NovelToon NovelToon
Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: LiliPuy

meski pendiam , ternyata Clara mempunyai sejuta rahasia hidup nya, terlebih dia adalah anak dari seorang petinggi di sebuah perusahaan raksasa,

namun kejadian 18 tahun silam membuat nya menjadi seorang anak yang hidup dalam segala kekurangan,

dibalik itu semua ternyata banyak orang yang mencari Clara, namun perubahan identitas yang di lakukannya , menjadikan dia sulit untuk di temukan oleh sekelompok orang yang akan memanfaatkan nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiliPuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tewasnya sang dokter

Angin malam berdesir lembut di sekitar Clara dan Peter saat mereka melangkah mendekati kuburan Exora. Siluet pohon-pohon bergetar dalam cahaya bulan yang redup. Clara menelan ludah, ketakutan mulai merayap ke seluruh tubuhnya.

“Kita harus mencari tahu lebih banyak,” ujar Peter, suaranya penuh harapan, meski dia sendiri merasakan ketegangan di udara.

“Ya, tapi bagaimana jika ada yang melihat kita?” Clara meragukan langkahnya meski rasa ingin tahunya semakin membara.

“Jangan khawatir. Kita hanya akan melihat-lihat. Tak ada yang perlu tahu,” Peter menepuk punggung Clara, berusaha memberikan semangat.

Mereka memasuki area pemakaman yang sunyi. Suara langkah kaki mereka terdengar mencolok. Clara merapatkan jaketnya, mencegah dingin malam menusuk kulit.

“Lihat… di sana,” Clara menunjuk ke arah sebuah batu nisan yang dikelilingi bunga dengan gelang kuda laut yang tergeletak di atasnya. “Itu… itu milik keluargaku.”

Peter mendekat dan memperhatikan gelang tersebut. “Beberapa minggu lalu, kamu bilang gelang ini milik ibumu. Kenapa bisa ada di sini?”

Clara membungkuk, mengambil gelang itu dengan hati-hati. “Dia tidak ada di sini. Aku yakin… dia hilang,” suaranya lirih, dibalut kesedihan.

“Kalau begitu, kita harus mencari tahu siapa yang memasangnya di sini,” Peter berkata, menatap tajam.

Dan saat itulah Clara merasakan pandangan tajam dari kejauhan. Dia menoleh dan menemukan sosok gelap berdiri di belakang pohon. “Ada orang!” Clara berbisik.

“Diam,” Peter menekankan, memperhatikan gerakan sosok itu. “Kita mungkin perlu bersembunyi.”

Mereka mundur ke belakang batu nisan, bersembunyi di baliknya, menahan napas. Sosok itu bergerak lebih dekat, dan Clara bisa melihat fitur wajahnya. “Itu… Pak Vincent!” Clara mendapati wajahnya terpalak oleh ketakutan.

“Kenapa dia di sini?” Peter bertanya.

“Entahlah, tetapi—”

Sebelum Clara selesai berbicara, mereka mendengar suara Pak Vincent.

“Mungkin sudah saatnya untuk menutupi jejak,” katanya dengan suara serak, seperti mengisyaratkan pada seseorang di belakangnya.

Peter dan Clara saling pandang, ketegangan meliputi mereka.

“Apa maksudnya?” tanya Clara, bibirnya bergetar.

“Dia tahu sesuatu. Kita harus pergi sebelum dia melihat kita,” bisik Peter, menarik tangan Clara menjauh dari batu nisan.

Mereka merayap perlahan menuju keluar pemakaman, mencoba menghindari langkah yang mencolok. Clara merasakan jantungnya berdebar cepat. Setiap gerakan seperti memberi sinyal pada Pak Vincent bahwa mereka ada di sana.

Ketika mereka berada di tepi pemakaman, Clara menghentikan langkahnya. “Kita tidak bisa pergi dulu. Aku masih ingin tahu tentang gelang ini.”

“Clara, kita tidak punya waktu. Jika Pak Vincent menyadari kita, semua ini akan berakhir buruk.” Peter berusaha meyakinkan, tapi Clara tetap teguh.

“Tapi aku harus tahu kenapa gelang ini ada di sini. Ini terkait ibuku. Mungkin ini petunjuk yang hilang.” Suara Clara menggetarkan, memunculkan keberanian.

Peter menatap Clara, perjuangan terlihat di wajahnya. “Baiklah. Kita akan cari tahu, tapi hanya sebentar.”

Mereka kembali ke tempat tersembunyi, berusaha mendengarkan bagian percakapan Pak Vincent.

“Semua harus terlihat baik-baik saja, terutama setelah insiden dokter itu,” suara Pak Vincent menerobos malam, menusuk telinga Clara. Agak kaget, Clara merasakan perutnya mual.

“Insiden dokter?” Peter membisikan. “Apa dia berbicara tentang dokter yang dibunuh itu?”

Clara hanya mengangguk, perasaan ingin tahu bercampur ketakutan.

Pak Vincent kemudian meraih sebuah tas kecil dan mengeluarkan beberapa benda. Clara memperhatikan dengan seksama. “Ini… ini dia.” Tas itu berisi dokumen, dengan stempel Sky Corp.

Mata Clara melebar. “Apa itu?”

“Sebuah catatan. Mungkin informasi tentang kejadian dua puluh tahun lalu,” Peter menebak. “Kita harus bisa mendapatkannya.”

“Bagaimana?” tanyanya putus asa, tetapi semangatnya berkobar.

Peter meneliti sekitar. “Kita bisa memikat perhatian Pak Vincent dan menariknya menjauh dari tasnya.”

“Berani taruhan?” Clara meragukan keberanian mereka, tapi matanya mulai bersinar dengan semangat.

“Biarkan aku yang mengalihkan perhatiannya. Setelah itu, kamu ambil tasnya. Cepat dan senyap.”

Clara seriak. “Baiklah, kita lakukan.”

Peter melangkah maju, suara tenangnya memanggil, “Pak Vincent!”

Kepala Pak Vincent berbelok, keheranan menyelimuti wajahnya. “Siapa di sana?”

Clara tertegun saat Peter berlari ke arah Pak Vincent. “Ada sesuatu yang perlu kau tahu!”

“Apa ini?” Pak Vincent melangkah maju, curiga.

“Ku dengar kabar soal dokter itu. Kau tahu lebih banyak dari yang kau katakan.” Peter melanjutkan, berusaha mengalihkan.

Sementara itu, Clara merayap pelan, setiap langkahnya ditemani detak jantung yang nyaring.

Dia melihat tas itu di tanah, dengan dokumen yang berserakan. Tangan Clara bergetar saat dia meraih tas itu. Benda-benda itu terasa berat dengan misteri. Dia tidak mendaftarkan suara Peter, tetapi mendengar respons Pak Vincent.

“Kau tidak bisa membiarkan ini berlanjut lebih jauh!”

Clara membuka tas dan melihat deretan dokumen aneh. Namanya, alamat keluarganya. Bukti… semua bukti tentang orangtuanya.

Tiba-tiba, suara gaduh terjadi. “Kau akan membayar untuk ini, Peter!”

“Lari!” Peter berteriak, dan Clara dengan cepat menyimpan semua dokumen itu ke dalam tas, berlari menjauh dari pintu keluar puing-puing dan ketakutan.

Clara menggenggam tas di dekat dada, nafsunya terbangun. Mereka berlari melewati jalur gelap tengah pemakaman, koherensi amanah menyala di benaknya, seolah dia baru menemukan bagian dari jalan.

Sesampainya di luar, mereka tidak berhenti berlari sampai jauh dari pemakaman, baru berhenti di sebuah sudut jalan. Clara memandang Peter, seluruh dunia terasa hilang semesta di antara mereka.

“Kau baik-baik saja?” Peter sangat khawatir.

“Ya. Tapi kita perlu tahu apa yang ada di dalam tas ini.” Rasa lapar akan kebenaran membakar dalam dirinya.

Mereka duduk di atas trotoar dan mulai membuka dokumen-dokumen itu satu per satu, hati berdebar saat menemukan catatan tentang Sky Corp.

“Apa ini?” Peter berbisik saat matanya membaca setiap kata. “Keluargamu terlibat dalam semua ini?”

Clara merasa dunia berputar. “Apa benar ini… semuanya?”

Sebagai kegelapan malam yang menyelimuti mereka, Clara tahu bahwa begitu banyak yang harus terungkap, dan rahasia-rahasia yang terlarang bisa mengubah segalanya selamanya.

Clara membuka dokumen lebih dalam, wajahnya makin pucat saat menyadari detail yang mengerikan. “Ini… ini catatan tentang hilangnya warga di kota. Ada nama-nama yang aku kenal, termasuk keluargaku!”

Peter menujukan jarinya ke salah satu halaman. “Ini dia, nama ibumu. Rincian tentang apa yang terjadi dua puluh tahun lalu… Semua ini berkaitan dengan Sky Corp.”

Clara menutup matanya sejenak, menyerap semua informasi ini. “Apa yang telah mereka lakukan?” suaranya bergetar, merasa hancur.

“Kita harus mencari tahu kebenarannya. Tidak ada lagi rahasia yang bisa ditutupi.” Peter menyakinkan, matanya penuh semangat. “Kita tidak bisa membiarkan ini berlalu.”

“Dan bagaimana jika Pak Vincent menemukan kita?” Clara mengingat kembali kekhawatirannya. “Dia pasti akan mengejar kita.”

“Apapun risikonya, kita harus melawan. Ini tentang keluargamu,” Peter berkata dengan tegas. “Bersiaplah, kita akan pergi ke Sky Corp.”

Bersama-sama, mereka bergegas menuju perusahaan. Di kepala Clara, berpadu antara rasa cemas dan tekad. Dalam perjalanan, jarak antara perasaan tak berdayanya dan keberanian itu semakin rapat. Setiap langkah dekat ke Sky Corp adalah satu langkah lebih dekat untuk menggali kebenaran.

Setibanya di depan gedung megah itu, mereka berdiri tertegun. Belum pernah Clara melihatnya dari dekat. Hasil kerja kerasnya, tetapi di dalamnya tersimpan begitu banyak rahasia kelam.

“Bagaimana kita masuk?” tanya Peter, mencengkeram tas berisi dokumen.

“Di sini ada pintu samping. Mungkin kita bisa masuk tanpa terlihat.” Clara menunjuk ke sebuah pintu kecil di sisi gedung.

Mereka berjalan perlahan menuju pintu tersebut. Clara meneguk ludahnya, jantungnya berdegup semakin kencang. Suara pekerja dan kesibukan di dalam gedung membuatnya semakin tegang.

“Siap?” tanya Peter, mengangkat alisnya. Wajahnya menunjukkan keyakinan.

“Siap.” Clara mengangguk, rasa keberanian mendominasi.

Mereka mendorong pintu perlahan dan masuk dengan hati-hati. Pemandangan di dalam sangat kontras dengan dunia luar, penuh dengan kesibukan dan suara klik keyboard. Aroma kopi dan kertas terasa mendominasi.

“Aku pikir kita harus mencari ruang arsip,” Peter menyarankan, dengan nada berbisik.

Clara mengikuti langkahnya, berusaha menyusup melalui deretan meja kerja. Mereka bergerak lambat dan hati-hati, mengamati karyawan yang sibuk beraktivitas tanpa menyadari kehadiran mereka.

Setelah beberapa menit, mereka menemukan tanda ruang arsip di ujung lorong. Dengan cepat, Peter mendorong pintu dan mereka masuk ke dalam ruangan penuh dengan rak-rak berisi dokumen.

“Tepat yang kita butuhkan,” katanya sambil menarik napas sangat.

Clara membuka tasnya dan mulai menyusun dokumen yang baru mereka ambil. “Jika kita bisa menemukan lebih banyak bukti di sini, kita mungkin bisa membongkar ini semua,” ujarnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!