NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:27M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Pria Penguntit

***

Mata Sherin dan Devan bersirobos tatap. Wajah

pria itu tampak datar namun tetap saja terlihat

mempesona dan menggoda. Rombongan mereka

tiba di depan pintu dimana saat ini Sherin tengah berdiri dengan canggung.

"Selamat siang Tuan Devan.. Tuan Abraham.."

Sherin menyapa dengan suara sedikit bergetar

dan tangan yang membelit bagian bahu untuk menahan gaunnya agar tidak terbuka. Namun

mata tajam Devan menangkap adanya gelagat

tidak beres. Wajah gadis itu terlihat kesal dan

muram. Alis Devan mengernyit begitu melihat

sosok Brian muncul di belakang Sherin.

"Selamat siang Nona Sherin. Tuan Brian..apa

yang terjadi dengan model anda.? Kenapa dia

terlihat kacau begini.?"

Aham bertanya dengan tatapan penuh selidik ke

arah Sherin dan Brian. Dia merasa ada yang tidak

beres baru saja terjadi. Sementara Devan masih

dalam posisi menatap tajam wajah Sherin penuh interogasi. Brian tampak menegakkan badannya.

"Selamat siang Tuan Elajar..Tuan Abraham. Tidak

ada apa-apa, hanya ada sedikit masalah saja. Semuanya aman dan terkendali.! Senang sekali

bisa bertemu anda berdua di tempat ini."

Sahut Brian sambil menundukkan kepalanya

di hadapan Devan dan Aham dengan senyum

setenang mungkin. Sherin melirik marah ke arah

Brian. Dia benar-benar benci sandiwara pria itu.

"Owhh saya kira terjadi sesuatu. Kebetulan, kami

sedang ada kunjungan kerja ke tempat ini. Baik,

kalau begitu lanjutkan, kami harus pergi. Mari..

Tuan Elajar , kita lanjutkan survei nya.."

Aham mempersilahkan Devan untuk kembali

berjalan. Dev melirik sekilas kearah Sherin yang

masih menundukkan kepalanya. Kemudian dia

kembali berjalan tenang bersama rombongan itu.

Para crew yang ada di sekitar koridor langsung

heboh membicarakan kehadiran Devan di tempat

itu. Ini sesuatu yang sangat tidak terduga.

"Ya Tuhan.. mimpi apa semalam bisa melihat

Tuan Elajar secara real. Apalagi beliau bersama

dengan Tuan Aham.. bisa-bisa diabetes nih kita

di suguhi pemandangan yang kelewat manis tadi."

"Iya benar, ternyata aslinya Tuan Devan itu lebih

tampan dan gagah dari gambar atau video. Bikin

gak nahan saat melihatnya."

Itulah celotehan para crew yang masih bertahan

dan berdiam diri di sudut ruangan karena melihat

keberadaan Brian di depan ruangan.

Sherin menghela nafas berat mendengar apa

yang di perbincangkan oleh para crew. Pria yang

kini berstatus sebagai suaminya itu, akan selalu

menciptakan kehebohan di manapun dia berada.

Akhirnya Sherin berpaling pada Brian.

"Aku harap, tidak ada lagi kejadian yang sama.

Kau sudah berubah Brian. Aku tidak mengenali

dirimu yang dulu lagi.!"

Desis Sherin sambil kemudian masuk kembali

ke dalam ruangan. Brian menatap kesal ke arah

Sherin, kemudian melangkah pergi dengan hati

yang dongkol. Dia akan memastikan, suatu saat

nanti semua keinginan nya harus terwujud.

Sherin berdiri di depan cermin sambil menatap pantulan dirinya. Wajahnya masih terlihat tidak bergairah. Laki-laki brengsek itu sudah merusak

mood nya. Tidak ada jalan lain, dia harus segera

membereskan sisa kontrak pekerjaan kemudian

keluar dari manejemen Starlight.

Dia mencoba membenahi gaun yang di pakainya. Namun matanya mengerjap ketika tiba-tiba ada

satu bayangan masuk ke dalam ruangan. Sherin

terkejut saat melihat sosok Devan kini sudah

berdiri tegak di belakang nya. Pria itu tampak

mengibaskan tangan membuat pintu ruangan

tertutup rapat dan terkunci.

Mata mereka kini bertemu lewat pantulan cermin.

Devan berjalan tenang ke arah Sherin yang hanya

bisa terdiam, tidak mampu bergerak. Pria itu kini berdiri tepat di belakang Sherin.

"Tuan Devan..kenapa kau kesini.? Bagaimana

kalau ada yang melihatmu masuk.?

Sherin bertanya, sambil menggeser posisi tubuh

agak ke depan sedikit. Devan mengikutinya, maju mendekat, hingga kini tubuh mereka sedikit rapat.

"Apa yang baru saja kalian lakukan barusan.? Apa

pria itu mengganggu mu.? Atau mungkin, kalian

baru saja mengenang masa lalu.?"

Wajah Sherin tampak bereaksi tidak suka. Mata

nya yang cantik mendelik kesal. Mata mereka

saat ini masih saling menatap lewat cermin.

Tangan Devan bergerak menarik rensleting

gaun yang di kenakkan oleh Sherin yang belum terpasang sempurna.

"Aku hanya melakukan, apa yang seharusnya

di lakukan Tuan.! Lalu, kenapa kau bisa tiba-tiba

ada di tempat ini.?

"Jangan mengalihkan perhatian Nona Sherin.

Dan jangan memanggilku dengan sebutan Tuan.!"

Tubuh Sherin berjingkat begitu Devan menarik

rensleting itu perlahan. Jari-jarinya menyentuh

kulit tubuh Sherin membuat matanya terpejam.

Ada ketegangan yang kini melandanya, namun

anehnya dia tidak juga mampu bergerak.

"Ada urusan apa kau datang ke sini Dev.?"

Bibir Devan terangkat sedikit mendengar apa

yang baru saja di ucapkan oleh Sherin. Dev..?

Lumayan.. itu terdengar manis dan..menggigit.

"Aku mengikuti mu.! Masalahnya, kau sedikit

liar, jadi harus terus di awasi.!"

Wajah Sherin langsung saja bersemu merah.

Dia membiarkan Devan melakukan apa yang

di inginkan nya. Dan yang lebih anehnya lagi,

dirinya tidak bisa menolak perlakuan pria ini.

"Aku bukan anak kecil lagi Tuan, kau tidak perlu

mengawasi ku.! Aku juga tahu posisi ku."

"Kau tidak bisa di biarkan lengah sedikit saja.

Akan selalu ada nyamuk yang mengganggu

di sekitarmu.!"

"Aku bisa menjaga diriku sendiri. Jadi kau tidak

perlu repot-repot mengirimkan penguntit untuk

mengikuti setiap kegiatan ku Tuan Devan."

Devan menyeringai tipis..Owhh..ternyata wanita

ini tidak bisa di kelabui rupanya, lumayan.!

"Baiklah. Kita akan lihat, sampai dimana kau

bisa mengatasi semuanya sendirian.! Apa aku

perlu melakukan sesuatu pada mantan mu itu.?"

Sherin mengerjap, mata mereka saling menatap

untuk mengirimkan sinyal. Tatapan keduanya

saling menjerat satu sama lain.

"Aku akan melihat dulu, sampai dimana orang

itu akan terus mempersulit jalanku.!"

Devan tersenyum miring. Wanita ini benar-benar

menarik. Dia segera mengakhiri kegiatannya. Kini gaun cantik itu sudah melekat sempurna di tubuh Sherin. Tangan Devan meraih rambut Sherin yang

tergerai indah di bawah pundaknya, kemudian di

sampirkan ke sebelah kiri hingga lehernya yang

jenjang terekspos di depan matanya.

"Aku akan pergi ke luar untuk urusan pekerjaan.

Mulai malam ini, kau akan tinggal di tempatku.

Jadi, nanti malam kau langsung pulang kesana."

Sherin tampak sedikit bereaksi. Dia memutar

badannya, dan kini mereka saling berhadapan.

"Kau akan pergi, berapa lama.?"

"Kenapa, kau akan merindukan ku.?"

Hahh..rindu..?? Lelucon macam apa itu. Mereka

baru saja saling mengenal. Tidak mungkin lah

ada bahasa itu diantara mereka.

"Dasar konyol, kita ini baru saja saling mengenal.

Bagaimana mungkin aku merindukan mu Tuan."

"Tapi faktanya kita adalah suami istri Nona."

Kembali, wajah Sherin tampak memerah. Dia

memalingkan wajahnya ke arah lain. Tiba-tiba

tangan Devan menarik pinggang Sherin hingga

tubuh mereka merapat. Sherin kembali di landa

ketegangan saat Devan mendekatkan wajahnya.

Wajah tampan dengan daya tarik luar biasa itu

kini ada di hadapannya. Tidak di sangka, dirinya

akan menjadi orang yang terhubung langsung

dengan pria yang sangat mempesona ini.

Sherin bertahan untuk tidak merespon apa yang

di lakukan oleh pria itu. Kedua tangannya kini

terkepal kaku sambil berusaha menjauh. Namun matanya kembali terpejam saat aroma wangi membuai yang menguar dari tubuh gagah Devan menerpa indra penciumannya.

"Mulai sekarang, belajarlah menjadi seorang istri

yang baik dan benar Nyonya Elajar.."

Bisik Devan berat sambil menyentuhkan bibirnya

di daun telinga Sherin dengan seringan laba-laba

yang membuat mata Sherin semakin terpejam

rapat. Tubuhnya terserang panas dingin. Tuhan..

pria ini sungguh sangat berbahaya..!

Namun tidak lama Sherin membuka matanya

saat merasakan suhu hangat dari tubuh Devan menghilang begitu saja. Dia tertegun, matanya

kini menatap bingung. Hufft.. dasar pria aneh.!

Lagi-lagi suaminya itu telah menghilang tanpa

jejak. Sepertinya dia memang pesulap.!

***

Sesi pemotretan untuk Stella berakhir. Gadis itu

tampak mendumel karena dia harus mengulang

pengambilan gambar sampai berkali-kali. Tidak

tahu apa, kalau dirinya ini adalah model paling di

incar oleh beberapa potografer.?

Mata Stella menatap tidak suka saat melihat

kemunculan Sherin ke tempat itu. Kakaknya itu

tampil dengan sangat elegan dan good looking

di setiap detail penampakannya. Benar-benar

sangat memukau. Orang-orang dari perusahaan

Az Zahwa tampak terkesima melihat penampilan super model itu.

"Kau pikir bisa mengalahkan ku di sini.? Jangan

mimpi Kakakku sayang. Aku akan memastikan

bahwa kau akan segera tersingkir dari dunia modeling.!"

Stella berbisik di telinga Sherin saat dia mendekat

dengan memasang wajah ramah dan bersahaja.

Tidak banyak yang tahu memang, kalau kedua

model cantik itu sebenarnya kakak beradik.

"Lakukan apapun yang ingin kau lakukan Stella.

Tapi ingat, hasil tidak akan pernah mengkhianati

usaha. Aku akan menyerahkan segalanya pada

yang Maha Mengatur."

"Jangan sok suci kamu, semua orang tahu siapa

Sherinda Maheswari.. model++ 2 milyar. Pantas

bagi Mama enggan mengakui mu sebagai anak.

Karena kau memang sangat memalukan.! "

Wajah Sherin memerah, mendengar nama ibunya

di sebut, hatinya bagai teriris. Namun Sherin tetap

bersikap tenang dan santai. Mereka berdua kini

saling menatap, Sherin tersenyum lembut.

"Adikku Stella Muller.. kau boleh mendapatkan

seluruh kasih sayang Mama. Tapi aku yakin, cinta

di hati seorang ibu tidak akan pernah terhapus

oleh apapun untuk anak-anak nya."

Giliran wajah Stella yang kini terlihat kesal,

tangannya melayang di udara, namun Sherin

sudah lebih dulu meraih dan memegangnya

kuat hingga membuat Stella meringis kesakitan.

"Jangan kamu kira aku tidak tahu apa yang telah

kalian lakukan padaku. Kau dan ayahmu telah melakukan segala cara untuk menyingkirkan ku."

Desis Sherin dengan tatapan tajam yang mampu merontokkan keangkuhan jiwa Stella, wajahnya

tampak semakin memerah.

"Kau..!! jangan asal bicara ya kamu.!"

"Miss Sherin.. apa anda sudah siap.?"

Terdengar teriakan sang fotografer, semua orang

saat ini sedang memperhatikan interaksi antara

kedua model yang sedang bersitegang itu. Sherin

mengacungkan jempol nya sambil tersenyum.Dia melepas cengkeraman nya, setelah itu menepuk

halus pipi kanan Stella yang kini menahan ledakan emosi dengan mengetatkan rahangnya.

Sherin berjalan meninggalkan Stella yang hanya

bisa mengepalkan tangannya. Gadis itu segera

melangkah keluar dari ruangan itu dengan wajah

yang terlihat sangat kesal.

"Okay kita ready semua ya.."

Sang potografer memberi aba-aba. Dan semua

orang kembali bersiap di posisi. Termasuk Sherin

yang sudah siap, duduk di atas bangku properti

yang telah di sulap sedemikian indah menjadi

tempat yang terlihat etnik nan eksotis.

"Tunggu sebentar Bang Edwin.!"

Semua orang melirik kearah kemunculan Naya

dan Monica yang baru saja masuk ke dalam

ruangan tersebut.

"Miss Sherin akan membawakan produk yang

ini. Kebetulan, produksi nya baru saja selesai.

Jadi, dia hanya akan melakukan pemotretan

untuk produk ekslusif ini saja."

Semua orang terperangah begitu melihat satu

set berlian kuning dengan desain yang sangat

mewah dan menakjubkan.

"Nyonya Kanaya..ini berlian yang sangat indah

dan berharga.. apa saya pantas untuk menjadi

model iklannya.?"

Sherin tampak terpaku melihat berlian indah itu.

Kanaya tersenyum lembut sambil menatap

tenang wajah cantik Sherin.

"Tentu saja kau sangat pantas. Sudah, jangan

ragu. Ayo team..ganti barangnya.!"

"Baik Bu Kanaya."

Team produksi langsung bergerak mengganti

perhiasan yang sudah di kenakkan Sherin dengan

yang baru saja di bawakan oleh Kanaya. Semua

orang semakin terpesona melihat penampilan

Sherin saat ini dengan objek baru nya.

"Benar-benar cantik dan memukau..Luar biasa.!"

Decak sang potografer sambil menggelengkan

kepala saat mengintip titik fokus. Setelah ready,

Sherin kembali pada posisi semula. Dan akhirnya proses pengambilan gambar pun di lakukan.

Seperti biasa, potografer mengambil gambar

Sherin dalam berbagai pose serta posisi secara

detail. Untuk menonjolkan keindahan barang

yang menjadi objek promosi.

Namun, suasana tiba-tiba gaduh saat ke dalam ruangan muncul Devan dan Aham. Untuk sesaat orang-orang tampak mematung dan menganga.

Merasa tidak percaya, kenapa tiba-tiba saja bisa melihat sosok Tuan Elajar di tempat ini.? Kanaya menyambut kedatangan mereka berdua dengan ramah dan senyum penuh kebahagiaan.

"Sayang.. apa kalian sudah selesai.?"

Naya bertanya pada Aham sambil menunduk

sedikit di hadapan Devan yang membalasnya

dengan sopan. Naya mempersilahkan mereka

untuk duduk, tapi kedua pria itu memilih berdiri.

"Kita sudah selesai, tapi entah kenapa.. Tuan

Devan meminta untuk mengintip ke tempat ini.."

Jawab Aham dengan senyum miring penuh arti.

Sepertinya dia sudah bisa membaca situasi. Naya

mengernyitkan alisnya, dia melirik kearah Devan

dan Sherin, bibirnya kini tersenyum mengerti.

Sementara Sherin sendiri tampak terkejut melihat kemunculan Devan. Suaminya itu masih ada di

tempat ini.? Devan tampak berdiri tegak bersama Aham di salah satu sudut ruangan. Matanya kini

saling melihat dengan Sherin yang masih tidak

bisa fokus. Hingga akhirnya Devan mengedipkan matanya pada Sherin memberi isyarat agar dia kembali pada kegiatannya.

Sontak saja Sherin tersipu, wajahnya langsung bersemu merah. Dia menarik nafas pelan, entah kenapa, tiba-tiba saja ada dorongan energi baru

yang membuatnya kian bersemangat. Dan proses pengambilan gambar pun di lanjutkan kembali.

Devan berdiri tenang, melipat kedua tangannya

di dada. Gaya nya terlihat begitu menawan dan

mempesona, membuat fokus para crew terpecah.

"Okay..kita ganti latar sekarang.!"

Teriak sang potografer sambil mengacuhkan

jempol. Sherin bergerak ke lokasi sebelahnya.

Namun tiba-tiba saja tiang lampu yang berada

di sudut lokasi mendadak oleng karena tertarik

oleh kabel listrik yang di bentangkan seorang

crew produksi.

"Mbak Sherin awass..!"

Beberapa crew berteriak histeris sambil

membelalakkan mata saat melihat tiang yang

cukup besar dan tinggi itu akan menimpa tubuh

Sherin yang sedang berjalan dan berpindah ke

lokasi sebelahnya.

Devan terkesiap, jantung nya serasa jatuh saat

ini juga. Dengan gerakan cepat dia melesat ke

arah keberadaan Sherin..

***

Bersambung...

1
chatrine👀
thorrr lanjutan dari ank" Sherin sama devan ngk ada ya? soalnya novel kk bagus" semuaaa... menarik deh ceritanyaaa , abiss itu ngk bikin bosan... aku udah ulang" baca novelnya kk.. abis itu aku mau nunggu cerita dari anknya sherlin sama devan.. pleaseeee dibikin ya novelnya kak🥺🥺🙏😘🥰😍
Anonymous
Maaf saya kurang nyaman membacanya spasi antar tulisan jauh menurutku, thor tolong d perbaiki ya
Jio
Luar biasa
Jio
Lumayan
Nova Nurdin
bager teiung ah si sherin na oon hahah
Rizka Susanto
pak presdir multitalenta ternyata...., 😂
Asmainiati Pelis
aku nggak tau kapan mulai terbit novel ini,tp aku mulai membaca novel ini dari th 2021,sampai sekarang aku berulang kali baca cerita ini(2025),nggak ada bosannya,
Rizka Susanto
ada ya ibu kandung yg kya gtu.., 😌
Selamet Turipno
sudahlah sampai disini sajalah kalian baca caritaPEPEK ini
Jati Rianingsih
aku baca novel mu ini setiap tahun thooor dulu masih 1 juta yg like sekarang aku liat sudah 2 juta subhanallah. sehat selalu thooooor udah gak ada lagi kah gebrakan 2025 untuk novel terbaru?
Rizka Susanto
jangan pingsan ya km pengharum ruangan 😆😅
Rizka Susanto
klo mng Brian bneran cinta sama serin
harusnya percaya dunk sama serin,kan udh liat sdri klo Arnold udh babak belur dihajar serin,
logikannya klo serin berkhianat pst mrk udh diatas ranjang dunk bri..., km ini gmn sih😁
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Resti Yuliani
sebenrnya aku ga nyaman banget dengan spasi antar tulisannya... kejauhan buat aku, ga nyaman gitu bacanya
Siti Nina
Gak pengen berhenti baca ni novel ceritanya gak ngebosenin Keren banget 👍👍👍
Nuryati Yati
banyak yg pingsan 😆
Indri as
author pindah lapak atau bagaimana? kenapa gak lnjut ta buat novel?
Aseyrah Butik
Luar biasa
Siti Nina
Ya ampun bener" keren ceritanya 👍
Anggraeni Leea: bener bener keren cerita nya mbak.,sampe saya gak tau udah berapa kali bolak balik baca cerita ini🤭.,emang semua karya author Syan the best lah.,semua cerita nya sudah saya baca bolak balik😁
total 1 replies
Siti Nina
Wadidaw mantap 👍 nyuksep" kn jdi nya jdi ngakak byangin mereka berdua nyuksep 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!