Di malam merayakan hari pernikahannya dengan wanita yang sangat Dia cintai, Zean jatuh pinsan membuat seluruh keluarganya baru tau kalau Zean selama ini mengidap kanker stadium akhir yang sudah tidak bisa di tolong lagi.
Zean menghempuskan napas terakhirnya.
Olivia yang sudah sah menjadi istrinya sangat terpukul atas kepergian Zean.Dia pernah menyangka suaminya akan meninggalkan dirinya selamanya.
Karena Cintanya yang sangat besar kepada suaminya Olivia memilih tidak mau menikah lagi dan memilih hidup dengan status jandanya selama bertahun tahun,namun tidak sadar nanti hidupnya akan berurusan dengan Adik iparnya yaitu Zein,setelah kematian kakaknya,dia sering pulang menemui Mommynya.
Bagaimana Kisahnya,yuk simak,menarik sekali ya...==>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.30
Olivia kembali di berikan Dokter Nike obat seperti kemarin dan semalam.
Setelah selesai,Dokter Nike berpamitan keluar dari ruangan itu.
"Via..Apa Zein semalam ada kesini..?" Ucap Papi James menatap Olivia membuat Olivia terdiam sejenak.
"Ems..Zein..Ada Pi..Ada dia kemari sebentar.." Ucap Olivia.
"Hmm baiklah.."
"Mommy disini saja,temani Olivia. Papi mau menemui Zein sebentar,dia belum berangkat pagi ini.." Ucap Papi James.
"Iya Pi..hati-hati Pi.." Ucap Mommy.
"Iya Mom.." Papi James pergi dari rumah sakit itu di kawal oleh Felix.
"Felix,Apa Kamu tau apa yang terjadi dengan Olivia dan Zein?" Tanyanya.
"Emm..saya tidak mengerti maksud anda Tuan?" Ucap Felix memang tidak mengetahui apa yang Tuan Besarnya tanyakan saat itu.
"Sejak kapan kau menjaga Olivia di rumah sakit..?" Tanya Papi James.
"Saya semalam Tuan kerumah sakit membantu Velita menjaga Nona atas perintah Bos.." Ucap Felix.
Tuan James berpikir,berarti felix tidak tau apa yang terjadi antara Zein dengan Olivia.
Tidak lama mereka sampai,Seluruh karyawan Zein di gemparkan kedatangan ayahnya atasan mereka.meski sudah berumur,namun kegagahan Tuan James tidaklah berubah.
Tuan James masuk keruangan putranya yang saat itu ternyata Zein tengah bicara dengan beberapa manajer setiap Divisi kantornya.
"Papi..." Ucap Zein.
"Lanjutkan,Papi akan menunggu kamu.." Ucap Tuan James lalu masuk menuju ruangan pribadi Zein.
Sembari menunggu Zein meeting,Papi James memainkan panah milik Zein.setiap anak panah yang dia lepaskan selalu mengenai sasarannya dengan tepat.
"Papi tidak pernah berubah..!" Ucap Zein mengejutkan Papi James.
"Usia papi memang tidak muda lagi,namun ketajaman mata papi selalu papi tingkatkan.. Melakukan sesuatu itu perlu sekali melihat situasi dan waktunya tepat atau tidaknya.!" Ucap Tuan James menatap putranya.Zein mencoba mencerna ucapan papi james saat itu.
"Aku tidak pernah salah mengambil keputusan Pi.." Ucap Zein lalu duduk kemudian menuangkan minumannya lalu meminumnya.
"Apa yang kau lakukan dengan Olivia??" Zein lansung tersedak minumannya mendengar pertanyaan Papinya.
Papi james mendekati Zein lalu mengambil gelas milik Zein lalu meminumnya sampai habis minuman Zein.
"Papi tau bagaimana Sikap dan sifatmu begitu juga Olivia..." Ucap Tuan James.
Zein menuangkan lagi minumannya lalu kembali meminumnya.
"Aku tidak melakukan apapun kepada Olivia.." Zein menatap Papinya.
"Mencurigai putramu ini kesalahan terbesar papi.." Ucap Zein.
"Kau putraku Zein,tapi Olivia,dia menantuku,Aku lebih memilih Olivia di bandingkan dirimu.." Ucap Tuan James membuat Zein lansung tersenyum.
"Papi...Papi...Katakan terus terang Pi..Papi mencurigai apa denganku..?" Ucap Zein.
"Papi tidak akan bertanya lagi,disini pelakunya harus tau apa yang harus dia lakukan.." Ucap Papi James kembali membuat Zein tersenyum bahkan senyumannya semakin melebar.
"Aku di anggap Papiku sendiri seorang penjahat.. Penjahat menuduh penjahat..Menyenangkan..!" Ucap Zein terkekeh.
"Setelah keadaan Olivia pulih dan benar- benar sehat,Papi akan membawanya kembali Zein, tempatnya bukan disini,tempat Olivia yang di akui bersama papi,Mommy.." Ucap Papi James yang di pahami Zein sekali ucapan papi yang artinya sangat menyinggung dirinya sekali.
"Papi kemari hanya ingin melihat kantormu,papi mau kembali kerumah sakit lagi.." Ucap Papi James lalu ingin keluar dari ruangan itu.
"Pi..." Papi James menghentikan langkah lalu menoleh menatap putranya itu.
"Aku mau menikahi Olivia!" Zein menatap Papi James dengan serius.
Papi james diam bergerak pun tidak tubuhnya maupun mulutnya. Papi James kembali mengingat apa yang pernah putranya katakan sebelumnya,dimana dia pernah mengatakan kalau dia menyukai istri orang.Dari hari itu Papi james sudah mulai curiga kalau putranya menaruh hati dengan Olivia menantunya,apalagi saat beredar rumor mengenai Olivia yang jalan bersama seorang pria yang ternyata bersama Zein bahkan Zein menginap di apartemen Olivia. Sebelumnya dia tidak pernah melihat putranya sampai segila ini pikir Tuan James.
"Kau sudah tau siapa Olivia,Zein?" Ucap Papi James.
"Dia istri kak Zean,tapi apa aku salah kalau Aku menyukainya Pi.." Ucap Zein.
"Cinta dan Obsesi itu berbeda Zein..?" Ucap Papi James di pahami Zein.
"Aku menyukainya tulus bukan Obsesiku saja pi..." Ucap Zein membuat Tuan James menatap dalam putranya itu.
"Papi tidak akan memaksa Olivia..tapi Papi juga tidak bisa membohongi ketakutan papi.. Kalau kamu yakin dan serius dengan keputusan kamu, Nikahi dia secepatnya!" Ucap Papi James membuat Zein menatap Papinya dengan serius lalu tersenyum. Zein mendekat lalu memeluk tubuh papinya.
"Terimakasih sudah mendukungku Pi.." Ucap Zein.
"Jangan kecewakan papi.." Ucap Tuan James.
"Aku tidak akan mengecewakan papi.." Ucap Zein begitu bahagianya.
"Tapi Papi tidak akan membantumu melawan kemarahan Olivia..Kau harus tanggung sendiri kemarahannya tapi ingat jangan pernah sekali kali kamu mengasari Olivia..jika itu terjadi,Hari itu juga aku akan membawanya pergi dari hidupmu..!!" Ucap Papi James.
"Iya Pi..Aku akan membuktikannya.." Ucap Zein.
"Pi..Mommy...Mommy belum tau mengenai ini..?" Ucap Zein
"Mommy sudah tau putranya sudah nakal...Kau pikir Mommy bodoh...Dia hanya menunggu kau mengakui kebenarannya..Mommy bahkan sangat setuju kalau kau yang menjadi suami Olivia dari pada orang lain..!" Ucap Papi James membuat Zein terkejut lalu tersenyum.
"Benar kah Pi..?" Ucap Zein.
"Cepat daptarkan...kebetulan kami berada disini.." Ucap Papi James membuat Zein tersenyum.
"Iya Pi..." Ucap Zein.
"Kenapa kau menghindari Olivia? Kau sudah melakukan sesuatukan padanya?" Papi James menatap menyelidiki Zein.
Zein mengaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hanya menghukumnya saja.." Ucap Zein yang lansung mendapatkan jitakan dari Papi James.
"Hanya kecupan Pi...Aku tidak sepertimu yang lansung membobol Mommy lansung..!"
"Anak sialan kau..!!" Ucap Papi james karena Rahasianya dulu di bongkar anaknya sendiri.
Zein tertawa kecil melihat papinya mati gaya saat itu.
"Aku tidak akan meminta lebih Pi,sebelum dia yang datang padaku..Aku juga tidak akan menemuinya sampai dia membutuhkan aku Pi.." Ucap Zein memberitahu rencananya.
"Jadi kau bilang mau kekota A itu, bohong...?" Ucap Papi.
"Rehan yang kesana,masalah sekecil itu untuk apa aku pergi..apa gunanya aku membayar mereka mahal-mahal.." Ucap Zein.
"Sialan kau..Kau tidak melihat Olivia terlihat sekali mencarimu bodoh..!Kau belum menemuinya sejak kapan?" Ucap Papi James.
"Biarkan saja pi..Aku semalam ada kesana tapi saat itu dia sudah tidur..siapa suruh dia memarahiku.." Ucap Zein
"Kau yang bodoh..wajar saja dia menolakmu..Kau adik iparnya,adik suaminya..tentu saja dia akan memikirkan banyak hal kalau dia lansung menanggapi perasaanmu.Dia pasti memikirkan perasaan kami..Kalau kami tau dan kami tidak menyetujui perasan kalian bagaimana.Dia berpikir kalau kami membencinya bagaimana,kau ini tidak berpikir jauh Zein.." Ucap Papi James.
"Iya..Iya...Pi aku mohon sama Papi,Jangan papi beritahu sebenarnya dengan Olivia..Biarkan rencanaku berjalan lancar Pi.. Mengenai permintaan papi, besok aku akan lansung mengurusnya. Aku Minta Papi dengan Mommy membantuku mendapat tanda tangan Olivia nanti malam.." Ucap Zein
"Urus sendiri..Papi tidak akan membantu bahkan ikut campur.." Ucap Papi James lalu keluar dari ruangan itu.
Zein tersenyum begitu bahagianya,dia tidak menyangka orangtuanya setuju akan rencananya.