"Bapak gila ya!" sentak gadis itu.
"Iya, saya tergila-gila oleh kamu." bisikan serta kungkungan yang mampu membuat lawan bicaranya bergidik merinding.
Zander Wyat, menjadi orang gila hanya karena seorang gadis cantik berusia 19 tahun yang mampu membuatnya stres. Adik kecilnya mengacung tegak bahkan saat pertama kali bertemu dengan Leisha.
Kaburnya gadis itu membuatnya berupaya lebih keras bahkan hingga menjadi Dosen pengajar Leisha. Kenyataan pekerjaan sampingan gadis itu yang dipandang buruk dan terkesan negatif membuat Dosen satu ini memanfaatkannya agar bisa mendapatkan servis untuk adik kecilnya yang begitu mendamba Leisha.
"Ikut!"
"Ngapain?"
"Bercint*."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLTP
Bukan dari Zander, dahi Keisha mengerut tatkala mendapatkan pesan dari nomor yang tidak dia ketahui siapa pemiliknya. Dia sempat membaca pesan tersebut melalui notifikasi dan kini belum ia buka.
Dia sedikit mengingat-ingat apakah ada pria lain yang sedang mengejarnya saat ini? Pasalnya sejak bulan lalu para fansnya sudah mulai berkurang. "Kenapa?" Leisha menatap Mei Mei yang bertanya penasaran.
"Fans lagi Mei," keluhnya dengan wajah lelahnya.
"Astaga! Pusing sekali ya jadi kamu? Apa mending kamu pisahin deh nomor khusus buat kuliah sama pribadi. Jadi kalau ada kaya gitu nggak usah diladeni, lagian nggak perlu takut juga." saran dari Mei Mei tak sepenuhnya ditolak olehnya karena sedikit bermanfaat.
Dengan memisahkan hal itu maka sama saja, lebih tepatnya tidak ada gunanya. Orang lain masih bisa mendapatkan nomornya yang khusus untuk kuliah dari teman kelas atau kenalannya. Lantas apa gunanya nomor pribadi?
"Eum, aku pikir-pikir dulu." jawab Leisha.
"Udah lah, nggak usah diladeni, blok aja!" dan lagi Leisha hanya mengangguk namun dia masih fokus dengan handphonenya.
Ting
['Penasaran aku siapa?']
['Kau berharap calon suamimu siapa?']
Kening Leisha mengerut lagi, dari sekian banyak fansnya tak ada seorang pun yang menggunakan topik seperti ini untuk mencari perhatiannya. Dia justru merasa cemas tidak tahu kenapa.
['Zander?']
Sejak membaca inilah Leisha kian cemas dan panik. Kenapa ada yang menyangkutkan dirinya dengan Zander? Apakah ada yang sudah mengetahui kedekatan mereka? Tapikan mereka benar-benar menjaga image! Bahkan hanya bertemu di rumahnya saja!
Mereka jarang keluar bersama, bertemu kalau nggak di rumahnya ya di kampus. Itupun kalau dia ada kelas atau Zander mencari banyak cara agar dia mendatangi ruangan pria itu.
['Haha! Kau gila?']
['Kau pikir seorang bangsawan kelas tinggi dan kaya mau bersanding denganmu?']
['Bahkan keluarga kaya di bawah Wyat akan tetap memikirkannya! Hanya sekadar benih buangan saja mereka tidak akan rela memberikannya pada gadis miskin sepertimu! Kau pikir dirimu siapa?']
Detik itu pula Leisha naik pitam, dia akhirnya membuka nomor tersebut, membacanya dengan baik lalu mengetikkan sebuah balasan.
['Kau pikir gadis miskin ini rela menerima hal kotor seperti itu? Bahkan meskipun mereka kaya, rahimku terlalu suci untuk menampung benih pria-pria sombong, termasuk dirimu!']
Terkirim dan langsung terbaca, Leisha membuang nafas kasar berulang kali. Tangannya terkepal, dia benar-benar merasa direndahkan serendah-rendahnya! Lantas, jika mereka pria kaya haruskan orang miskin mau direndahkan hanya karena sebuah benih buangan?
Omong kosong! Dia bahkan tak pernah menginginkan hal itu! Jika bukan karena keadaan dan Zander memanfaatkan keadaan maka dia juga tak rela menerima ribuan tipu daya pria yang membuatnya trauma!
Ting
['Benarkah? Bukankah kau menunggu hal itu terjadi? Mengaku hamil lalu meminta pertanggungjawaban, trik yang begitu murahan!']
['Atas dasar apa kau menyimpulkan hal itu?'
Leisha menunggu balasan pria itu, dia sudah curiga sejak awal kalau nomor ini pasti tidak beres. Entah firasat atau emang, tetapi dia memang membenci orang yang mengirim pesan ini sejak awal mengirimkan sebuah pesan yang amat membuatnya tak suka.
['Aku mengetahui segalanya tentangmu, Leisha']
['Sebelum terlambat, menjauhlah dari Zander. Aku bisa menerima bekas pria itu dengan baik.']
Berengsek! Leisha memaki tetapi dari dalam hati. Dia melihat sisi kirinya yang ternyata Mei Mei juga sedang sibuk dengan handphonenya. Sepertinya mengabari kedua orang tuanya yang over protective itu, atau mungkin memberi pesan pada Zander? Entahlah, dia bodoamat tentang itu.
['Sayangnya aku bukan bekas, Terima kasih atas tawarannya. Pria murahan!']
Klik blokir, Leisha akhirnya sedikit lega ketika dia selesai mengirimkan pesan terakhir sebelum akhirnya dia memblokir nomor yang membuatnya naik darah. "Cih! kalau bisa maka buat dia yang menjauhi, bukan aku!" gumamnya kesal.
Mei Mei melirik sejenak tapi langsung melanjutkan aktivitasnya yang terlihat asik sekali. Leisha lebih memilih merebahkan tubuhnya lalu beristirahat dengan memejamkan mata. Sepertinya malam nanti mereka akan jalan-jalan ke suatu tempat untuk makan malam.
•••
"Kemana dia!"
Sedangkan di sisi lain Zander merasa cemas. Hari ini jadwalnya pergi ke perusahaan sang papa yang bergerak di bidang Fashion brand besar. Namun di sepanjang jam kerja dia tak fokus, tadi pagi dia membuat kesalahan karena dengan sengaja membuat Leisha bangun terlambat.
Dia sudah meminta maaf berulang kali tapi wanitanya tetap tidak menjawab ucapannya sama sekali. Dan kini? Pesannya belum di jawab sama sekali! Bahkan hanya sekadar dibaca saja tidak! Nomor Leisha tidak aktif sejak dua jam yang lalu.
Zander cemas, panik, dan perasaannya campur aduk tak karuan. Rasanya ingin menyusul saja tapi pekerjaannya masih tanggung jawabnya. Dia harus bersikap profesional karena memang ini adalah tanggung jawabnya yang besar.
"Dia baik-baik saja?"
"Nona sudah sampai di vila sejak tadi tuan, sepertinya mereka sedang istirahat karena lelah perjalanan."
Terdengar balasan suara pria dari sambungan telepon. Zander akhirnya bernafas lega, mungkin saja Leisha memang sedang tidur hingga belum menjawab pesannya. Setidaknya dia tahu bahwa Leisha aman.
Ting.
['Pak, sedang melakukan apa?']
Zander membacanya sekilas, dia tak merespon sama sekali dan mengacuhkannya hingga kemudian dia teringat bahwa Leisha berlibur bersama Mei Mei. Yap! orang yang mengirimkannya pesan adalah tunangannya.
['Kerja, kamu?']
Zander sengaja memancing namun masih bersikap cuek dan dingin. Dia tak ingin terlihat perhatian kecuali untuk Leisha saja.
['Saya sedang istirahat, hari ini saya liburan bersama teman-teman pak!']
Pria itu tak tahu saja kalau di sisi lain Mei Mei kegirangan bukan main. Mendapatkan balasan yang ia harapkan membuat gadis itu hampir saja loncat-loncat.
['Oh, kamu istirahat ya? Sama siapa?']
Ting.
['Sama Leisha tapi dia udah tidur barusan.']
Akhirnya! Akhirnya Zander tahu bagaimana kondisi Leisha saat ini! Tidak sia-sia dia memancing gadis itu, ternyata mudah juga. Setelah ini dia akhirnya lega dan melanjutkan kerjanya dengan baik tanpa memikirkan Leisha terlalu berlebihan.
['Oh, istirahat saja']
Meskipun singkat, Mei Mei merasa bahagia bukan main. Dia merasa apakah Zander mulai menaruh perhatian terhadapnya? dia berharap seperti itu.
['Iya pak, sebenarnya tadi kita kelelahan juga. Habis main truth or dare sama anak-anak dan bapak tahu? Leisha kena hukuman telepon mantan tau! lucu banget deh!']
Beginilah dia, kalau merasa nyaman pasti akan over sharing. Tapi nggak tahunya yang diajak bertukar pesan malah emosi. Zander bahkan sampai tak membalas pesan itu saking uring-uringannya.
"Siapa mantan yang dihubungi? aku tidak mendapatkan telepon sejak tadi!" umpatnya kesal.
Bersambung.
hati2 leisha...