queeny Nadine prasepto seorang gadis cantik berwajah belasteran,bertubuh tinggi semampai dengan body bak gitar spanyol dan berkulit putih itu di kenal dgn sifat antagonisnya dalam membully org yang mendekati kakak nuelnya, seorang cowok pupuler dan sangat tampan di sekolahnya
Nadine menggalami kejadian yang sangat menyakitkan yang akan menghadirkan trauma dalam dirinya kepada pria yg di cintainya dan temannya.
gadis yang di benci keluarganya itu hidup dalam ke sepian yg mendalam, menjadikan dia anak yg bar-bar dan penuh pemberontakan untuk menarik perhatian org tuanya.
tapi setelah mengalami kejadian dan di beri kehidupan lagi iya bertekad akan hidup lebih baik tanpa mengemis kasih sayang orang tua dan org dia cintai.
yok cek kelanjutan dari cerita Nadine
___Langsung baca aja....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simnuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pulang
"Abang akan balas dia.. seperti yang dia lakuin ke kamu.." ucap Dion emosi.
Nadine hanya terdiam mendengar itu.
"di Evelyn.." jawab Nadine setelah sekian lama terdiam.
________________________
.
.
Dion yang mendengar itu semakin tersulut emosi.
"kurang ajar!!..Abang harus laporin ini ke kepala sekolah..ini udah kriminal.."ucap Dion lagi.
"tanpa Lo balas pun gue tetap akan balas..dia sudah sangat keterlaluan.. kemarin-kemarin gue masih diam..tapi sekarang enggak.."ucap Nadine tajam.
"kamu fokus sembuh aja..biar dia Abang yang balas.."ucap Dion lagi.
"dia urusan gue.."ucap Nadine ketus.
"biar Abang aja..jangan ngotorin tangan kamu sendiri.."ucap Dion mengusap kepala Nadine lembut.
"serah Lo.."ucap Nadine.
"oiya..dokter nyuruh kamu buat lakuin pemeriksaan menyeluruh..takut ada yang salah sama kepala kamu.."ucap Dion serius.
"gausah..kepala gue sehat kok..cuma kena pukul aja kemaren.."ucap Nadine cuek..dia rasa tidak ada salah dengan kepalanya.. kemaren itu memang sering sakit tapi mungkin itu efek benturan kemarin.. pikirnya.
"tapi kamu harus mastiin dulu dek.." ucap Dion bersikeras.
"iya..iya..nanti bakal gue periksa.." ucap Nadine malas.
.
.
.
saat jam pulang sekolah raya Rina dan Fero datang menemui Nadine di rumah sakit.
"queen!!.."teriak raya saat memasuki ruangan Nadine.
"kebiasaan banget lo.." ucap Nadine jengah.
"benar-benar jelmaan monyet.." ucap sinis Fero.
"nyaut aja Manusia purba.."sinis raya balik pada Fero.
"kalian itu satu spesies gausah tengkar.."saut rina mendapat pelototan dari raya dan Fero.
"klo mau ribut diluar aja Sono.." ucap Dion sinis.
Tiga hari belakangan ini Dion cukup mengenal sifat ketiga teman adiknya ini.
mereka sangat aneh dan ajaib.. apalagi si raya raya itu.. sungguh sangat membangongkan.
Tapi dibalik itu mereka teman yang sangat baik..mereka memperlakukan Nadine lebih manusiawi dari pada dirinya dan keluarganya serta kawan-kawannya.
"ini queen tas Lo..masih tergeletak di gudang.. keknya gada yang bersihin tu gudang.." ucap raya memberi tas ditangannya pada Nadine.
"lagian kenapa Lo bisa sampe situ sih..heran banget..masak Lo di bully..yang ada orang-orang pada takut sama Lo..secara Lo kan temannya Dajjal.."heran raya sekaligus mengejek.
"enak aja Lo ngatain gue Dajjal..Lo teman Dajjal.."ucap Nadine sewot.
"ya emang..kn Lo Dajjal nya.."ucap raya tertawa ngakak.
"monyet Lo.." ucap Nadine sambil mengotak-atik handphone nya.
"tapi gue beneran penasaran queen..siapa yang lakuin itu ke elo.." ucap raya penasaran.
"nanti gue ceritain ke Lo pada.." ucap nadine.
"oke deh.."ucap raya senang.
raya memperhatikan wajah Nadine yang tengah serius melihat handphone nya dan dia mendekat ikut-ikutan ingin tau..kepo sekali.
"lawak bener tu bocah..sok nanya kabar lo.. biasanya juga maki-maki Lo..dah gausah balas..biarin aja..dia pikir enak chatnya di Kacangin.."sewot raya panjang lebar yang menarik perhatian semua orang yang ada di situ.
"siapa dek.."tanya Dion.
"siapa lagi klo bukan temen Lo yang sok kecakepan itu.." bukan Nadine yang menjawab tapi raya dengan ekspresi sinis.
"tapi memang cakep ya.."saut rina.
"iya..iya..tau.."ucap raya malas.
"dia ngechat Lo apa?.."tanya Fero yang juga ikut melihat layar handphone Nadine.
"kepo banget monyet.." ucap raya menoyor kepala Fero keras.
"aiss..cewek kok kasar.. benar-benar jelmaan Dajjal.."ucap Fero mengusap kepalanya kasar.
Raya hanya memberikan senyum mengejek..tiga orang yang ada di ruangan itu hanya menggelengkan kepalanya jengah.
"sini Abang liat.."ucap Dion mengambil alih handphone Nadine..Nadine hanya pasrah.
"yaudah klo gamau di balas ya jangan di balas.."ucap Dion mengembalikan handphone kepada Nadine.
"udah makan belum.."tanya Fero.
"udah tadi di bawa suster.."balas Nadine.
"obatnya udah di minum?.."tanya nya lagi.
"udah kok.." balas Nadine lagi.
"yaudah sekarang istirahat.."ucap Fero sambil membantu membaringkan Nadine dan menyelimuti nya.
yang lain hanya diam memperhatikan..mereka sangat senang atas perhatian Fero pada Nadine.. begitupun Dion.. setidaknya ada yang menyayangi adiknya saat kemarin dia mengabaikannya.
.
.
.
Keesokan harinya Nadine sudah di bolehkan pulang oleh dokter dikarenakan kondisi yang sudah membaik.
"ada lagi?.." tanya Dion yang sedang merapikan barang-barang Nadine yang hanya beberapa itu.
"kek nya enggak.." ucap Nadine yang sedang duduk di brangkar nya..di tidak di bolehkan oleh Dion untuk merapikan barangnya..biar pria itu saja katanya.
oiya mungkin ada yang bertanya kenapa ayah Nadine tidak tau bahwa nadine di rawat di rumah sakit..itu karna Dion yang melarang siapapun dokter atau perawat yang turut merawat Nadine untuk memberitahu kepada ayahnya atas permintaan Nadine.
.
.
.
Nadine dan Dion sampai di rumah saat siang hari..Meraka sampai di saat kedua orang tua sedang makan siang bersama.
"dari mana saja kalian berdua?.."ucap papa Nadine tajam.
"jawab pertanyaan papa.."tekan papa Nadine lagi yang melihat kedua anaknya hanya terdiam saling menatap.
"kamu Nadine..dari mana saja kamu?..sudah lupa sama rumah?..pergi kerumah teman sampai lupa pulang..kenapa tidak usah pulang saja?.."ucap papa Nadine panjang lebar.
"pa.."ucap Dion terpotong.
"apa!!..kamu juga sama seperti anak ini..sudah tidak ingat rumah.." ucap pria paruh baya itu tajam.
"biasanya saya tidak pulang juga kalian tidak peduli.." ucap Nadine berlalu dari sana menuju kamarnya di ikuti Dion.
"istirahat ya..nanti Abang suruh bik asih ngantar makanan ke sini.." ucap Dion saat mereka sampai di depan pintu kamar Nadine.
"juga jangan lupa obat di minum.."sambungnya.
"iya..iya.." ucap Nadine memasuki kamar.
.
.
Dion dikamar nya sedang termenung duduk di pinggir kasur.
"ternyata sakit ya denger papa ngomong yang enggak-enggak ke Nadine..gue aja sakit dengernya apalagi Nadine sendiri..kenapa dulu gue ga ngerasain ini..apa dulu hati gue batu.." gumam Fero.
Dion membuka wa grup yang sudah empat hari ini tidak di lihatnya..banyak percakapan empat temannya yang bertanya tentang dirinya yang empat hari ini izin sekolah.
Dia menggulir pesan itu keatas..dan terlihat banyak percakapan temanya yang sering menjelekkan adiknya..tapi kenapa dia dulu biasa saja..tapi sekarang dia berjanji akan membahagiakan adiknya itu.
"maafin Abang dek.."monolog nya.
.
.
.
Selama sisa hari ini Nadine hanya mengabiskan waktunya di kamar..dia tidak di bolehkan oleh Dion untuk keluar kamar.. apapun permintaan gadis itu akan di bawa ke kamar oleh pria itu..sudah seperti nyonya saja.
Nampaknya pria itu benar-benar menepati janjinya.
.
.
.
Hari ini sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya..seluruh siswa tercengang melihat Dion yang membukakan pintu mobil untuk Nadine terutama 4 cowok yang sedari tadi duduk di parkiran sekolah.
ya..karna seantero sekolah tau kalau hubungan kedua saudara itu sangat tidak akur..sang kakak sangat membenci adiknya..sang adik yang selalu caper pada kakaknya.
Tapi sekarang mereka malah melihat sang kakak yang sangat perhatian pada adiknya..dan malah adiknya yang bersikap biasa saja.
raya dan Rina yang melihat Nadine kembali masuk sekolah pun menghampirinya.
"queen..kirain Masi di rumah sakit..kok ga bilang-bilang sih udah keluar..untung nanti kita ga kerumah sakit.."ucap raya mengandeng tangan kanan Nadine.. menggeser posisi Dion..yang membuat cowok itu menghela nafas berat.
"kamu gapapa lagi kan queen?..beneran udah sembuh?.."tanya Rina yang juga mengandeng tangan kiri Nadine dan menggoyangkan nya gemas.
"iya Rin..klo belum sembuh mana di kasih dokter aku sekolah.."jawab Nadine.
"bagus deh.."ucap dua gadis itu kompak.
"yaudah Abang ke sana dulu ya.."ucap Dion menunjuk teman-temannya.
"jagain adik gue ya cewek-cewek .."ucap Dion lagi.
"tanpa Lo suruh pun bakalan kita jagain.."sewot raya.
"tenang kak bakalan kita jagain kok.."balas Rina.
"nah gini kan cantik jawabnya..bukan kayak Lo..cewek kok barbar" ucap sinis dion pada raya.
"suka-suka gue.." balas raya lagi.
"udah ah... berantem Mulu.."ucap Nadine jengah
"teman Lo nyebelin dek.."ucap Dion.
"gih Sono sama teman Lo.." ucap raya mengusir Dion.
Dion yang mendengar itu hanya memutar matanya malas..dan berlalu dari sana.
.
.
.
TO BE CONTINUE.....