NovelToon NovelToon
Waiting For You

Waiting For You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyelamat
Popularitas:56.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak kita kenal?
Baik Arsya maupun Afifah terpaksa harus menerima takdir yang telah di tetapkan.

Pada suatu hari, ayah Afifah di tabrak oleh seorang kakek bernama Atmajaya hingga meninggal.
Kakek tua itupun berjanji akan menjaga putri dari pria yang sudah di tabraknya dengan cara menikahkannya dengan sang cucu.

Hingga pada moment di mana Afi merasa nyawanya terancam, ia pun melakukan penyamaran dengan tujuan untuk berlindung di bawah kekuasaan Arsya (Sang suami) dari kejaran ibu mertua.

Dengan menjadi ART di rumah suaminya sendirilah dia akan aman.

Akankah Arsya mengetahui bahwa yang menjadi asisten rumah tangga serta mengurus semua kebutuhannya adalah Afi, istrinya sendiri yang mengaku bernama Rere?

"Aku berteriak memanggil nama istriku tapi kenapa kamu yang menyahut, Rere?" Salah satu alis Arsya terangkat.

"Karena aku_" Wanita itu hanya mampu berucap dalam hati. "Karena aku memang istri sahmu, pak Arsya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 2

Keesokan harinya, seperti biasa Arsya bersiap untuk meeting pagi ini dengan para investor di resort miliknya.

Ia merasa kurang fit sebenarnya, sebab semalam bayangan soal pernikahan yang dadakan itu berhasil membuatnya tak bisa memejamkan mata hingga pukul dua dini hari. Tapi karena pertemuan ini adalah meeting terakhir di Paris, ia begitu bersemangat, di tambah pada malam harinya ia akan langsung kembali ke negaranya, bertemu dengan orang-orang tersayang terutama adik perempuannya. Ia sudah tidak sabar ingin mencurahkan segala polemik yang ia alami, sekaligus meminta saran harus melakukan apa. Meski hanya adik sepupu, tapi Arsya merasa kalau setiap masukan darinya cukup bijak.

Bagaimana tidak, gadis yang akrab di sapa Sofia itu merupakan anak dari Adam dan Dinda. Otomatis mereka mendidiknya dengan cara yang tepat.

Sementara Arsya sendiri belum ada rencana untuk memboyong sang istri ke rumahnya, namun sebagai suami yang bertanggung jawab, ia tetap akan mencoba menerima pernikahan itu.

"Pak, berkas meeting hari ini sudah siap" Ujar Beno ketika dia masuk ke kamar Arsya. "Meeting di mulai jam delapan, sementara beberapa investor sudah mulai berdatangan"

"Apa saja scedule hari ini, Ben?"

"Hanya meeting dan di akhiri dengan jamuan makan siang"

"Lantas jam berapa pesawat terbang ke Jakarta?"

"Pukul sepuluh malam ini, pak"

"Kenapa harus penerbangan malam?" Tanya Arsya seakan keberatan.

"Hari ini penerbangan ke Jakarta pukul dua siang dan sepuluh malam pak, sedangkan kita baru selesai pertemuan setelah makan siang, kurang lebih jam dua, jadi saya ambil penerbangan malam. Apa pak Arsya ingin penerbangan siang? Akan saya jadwalkan ulang di pagi harinya besok"

"No, no! Aku sudah tidak sabar ingin segera kembali ke Jakarta"

"Baik" Sahut Beno sembari menundukkan kepala pelan.

"Kamu sudah dapat foto Afifah dari Sheema?"

"Belum pak, Sheema juga tidak memiliki fotonya"

"Bukankah dia yang mengurus dokumen pernikahanku?"

"Benar pak, tapi Sheema bilang semua berkas-berkas sudah ia hapus dari ponselnya termasuk foto milik nona Afifah"

"Hufftt" Desis Arsya menggelengkan kepala.

"Tapi Sheema akan minta foto nona Afi dan segera mengirimkannya ke saya kalau sudah dapat"

"Tidak usah, aku akan datang sendiri ke rumahnya setelah sampai di Jakarta"

"Baik, pak"

"Kita berangkat sekarang" Pungkas Arsya, satu tangannya bergerak melingkarkan arloji di pergelangan tangannya yang lain.

"Mari, pak" Beno membuka pintu dan langsung mempersilahkan Arsya untuk keluar lebih dulu.

Keduanya sama-sama melangkah lebar menuju ruang meeting yang sudah di persiapkan oleh Beno tadi malam.

****

Waktu terus bergulir, matahari pun sudah berpindah tempat nyaris di atas kepala. Afifah yang baru saja selesai mengajar, langsung ke mushola sekolah untuk ibadah sholat dzuhur. Meski tak berhijab, tapi untuk urusan kewajibannya sebagai umat muslim tak pernah terlewatkan barang sekali. Ia justru selalu tepat waktu untuk menjalankannya.

Apalagi saat ini dia sudah tak memiliki orang tua, hanya dengan sholatlah seakan kerinduan pada ayah dan ibunya bisa terobati.

Puas berdoa, ia tak langsung kembali ke ruang guru, wanita itu memilih duduk sebentar di serambi mushola. Membuka ponselnya untuk sekedar mengecek apakah ada telfon atau pesan masuk.

Ketika tak menemukan apapun di ponselnya, ia kembali memasukkan benda itu ke saku rok.

Baru saja dua detik, ia merasakan ada sesutu yang bergetar. Sedikit berjengit, Afifah kembali meraih gawainya.

Satu pesan masuk bisa ia lihat dari layar pop up yang menyala.

081xxx : "Nona Afi, pak Atmajaya masuk rumah sakit, kondisinya kritis. Saya belum bisa menjemput nona untuk menjenguk beliau. Nanti setelah pulang dari Surabaya, saya segera ke rumah nona"

Begitulah pesan masuk dari nomor asing. Akan tetapi ketika pesan kedua kembali masuk, juga dari foto profil yang terpampang, dia tahu kalau pemilik nomor itu adalah Sheema. Orang yang juga menjadi kepercayaan keluarga Atmajaya.

"Sejak kapan pak Atmajaya masuk rumah sakit?" Afifah membalas pesan itu di iringi rasa panik.

081xxx : "Sudah dua minggu yang lalu, nona. Tapi beberapa hari ini beliau kritis karena kadar gulanya semakin tinggi"

"Innalillahi" Lirih Afifah setelah membaca pesan yang kembali masuk. "Pantas saja kakek belum sempat mengunjungiku, ternyata beliau sakit"

"Apa pak Arsya sudah tahu?" Fikirnya bertanya-tanya.

Menghembuskan napas, Afifah tak berani memutuskan apa yang harus ia lakukan. Menjenguk tanpa Sheema sepertinya juga bukan pilihan yang tepat, dia takut dengan keluarga Atmajaya.

Sampai ketika Afi kembali mengajar, pikirannya terus tertuju pada Atmajaya, entah apa yang memicunya, rasa-rasanya ia ingin sekali menjenguknya, instingnya mengatakan kalau tidak hari ini, dia seakan tak bisa melihat kakek dari suaminya lagi.

"Tidak bisa di biarkan, aku harus menjenguk kakek dan memastikan kalau kondisinya baik-baik saja" Di sela-sela mengajar, Afifah kembali bermonolog dengan suara lirih. "Perasaan ini sama persis ketika ayah ingin meninggalkanku untuk selamanya, apa mungkin kakek juga akan meninggalkanku?" Sungguh wanita itu sama sekali tak bisa fokus dalam memberikan materi pada anak muridnya.

"Terakhir kali aku melihat kakek, beliau segar bugar dan baik-baik saja, kakek tidak mungkin pergi secepat itu"

Dia menggelengkan kepala, terus meyakinkan diri bahwa tidak akan terjadi sesuatu pada Atmajaya.

Sore harinya, selesai mengajar Afifah tak langsung pulang, ada sesuatu yang mendorong langkahnya menuju rumah sakit Harqueena.

Ia pun menaiki kendaraan umum agar bisa segera tiba di tempat tujuan.

Hampir setengah jam ia menempuh perjalanan, dia akhirnya sampai di halaman rumah sakit dengan bangunan megah. Rumah sakit yang tak lain adalah milik keluarga suaminya.

Tapi ngomong-ngomong wanita itu tak tahu kalau rumah sakit elit ini adalah Atmajaya.

Melangkah dengan sedikit ragu, kakinya terarah pada meja resepsionis, ia langsung bertanya dimana ruangan pak Atmajaya.

Begitu di beritahu, dengan cepat ia menuju ke lantai tiga. Tempat khusus dimana pasian rata-rata dalam keadaan koma.

Menarik napas panjang, jantungnya kian berdebar saat dirinya nyaris sampai di bangsal milik Atmajaya.

"Permisi, suster" Kata Afi gugup.

"Iya, mbak"

"Di mana ruangan pak Atmajaya?"

Bukannya menjawab, si suster itu malah memindai tubuh Afi dari ujung kaki ke ujung rambut.

Ini kali pertama suster itu melihat Afifah, itu sebabnya dia sedikit waspada mengingat Atmajaya bukan orang sembarangan.

"Maaf, anda siapa?"

"S-saya kerabatnya, sus"

"Kerabat?"

Afi mengangguk cepat.

"Kerabat dari mana?"

"Saya kerabat jauh, suster"

Merasa curiga, suster itu menanyakan identitas lengkap Afifah.

"Boleh saya tahu siapa nama anda?"

"Nama saya Afifah, s-saya istri dari pak Ar_" Afi menggantung kalimatnya. Merasa tak ada hak untuk mengakui bahwa dia adalah istri Arsya.

"Istrinya siapa?" Tanya suster mengernyitkan dahi.

"Saya istri dari kerabatnya" Afifah merasa kalau tak hanya jantung yang bergetar, anggota tubuh yang lainnya pun seakan gemetar.

"Tolong suster, izinkan saya menemui pak Atmajaya, beliau pasti sangat ingin bertemu denganku"

"Tapi pak Atmajaya sedang koma, beliau tidak bisa di temui kecuali oleh keluarga inti"

"Please suster, sebentar saja. Suster bisa menemaniku kalau takut terjadi apa-apa dengan pak Atmajaya"

"Tapi_"

"Tolonglah suster" Ucap Afi penuh harap.

"Baiklah, tapi saya akan menemani anda"

"Baik, terimakasih sus"

"Hmm" Sahutnya. Ia lalu berjalan ke ruangan VVIP Family. Sementara Afi mengikuti langkahnya di belakang suster berseragam warna maroon.

"Dimana keluarga pak Atmajaya, sus?" Tanya Afi di tengah-tengah langkahnya.

"Mereka akan datang sebentar lagi"

"Apa tidak ada yang menjaga pak Atmajaya di sini?"

"Tidak, sudah ada banyak suster yang menjaganya, toh pak Atmajaya sedang koma, rumah sakit tak memperkenankan orang menjenguknya kecuali memang darurat. Lagi pula tidak ada yang bisa di lakukan oleh pihak keluarga dengan kondisi pak Atmajaya yang seperti itu. Mereka hanya datang melihatnya, bicara sebentar untuk merangsang saraf motoriknya. Setelah itu pulang, hanya itu"

"Kasihan sekali pak Atmajaya"

"Kenapa kasihan? Meski demikian, keluarga tetap memperhatikan beliau. Keluarganya sama sekali tidak mengabaikannya"

"Syukur alhamdulillah kalau begitu"

"Silakan masuk" Perintah suster ketika memutar handle pintu. "Tapi hanya sepuluh menit saja ya mbak"

"Iya, suster. Hanya sepuluh menit" Afi berjalan melewatinya sekaligus pintu yang membatasi ruangan itu.

"Makasih suster"

"Sama-sama" Balasnya sembari menutup rapat pintunya kembali.

"Yaa Allah, kakek" Lirih Afifah, ketika sepasang netranya melihat pak Atmajaya terbaring lemah. Ada banyak alat medis yang menempel di tubuhnya.

Pelan, langkahnya terayun menuju ranjangnya.

"Kenapa bisa begini, kek?" Ketika sudah berdiri tepat di samping ranjang, Afifah menatap alat yang menjepit salah satu jari Atmajaya.

"Kakek, ada apa denganmu? Sebenarnya apa yang terjadi?"

Hening, tak ada sahutan dari pria berkeriput itu. Hanya ada suara alat medis yang berbunyi sesuai temponya.

"Kakek, ini saya, Afifah. Bangun kek, saya masih butuh kakek. Dukaku baru saja sembuh, tolong jangan lakukan ini, kek"

"Hanya kakek yang saya miliki, kakeklah kekuatanku, jadi bangunlah kek"

Satu menit, dua menit, tiba-tiba saja, pria itu membuka matanya dengan perlahan.

"A-Afi" Suara lemah itu terdengar lirih juga serak.

"Kakek"

Melihat hal itu, suster yang sedari tadi menemaninya sontak terkejut. Ia langsung memeriksa denyut jantung Atmajaya.

"Syukurlah, ada perubahan baik yang di alami pak Atmajaya" Ujarnya. "Saya akan panggil dokter untuk memeriksanya"

"T-tidak usah, suster" Cegah Atmajaya. "Tolong keluarlah, saya ingin bicara dengan cucu saya" Lanjutnya lemah.

"Tapi bapak harus di periksa"

"Iya, tapi beri saya waktu sebentar saja. Tinggalkan kami berdua, selesai bicara, ,suster bisa panggil dokter"

"Baik" Balasnya. Pandangannya lalu beralih ke wajah Afifah. "Saya keluar dulu mbak, jika terjadi sesuatu, segera panggil saya. Saya ada di depan kamar"

"Baik suster. Terimakasih"

Suster itu mengangguk, kemudian melangkah keluar lengkap dengan perasaan sedikit was-was.

Bersambung.

1
Syirfa Ratih
smga bnr" itu Arsya..malas bgt kl ceritanya sm kyak sinetron ikan terbang..plis y thor...jgn ada pisah"in mereka,,🥺
Asri
hayyah, menunggu reaksi arsya waktu pulang dari Singapura saja lah 😅
sryharty
ya Allah Ka ane sedikit syekaliii
N I A 🌺🌻🌹
afi pergi trus hamil trus bbrp tahun kemudian ketemu sama arsya dan udah punya anak terus kayak kisah novel pada umumnya😂
di tunggu karma prily
Salim S
udah gitu doang...?dikit amat..?!nunggunya sampai lumutan loh..mending kamu jujur fi ceritakan pertemuan kamu dengan s prilly kasihan arsya dia nggak melakukan kesalahan tp selalu menderita dia udah bucin sama kamu...jangan sakiti arsya lagi dengan meninggal kannya...jujur sama pasangan itu lah kunci keutuhan rumah tangga
Sugiharti Rusli
semoga aja kamu hamil yah pas pisah sama Arsya
Asri
hah, beneran jadi korban, silvia? kena aids gak tuh? 🫣
Salim S
tinggal jujur aja sama arsya,tahu ibu mertua mu manipulatif dan licik belum tentu srnua yg dia ceritakan semuanya benar atau hanya ingin membuatmu merasa bersalah dan meninggalkan arsya tanpa harus ribut dengan anaknya...arsya bukan orang picik dia pasti akan mengerti dan tetap menerimamu karena dia tulus mencintaimu..
sryharty
kalo aku jadi Afi pun akan mumet ,,
afi pergi pasti lg dalam keadaan hamil
duuuh kasihan banget seh fi hidup kamu

awas Arsya jangan sampe kamu mau di nikah kan sama si ulet bulu Silvia,,dia pembawa virus
enak kan sil senjata makan tuan
itu mama nya Silvia bener2 bikin gedek
Ainisha_Shanti
femikiran yang sangat dangkal
N I A 🌺🌻🌹
entahlah fi, apa nasib mu bakal sama kayak tokoh2 lain nya, berpisah terus hamil setelah bbrp tahun ketemu sama suami dg anak yg sdh kau lahirkan sendirian🤭
Sugiharti Rusli
kasihan Afi diteror sana-sini karena pernikahannya sama Arsya
Salim S
😓😓😓😓
Asri
duh, aslinya sih pengen komen julid terhadap prilly, kenapa gak diikhlasin aja?

tapi,,,, kalo kejadian itu terjadi padaku, apa aku juga bisa ikhlas?

ih, emang gampang banget ya jadi tukang maido 😂😂😂
Sugiharti Rusli
waduh berat yah tawaran bu Prilly, kira" Afi akan memilih ga yah dia🤔🤔🤔
N I A 🌺🌻🌹
kayaknya afi bakalan terima tawaran prily nih
Dia Amalia
emak gk nyambung kau emang bukan tau ikhlas kn yg lalu😔😔😔
Salim S
apakah afi akan menerima tawaran itu?kasihan arsya dia mencintai istrinya tapai emaknya membenci istrinya...kesalahan orang tua di limpahkan semua ke anaknya padahal anaknya tidak tahu apa2.kalau arsya tahu kalau ayah afi sengaja menabrakkan diri demi agar afi menikah dengaany apakah arsya akan tetap menerumanya....entah lah mumet jadinya mana di gantubg terus kaya jemuran....
Jossy Jeanette
lanjut kak thor...sptnya bu prilly ada dendam dan sakit hati ke kelg afi
sryharty
si Prilly bener2 gaje,,
amit2 wooy Adam juga ga Sudi sama kamu prill
Adam udah bahagia sama Dinda
ya Allah aku ko kasihan banget sama Zidan yah
pasti sakit banget mendengar kenyataan ini
Arsya yang sabar ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!