NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Ibu Pengganti : Demi Satu Miliar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Ibu Pengganti / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: safea

Di tengah kekalutannya, Ayuna malah dipertemukan dengan seorang wanita bernama Lara yang ternyata tidak bisa mengandung karena penyakit yang tengah dideritanya saat ini.

Siapa sangka wanita yang telah ia tolong itu ternyata adalah penyelamat hidupnya sehingga Ayuna rela melakukan apapun demi sang malaikat penolong. Apapun, termasuk menjadi Ibu pengganti bagi Lara dan juga suaminya.

Ayuna pikir Lara dan Ibra sudah nenyetujui tentang hal ini, tapi ternyata tidak sama sekali. Ayuna justru mendapatkan kecaman dari Ibra yang tidak suka dengan kehadirannya di antara dirinya dan sang istri, ditambah lagi dengan kenyataan kalau ia akan memiliki buah hati bersama dengan Ayuna.

Ketidak akuran antara Ayuna dan Ibra membuat Lara risau karena takut kalau rencananya akan gagal total, sehingga membuat wanita itu rela melakukan apapun agar keinginannya bisa tercapai.

Lantas akankah rencana yang Lara kerahkan selama ini berhasil? Bisakah Ibra menerima kehadiran Ayuna sebagai Ibu pengganti?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30

Suasana yang begitu tenang dan asri seperti inilah yang sangat Ayuna sukai. Mata bulatnya seolah tak pernah merasa bosan kala melihat warna hijau yang terbentang di depannya saat ini, apalagi ditambah dengan hawa yang sejuk.

Tempat ini memang tidak sedingin Jepang, tetapi Ayuna tetap saja harus menggerakkan tangannya hanya untuk memperbaiki letak jaket yang tengah menutupi tubuh mungilnya.

Ah iya, sudah beberapa waktu berlalu sejak kepulangannya dari Jepang. Namun Ayuna masih tidak bisa menghilangkan memori yang menyenangkan itu dari ingatannya seolah hal tersebut baru terjadi kemarin.

Sekarang Ayuna sedang berada di satu daerah yang masih begitu asri. Tentu saja dirinya tidak datang sendirian melainkan bersama dengan rekan-rekan kerjanya yang lain.

Masih ingat dengan rencana yang telah dibuat oleh teman-temannya? Benar, Ayuna berakhir ikut serta dalam kegiatan gathering yang diadakan oleh pihak hotel tempatnya bekerja.

Ini hari kedua dan masih ada beberapa hal yang akan mereka lakukan di tempat ini. Karena ini masih pagi sekali, jadi baru Ayuna saja yang terjaga dari tidurnya.

"Perasaan waktu di Sapporo lebih dingin deh, tapi kenapa badan aku nggak bisa nerima cuaca dingin di sini ya?" Sekali lagi, Ayuna mengeratkan jaket berwarna merah muda itu sembari berusaha menghalau dinginnya pagi.

"Good morning." Tubuh Ayuna seketika menegak saat rungunya mendapatkan sapaan yang terdengar sangat familiar itu.

Satu buah cangkir juga terjulur tepat di hadapan Ayuna dengan asap yang masih mengepul di atasnya. Entah apa isi dari cangkir itu, tapi sepertinya coklat panas? Karena Ayuna bisa mencium aromanya dengan sangat jelas.

"Pagi, Pak Nevan." Tidak ingin membuat tangan Nevan pegal, Ayuna lantas mengambil alih cangkir tersebut untuk kemudian ia genggam menggunakan kedua tangannya.

"Makasih Pak." Untung saja Nevan sudah mendaratkan bokongnya di kursi saat melihat senyuman yang kelewatan manisnya itu. Kalau tidak, mungkin ia bisa saja terjatuh.

"Kamu memang biasanya bangun jam segini ya?" Mari alihkan pembicaraan karena Nevan tidak ingin terlihat seperti orang bodoh di depan gadis yang selama ini ia sukai.

"Enggak, biasanya saya malah bangun lebih cepat dari ini." Raut tidak percaya bisa Ayuna lihat dengan sangat jelas di wajah tampan Nevan saat ini sampai membuatnya harus bersusah payah menahan diri agar tidak tertawa.

"Keren keren, sekarang kayanya jarang ya ada orang yang bisa bangun pagi kaya kita gini." Merasa setuju dengan apa yang Nevan ucapkan, Ayuna lantas menganggukkan kepalanya dengan gerakan perlahan.

"Pak Nevan sendiri, memang suka bangun pagi juga ya?" Ini tidak salah kan kalau Nevan tiba-tiba merasa begitu berdebar hanya karena mendengar suara Ayuna yang tengah berbicara dengan begitu lembut padanya?

"Iya, biasanya aku bangun pagi terus olahraga sebentar." Yang Nevan lihat setelahnya adalah kedua mata Ayuna yang sedang membola dengan sangat lucu, ingin rasanya Nevan memberikan cubitan pelan di pipi gadis itu.

Eh tunggu sebentar, jangan katakan kalau Ayuna sebenarnya terkejut karena Nevan menggunakan kata ganti 'aku'?

"Eh? Tapi di sini nggak ada tempat yang menyediakan alat-alat buat olahraga." Siapa pun tolong ingatkan Nevan agar ia tidak memberikan cubitan pada pipi Ayuna yang sudah memerah karena udara yang terlalu dingin.

"Iya memang nggak ada, ya berarti hari in—"

"Pagi guys." Kalimat Nevan menggantung begitu saja di udara karena salah satu bawahannya yang baru saja tiba sembari sibuk meregangkan tubuhnya yang pegal.

"Eh ada si geulis Ayu juga rupanya, pagi geulis." Sial beribu sial, padahal ini waktu yang tepat untuk berbicara berduaan saja dengan Ayuna. Tapi lihatlah pengacau yang satu ini.

"Weh, kok ada coklat panas? Gue lihat di dapur perasaan kagak ada dah itu coklat, mana kelihatannya enak lagi." Heru si pengacau kini malah sibuk sendiri melihat isi gelas Ayuna yang masih banyak.

Ayuna yang mendapatkan pertanyaan itu hanya bisa bungkam karena dirinya memang tidak tahu bagaimana cara menjawabnya, coklat hangat ini kan pemberian Nevan.

"Ru." Satu panggilan dengan nada yang terdengar tegas itu berhasil membuat Heru kembali ke posisi semula, tubuhnya seolah tahu kalau akan ada sesuatu yang terjadi setelah ini. Habislah sudah.

......................

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan games di dalam kubangan air yang sudah diisi dengan beberapa bola di dalamnya. Mereka harus mengumpulkan bola-bola tersebut dengan mata yang ditutup oleh sebuah kain.

Semua orang sudah berkumpul di pinggiran kolam sembari menunggu panitia memanggil nama mereka satu persatu sebelum permainan dimulai.

"Ayuna?" Tidak ada yang menyahut, itu artinya Ayuna tidak berada di sana bersama dengan teman-temannya yang lain.

"Mana nih si Ayu?" Dengan begitu semua mata sedang berusaha mencari keberadaan sosok Ayuna di sana, termasuk Nevan yang juga ikut mengedarkan pandangannya.

Tidak ada, Ayuna tidak terlihat sama sekali. Kemana perginya gadis itu? Bukankah tadi semua orang sudah diminta untuk berkumpul di sini?

"Bentar biar gue panggilin, kayanya ketinggalan deh itu anak." Hana yang menjadi teman sekamar Ayuna pun bergegas pergi meninggalkan kerumunan sembari berlari kecil, ia hanya tidak ingin membuat yang lainnya menunggu terlalu lama.

"Yu, lo ngapain di dalam? Udah pada ngumpul tuh di luar." Kamar mereka adalah tujuan utama Hana sehingga gadis itu langsung saja mengetuk permukaan pintu beberapa kali.

"Yu? Ayu?" Karena tak mendapatkan jawaban, Hana lantas menempelkan telinga kanannya di sana guna mencari tahu apa yang sedang Ayuna lakukan.

Perasaannya tidak enak sehingga Hana segera membuka pintu yang kebetulan tidak dikunci itu, gerakannya begitu serampangan karena kini rasa panik mulai menggerayangi hatinya.

"Ya ampun Ayu!" Hal pertama yang Hana temukan adalah tubuh Ayuna yang sudah tergeletak di atas lantai sana, ditambah lagi dengan wajah cantiknya yang terlihat begitu pucat. Ayuna tak sadarkan diri.

Tak menunggu lama, Hana meninggalkan kamar ini dan kembali pada kerumunan tadi dengan wajah yang luar biasa panik. Ia harus mencari bantuan dari teman-temannya yang lain.

"Ayuna pingsan!" Segerombolan orang yang tadi tengah sibuk berbagi cerita langsung senyap begitu saja ketika mendengar ucapan Hana.

Di antara semua orang, Hana bisa melihat Nevan yang berlari dengan cepat memasuki rumah. Sama seperti yang Hana lakukan tadi, wajah Nevan juga terlihat begitu panik seiring dengan langkah kakinya yang semakin melebar.

Pagi tadi Nevan sempat bertemu dengan Ayuna meskipun hanya sebentar. Tapi, bagaimana bisa Nevan tidak menyadari kalau ada sesuatu yang aneh pada Ayuna?

Atau mungkin memang Ayuna yang terlalu pintar menyembunyikan hal ini sampai tidak ada yang tahu kalau keadaannya sedang tidak baik-baik saja.

1
Rafly Rafly
seperti nya hasil kerja bakti di jepang ada manfaatnya /Angry//Angry//Angry/
Muhammad Irpan
lanjuuuut thoor
Yona Panai
bgus
Rafly Rafly
Luar biasa
yani suko
pakai sistem bayi tabung khan bisa, jadi ndak harus tidur bareng
Ahmad Rezky
aku sudah mampir mampir juga ya
miilieaa
beruntung ayuna
only siskaa
ttp semangat thor jgn lupa utk mampir yahh
Jihan Hwang
hai aku mampir... ceritanya bagus
mampir jg dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!