NovelToon NovelToon
CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

CANDUNYA SANG CASANOVA, MALIKAKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pembantu / Pernikahan rahasia
Popularitas:149.2k
Nilai: 5
Nama Author: uutami

Sean, seorang Casanova yang mencintai kebebasan. Sean memiliki standar tinggi untuk setiap wanita yang ditidurinya. Namun, ia harus terikat pernikahan untuk sebuah warisan dari orang tuanya. Nanda Ayunda seorang gadis yatim piatu, berkulit hitam manis, dan menutup tubuhnya dengan jilbab, terpaksa menyanggupi tuntutan Sean karena ulah licik dari sang Casanova.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 30

"Apa-apaan ini? Sean memblokir ku?"

Maura mengumpat karena sudah tiga hari ini ia tak bisa menghubungi Sean. Wanita bertubuh semampai itu menggigit kuku jempolnya.

"Kenapa ia memblokir ku? Apa aku temui saja ia di kantornya?"

Maura mengendarai mobilnya ke tempat Sean bekerja. Sepanjang jalan ia terus berpikir, selama ini meski hubungannya dengan Sean tak berstatus walau sudah pernah berbagi kehangatan. Tetap saja ia sangat berharap bisa menjadi wanita Sean.

"Apa dia sudah terpikat jalang lain?"

Maura berdecak kesal, menggeleng.

"Nggak bisa dibiarkan. Hanya aku wanita yang pantas bersamanya."

Sesampainya di kantor Sean. Maura memarkirkan mobil dan langsung ke lobi.

"Aku ingin bertemu dengan Sean."

"Maaf? Dengan siapa, dan dari perusahaan mana?" Bagian resepsionis bertanya dengan ramah. Namun itu malah membuat Maura makin kesal.

"Aku kekasih Sean, namaku Maura. Katakan saja aku ingin bertemu."

Sang front office terdiam sejenak menatap Maura yang tampak begitu angkuh.

"Tunggu sebentar. Saya hubungkan dulu, nona Maura bisa tunggu di sana," sambil menunjuk sofa tunggu di sisi sebrang resepsionis.

Maura mengangguk, menganggap itu sebagai standar prosedur disana. Berjalan ke sofa tunggu dan duduk menyilang kaki. Sementara sang front office mulai menghubungi sekertaris Lisa.

Mata Maura mengedar ke segala penjuru lobi. Tempat itu begitu elegan dengan nuansa cerah dan menyegarkan mata karena dipenuhi dengan bunga-bungaan serta tanaman indoor.

Tanpa sengaja pandangan mata Maura melihat Nanda yang sedang berjalan bersama Irham di luar. Terlihat dari kaca transparan yang menjadi dinding lobi.

"Wanita itu bekerja di sini juga rupanya," gumamnya merasa jengkel.

Bagaimana tidak jengkel, membayangkan Sean bertemu setiap hari di rumah juga di kantor, sementara ia malah diblokir.

Maura berganti melihat ke arah resepsionis, dan berjalan ke sana.

"Bagaimana?"

"Maaf, Pak Sean sedang berada di luar."

Maura membuang nafas kasar. "Kapan dia kembali?"

"Saya tidak tau."

"Kok tidak tau, bagaimana sih?" Maura jadi semakin kesal."Kamu kan kerja di sini, masa nggak tau kapan bosmu kembali!?"

"Maaf, nona, itu urusan pekerjaan pak Sean. Kami hanya menyampaikan saja."

Maura jadi semakin marah, tetapi tak ada yang bisa dilakukan. Sean tak bisa ditemui.

"Apa dia sengaja menghindari ku? Tapi kenapa?" Maura bermonolog sendiri.

Berjalan keluar, masih melihat Nanda dan Irham yang melangkah beriingan sambil tertawa bersama.

"Melihat dia malah tambah jengkel saja," gumamnya. Kaki melangkah ke arah Nanda, namun tertahan karena tanpa sengaja melihat mobil kuning Sean baru saja masuk..

"Nah, itu dia baru datang."

Maura memutuskan menunggu dan menyergap Sean begitu keluar dari kendaraannya.

"Sean!"

Lelaki dengan berkemeja biru itu tertegun tiba-tiba dipeluk. Terlebih wanita itu adalah Maura. Melepas pelukan dengan sedikit dorongan.

"Ngapain kamu!?"

"Kok gitu sih nanyanya? Aku kangen tau," omel Maura dengan wajah ditekuk manja.

"Itu urusan mu, minggir!" Sean menyingkirkan tubuh Maura ke samping. Membuat wanita itu melongo kaget. Sean tak pernah sekasar itu sebelumnya.

"Kamu kenapa sih?"

"Aku sibuk!" Sambil berlalu masuk ke lobi.

"Sean!" Maura memekik sambil menghentakkan kakinya.

"Sean! Kamu kenapa sih? Tiba-tiba kek gini?" Maura menarik tangan Sean dari belakang.

Lelaki itu memutar tubuh dengan malas, hingga berhadapan dengan Maura. Namun, mata Sean malah melihat di luar sana, Irham sedang memasangkan helm di kepala Nanda. Ada yang mendidih, tapi itu bukan air.

"Kamu sulit dihubungi, bahkan sekarang begini cuek dan acuh padaku. Apa salahku Sean?" tuntut Maura malah semakin membuat Sean muak. Wanita dihadapan ini tak sadar akan apa yang sudah dilakukannya.

"Dengar, wanita!"

Mata Maura melebar Sean memanggil dengan sebutan wanita. Suatu pertanda lelaki itu tak menganggapnya.

"Jika seorang lelaki sudah memblokir aksesmu. Itu artinya tidak membutuhkan dirimu lagi. Jadi, sadarlah, wanita! Kau sudah dibuang."

Penghinaan dari Sean ini sangat mengenai harga diri Maura. Wajahnya mengeras dan bibirnya menipis menahan amarah yang tiba-tiba memuncak. Tangannya terangkat hendak menampar Sean, namun lelaki itu menepis.

"Jangan buang-buang tenagamu untuk menamparku."

Kilatan amarah terpancar dimata Maura. Pun dengan mata Sean. Maura lah yang membuat tangan Nanda lecet.

"Bajingan kamu, Sean!"

Sean terkekeh. "Aku masih berbaik hati hanya memblokir aksesmu. Jangan buat aku bertindak lebih, Maura."

Sean melepas kasar tangan Maura, memutar tubuhnya dan melangkah. "Panggil scurity, seret wanita itu jika dalam lima menit dia tidak keluar!" Perintahnya lantang pada bagian resepsionis menunjuk Maura.

"Baik, Pak."

Perintah yang membuat Maura semakin meradang.

"Kamu nggak bisa seperti ini padaku, Sean!"

Sean menulikan diri. Tak ia pikirkan ocehan Maura yang mengumpati dirinya. Hanya bayangan Nanda yang berboncengan dengan Irham yang berlalu tadi mengisi otaknya.

Sean masuk ke dalam lift, menekan tombol ke lantainya. Dalam lift itu hanya terisi oleh seorang. Tangan lelaki itu mengepal, merasa marah oleh bayangan yang enggan enyah dari otaknya. Namun, ia terlalu gengsi mengakui.

Brak!

Ia meninju pintu lift di depan. Menyalurkan semua amarahnya di sana, namun itu tak mengurai bara di dada.

"Dia bukan seleramu, Sean!"

.

.

1
Yessi Kalila
lahh....siapa ya yg udah cium2 ga ijin...
Arin
Kan kan kan..... di bilangin. Jangan dibesarin egonya masing-masing. Merasa benar sendiri...... Harus terbuka 1 sama lain.

Kalau memang serius menjalani rumah tangga ya di omongin. Kalau memang Sean sudah mentok sama Nanda, dan mencintai Nanda ngomong......Bukan yang 1 menuntut keturunan. Yang 1 lagi membentengi hati tidak ingin terlalu terjerat, di sakiti dan ditinggal jika sudah ada keturunan. Wis angel.... angel...
Kalau sudah sampai kejadian Nanda di tinggal kan Sean benar an baru nyesel.......
partini
siapa hayo,,bukanya intropeksi diri malah ngambek dasar PK use your brain Sean
bicara dari hati ke hati berdua dengarkan lasan Malika melakukan bukanya marah behhhh dasar OGEB
Bunda Silvia
ahh nanda2 harusnya kamu jujur masih belum siap punya anak masih ragu sama Sean
Nur Adam
lnjut
Yessi Kalila
naaa.,.kan ketahuan KB...
partini
kalau Sean ga sadar diri kamu egois,,Malika sengaja KB ada sebabnya secara kamu kn PK takut lah dah hamil eh ada yg nongol bilang anak kamu kan kasih n Malika terlalu sering tebar cebong
Bunda Silvia
oneng emang si Sean ya 🤣🤣🤣🤣
Asyatun 1
lanjut
Arin
Kenapa sih gak saling terbuka. Berbicara dari hati kehati. Kalau kayak gini terus, kucing-kucingan dengan diam-diam memendam masalah sendiri.
Pas kebuka terus ditinggalin baru nyesel
Yessi Kalila
wkwkwk...mau ngadalin buaya ya Mal...😄😄😄
partini
ga usah Takut Malika ,kalau tau ya bilang aja kamu ga yakin secara dia kan Casanova dia marah kamu tinggal in aja ,manusiawi kalau kamu kwatir kedepannya Sean marah dia aja yg goblok
Asyatun 1
lanjut
Uthie
lanjuuttttt 💪
Nur Adam
lnjt
Yessi Kalila
Malika dan Sean
Uthie
Nanda kah itu??
Asyatun 1
lanjut
Bunda Silvia
orangvyg sudah kalap ngga bakal mikir dia sydah berbuat salah
Uthie
semoga Nanda dapat segera pulih dr trauma yg dialami nya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!