NovelToon NovelToon
Echoes Of Furry

Echoes Of Furry

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Anak Kembar / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sweety Pearl

Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.

Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.

Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.

Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.

tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Media Berita China.

❁ Happy Reading ❁

Sehari setelah kejadian yang lumayan merepotkan tersebut keluarga besar mereka untuk sementara merasakan sedikit aman, sesuai dugaan selepas kembali dari Taiwan banyak media Beijing dan juga polisi yang mencari keberadaan mereka untuk mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Ledakan tersebut membuat para tetangga sekitar merasa tidak aman dan untuk mengatasi hal ini polisi akan berpatroli di sekitar lokasi untuk beberapa hari, bekas reruntuhan bangunan mulai dibereskan oleh alat berat mencari bekas bom yang dikatakan oleh Paman Ren.

Berita dalam negeri banyak yang membahas topik yang sama, Mama Annchi menyarankan untuk sekitar semingguan jangan ada yang keluar rumah kecuali kepala keluarga menghindari ramainya media yang akan datang ke rumah.

Papa Huanrang dan Ayah Jiahao bekerja sama dengan polisi untuk mencari sampai tuntas siapa yang menjadi dalang di antara semua ini, Daddy Haoyu sementara menghandle urusan perusahaannya yang di London bersama dengan orang terpercayanya. Paman Ren akan mengurus perusahaan ACCENDIO dan Paman Jiang akan mengurus perusahaan FORDAMEN.

Seminggu setelah berlalunya segala huru-hara tersebut media sudah berkurang membahas topik keluarga mereka, untuk sementara siapa dalang dari ledakan bom tersebut belum ditemukan tapi Komisaris berjanji akan mengusut segalanya hingga tuntas.

Tanah bekas rumah Kakek dan Nenek yang hancur tersebut akan dibangun kembali menggunakan uang perusahaan JIANQIANG yang jumlahnya sangat banyak sebagai perusahaan induk.

Karena sudah merasa sangat suntuk seminggu penuh hanya terkurung di dalam rumah Daxia merencanakan sesuatu bersama dengan Qinling. Setelah kompromi dengan Guotin, Fangxi, dan Wenhua lalu ketiganya setuju sekarang tinggal menyakinkan Mama dan Papa untuk meminta perizinan keluar.

"Ntar yang minta izinnya lu ya Fangxi," Qinling menyeletuk pelan membuat sulung menoleh ke arahnya dengan tatapan yang tajam.

"Enak aja lu ide lu ama Daxia, kan? Nah antara lu berdua dah tuh yang izin Mama Papa," Fangxi tentu saja menolak untuk izin mentah-mentah, Daxia berdecih kesal melihat bagaimana wajah mengejek Fangxi di hadapannya.

"Lu pada udah beride ini itu tapi ternyata belum izin sama Mama Papa, emang demen cari penyakit lu berdua ya." Guotin menghela nafas pelan berkacak pinggang.

"Ya namanya juga ide tiba-tiba astaga," celetuk Daxia menepuk dahinya sendiri.

"Udah ah elah, biar gua yang izin. Gak becus izin doang malah saling tuduh-tuduh." Wenhua menengahi mengalah dari pada ujung-ujungnya akan terus saling menuduh, Qinling bersorak riuh hingga mengalihkan perhatian Papa dan Mama yang di ruang keluarga menatap ke mereka berlima di tangga.

"Qinling kenapa sayang? Lapar?" tanya Mama lembut sambil menyeruput teh di gelas yang digenggamannya.

Ucapan singkat Mama sontak membuat mereka berempat tertawa puas, Mama selalu bisa mencairkan suasana yang kadang terasa tidak nyaman di sekitar. Daxia berjalan menuruni tangga duluan diikuti yang lainnya menuju ke sofa kosong di dekat Mama dan Papa.

Papa menelisik pakaian anak-anaknya yang terlihat rapi, terutama Daxia yang tidak biasanya mengenakan Tusuk Konde bunga pemberiannya, seingatnya anak gadis satu-satunya itu akan mengenakannya jika ingin keluar bersama dengan sepupu yang lain.

"Biar Papa tebak .... Kalian mau keluar bareng sepupu Zhang?" pertanyaan Papa membuat mereka berlima terhenyak, bagaimana bisa Papa menebaknya dengan tepat sasaran.

"Jangan bertanya kenapa Papa bisa tau, kalau Daxia sudah mengenakan Tusuk Konde di rambutnya itu artinya kalian ini keluar bersama sepupu Zhang, iyakan?" Daxia mengerjapkan matanya dan meraba sanggul rambutnya, ternyata Papa sangat memperhatikan dirinya.

"Eh ya begitulah, bolehkah?" Qinling tidak ingin basa-basi lagi karena ingin segera keluar bertemu dengan Changrui.

"Ya silahkan saja tidak ada yang melarang, seperti biasa kalian harus selalu menjaga Daxia." Mama menjawab singkat, mereka berlima saling tos senang mendapat perizinan.

"Kalau bisa kalian keluar usahakan menghindari media berita," pesan dari Papa, mereka mengangguk dan segera beranjak pergi dari ruang keluarga langsung menuju ke pintu keluar.

Fangxi pergi ke garasi mengeluarkan mobil sementara yang lainnya akan menunggu di dekat pagar pelengkung depan, ponsel Daxia di dalam tasnya berdering saat melihat yang menghubungi Jiayi dan Guozi langsung dijawabnya.

"Uy lu pada udah siap?"

"Gua sama Qianfang udah siap nih, lu berlima di mana?" jawab Guozi, terdengar suara mesin mobil menyala dari sana.

"Gua tinggal nunggu Changrui, Chengsin tadi udah di depan manasin mobil." Jiayi terdengar menghela nafas pelan.

"Ntar langsung ketemu di Restoran yang gua bilang aja tuh, biar gak nunggu-nunggu lagi."

"Okelah," Guozi memutuskan panggilan duluan.

"Baiklah,"

Panggilan berakhir, Fangxi datang menyetir mobil berhenti di depan mereka. Wenhua membuka pagar otomatis menggunakan ponselnya dan setelahnya Qinling yang menutup. Dan mereka berlima pergi menuju ke Restoran tempat janjian untuk bertemu dengan sepupu Zhang.

...****************...

"Chengsin bagaimana perasaanmu setelah tinggal bersama dengan keluargamu yang asli selama seminggu ini?" Qinling bertanya saat memperhatikan ada rasa malu yang masih terukir di wajah Chengsin.

"Sangat beda rasanya, selama tinggal di Hongkong aku hanya sendiri ditempatkan di sebuah rumah besar di sana. Benar-benar sendiri bahkan aku sampai berbicara dengan benda-benda sekitar. Aku memang tinggal sendiri tanpa keluar kemanapun selain sekolah waktu itu, tapi makanan selalu ada disediakan oleh seorang wanita,"

"Aku menganggapnya sebagai Ibuku tapi aku heran dia tidak pernah mau bicara dengan serius padaku, hanya menjawab beberapa pertanyaan ringanku dengan ketus tanpa minat. Pikirku saat itu mungkin hanya karena dirinya sibuk dengan urusan pekerjaan rumah, aku berniat ingin membantu tapi kemudian akan ada dua orang pria berpakaian aneh yang menghalangiku mendekati wanita tersebut,"

"Selama bersekolah aku dilarang untuk berteman dengan siapapun dan jangan pernah menceritakan keadaanku kepada orang-orang bahkan tetangga sekitar, jadinya selama sekolah aku sama sekali tidak mempunyai teman. Mereka tidak menjauhiku tapi aku yang menjauh, aku lumayan berprestasi di sekolah. Setiap pulang sekolah aku menceritakan tentang kemampuanku jawabannya hanyalah sekedar berdehem,"

"Saat menginjak usia 17 tahun, 27 November ...."

Jiayi terhenyak mendengar tanggal yang disebutkan Chengsin memang benar tanggal kelahirannya dan Changrui.

"Itu adalah kali pertama ulang tahunku dirayakan oleh wanita tersebut, saat pulang sekolah aku melihat kue serta lilin berbentuk angka '17' di atas meja. Ada sebuah amplop di sebelahnya, aku membuka isinya yang bertuliskan 'Selamat ulang tahun Zhang Chengsin'. Aku sangat senang melihat hal tersebut sampai aku tidak sadar menangis, ulang tahun pertamaku yang dirayakan,"

"Wanita tersebut muncul sambil menyanyikan selamat ulang tahun padaku, itulah kali pertamanya aku melihatnya tersenyum lebar. Kami memakan kue itu bersama lalu setelahnya dia menceritakan semua yang terjadi padaku, tentang siapa aku sebenarnya."

"Dia bilang kalau aku bukanlah anak kandungnya aku sempat kaget lalu dia dengan cepat menjelaskan kalau aku sebenarnya adalah salah satu cucu dari pendiri perusahaan terkenal di Beijing, yang salah satu cabang perusahaan tersebut berada di Eropa dan di sanalah orang tua kandungku yang sebenarnya,"

"Aku sangat tidak percaya mendengarnya apalagi saat dia mengatakan aku punya 2 kembaran lainnya yang merupakan seorang gadis dan lelaki. Saat dia menunjukkan berkas Rumah Sakit yang berisikan namaku dan nama Jiayi Changrui. Disitulah aku perlahan mempercayainya .... Dan mulai mencari tau tentang kalian,"

Mereka semua yang di sana terdiam sepanjang Chengsin menceritakan segala kehidupannya selama berada di Hongkong, Jiayi menitikkan sedikit air mata dan langsung mengusapnya sebelum dilihat yang lain. Ruang privat tersebut sunyi sesaat.

"Apa yang terjadi setelah itu?" tanya Qianfang berhati-hati.

"Kehidupan berjalan normal seperti sedia kala, besoknya wanita tersebut kembali sangat dingin dan seperti biasanya akan menyediakan makanan, merapihkan rumah, dan mengurus pakaianku. Dua pria yang aneh tersebut sudah jarang datang ke rumah, biasanya mereka akan datang saat akhir pekan,"

"Terus bagaimana ceritanya kamu bisa berada di 1 tempat dengan Kakek dan Nenek disekap?" Wenhua melemparkan pandangan penasaran padanya.

"Aku yang memintanya, hari itu wanita tersebut mengatakan kalau ingin keluar lalu aku menyeletuk ingin kembali ke keluarga kandungku karena benar-benar ingin bertemu dengan kalian .... Dia menuruti dan langsung membawaku ke tempat di mana Kakek dan Nenek disekap yaitu gudang, dia bilang 'Jika kau memang ingin bersama keluargamu yang akan hancur tersebut, pergilah bertemu dengannya di neraka yang kami persiapkan'. Setelahnya aku langsung tidak sadarkan diri,"

"Eh bentar, sorry to say .... Neraka yang kami persiapkan? Itu artinya Trance Explosion merencanakan hal lain yang akan mengancam keluarga kita?" lontar Daxia menatap Gege dan semua sepupunya bergantian.

"Benar juga, jangan bilang ini adalah awal permulaan dari rencana mereka?" Guozi menimpali.

Fangxi menghela nafas pasrah menyandarkan tubuhnya lalu menyisir rambutnya ke belakang, "Gua yakin kertas berisi pesan yang kita temuin di Vila waktu itu berhubungan dengan hal ini,"

"Emang isinya apaan?" tanya Changrui sesaat setelah mengusap wajahnya beberapa kali.

"Memang yang terkuat saat ini, tapi bukan berarti tidak bisa dilengserkan seingat gua itu isinya," Guotin memijit pelipisnya mengingat isi pesan di kertas waktu itu.

"What? Udah jelas banget sih ini kalau ...."

Tok .... Tok ....

"Pesanan private room atas nama ZIANJIAXI," Suara ketukan pintu dari luar memotong ucapan Guozi, Wenhua bangkit dan membukakan pintu. 2 orang pelayan wanita masuk membawa nampan berisi makanan.

"Maaf sedikit lama dan membuat kalian menunggu," Seorang pelayan yang menggunakan Tusuk Konde sebagai sanggulnya meletakkan mangkuk berisi pesanan Qinling di hadapannya, "Selamat menikmati hidangannya Jiang Qinling."

Qinling mengangkat kepalanya heran mendengar pelayan tersebut mengucapkan nama lengkapnya, kedua wanita tersebut sudah keluar menutup pintu belum sempat dirinya bertanya. Guotin dan Daxia yang berada di dekatnya juga mendengar jelas bagaimana pelayan wanita tersebut menyebutkan nama Qinling, dan anehnya lagi hanya nama Qinling yang disebutkan.

"Siapa itu Qinling?" tanya Guotin seakan langsung mengintrogasinya di tempat.

"Entahlah gua belum pernah ketemu dengannya gak tau juga kenapa dia bisa tau nama gua," jawaban dari Qinling membuat Fangxi yang sudah menyuap makanan langsung menoleh ke arahnya.

"Mungkin temen lu waktu sekolah menengah pertama .... Kita kan saat itu beda sekolah," Wenhua menyahut tapi Qinling menggeleng

"Nggak, gua gak pernah dekat dengan gadis manapun di sekolah. Dan lagi gua kebanyakan hapal dengan wajah gadis yang seangkatan dengan gua," bantahan dari Qinling membuat mereka bertatapan heran.

"Gua merasakan ada sesuatu yang bakal terjadi ...." Daxia langsung menunduk fokus menghabiskan makanan miliknya.

❁ See You In The Next Part ❁

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!