Felicya Si Gadis Bar-bar

Seorang gadis cantik menggeliat di balik selimut dan terbangun dari tidurnya. Dia kaget karena terbangun bukan di dalam kamarnya. Setelah kesadarannya terkumpul dia baru sadar kalau dia sekarang berada di kediaman Alexander.

Feli turun dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian dia berjalan menuju walk in closet dan mengambil pakaian. Setelah memakainya Feli menuju meja rias untuk menggunakan sedikit make up tipis di wajahnya. Dan setelah tampilannya sempurna dia berjalan menuruni tangga kemudian berjalan ke arah dapur untuk membantu menyiapkan sarapan untuk keluarga itu.

“Pagi Mam” ucap Feli kepada Luna yang ternyata sudah berada di dapur.

“Pagi juga sayang.. Kamu sudah bangun” tanya Luna.

“Sudah dong Mi.. Mami mau masak untuk sarapan ya?”

“Iya ”.

“Feli bantu ya mi?”.

“Kamu sudah mandi nanti kotor lagi loh” ucap Luna.

“Berani kotor itu baik .. Itu yang selalu aku dengar di iklan Mi.

“Dasar kamu ini bisa aja jawabnya.. Ya sudah sini bantu Mami”.

“Siap aku datang” jawab Feli dengan tingkah lucu nya.

Luna yang melihatnya menjadi terhibur. Feli yang ceria dan dengan bicara ceplas ceplosnya menjadi hiburan tersendiri bagi Luna. Luna sudah merasa cocok dengan gadis tersebut untuk di jadikan menantunya.

“Feli kamu terlihat seperti sudah terbiasa dengan cara memasak” ucap Luna yang merasa kagum karena gadis seusia Feli sudah mahir dalam pekerjaan dapur.

“Aku memang sudah biasa melakukannya Mi.. Karena sebelum aku pindah kesini di Jerman aku terbiasa melakukannya” jawab Feli.

“Boleh Mami coba masakan kamu” ucap Luna yang melihat hasil masakan Feli yang terlihat menggiurkan dan dia ingin mencobanya.

“Tentu boleh Mi” ucap Feli yang langsung mengambilkan piring dan mengisinya.

Luna mencoba nasi goreng seafood buatan gadis itu dan rasanya sungguh luar biasa.

“Nasi goreng buatan kamu enak sekali sayang” ucap Luna yang terus memakan nasi goreng di hadapannya.

“Apa begitu enak Mi?” tanya Feli yang melihat cara Luna memakannya lahap sekali.

Luna tidak bisa menjawab karena mulutnya penuh dengan makanan dan dia hanya mengacungkan kedua jempol tangannya.

Feli yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.

“Aku bawa makanannya ke meja makan ya Mi” ucap Feli yang mendapatkan anggukan dari Luna.

Feli membawa makanan yang sudah di tata ke dalam wadah ke meja makan. Dan dia menatanya di atas meja. Kemudian Feli kembali ke dapur untuk merapikan kembali dapur yang berantakan setelah mereka memasak.

“Feli tolong kamu bangunkan Galaxy di kamarnya ya dan ajak dia sarapan” ucap Luna yang sudah selesai sarapan terlebih dahulu akibat tidak kuat melihat makanan yang berada di hadapannya.

“Iya Mi” jawab Feli.

Feli langsung menaiki tangga dan berjalan kearah kamar Galaxy. Kemudian dia mengetuk pintu kamar laki-laki itu dan memanggilnya. Tapi sudah berapa kali dia mengetuknya Galaxy sama sekali tidak menjawab panggilannya.

“Apa aku masuk aja ke kamarnya ya.. Tapi apa tidak apa-apa aku masuk tanpa seizinnya” gumam Feli.

Akhirnya dia membuka pintu kamar Galaxy dan masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat Galaxy yang masih bergelung di balik selimut pun mendekati laki-laki itu.

“Ya ampun pantas aku panggil-panggil gak ada jawab. Ternyata masih tidur”.

“Aku kerjain aja kali ya” ucap Feli dengan ide jahil di dalam otaknya.

“Sayang” ucap Feli lembut dan meniup kuping Galaxy. Tapi laki-laki itu tetap tidak merespon.

“Sayang kamu gak mau bangun aku udah capek-capek bikin sarapan buat kamu tau” tapi tetap tidak ada jawaban.

“Sayang bangun ayo kita sarapan” Galaxy yang mendengarnya hanya menggeliat tanpa membuka matanya.

Feli yang awalnya berniat menjahili Galaxy akhirnya menyerah dan berbalik dia yang kesal karena galaxy sangat susah di bangunkan.

“Aku hitung sampai tiga. Kalo kamu masih gak mau bangun aku mau cari pacar baru yang gampang di banguninnya. Ucap Feli meninggikan suaranya.

“Tiga” ucapnya langsung tanpa aba-aba.

“Ok aku cari pacar lagi” ucap Feli yang berbalik ingin meninggalkan laki-laki itu.

Galaxy yang awalnya ingin berniat mengerjai balik gadisnya jadi takut sendiri dengan ancaman Feli.

“Sayang tunggu aku udah bangun.. Jadi kamu gak perlu cari pacar baru” ucap Galaxy yang langsung loncat dari tempat tidurnya dan menghalangi Feli keluar dari kamarnya.

Feli bertolak pinggang melihat kekasihnya yang membuatnya kesal.

“Minggir gak?” ucap Feli.

“Aku gak mau minggir kalo kamu masih ngambek sama aku” ucap Galaxy.

“Di bilang minggir”.

“Aku gak mau sayang”.

“Apa kamu gak malu memperlihatkan celana boxermu yang bergambar kartun itu padaku” ucap Feli yang melihat celana boxer Galaxy yang bergambar Spongebob.

Galaxy yang tersadar sangat malu dan langsung berlari ke kamar mandi untuk bersembunyi.

“Sungguh aku gak kuat melihatnya.. Aku gak nyangka laki-laki seperti kak Galaxy menyukai tokoh kartun tersebut” ucap Feli tidak bisa berhenti tertawa dan memegang perutnya. Saking puasnya dia tertawa sampai-sampai keluar air mata di sudut matanya.

Kemudian dia berjalan menuju lantai bawah dan menghampiri Arnold dan Luna yang sudah duduk di meja makan.

"Pagi Pi" ucap Feli kepada Arnold.

"Pagi juga Feli.. Galaxy nya kemana kok masih belum turun" tanya Arnold.

"Bentar lagi juga turun Pi.. Kak Galaxy susah di banguninnya".

"Dia memang seperti itu jadi nanti kamu harus lebih sabar membangunkannya" ucap Arnold.

"Tadi Mami mendengar kamu tertawa kencang sekali di kamar Galaxy memangnya ada hal yang lucu sayang?" tanya Luna.

"Itu Mam.. Ah aku malu sendiri ceritanya pada Mami" ucap Feli.

"Apa sih Mami jadi penasaran?".

"Kak Galaxy memakai boxer Spongebob dan dia tidak sadar karena baru bangun tidur langsung berdiri menghampiriku.. Setelah dia sadar dia berlari masuk ke kamar mandi karena malu aku sudah melihatnya. Dan disitu aku tertawa".

"Ya ampun anak itu.. Ternyata dia masih menyukai kartun itu sampai sekarang" ucap Luna.

"Memangnya kak Galaxy dari kecil menyukai tokoh kartun itu Mam?" tanya Feli.

"Ya.. Asal kau tau nak mainan di rumah ini penuh dengan kartun itu, sampai-sampai setiap Papi mu melakukan perjalanan bisnis dia selalu menitip di belikan oleh-oleh mainan itu waktu kecil" ucap Luna.

"Papi saja sampai bosan membelikan mainan bergambar kuning terus.. Pernah sekali Papi membelikannya yang lain tapi dia sama sekali tidak menyambut Papi saat pulang. Dan sampai mendiamkan Papi selama seminggu.. Papi kira saat dia sudah dewasa dia sudah melupakan kartun itu, tapi setelah mendengar ceritamu ternyata dia masih menyukai kartun berwarna kuning itu sampai sekarang" ucap Arnold.