Warning bijak membaca!!!
Rangga adalah seorang pemuda yang gemar membuat syair, hingga pada suatu malam dia bermimpi dikejar oleh seseorang kakek misterius yang mengaku sebagai titisan pendekar syair berdarah, sejak itu semua syair yang tercantum menjadi sebuah mantra sakti. dilarang keras untuk mempelajari atau menghafalkan syair yang ada di novel ini, karena semua hanya imaginasi author saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit oye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sifat Licik
Gunung Welirang...
Seorang wanita sedang bertapa dengan khusyuknya di bawah air terjun, sudah 2 hari ini wanita itu melakukan tapanya, derasnya air terjun yang turun menimpa ubun ubun nya bukan sebuah penghalang bagi dirinya untuk meneruskan tapanya. Bahkan selama 2 hari 2 malam ini wanita itu melakukan tapa, banyak rintangan dan cobaan dia mampu melewatinya.
Tiba tiba dari ketinggian melesat dengan cepat sosok bayangan hitam menghampiri wanita itu, setelah berada di depan wanita itu, bayangan hitam yang berubah wujud seorang kakek kakek tua berjanggut putih dengan berpakaian serba hitam, terlihat mengangguk kepalanya berapa kali.
" Cukup! kamu sudah lulus dalam pertapaan kamu selama dua hari ini, buka mata mu. " Kakek tua itu bersuara menggema. Setelah ada perintah seperti itu, wanita itu dengan perlahan membuka matanya.
Tap!!
Whooooshh!
Setelah matanya terbuka wanita itu melompat dan meluncur dengan cepat, nyaris tidak terlihat, tiba tiba saja sudah dihadapan kakek tua itu, lalu berlutut dengan satu kaki, memberi sebuah penghormatan pada kakek itu.
" Hhmm, ilmu mu masih belum sempurna, tapi hari ini juga kamu harus kembali ke ibu kota. " Kakek itu berkata dengan pandangan menyapu ke arah air terjun.
" Baik eyang. " Ucap wanita itu dengan masih dalam keadaan berlutut satu kaki.
Pandangan kakek tua itu dialihkan mengarah kearah wanita itu.
" Berdirilah.. " Perintah kakek tua itu, wanita itu kemudian berdiri.
" Pergilah, tapi aku berharap kamu jangan mencoba melawan dia dulu, ilmu mu belum sebanding dengannya. Kamu harus bisa mencari titik lemah pemuda itu. Lalu setelah itu bawa hal itu kesini. " Ucap kakek itu, tatapannya kali ini penuh dengan amarah.
" Dia memang menantang semua dunia persilatan di tanah Jawa eyang, waktu itu aku tidak bisa mengalahkannya, karena ilmunya sangat tinggi, untungnya aku berhasil melarikan diri. " Ucap wanita itu.
" Iya, saat itu aku menemukanmu di pos ronda sedang disetubuhi dalam keadaan tidak sadar kan diri oleh sekelompok pemuda dari aliran Wono Wirang. Mereka memang terkenal dengan ilmu sirep yang cukup tinggi. " Ucap Kakek tua itu seraya mengelus jenggot putihnya.
" Terima kasih eyang, kalau tidak ada eyang saat itu menyelamatkan aku, entah bagaimana nasibku. " Ucap wanita itu, lalu setelah menyunggingkan senyuman sinis.
Aku akan melakukan banyak cara untuk membalas dendam sama kamu Rangga, kamu tidak akan hidup bahagia, capnya dalam hati. Ternyata wanita itu ada Berliana yang terselamatkan dari kelompok aliran wono wirang saat dirinya tidur di pos ronda, oleh eyang Baduro sosok penguasa gunung Welirang.
Flashback on
Udara dingin terus dirasakan oleh tubuh Berliana yang tidur meringkuk di pos ronda, sesekali giginya saling beradu, karena efek dari rasa dingin. Namun karena sudah sangat lelah, akhirnya dia pun tertidur.
Namun saat dirinya tertidur, tiba tiba saja ada tangan yang merayap ditubuhnya. Dia langsung tersadar jika dirinya bukan ditempat yang aman sebagaimana dirumah atau di gubuk tempat tinggalnya kemarin, dengan cepat dia pun membuka matanya.
Terlihat sudah ada 5 orang yang sedang duduk memandangi tubuhnya dengan tatapan penuh nafsu. Spontan saja Berliana melayangkan tendangan kepada orang yang berada dekat kakinya.
Syut!!
Dugh!
Satu tendangan berhasil mengenai tepat di dagu orang itu.
Gedebug!
Orang yang terkena tendangan itu terjungkal kebelakangan dan terjatuh. Hal itu tidak disia siakan oleh Berliana, dia pun dengan cepat langsung melompat keluar dari pos ronda. Namun..
Dengan cepat tangan laki laki yang berada di sisi orang yang terjatuh tadi berhasil menarik jaket Berliana. Karena ada sedikit keahlian bela diri, Berliana memutar tubuhnya begitu di posisi seperti membungkuk, dengan cepat mendorong laki laki yang masih memegang jaketnya dengan kedua tangannya, hingga tubuhnya terlempar ke dalam pos ronda
Brak!
Satu orang laki laki dengan cepat mengangkat tangannya sejajar dengan wajar laki laki itu, tepat saat itu Berliana mengarahkan pandangannya kearah telapak tangan itu, seketika itu langsung jatuh lemas seperti tidak sadarkan diri.
Saat dirinya terbangun, ada sosok kakek tua yang sedang membenahi pakaiannya yang sudah setengah telanjang bulat.
" Tenang, semua berandalan tadi sudah lari tunggang langgang penuh luka cukup parah, sekarang kamu aman, gunakan kembali pakaianmu sendiri. " Kakek tua itu lalu memutar tubuhnya dan berjalan pelan keluar pos ronda, membiarkan Berliana mengenakan kembali pakaiannya.
" Terima kasih sudah menyelamatkan ku. " Berliana setelah mengenakan pakaiannya dia duduk disisi pos ronda. Hawa dingin seperti sudah mulai bersahabat, suasana gelap masih menyelimuti, Berliana melirik jam tangannya, jam 2 lewat 5 pagi.
" Panggil aku eyang. Kenapa kamu bisa berada ditempat ini, sepertinya kamu bukan orang sini? " pandangan eyang Baduro masih membelakangi Berliana. Pikiran licik dan jahat Berliana seketika itu juga berniat mengadu domba Rangga dengan cerita palsu.
" Baik eyang, aku mencari calon suamiku, yang. Dia pergi dengan wanita lain, tapi saat berhasil menemukan calon suami ku bersama wanita itu, malah dia mengacuhkan aku yang sampai sempat memukuliku, bukan itu saja dia menantang semua para jago silat di tatar Jawa untuk adu ilmu dengannya, memang aku akui ilmunya cukup tinggi. " setelah mengutarakan kebohongannya, senyuman licik menggurat disudut bibirnya, Mampus kamu Rangga, seterusnya dia mengucap dalam hati.
" Hhmmm kamu tidak lagi membohongiku kan! " Nada ucapan eyang Baduro penuh dengan amarah, setelah itu membalikkan badannya menghadap Berliana, sorot mata itu tajam dan penuh amarah, sampai Berliana tertunduk.
" Aku tidak bercerita bohong eyang, saat aku menemukan dia dengan wanita lain, dia berada di gunung Arjuna, padahal wanita itu sudah menjadi gundiknya eyang Cantilan. "
" Cantilan! " Ucapan Berliana terpotong dengan ucapan bernada memekik dari eyang Baduro, merasa terkejut dengan mendengar satu nama itu.
" Iya yang, eyang Cantilan sudah tewas dengan tangan calon suamiku. "
" Tewas! " lagi lagi eyang Baduro bersuara memekik, kali ini terlihat mengepalkan tangannya keras. Ada amarah yang besar saat Berliana mengatakan eyang Cantilan telah tewas.
" Apa eyang mengenalnya? " Sorot mata Berliana menelisik.
" Dia sahabat dekat ku, walau memang bukan asli orang sini, dia sudah aku anggap saudara sendiri, dia memang aku percayai untuk memegang wilayah gunung Arjuna. " Ucap eyang Baduro. setelah itu mendekat kearah Berliana yang masih terlihat duduk di pos ronda.
" Kita tidak punya waktu banyak, nanti lanjutkan lagi ceritanya di tempatku, sekarang kamu ikut aku. Aku tahu kamu ingin membalas rasa sakit hati mu pada calon suami mu itu, aku akan angkat kamu jadi muridku. "
" Serius eyang? "
" iya... "
" Hhhm tapi... "
" Kenapa kamu terlihat bingung? "
" Eyang tidak minta macam macam kan terhadapku? " Pandangan Berliana menatap eyang Baduro dengan rasa takut. sesekali melemparkan pandangan ke sisi lain.
" Maksudmu? "
" Eyang tidak minta tubuhku sebagai bayarannya kan? "
" Hahahaha, Cantilan memang masih saja tidak berubah, dengar, aku tidak tertarik dengan tubuh seorang wanita. "
" Jadi eyang tertariknya...? "
" Husss, kamu pikir eyang ini punya kelainan. Aku sudah menjadi seorang resi, aku tidak bernafsu dengan tubuh wanita. "
" ohh, maafkan aku eyang. " Berliana tertunduk, namun lagi lagi senyum licik ia sembunyikan dibalik wajahnya yang tertunduk, sepertinya siasatnya mulai berjalan dengan baik.
Setelah Berliana dibawa oleh eyang Baduro ketempatnya yang berada di gunung Welirang. Untuk menurut kan salah satu ilmu terbaik yang dimilikinya, Berliana disuruh bertapa selama dua hari dua malam.
Flashback off
" Baiklah, aku tunggu disini, dengan bisa membawa orang orang terdekat dari pemuda itu, untuk dijadikan umpan. " Ucap Eyang Baduro, tatapan itu penuh dengan kebencian. Padahal dia adalah seorang resi, tentunya sesuatu kebohongan sedikit pun akan diketahui olehnya. Tapi entah kenapa ucapan dari Berliana dipercayai begitu saja.
" Baik eyang. "
Setelah itu Berliana menuruni gunung Welirang, untuk menuju ibu kota.
Setelah berada di ibu kota kembali, Berliana sempat mencuri dengar tentang gadis yang bersama Rangga saat ini, setelah dia mengetahui kalau Wilona yang tidak lain adalah kekasih Rangga saat ini, yaitu anak dari pemilik perusahaan besar FF Sigaret.
Lalu keesokan harinya Berliana kekantor FF Sigaret, untuk mendapatkan informasi akurat, sempat mencuri dengar jika hari ini ada penyerangan kesebuah gudang yang berada di pelabuhan, dari salah satu body guard yang tengah bercerita pada salah satu security yang berjaga di pintu masuk gedung.
Saat mendengar hal itu, Berliana menyunggingkan senyum sinis. Setelah itu dia pun berangkat terlebih dahulu ke pelabuhan, sebelum rombongan Rangga sampai di pelabuhan.
" Aku tidak akan membiarkan hidupmu tenang Rangga. " Gumamnya seiring berjalannya rombongan Rangga ke dalam gudang setelah, rolling door gudang dibuka kembali.