Mengejar Gadis SPG

Lagi-lagi Affan terkejut, istrinya ini benar-benar bisa membuat orang lain tak percaya

"bukan hanya toko itu saja kak, toko pakaian di dalam mall tersebut juga banyak yang sudah atas namaku, aku juga mempunyai beberapa perumahan di kota ini yang aku sewakan kepada orang lain, " ucapnya tersenyum.

sedangkan Affan dari tadi hanya diam mencerna perkataan istrinya yang membuat dirinya benar-benar tidak percaya, pasalnya istrinya itu benar-benar sangat sederhana dan tidak mencerminkan Kalau dia orang punya.

aku juga mempunyai beberapa hektar sawah di desa, juga perkebunan, pertanian dan perikanan semua ada yang mengurusnya dari pihak panti asuhan yang dulu membesarkan aku....

satu kata yang keluar dari mulut suaminya"MasyaaAllah"benar-benar mengejutkan istrinya ini.

"Kenapa kak....?, Kenapa Kakak diam saja...?, apakah kau tidak suka setelah mengetahui jati diriku...?" tanya Alea penasaran pasalnya dari tadi suaminya hanya diam saja dengan mulut yang sesekali menganga.

" Bu bukan begitu, hanya saja aku sangat terkejut... selama ini kamu bisa menyembunyikan semuanya... pantas saja saat seorang ibu-ibu yang kamu selamatkan dari perampokan itu, berniat memberikan tumpukan uang tapi kamu tidak mengambilnya sama sekali padahal saat itu aku kira kamu hanya seorang SPG saja" jawab Alea yang membuat dirinya terdiam, apalagi mendengarkan kata-kata yang menyelamatkan seorang ibu.

Alea Mengerutkan keningnya dan mendekat ke arah suaminya untuk menatap matanya... sampai Affan memundurkan wajahnya karena istrinya terlalu dekat, dia keceplosan tadi...

"maksudnya apa kak...?, apakah kamu tahu sesuatu....?" tanya Alea merasa curiga.

" Bu bukan begitu.... saat itu kamu ingat tidak, ternyata orang yang menabrakku di lobby itu adalah kamu" kata Affan jujur.

" benarkah.....?" tanya alea yang belum percaya 100%. ia menatap tajam suaminya, sampai Affan merasa takut ditatap seperti itu oleh istrinya sendiri

" iya...benar, dan saat itu aku baru memasuki mobil ku dan melihat kamu sedang mengejar perampok, aku juga melihat kejadian semuanya" ucap Affan berterus terang...

" terus.... Kenapa tidak menolongku... sudah tahu saat itu aku sedang susah malah diam saja di dalam mobil, dasar orang kaya sombong" sungutnya melipat kedua tangannya.

" Bu bukan begitu....saat itu, aku sedang terburu-buru, Jadi tidak sempat menolong mu, lagi pula aku ingin melihat kehebatanmu untuk melawan para perampok itu, dan ternyata kau sangat hebat, setelah memastikan kamu menang barulah aku pergi" ucapnya jujur, tapi Affan belum berani mengatakan yang sebenarnya bagaimana pernikahan itu bisa terjadi, karena istrinya itu belum membuka hati untuknya, biarlah itu menjadi rahasia antara dia dan anak buahnya.

Alea mengangguk anggukkan kepalanya.

"tapi Aku kagum padamu loh,,,, walaupun kamu mempunyai segalanya, tetapi masih mau bekerja seperti itu, untuk rumahmu saja sangat kecil benar-benar penyamaran yang hakiki" ucap Affan terkekeh, kejutan demi kejutan yang diberikan oleh istrinya, bahkan membuat dirinya benar-benar terkejut, berbeda saat istrinya tahu kalau dia adalah seorang Sultan, pantas saja istrinya itu tidak terkejut, karena dia pun orang kaya yang berpura-pura menjadi seorang gadis miskin, Affan tertawa dengan pikirannya sendiri....

" kak.... Kenapa kamu tertawa?, sedang mengejekku ya...?" tanya Alea mulai cemberut.

"tidak... aku hanya menertawakan diriku sendiri yang tertipu oleh penampilanmu, walaupun aku sedikit tidak percaya karena......"affan menghentikan ucapannya.

"karena apa kak...?"tanya Alea penasaran.

" karena tubuhmu sangat harum dan terawat, " bisiknya mendekat di telinga istrinya yang tertutup oleh jilbab.

Blush.....

Tiba-tiba wajah Alea memerah, akibat perkataan suaminya barusan.....

plakkkk...

Alea memukul lengan suaminya karena dirinya merasa malu .

Alea menoleh ke kanan dan ke kiri , barangkali ada orang lain selain dirinya dan suaminya.

Affan terkekeh melihat istrinya celingukan " cari siapa...?.

"aku takut ada yang mendengar " jawabnya dengan wajahnya yang masih memerah.

"saat kita berada di sini... tidak akan ada seorangpun yang berani masuk, jadi tidak masalah kita mau berbicara apapun ataupun melakukan sesuatu yang menyenangkan misalnya" ucap Affan menarik turunkan alisnya....

Alea memutar bola matanya malas...

" sudah lah, ayo kita berangkat.... nanti keburu telat" Alea mengalihkan pembicaraannya karena dirinya masih malu dengan perkataan frontal dari suaminya tadi.

"selamat pagi tuan nona...?"ucap Abbas dengan sopan.

"pagi juga Tuan"jawab Alea ramah.

"jangan memanggilnya tuan, kamu bisa memanggilnya asisten Abbas saja" ucap Affan menatap lembut istrinya.

"baik kak"jawabnya patuh.

lalu mereka bertiga masuk ke dalam mobilnya untuk menuju ke perusahaan Jasmine skincare, yang akan disahkan menjadi milik Alea.

" kamu sudah siap...?" tanya Affan menatap dalam manik indah istrinya.

"insyaallah aku siap kak" jawab Alea dengan mantap.

Kenapa Affan begitu percaya dengan istrinya, karena dia sudah sangat tahu kalau istrinya ini sangat jenius, mudah sekali untuk belajar hal-hal yang baru, dia sudah mencari tahu di universitas miliknya, menurut para dosen yang di sana, dari sekian banyaknya mahasiswi dan mahasiswa hanya Aleana murid beasiswa yang sangat unggul.

" bas... Nanti perkenalkan nama istriku dengan sebutan ana saja jangan Alea"

" baik tuan...." jawab Abbas dari depan karena saat ini dirinya sedang fokus menyetir.

"apakah kamu sudah bilang pada papa akan mengundurkan diri dari sana...?"tanya Affan yang penasaran.

"belum tuan... aku bingung bagaimana menyampaikannya, Karena bagaimanapun juga yang membuatku seperti ini adalah mereka" jawab yang tidak enak. orang tua Affan yang mendidik dirinya sedari kecil sampai lulus kuliah, sedangkan Abbas adalah sahabat yang sudah seperti saudara baginya saudari kecil,

"sudah dua hari aku mematikan ponselnya mungkin kalau sudah dihidupkan banyak notifikasi masuk darinya" ucapnya terkekeh.

"aku pun sama sudah dua hari ini belum mengaktifkan ponselku yang itu, biarkan saja... Aku ingin tahu apa jadinya mereka Tanpa ku" kata Affan tersenyum Devil, sedangkan Alea tidak memperdulikan percakapan mereka, dia hanya fokus melihat jalan yang kanan kirinya dipenuhi dengan gedung-gedung pencakar langit. walaupun alea sering berkomunikasi dengan para pengusaha lewat email tetapi tidak pernah dirinya mendatangi perusahaan-perusahaan milik mereka.

sebenarnya ada rasa gugup di sana tapi ia berusaha untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak terlalu fokus.

Drrrrrttt

Drrrrrttt

Drrrrrttt

Ponsel Alea bergetar....

" Kak...aku angkat telepon dulu" ucap Alea pada suaminya, sedangkan Affan hanya tersenyum mengangguk.

"hallo assalamualaikum....?"

"waalaikumsalam... Alea Bagaimana kabarmu nak?" kata ibu panti.

"Alhamdulillah ibu... alea baik-baik saja, Bagaimana kabar di sana...."tanya Alea karena sudah beberapa hari dia tidak menelpon ke sana.

"Alhamdulillah semuanya baik-baik saja, kemarin ada sepasang paruh baya yang mencari seorang gadis yang usianya sama sepertimu dan juga ada tanda lahir di punggung, ibu pernah melihat tanda lahir di punggungmu saat masih kecil"