NovelToon NovelToon
BOSS WITH BENEFIT

BOSS WITH BENEFIT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / CEO
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Five Vee

Putri Regina Prayoga, gadis berusia 28 tahun yang hendak menyerahkan diri kepada sang kekasih yang telah di pacari nya selama 3 tahun belakangan ini, harus menelan pahitnya pengkhianatan.

Tepat di hari jadi mereka yang ke 3, Regina yang akan memberi kejutan kepada sang kekasih, justru mendapatkan kejutan yang lebih besar. Ia mendapati Alvino, sang kekasih, tengah bergelut dengan sekretarisnya di ruang tamu apartemen pria itu.

Membanting pintu dengan kasar, gadis itu berlari meninggalkan dua manusia yang tengah sibuk berbagi peluh. Hari masih sore, Regina memutuskan mengunjungi salah satu klub malam di pusat kota untuk menenangkan dirinya.

Dan, hidup Regina pun berubah dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 14. Gara-Gara Handuk Kimono.

Entah sudah berapa lama Regina tertidur, tubuh wanita itu pun menggeliat. Ia Perlahan meraba sisi tempat tidur sebelah kirinya. Tempat dimana William tadi merebahkan diri.

Kosong?

Ia pun membuka matanya seketika. Mencari keberadaan sosok pria yang selalu memberinya kehangatan.

Mata Regina tak sengaja melihat jam kecil yang ada di atas nakas. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.

Ia pun ingat, jika William mengatakan akan kembali ke kantor setelah dirinya tertidur. Namun sekarang sudah lewat jam pulang kantor. Kenapa pria itu tidak ada di tempat ini?

Regina bergegas, ia mencari ke seluruh sudut ruangan apartemen. Namun tak menemukan keberadaan William disana.

Wanita itu pun mengambil ponselnya di dalam tas yang teronggok di atas sofa. Saat membuka layar benda pipih itu, ia mendapati begitu banyak panggilan tak terjawab dari Alvino. Namun ia menghiraukan begitu saja.

Hendak menghubungi sang atasan, pria itu sudah terlebih dulu mengiriminya pesan.

“Hon, maafkan aku pulang terlambat. Mantan atasanmu keterlaluan sekali. Dia memberiku banyak pekerjaan.”

Pesan yang William kirim itu, lengkap dengan gambar tumpukan map yang di berikan oleh pak Antony.

Regina mengulum bibirnya. Wanita itu lantas membalas pesan dari William.

“Semangat!! Aku menunggu disini.” Tak lupa Regina memasang emoticon kecupan di akhir kalimatnya.

Ia kembali menyimpan ponselnya. Kemudian memeriksa bahan makanan yang ada di dapur.

Ada beras, namun tidak ada daging, tetapi ada telur dan sayuran. Wanita berusia 28 tahun itu berencana membuat nasi goreng untuk makan malamnya.

Ia pun memasukkan beras yang sudah dicuci, beserta air bersih ke dalam alat penanak nasi.

Menunggu beras itu berubah menjadi nasi. Regina kembali ke kamar William untuk membersihkan diri.

Namun setelah mandi, wanita itu bingung harus mengenakan apa? William mengatakan jika akan menyiapkan kebutuhannya di apartemen ini. Tetapi di dalam lemari, hanya ada pakaian pria itu saja.

Menghela nafasnya pelan. Regina pun memutuskan menggunakan bathrobe saja. Handuk kimono itu cukup melindungi tubuhnya. Panjangnya juga sampai lulut.

Regina kembali ke lantai satu hunian mewah itu, untuk memulai memasak makan malamnya.

Hampir 20 menit berkutat di balik meja dapur, nasi goreng dengan telur mata sapi, telah siap. Saat hendak membawa ke meja makan, bel pintu apartemen itu berbunyi.

Regina mengurungkan niatnya membawa nasi goreng itu ke meja makan.

Ia kemudian bergegas membuka pintu.

Sekretaris William itu tiba-tiba mematung di tempatnya, kala mendapati seorang wanita cantik berdiri di depan pintu.

Ia pun menelan ludahnya susah payah. Inikah akhir hidupnya?

‘Astaga, aku saja belum melabrak Alvino dan selingkuhannya, kenapa justru aku yang di labrak duluan? Apa wanita ini pacarnya William? Matilah aku.”

Tanpa sadar, tangan Regina mengeratkan ikatan handuk kimono di pinggangnya.

“Apa anda nona Regina?”

‘Astaga dia tau namaku?’

“I-iya.”

“Ah kebetulan aku—

Belum selesai wanita itu berbicara sebuah suara pria menginterupsi keduanya.

“Sayang?”

Regina mengatupkan bibirnya. Matanya terpejam. Mungkin ini lah akhir dari hidupnya.

“Nona Regina?”

Deg..

Itu bukan suara William, perlahan Regina membuka matanya. Ia mendapati Jimmy berdiri di samping wanita cantik itu. Dengan serta merta, Regina mencondongkan kepalanya keluar pintu, melihat ke kanan, dan ke kiri, namun ia tak mendapati orang lain disana.

Wanita itu pun bernafas lega.

“Apa kami boleh masuk, nona? Tangan kami berat.” Jimmy menunjuk ke arah tangannya menggunakan dagunya.

Pandangan Regina ikut jatuh ke arah tangan Jimmy. Wanita itu pun terlonjak.

“Mari silahkan masuk, pak Jimmy, mbak.”

Jimmy dan wanita itu memasuki apartemen mewah itu, dengan Regina mengekor di belakangnya.

“Nona, ini pesanan bos William untuk anda. Ada alat make-up, sepatu, sendal, pakaian kerja, pakaian santai, pakaian tidur, bahkan pakaian dalam.” Jelas Jimmy panjang lebar.

“Pak Jimmy, si-siapa yang memilihkan barang-barang ini untukku?” Regina menunjuk deretan papper bag, yang berdiri sejajar di atas lantai granit apartemen itu.

Jimmy mengulum bibirnya. Ia kemudian menoleh ke arah wanita di sampingnya.

“Dia, nona. Perkenalkan, dia Jenny, istriku.”

Regina bernafas lega setelah mendengar Jimmy mengatakan wanita itu adalah istrinya.

“Hai, mbak, aku Regina. Terima kasih telah membelikan aku barang-barang ini.”

“Semuanya di bayar oleh pak William, nona. Bukan aku yang membelikannya.” Jawab Jenny terkekeh.

“Dan lagi, jangan panggil aku mbak, kita seumuran, panggil aku Jenny saja.”

Regina mengangguk. “Maka jangan panggil aku nona, panggil aku Regina atau Gina. Mulai sekarang kita berteman.” Mereka pun saling memeluk sejenak.

Selayaknya tuan rumah pada umumnya, Regina membuatkan teh untuk tamu yang sudah bebaik hati membawakan barang-barang keperluannya.

Mereka asyik mengobrol, hingga Regina melupakan makan malamnya.

Sedang asyik bertukar cerita dengan Jenny dan Jimmy, suara William tiba-tiba menggelegar di ruang tamu itu.

“NONA REGINA!!”

Wanita yang di teriakan namanya itu seketika tersedak teh yang ia minum.

“Pelan-pelan, Re.” Jenny mengusap punggung wanita itu.

Belum juga reda batuknya, William mendekat ke arah wanita itu, menarik tangan Regina, kemudian membawa ke dalam pelukannya.

“A-ada apa, Will?” Tanya Regina terbata. Apa mungkin William kemasukan penunggu gedung bertingkat 20 ini?

“Kamu keterlaluan. Mengobrol dengan pria lain hanya menggunakan handuk kimono begini? Kamu mau memperlihatkan tubuhmu, Hah?”

Astaga.. Regina tersentak. Jadi semua ini karena handuk kimono?

“Kamu juga. Jimmy Morgan. Berani-beraninya kamu mengobrol dengan Regina saat aku tidak ada disini.” William menunjuk sang asisten dengan satu tangannya. Sementara tangan yang lain, masih mendekap tubuh Regina agar tetap memunggungi Jimmy.

“Bos, disini juga ada Jenny.” Jimmy menunjuk sang istri yang duduk di seberangnya.

Arah pandangan William mengikuti kemana jari Jimmy menunjuk.

“Hei, Jennifer. Kenapa kamu membiarkan suami mu memandang tubuh wanita lain, Hah?”

“Nona menggunakan handuk kimono, pak. Bukan menggunakan handuk mandi. Tidak ada yang terlihat dari tubuh nona. Jadi untuk apa saya melarangnya?”

William membulatkan matanya mendengar jawaban dari istri sang asisten.

“Astaga.. kamu dan suamimu, benar-benar tidak waras!” Geram pria itu.

“Lagipula untuk apa kalian kemari jam segini?”

William lupa jika dirinya yang menyuruh mereka untuk berbelanja segala kebutuhan Regina.

“Kami membawakan barang-barang yang anda minta untuk nona Regina, bos.” Jawab Jimmy sembari menunjuk ke arah tas belanja yang masih berjejer cantik di atas lantai.

Ikut melihat ke arah tas belanja itu, William merasa jengah, ia pun memalingkan pandangannya.

“Ya sudah, terima kasih, kalian boleh pergi sekarang.” Suara pria itu terdengar melunak.

“Ta-tapi, Will.”

“Sudah, biarkan mereka pergi, aku akan menghukummu karena telah berani berkeliaran dengan handuk kimono di luar kamar.”

Jimmy dan Jenny pun pamit undur diri. William mengunci pintu apartemennya. Pria itu kemudian bersiap meraup tubuh sekretarisnya.

“Will, tunggu. Aku belum makan malam.” Cegah Regina.

“Astaga. Dari tadi kalian bergosip, sampai lupa makan malam?”

Dengan rasa kesal, William menuntun Regina ke meja makan.

“Ayo cepat makan, isi tenagamu dengan banyak. Aku akan menghukummu sampai pagi!”

.

.

.

Bersambung.

1
Yenny Kesuma
Luar biasa
Suzanne Shine Cha
wachhh seruuu dan lucu dech kamuu Thorr brarti kita se angkatan trnyata 🤣🤣🤣🙈🙈💝💝💝💪🏼💪🏼💪🏼bttp mgt Thorr 👍🏻👍🏻🌹🌹🌹
Suzanne Shine Cha
/Facepalm/🤣🤣🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Sustika Ekawati
aku mampir baca ya thor
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
kalau kiraan tepat ada lebihan hari contoh 1bln - 4 minggu 2 hari🤭
Nining Chili
👍👍👍
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
aduinaaa🤣🤣🤣
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
lagaknya kayak pria suci🤣🤣🤣🤣
Mutiah Siti Musthofa
ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣
Yolla
so sweet🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yolla
ternyata si BOY anak yg rajin juga yaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ika Wahyuni
ah boy kamu nakal ya🤭
Surati
bagus
Meimei Memei
Luar biasa
@arieyy
ku lihat...lihat....ku buka bab nya ...mampir lahhh🤣🤣🤣
Rohimatul Amanah
Luar biasa
SariRani
Kereeen!! Suka semua karakternya thor ❤️🥳
Eka Uderayana
secangkir kopi buat author ☕
Eka Uderayana
wkwkwkwk 😁...GE er
andrana maula
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!