Dua tahun menikah dengan suamiku sungguh sangat membuatku curiga.Bagaimana tidak selama dua tahun ini dia Hannya menyentuhku tiga kali,mertua ku yang sangat sombong mengatai ku wanita mandul hingga suatu saat aku mengetahui rahasia suamiku yang sangat membuatku tidak percaya dan nyaris pingsan.
apa rahasia suamiku,apa yang terjadi dengannya ikuti dalam kisah cerita ini ya jangan lupa dukung cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 ~ Kesombongan ~
Abian terkejut saat Doni tiba-tiba menuduhnya sedang memikirkan Tamara,walaupun sebenarnya tuduhannya itu ada benarnya tapi dia tidak mau Doni semakin curiga padanya dan akhirnya akan merugikan dirinya sendiri.
" Tidak..!! tidak aku tidak mungkin memikirkan dia ,untuk apa aku memikirkan dia." Jawab Abian sedikit gugup.
" Aku akan memikirkan uang yang kamu minta,tapi ingat aku akan membunuhmu kalau kamu sampai berkhianat,tidak ada ampunan bagiku saat kamu berani main-main dengan ku.Besok aku akan kembali lagi kemari dan membawa uang yang kamu minta semoga mama mu cepat pulih dan kembali seperti semula."
Doni segera keluar dari apartemen yang ditempati Abian,sekarang dia percaya Abian tidak akan pergi karena keadaan yang di alaminya sekarang.
Abian duduk di sofa,dia mencari cara untuk menghilang dari kehidupan Doni,dia juga ingin Tamara tau semua rahasia besar ini sebelum dia pergi.Sebenarnya dia sangat berharap Tamara menerimanya jadi suami sahnya jika kelak semuanya sudah terbongkar karena biar bagaimana pun anak yang ada di kandungannya itu pasti butuh sosok ayah di masa depan.
Doni beranjak dari tempat duduknya,lalu dia pergi ke kamar,terlebih dahulu dia mencari kardus setelah itu menyusun pakaian-pakaian yang dulu sering dia pakai jika sedang bersama Doni.
Membayangkan semua masa lalunya sebenarnya dia cukup jijik,benar-benar jijik sepertinya bayi Tuhan mengingatkannya lewat bayi yang ada di kandungan Tamara.
Melihat tumpukan pakaian wanita, lingerie,stoking dan dress mini yang memenuhi kardus membuatnya benar-benar malu dan merinding sendiri.
" Alhamdulillah,ya Allah engkau mengingatkan aku dari dosa maksiat yang aku lakukan selama ini." Ucapnya dalam hati.Setelah Semua pakaian itu terkumpul dia menyimpan kembali kardus ke dalam lemari,dia ingin menunjukan itu suatu saat kepada Tamara sebagai bukti kalau suaminya bukanlah lelaki normal.
*****
Doni kembali ke rumah dengan wajah yang sudah kembali seperti biasa.Dia bernyanyi-nyanyi kecil seakan tidak ada beban hidup lagi raut wajah yang sudah lebih bersinar membuat mamanya sangat senang.
" Doni!! kamu sudah kembali sayang,wajahmu terlihat bahagia ada kabar bahagia apa hari ini?" Tanya mamanya sembari menyambut Doni dan menarik tangannya untuk duduk di sofa.
" Katakan padaku kenapa kamu kembali begitu cepat? Hmm sudah bisa dong kasih uang untuk mama,bulan ini kamu belum memberikan jatah bulanan ku,mama malu sekali karena hari ini tidak membayar arisan mama." Ucap Sarah.
" Sori mom,aku tidak punya uang lagi,aku sedang butuh uang 1 miliar,jadi untuk bulan ini kalian tidak ada jatah." Jawab Doni sembari menepis tangan mamanya yang ada di lengannya.
" Doni untuk apa kamu uang sebanyak itu,terus bagaimana mama membayar semua tagihan mama,arisan mama juga." Teriak Sarah saat Doni meninggalkannya di ruang tamu kembali ke kamarnya.
" Sial untuk apa uang sebanyak itu,bisa malu aku sama teman arisan kalau sampai Doni tidak memberikan aku biaya bulanan,kenapa sih sekarang semuanya serba sulit." Dia terus mengomel di ruang tamu.
Semuanya kembali berjalan lancar,Doni kembali seperti biasa di rumah,walaupun terhadap Tamara dia semakin dingin,dan bahkan seperti tidak peduli sama sekali.
Seperti pagi ini,jelas-jelas dia melihat Tamara hampir pingsan saat keduanya sama-sama keluar kamar masing-masing,tiba-tiba Tamara merasa kepalanya pusing,tubuhnya juga keluar keringat dingin serta wajah pucat pasi.
Melihat Tamara yang hampir jatuh,Doni hanya diam saja meninggalkan Tamara tanpa sepatah kata pun bahkan terlihat tatapan kebencian terhadapnya.
Tamara berdiri sambil bersandar di dinding,dia memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing,dia sudah merasakan itu sejak tadi malam,melihat sikap Doni sebagai wanita normal dan sedang hamil tentu saja dia merasa sakit hati.
Dia memang selalu menghibur diri dengan berpura-pura kuat dan acuh dengan sikap Doni tapi saat seperti ini perasaan sakit itu tetap masih ada juga.
" Kalau pun dia tidak ada perasaan padaku,paling tidak dia punya sedikit perhatian,biar bagaimana pun anak ini tetaplah anaknya." Ucap Tamara dalam hati sembari mengelus perutnya.
Doni menarik tempat duduknya di meja makan,adik dan mamanya sudah menunggunya dari tadi.
" Doni,tolonglah..!! mama butuh banget uang,mama mau bayar arisan dan juga." Ucap Sarah setelah Doni duduk,wajahnya memelas berharap putranya memberinya uang.
Doni menatap mamanya dengan sangat tajam membuat Sarah salah tingkah,dia takut Doni kembali emosi seperti dulu.
"Mama tidak mengerti apa yang aku bilang kemarin..!!? apa perlu aku jelaskan lagi?" Ucap Doni dengan penuh penekanan,dia beranjak dari tempat duduknya.
Doni keluar dari tempat duduknya,wajahnya sudah sangat emosi sepertinya dia sudah tidak ada lagi mood untuk sarapan bersama keluarganya.
" Satu lagi ma,kurang-kurangilah bermain-main di luar mulai bulan depan tidak ada lagi biaya bulanan." Ucapnya sebelum akhirnya keluar dari dapur.
*****
Doni keluar dari dalam bank setelah mencairkan uang satu miliar tabungannya,dia menatap kantong besar yang berisi uang dengan wajah tersenyum.
" Semoga uang ini bisa menyembuhkan penyakit mamanya.Aku akan melakukan apa pun demi dia,karena dialah masa depanku,kebahagian ku." Ucapnya dalam hati lalu dia buru-buru masuk ke dalam mobilnya.
Abian menyusul Doni ke pintu setelah mendengar bunyi pintu,dia tau itu Doni,dia berharap Doni menepati janjinya memberikan dia uang satu miliar yang dia janjikan.
" Aku harus menipunya sebelum aku menghilang,kalau bisa dia langsung jatuh miskin agar dia bertaubat juga jadi dia tidak jahat lagi seperti sekarang." Ucap Doni dalam hati.
" Lihat apa yang aku bawa,uang kan,sekarang kita bisa mengantarnya ke rumah sakit tempat dimana mama mu di rawat." Ucap Doni setelah pintu terbuka dan melihat Doni berdiri menunggunya.
Abian kaget mendengar ucapan Doni,dia tidak menyangka Doni ingin mereka pergi bersama mengantar uang itu.
" Bisa terbongkar semua rencana ku kalau dia sampai ikut sejauh ini,aduh bagaimana ini." Ucap Abian dalam hati dia bingung mencari alasan yang tepat.
" Aku tidak menemui mama,aku akan transfer uang ini langsung ke rumah sakitnya,aku tidak ingin bertemu mama saat ini."
" Terus!! kenapa nga dari awal kamu bilang kalau uangnya di transfer,seharusnya biar aku yang transfer langsung tidak perlu di cairkan."
Doni tampak kesal,dia merasa seperti dipermainkan oleh Abian wajahnya masam membuat Abian cemas,dia takut Doni curiga padanya,padahal niatnya setelah mendapatkan uang itu,hari ini juga dia akan kabur,ternyata tidak semudah yang dia bayangkan.
" Ayo kita transfer bersama."
❤️❤️❤️ bersambung ❤️❤️❤️