NovelToon NovelToon
DARK STRUGGLE

DARK STRUGGLE

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Konflik etika / Cinta Terlarang / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:317
Nilai: 5
Nama Author: Forzy Zy

ini adalah cerita perjalan al yang ingin balas dendam atas kematian ayahnya kepada geng tiger, namun dia harus melakukan hal-hal yang sulit untuk bisa mencapai nya.
karena geng tersebut sangat kuat bahkan yang terkuat di kota.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Forzy Zy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Distrik 9

Keesokan pagi Albar keluar dari kosan nya, dia ingin bertemu seseorang, tepatnya di bawah flyover dekat stasiun 1.

Setelah beberapa saat Albar menunggu ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depannya, keluar seseorang dari dalam mobil dengan pakaian agak tapi dan beberapa bodyguard nya, orang tersebut adalah Hanson atasan Albar.

"Berapa duit yang lu butuh," hans tanpa basa-basi.

"Gua mau pinjem 10 juta, ada keperluan mendesak soalnya," jawabnya dengan sangat yakin.

"Inget lu punya waktu 1 bulan buat balikin ini duit," kecam Hanson.

"Ya elah lu selow aja sama gua, lu tau gua kan, gua juga bisa bayar dengan cara lain," balasnya kepada hans.

"Kasih uang nya," kata hans yang merintah bodyguard nya.

Setelah memberi uang tersebut Hanson langsung pergi meninggalkan Albar, begitu juga dengan Albar yang langsung meninggalkan tempat itu.

Telelelet telelelet.

Handphone berdering.

"Halo kenapa ti'," Albar mengangkat telpon.

"Bisa ketemu gak, gua ada di kosan lu," tati dengan nada serius.

"Oke bentar lagi gua pulang, tunggu aja," Albar langsung mematikan handphone.

"Mbak mau ngopi dulu atau apa biar saya buatin," kata saliko yang bersama Tati di kosan.

"Gak usah repot-repot, gua cuma mau ketemu Al doang," jelasnya.

"Kalian udah lama saling kenal," saliko kembali bertanya.

"Ya dari awal dia kerja beginian gua udah kenal, bahkan gua lebih lama dari dia," jelas Tati kepada saliko.

"Oooh Brati mbaknya senior nya Al," kata saliko.

"Manggil gua biasa aja gak usah pake mbak, norak banget," Tati sedikit kesal.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Albar kembali ke kosan.

"Sory lama ya nunggu nya," Al basa basi saat baru tiba.

"Ngajak kok, gua butuh bantuan lu," Tati langsung to the point.

"Maksudnya?, emang mau ngapain," Al masih bingung.

"Gua mau nganter barang di gang distrik no 9, nanti jam 09 malem," jelasnya.

"Apa!, lu mau cari mati, itu bukan area kita." Al sedikit panik.

"Hans yang nyuruh katanya aman kalo mereka tau kita bawahan nya, tapi gua tetep curiga makanya gua mau lu bantu gua," Tati menjelaskan kembali.

"Hahaha lu butuh bantuan gua, seberapa tebel kantong lu," kata Al sedikit meremehkan.

"Gua gak bakal minta tolong kalo gua gak ada persiapan," balasnya dengan sedikit sombong.

"Oke gua sama saliko bakal bantu, tapi inget gua gak bisa mastiin sepenuhnya kalo lu bisa selamet, lu tau sendiri kan geng sayap putih segila apa," kata Al yang tidak terlalu yakin.

"Oke kalo gitu, gua mau ngurus barangnya dulu dan ini oleh-oleh buat kalian semoga kita beruntung," Tati memberi koper kecil dan langsung pergi begitu saja.

Dengan rasa penasaran mereka berdua mencoba membuka kotak hitam tersebut dan ternyata isinya adalah 2 pistol bersama amunisinya.

"Anjeeeng, ini beneran buat kita," saliko yang terkejut.

"Iya bener, mungkin senjata ini yang bakal nganter kita ke neraka," ucap Albar sambil memegang pistol tersebut.

"Tenang aja gua belum mencium aroma kematian di sini," ujar saliko dengan sangat yakin.

"Lu ngomong gitu karna lu gak tau orang-orang di distrik 9," Al dengan sangat serius.

"Emang se serem itu ya mereka," saliko penasaran.

"Belum pernah ada orang yang transaksi di situ keluar hidup-hidup, gua aja gak bakal mau kalo di suruh ke sana, tapi ini gua terpaksa karna temen," jelas Al.

"Ini bukan sekedar teman biasa tapi, kaitanya hati," sambung saliko yang menyindir.

"Bangsat lu, udah cari makan Sono," Albar langsung bergegas ke kamarnya.

Telelet telelet telpon berdering.

"Tumben lu nelpon gua, ada apa," ucap seseorang.

"Gua butuh bantuan lu sekali ini aja," Al sedikit memohon.

"Penjahat minta tolong sama polisi, lu gila ya, lu pikir lu siapa." Kata Bagas selaku polisi.

"Gua minta tolong sekali ini aja, gua mau masuk ke distrik 9 nanti malem jam 09:00, udah gua kirim alamatnya lewat SMS," Al sedikit memaksa.

"Lu waras kan, ngomong begini," kata Bagas yang seolah menolak.

"Lu Dateng diem diem, bawa beberapa bawahan lu, jangan sampe ada yang tau," Albar langsung mematikan handphone nya.

"Bangsat nih orang, untung aja aaaah!!," Bagas berteriak kesal karena perkataan Albar.

Suasana siang hari di area distrik sangat sepi, hanya ada beberapa orang lokal yang lalu lalang, namun setelah matahari terbenam area itu sangat ramai dan terdengar suara musik di mana-mana.

Malam itu Al dan teman nya sudah bersiap untuk menjalankan tugasnya, Tati membawa barang lumayan banyak, untuk di serahkan ke geng sayap putih.

Konon katanya geng sayap putih selalu membunuh pengantar barang tanpa alasan setelah menyerahkan, karena memang geng tersebut sangat kejam juga kelompok yang lumayan besar dan banyak anggotanya.

Para pengedar senang dengan mereka karena mereka selalu pesan dalam jumlah yang sangat banyak, jadi sangat menguntungkan.

"Gimana kalian udah siap," tanya Tati.

"Emang gak bisa di batalin ya," kata Al.

"Mau gimana pun ini tugas, nganterin mati gak nganterin mati, lu tau sendiri kan. Jalan satu satunya ya cuma nyoba," jelas Tati tanpa ada pilihan.

"Ya tuhan semoga beruntung," saliko sambil menyentuh dada kiri kanan dan kepala.

"Kalian cukup awasi gua aja dari jauh, lu dengerin percakapan gua lewat radio, yang gua kasih tadi. Ada pertanyaan," Tati menjelaskan.

"Siap siap," kata mereka berdua.

"Kalo sampe lu ngomong di radio itu mungkin gua bakal mati, inget," Tati kembali menjelaskan.

Mereka bergegas pergi menggunakan mobil dan mantel hujan berwarna hitam, setelah sampai di gang distrik 9 tati pergi terlebih dahulu, baru mereka berdua menyusul pelan-pelan dari belakang.

Di gang gelap mereka mulai masuk perlahan, di tambah hujan yang membuat suasana sepi, tidak ada orang yang melintasi gang tersebut selain mereka.

"Oke kita lewat sebelah kiri aja soalnya nanti mereka transaksi di depan, kalo gak salah ada area agak luas di sana, jadi kita bisa liat dari jauh." Al memilih jalur berbeda dari Tati supaya tidak ketahuan.

"Oke, gua ikut aja apa kata lu," jawab saliko.

"Gua harap lu Dateng Bagas anjing," dalam hati Albar sambil menyelundup.

Meraka berdua sudah menemukan posisi di Mana bisa mengintai Tati yang sedang transaksi.

"Mau kemana bos," Tati tiba-tiba di hadang 2 orang.

"Nganter barang bang," jawab Tati tanpa ekspresi.

"Gak gua sangka yang nganterin cw," salah satu dari mereka datang dari belakang.

"Kenapa kalo cw, kalo gak boleh cabut gua," Tati dengan sinis.

"Sabar dong, Mana barang nya," kata salah satu dari mereka, yang mungkin atasan.

"Nih di tas lu cek aja," Tati memberi tas yang ia bawa.

"Kalo boleh tau habis ini mau pulang kemana neng," kata mereka sambil mengecek tas.

"Bukan urusan lu bangsat," Tati tanpa mengontrol mulutnya.

"Ooh aku suka wanita galak seperti ini," balasnya sambil tertawa.

"Oke bos barangnya udah bener," kata salah satu dari mereka.

"Udah kan, ya udah gua cabut,"Tati bergegas.

Saat Tati membalikan badan salah satu dari mereka langsung memeluk tati dan menodongkan pistol ke bawah lehernya.

Tanpa basa basi Albar langsung menembak kepala pria tersebut dan saliko mengatasi yang dua, seketika mereka terkapar semua.

"Lari ti'," kata Al dari radio.

Mereka berdua masih di sana untuk melihat situasi, sedangkan tati lari duluan, untuk keluar dari gang.

Beberapa geng yang mendengar suara pistol langsung mengepung tempat tersebut.

Saat Tati sudah menjauh baru Al dan saliko menyusulnya, sambil melepaskan beberapa tembakan ke arah geng yang mendekatinya.

Saat berlari menuju mobil kaki Al tertembak dan saliko langsung membantunya.

"Anjing lu semua," saliko sambil menembak brutal kearah mereka.

Untungnya ada kepolisian di depan gang yang sudah menunggu, jadi mereka tidak bisa mengepung dari arah jalan.

Saat Al dan saliko sampai mobil sirine langsung di hidupkan untuk membuat para geng kocar kacir.

"Makasih udah Dateng," ucap Al kepada Bagas saat mau masuk mobil yang di bantu oleh saliko.

"Pecundang," balasnya dengan kesal.

Tati dan saliko pun terkejut dengan polisi tersebut, apalagi polisi itu terlihat kenal dengan Al.

Mereka pergi dan langsung membawa Al ke rumah sakit, untuk mengobati lukanya yang terkena tembak di bagian betis.

Setelah itu polisi mengamankan tempat tersebut dan mengevakuasi korban yang tertembak, sekitar ada 3 orang yang pasti tewas dan beberapa yang terluka sudah melarikan diri.

1
gakki
Jujur aja, ini cerita paling asyik yang pernah aku baca.👍
Faadhilah Fauziyyah
Gila seru abis!
vee
Menghancurkan hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!