Sesekali Sakha mencuri pandang pada Adel. Ingin rasanya meminta maaf karena kemarin membatalkan janjinya tiba-tiba. Namun ia merasa waktunya tidak tepat. Apalagi Adel bersikap biasa saja, tak sedikitpun mengungkit kejadian kemarin. Sampai selesai makan, akhirnya Sakha tak mengatakan apapun.

Selesai makan, Adel membereskan piring kotornya dan langsung mencucinya. Sementara Sakha langsung kembali ke kamar.

Selesai mencuci, ia mengambil beberapa camilan oleh-oleh dari kedua sahabatnya. Awalnya ia akan menemui sang mertua dan menghabiskan waktu hari ini bersamanya. Namun, ia urung melakukannya karena Bi Lastri bilang, Mama Ria sedang pergi ke rumah adiknya. Ia tidak pamit pada Adel maupun Sakha karena tidak mau mengganggu keduanya.

Di kamar, Sakha sedang duduk mengecek laporan keuangan Cafe di laptopnya. Adel hanya melihat sekilas lalu mengambil laptop miliknya dan berlalu ke arah balkon.

Langsung saja Adel membuka Laptop dan mulai menonton video info kue-kue yang sedang viral juga proses pembuatannya. Ia ingin agar selalu ada inovasi baru di toko kuenya agar menambah pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama.

Sambil di selingi memakan cemilan, ia fokus menonton. Tanpa ia sadari sepasang tangan memeluknya dari belakang. Ulah siapa lagi kalau bukan ulah Sakha.

Deg! Deg! Deg!

Jantung Adel berdebar-debar. Apalagi saat Sakha meletakkan kepalanya di pundak Adel. Semakinlah jantungnya berdetak lebih kencang.

Ada apa dengannya? Kenapa hari ini ia terasa berbeda. Batin Adel.

" Untuk yang kemarin, aku minta maaf.", Akhirnya Sakha bicara. " Maaf tiba-tiba membatalkan janji untuk menemanimu", tambahnya tetap dalam posisi memeluk Adel.

Deg!

Mengingat kemarin, Adel jadi teringat tentang alasan Sakha membatalkan janjinya. Lisa. Ya, Adel jelas mendengar kalau Sakha sedang berusaha mengejar Lisa. Hatinya kembali sakit.

Adel menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Mengurai sesak yang ia rasakan sebelum berbicara.

" Tidak apa-apa. Aku maklum. Bukankah kamu bilang ada urusan penting yang tidak bisa kamu tinggal ?", jawab Adel dengan tersenyum getir.

Aku tahu Lisa penting bagimu. Kau tidak mau menerima ku sebagai istrimu pun karena kau mencintainya. Sementara aku?. Ya Allah, kuatkan hati hamba Mu. Adel berbicara dalam hati. Jangan nangis Adel. Kamu kuat! Kamu kuat! Adel menguatkan dirinya sendiri.

Sakha tahu, walaupun di mulut Adel berkata tidak apa-apa. Namun, tidak dengan hatinya. Apalagi saat di telpon ia yakin perkataan Yudi terdengar oleh Adel, sehingga Adel tahu alasan sebenarnya ia membatalkan janji.

" Maaf. Tolong maafkan aku!...."

1
Nadien Najwa
Luar biasa
Dewi Yanti
katanya orag bodoh itu akan melakukan kesalahan yg sm berulag kali, shaka bodoh g bljr dr kesalahan yg sblmnya.
Dewi Nafisah
pokoknya ngena banget ceritanya. oke dech...
Nurulindah Indah
nice, semangat Thor 👍👍
Olha Alamri
Kecewa
elise rachma
Luar biasa
Erna M Jen
bagus itu pemikiranmu adel biar jelas mau bawa kemana rumah tanggamu ..👍
Nurhayati Lubis
hahahahah...Adel kerja Lembur
Erna M Jen
aku suka jalan ceritanya 👍👍
Rahma Lia
Luar biasa
Uthie
Cerita yg baguss... menarik... sukkkaaa.. 👍👍👍♥️♥️♥️♥️♥️
Uthie
Sukkaaa banget sama ceritanya 👍👍👍😘😘🤗🤗🤗
Uthie
Yaaa dahh ending dehhh 😂😂😂
Uthie
Hahaha... lucu si ayah baru niii 😂😂
Uthie
setelah ini sy Cusss ke cerita mu berikutnya Thor 😘 👍👍👍👍💃💃💃
Uthie
sukurin tuhh si Lisa 😡😡😡
Uthie
harus segera ditindak itu 😡😡😡
Uthie
lebih baik jujur 👍😌
Uthie
Wadduuhhhh... Shaka 😌
Uthie
Duhh... gangguan masih terus ngintai 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!