+Cinta satu malam】Terjebak Cinta Tuan Presdir
Deskripsi Cerita:
Alana, seorang perempuan cantik yang tumbuh dalam lingkungan keras, tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah dalam satu malam yang tragis. Sejak kecil, ia telah kehilangan kedua orang tuanya dan terpaksa tinggal bersama bibi serta sepupunya yang memperlakukannya dengan buruk. Meskipun hidup dalam tekanan, Alana selalu menjaga kehormatan dan kesuciannya.
Namun, segalanya berubah ketika Clara, sepupunya yang licik, bersama ibunya, Sandra, menjebaknya dalam sebuah rencana busuk demi uang. Dengan tipu daya dan obat bius, mereka menyerahkan Alana kepada seorang lelaki kaya yang haus nafsu. Namun, keberuntungan tampaknya masih berpihak pada Alana—lelaki yang seharusnya menjadi pemilik tubuhnya justru mengembalikan uangnya dan pergi.
Sayangnya, Alana tetap tidak bisa lepas dari jeratan takdir. Dalam keadaan setengah sadar akibat pengaruh obat, ia terbangun di kamar hotel bersama seorang pria asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perasaan yang saling terhubung
Di dalam kantor ruang guru. Alana yang sudah selesai mengurus semua pendaftaran sekolah si kembar lantas bergegas keluar.
Tapi saat langkah Alana sampai di pintu keluar dengan wajah menunduk, ia terhenti seketika saat tiba-tiba ia menabrak seorang lelaki dengan tubuh tegap nya membuat Alana terpelanting.
"aduh..?" rintih Alana yang terduduk.
Lelaki yang di tabrak Alana bukan nya menolong malah berkata dengan kasar."Kamu itu, kalau jalan pakai mata. Gak lihat ada orang di sini. Cepat minggir. Aku mau masuk.!" sarkas lelaki itu yang ternyata Ronal.
Alana yang mendengar perkataan lelaki itu langsung mendongak. Alangkah terkejutnya dirinya saat melihat wajah lelaki yang baru membentak nya.
"Tu-tuan Ronal.!" Gumam Alana tanpa sadar.
Sedangkan Ronal yang tidak mengenal Alana. Ia mengerutkan kening nya. Karena memang penampilan Alana saat ini berbeda jauh dari dulu saat kejadian panas malam itu. Apa lagi saat itu Ronal dengan keadaan mabuk. Jelas saja pengelihatan Ronal samar. sedangkan Alana saat ini, ia menggunakan pakaian yang begitu mewah dan glamor. Tentu saja Ronal tidak mengenali alana. Karena Alana yang ia tiduri dulu. Tidak berpakaian glamor seperti saat ini
Sedangkan Ronal yang mendengar gumam an Alana menyebut nama nya, bersikap biasa-biasa saja. Bagi nya sudah terbiasa Ronal melihat tatapan seperti yang di tatap kan Alana kepada dirinya. Karena tatapan Alana seperti wanita-wanita lain nya yang bertemu ronal. tatapan terpana..apa lagi Ronal tau wajah nya sering muncul di majalah bisnis dan berita.
"Apa kamu tidak punya telinga. Aku mau masuk.!" Kata Ronal kembali yang menyadarkan Alana.
"Eh maaf tuan. Kalau begitu silahkan.!" Ucap Alana yang langsung berdiri dan memberi jalan kepada Ronal.
Saat ronal berjalan di samping Alana. Alana buru-buru menundukkan wajahnya dan melangkah ke samping, memberikan jalan bagi Ronal untuk masuk. Jantungnya berdebar kencang, tangannya sedikit gemetar, ia mengepal kan erat jemarinya. "Kenapa harus bertemu dia di sini? Kenapa sekarang?" Batin Alana.
Sementara itu, Ronal melangkah melewatinya tanpa sedikit pun mengenali siapa wanita di hadapannya. Baginya, Alana hanyalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengenal namanya karena statusnya sebagai pengusaha sukses.
Namun, saat ia melangkah masuk bersama Meilin, sesaat ia melirik ke arah Alana yang baru saja memberi nya jalan. Tiba-tiba Ronal merasakan sesuatu yang terasa familiar, tapi ia tidak bisa mengingatnya. Pikirannya terlalu sibuk dengan urusan bisnis dan tanggung jawab lainnya. Tidak mau ambil pusing Ronal melangkah masuk.
Sedangkan Alana yang melihat Ronal melangkah masuk. menatap punggung Ronal yang semakin menjauh masuk ke dalam ruangan. dengan perasaan campur aduk. Dan juga lega karena Ronal tidak mengenalinya, tetapi di sisi lain, ada perasaan sakit yang menusuk seolah-olah keberadaannya sama sekali tidak berarti bagi ronal.
“Baguslah… lebih baik dia tidak tahu siapa aku, dan seperti nya dia sudah berkeluarga dan itu pasti anak nya.,” batin Alana.
memikirkan itu Alana. menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya sebelum melangkah menuju tempat Andra dan Dira berada. Bagaimanapun juga, fokus utamanya saat ini adalah kebahagiaan kedua anaknya, bukan masa lalu yang sudah ia kubur selama beberapa tahun tahun terakhir ini.
Melvin dan Melinda yang melihat cara jalan Alana dari tempat nya duduk. yang terlihat gelisah mengeryitkan kening nya.
"Alana ada apa dengan kamu. Kenapa kamu seperti habis lihat hantu ?" Tanya Melvin kepada Alana saat Alana sudah sampai di hadapan nya.
Alana yang mendengar pertanyaan Melvin langsung berdiri dalam keterkejutan. Sebelum akhirnya menggelengkan kepala nya. "Gak ada apa-apa kok vin." Jawab Alana.
Saat Melvin dan Melinda kembali ingin berbicara tiba-tiba Alana menyela. "Oh iya Vin tolong jaga anak-anak ya. Aku mau menemui seseorang bersama Melinda gak apa-apa kan.!"
"emang mau kemana kalian.!" Tanya Melvin.
"Sayang aku lupa buat beri tau kamu tadi. Kalau hari ini aku ada janji mau ketemuan sama collaborative design process. Untuk mengenalkan desain-desain kami ke mereka!" Potong Melinda.
"Oh ya sudah kalau begitu hati-hati di jalan.!" Kata Melvin.
Alana kemudian memanggil putra dan putri nya."Sayang kesini bentar.!"
Dira dan Andra yang di panggil mommy nya langsung berlari.
"Ada apa mommy.?" Tanya si kembar.
"Sayang kalian sama om Melvin dulu ya. mommy mau pergi sebentar mengurus sesuatu sama aunty." jawab Alana.
Dira dan Andra yang memang faham sejak masih di Korea mommy nya selalu sibuk berkerja hanya mengangguk.
"Iya mommy gak apa-apa kok.!" Jawab Andra dan dira barengan.
Setelah mendapatkan izin dari dua malaikat nya alana langsung pergi. Tak berselang lama setelah Alana dan Melinda pergi.
Ronal keluar dari ruang guru dengan meilin.
Ronal yang berjalan, sesaat berhenti saat berada di dekat taman anak-anak. Ronal menatap seorang anak kecil yang sedang bermain perosotan dengan perasaan yang aneh. Namun semua itu di buyarkan saat tiba-tiba ada anak laki-laki yang menabrak nya.
"Aduh..?" rintih anak lelaki itu yang terjatuh.
Ronal yang di tabrak anak kecil itu langsung berkata "Hey bocah kalau jalan hati-hati.!" Kemudian Ronal berjongkok hendak menolong anak kecil itu yang sedang menunduk memegangi lututnya.
"Iya om maaf om. Tadi saya kesandung.!" Jawab anak lelaki itu yang memegangi lututnya yang berdarah.
"ya sudah sini om bantu berdiiri." Kata Ronal. Tapi saat melihat wajah anak kecil itu ia langsung tertegun. Saat melihat wajah masa kecil nya dulu ada di anak kecil ini.
Sesaat raut wajah Ronal berubah saat melihat wajah anak kecil yang ada di hadapannya itu. Yang tidak lain Andra. "Kenapa..? Kenapa wajah bocah ini terasa begitu familiar? Kenapa Hati ku tiba-tiba berdesir aneh saat melihat sorot mata tajam anak ini, bukan kah mata ini sangat mirip dengan mata ku sendiri di.!" batin Ronal..
Namun, lamunannya itu buyar ketika seorang pria, Melvin. berlari menghampiri bocah yang ada di hadapan nya ini dengan ekspresi khawatir.
"Andra, kamu nggak apa-apa?" tanya Melvin sambil berjongkok di samping anak itu, memeriksa lututnya yang sedikit lecet.
"Andra…?" Nama itu bergema di kepala Ronal, tapi ia masih mencoba mengabaikan perasaan aneh yang menyelimutinya.
"Om aku nggak apa-apa kok," jawab Andra, suaranya terdengar tegar meski wajahnya menahan sakit.
Melvin menoleh ke arah Ronal. "Maaf ya, Tuan. Keponakan saya ceroboh."
"Keponakan?" gumam Ronal. tidak mau terlibat terlalu jauh. Ronal mengangkat sebelah alisnya, tapi ia memilih diam. Ia hanya mengangguk singkat sebelum berdiri dan menggandeng tangan Meilin.
"Lain kali hati-hati," ujar Ronal datar sebelum melangkah pergi, namun dalam hatinya, masih ada kegelisahan yang mengganggunya terhadap Andra.
Sementara itu, Melvin membantu Andra berdiri, lalu mengusap pelan kepala bocah itu.
"Kamu harus lebih hati-hati Andra. Ayo kita bersihin lukamu dulu." ucap Melvin.
Andra mengangguk, lalu berjalan di samping Melvin. Namun, sebelum benar-benar menjauh, tanpa sadar menatap punggung Ronal yang sudah menjauh. "Dedy.?" gumam Andra tanpa sadar.
"Andra apa yang baru saja kamu katakan Dedy. Dia itu bukan Dedy kamu. Lihat dia bersama anak nya.!" sahut Melvin.
"oh iya om maaf." jawab Andra.
"ya sudah kalau begitu ayo kita pulang." ajak Melvin.
Di kejauhan sendiri, Ronal pun tanpa sadar melakukan hal yang sama, ia melirik sekilas ke arah Andra sebelum akhirnya kembali berbalik. Dengan perasaan aneh, Ada sesuatu yang mengusik hatinya. Entah apa, tapi untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, ia merasa ada yang janggal…
Sedangkan Andra yang masih menatap Ronal yang sudah menjauh. Dengan perasaan yang aneh tersadarkan saat terdengar seruan Dira.
"Kak kamu gak apa-apa.?" Tanya Dira.
"Gak apa-apa kok.!" Jawab Andra.
"Tapi lutut kakak berdarah." Tunjuk Dira.
"Dira ini GaK apa-apa kok. Kakak kamu kan jagoan luka kecil begini GaK akan membuat nya sakit." Potong Melvin.
Dira yang masih khawatir melihat lutut Andra yang sedikit terluka, tetap saja tampak cemas. "Tapi kan darahnya..." ujar Dira dengan ragu.
Melvin yang masih melihat kecemasan di wajah Dira, segera membungkuk dan memegang kedua bahu Dira dengan lembut. "Dira, dengar ya, Kak Andra itu jagoan. Luka kecil seperti ini nggak akan bikin dia sakit. Sekarang kita bawa Andra ke mobil, nanti om kasih obat biar cepat sembuh." Ucap Melvin menenangkan Dira.
Andra yang mendengar perkataan Melvin, langsung menimpali "Iya, Dira. Nggak perlu khawatir, aku baik-baik aja kok."
Dira pun akhirnya mengangguk, meski masih tampak cemas. "Ya udah deh, kalau gitu."
Melvin langsung menggendong Andra, kembali ke mobil. Di ikuti Dira dari belakang.
1. Awal kalimat gunakan huruf kapital.
2. Penggunaan tanda baca yang tidak pada tempatnya contohnya di kalimat ini coba perhatikan lagi letak tanda bacanya.
3. Setelah ku baca chapter satu ini aku koreksi untuk penggunaan huruf kapital dan huruf kecilnya masih ada salah tempat
4. Saran aku sih banyak mampir dan baca karya-karya lainnya amati dan perhatikan penulis mereka
Sekian terimakasih🤗