Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.
Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.
Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.
Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tak bisakah berteman
"Maksud mas Yuga" Sesa menarik kembali tehnya.
"Bukankah sudah saya katakan, urus saja urusanmu sendiri tidak udah mencampuri urusan saya, Berhentilah melakukan hal-hal yang tidak perlu. Tidak udah memasak atau menyiapkan pakaian saya, karena saya tidak akan pernah menyentuhnya!!!" Yuga membentak Sesa.
Sesa kali ini benar-benar menumpahkan air matanya di depan Yuga.
"Apa kau berharap lebih dengan pernikahan ini?" Yuga memelankan suaranya namun masih sangat tajam.
Sesa masih diam meremas ujung baju ya, belum mau menjawab perkataan menyakitkan dari suaminya.
"Apa kau mau menyakiti hati sahabatmu?" Kalimat terakhir Yuga mampu membuat Sesa menatap mata elang suaminya.
"Sedikitpun aku tidak pernah mau menyakiti perasaan Della mas. Bahkan kamu tau sendiri aku sempat menolak dan membatalkan semuanya itu untuk siapa jika bukan untuk kebahagiaan kalian? Kenapa di sini seakan kamu selalu menyalahkan ku mas? Bukankah aku juga korban disini? Jika kamu sangat takut menyakiti hati Della lalu bagaimana dengan ku? Apa aku terlihat sangat menikmati semua ini?" Sesa benar-benar sudah tak tahan lagi dengan kalimat-kalimat menyakitkan dari suaminya dan juga Della.
"Setidaknya jika kamu benar-benar tidak menganggap ku sebagai istrimu, tak bisakah jika kita hanya berteman?" Sesa menurunkan nada bicaranya.
"Jika mas Yuga keberatan kalau aku mengurus keperluan mas Yuga maka abaikanlah seperti biasa, aku melakukan semua ini karena memang tugasku sebagai istri. Aku mengejar surgaku lewat dirimu, namun jika mas Yuga tetap tidak mau apapun dari ku itu terserah mas Yuga. Karena aku sudah menjalankan kewajiban ku, yang dosa bukanlah aku tapi mas Yuga sendiri" Sesa pergi ke kamar meninggalkan Yuga setelah meletakkan teh yang sedari tadi di pegangnya.
Braakkk...
Sesa menutup pintu dengan keras meluapkan segala kemarahannya. Tubuhnya meluruh di balik pintu. Tak bisa lagi untuk tetap bersikap tegar seperti biasanya. Marah? Tentu saja dia marah. Bukan karena selalu diabaikan oleh Yuga. Tapi Sesa sangat marah karena dirinya selalu disalahkan.
Sementara Yuga masih diam pada tempatnya, terpaku dengan semua rentetan kalimat dari mulut Sesa. Sudah sejauh ini kah dia menyakiti Sesa?
Dreett dreett...
Getaran ponsel di sakunya menyadarkannya dari lamunan. Melihat si penelpon ia baru ingat jika harus segera menemuinya. Yuga pagi ini akan bertemu dengan Della. Karena pesta kemarin hari ini Della meminta Yuga untuk menemaninya seharian. Tentu saja Yuga tak menolak karena Ia juga sangat merindukan kekasihnya.
"Halo Della, aku segera ke sana" Yuga mengangkat panggilannya.
"Lama banget sih, bete tau" Della sudah mulai dengan omelan manjanya.
"Maaf tunggu sebentar ya"
"Cepetan" Della mematikan sambungan telponnya.
Klik..
Sesa mendengar pintu tertutup, setelah samar-samar terdengar percakapan Yuga dengan kekasihnya. Dada Sesa semakin sesak, bahkan baru saja perdebatan terjadi tapi suaminya seolah tak peduli pada apapun selain urusannya sendiri.
****
"Pagi Bu Maya cantik" Sapa seorang laki-laki yang sangat dihindari Maya.
Maya seolah tak mendengar karena berlalu begitu saja tanpa menoleh ke samping kiri tempat laki-laki itu berdiri.
"Bu Maya nanti jadi kan makan siangnya? Bu Maya udah janji lho tapi ngga jadi terus, dosa lho bu kalau ingkar janji" laki-laki itu terus saja berbicara walau tak ada tanggapan dari Maya.
"Atau Bu Maya mau saya tulis mangkir di absen?"
"Oh jadi Pak Bayu ngancam saya!!" Maya mendelikkan matanya.
"Kalau di ancam kan Bu Maya baru mau ngomong sama saya" Bayu cekikikan melihat ekspresi Maya.
"Ya udah nanti siang di Bakery cafe sebelum kantor kita ketemu di sana" Maya sepertinya takut dengan ancaman Bayu.
"Loh bu, kita kan mau makan siang kok malah makan kue sih" Bayu sedikit protes.
"Kalau ngga mau ya udah ngga usah aja, mau mangkir juga gapapa kok Pak Bayu" Maya menampilkan deretan gigi rapihnya.
"Eittsss demi Bu Maya apa sih yang enggak, mau minum kopi aja juga gapapa asal sama Bu Maya" Bayu menaik turunkan alisnya membuat Maya jijik.
"Tapi kenapa nggak berangkat bareng aja sih Bu Maya, kenapa harus ketemu di sana?" Imbuh Bayu, karena sebenarnya ingin berlama-lama dengan Maya jika pergi bersama.
"Jadi apa enggak?" Maya mulai emosi dengan Bayu karena banyak tanya.
"Oke oke Bu Maya yang cantik, Pacarmu ini akan menunggu di sana" Secepat kilat bayu melarikan diri sebelum mendapat sumpah serapah dari Maya, karena dengan berani menyebut Maya pacarnya.
"Dasar laki-laki s*nting" Maya melemparkan sepatu hak nya ke arah Bayu namun pria itu sudah terlanjur menjauh.
-
Maya sudah 15 menit menunggu tapi Bayu belum juga datang. Maya si paling on time harus jelas saja sudah sangat jenuh apalagi harus menunggu orang uang tidak penting menurutnya. Jika bukan karena absen mana mau Maya makan siang sama Bayu. Apalagi kata dewi hari ini Sesa tidak datang ke cafe.
"Sesa kemana ya, ngga wa gue juga" Maya melihat chat terakhirnya dengan Sesa.
"Maaf ya Bu Maya, mobil saya mogok. Jadi saya telat deh" Bayu datang dengan napas yang tam beraturan.
"Alah alasan aja, saya tau Pak Bayu mau ngerjain saya kan karena dari kemarin saya nolak terus" Maya sama sekali tidak percaya perkataan Bayu.
"Masa Bu Maya ngga percaya sama saya sih, saya ngos-ngosan gini loh bela-belain lari hanya untuk makan sama Bu Maya" Bayu berkata semeyakinkan mungkin.
"Ya udah buruan pesan keburu habis waktunya" Maya menyodorkan buku menu kepada Bayu.
"Apa benar dia lari kesini, tapi kelihatannya dia ngga bohong deh. Ih apaan sih gue mikirin dia, mau lari kek mau merayap kek gue ngga peduli" Maya bermonolog dalam hatinya.
"Pulang ke kantornya saya bebeng Bu Maya ya?" Bayu mulai menunjukkan bakat banyak omongnya.
"Enggak ah, berangkat sendiri balik ya sendiri" Tolak Maya tegas.
"Yaah masa tega Bu, kan mobil saya mogok" Ucap Bayu memelas.
"Ckkk, Ya udah deh iya" Ucap maya sedikit sebal.
"Hehe makasih Bu Maya yang cantik. Ternyata mobil saya mogok ada hikmahnya juga ya" Ucap Bayu percaya diri.
Maya hanya memutar bola matanya melihat kelakuan Bayu.
***
Sementara itu di sebuah apartemen seorang wanita sedang menahan geram karena sang kekasih dari tadi hanya diam jika tidak ditanya, ditanya pun jawabnya seadanya.
"Sayaaaanggg kamu kenapa sih!!!" Della benar-benar sudah habis kesabaran karena sejak kedatangan Yuga ke apartemennya kekasihnya itu hanya diam entah apa yang dipikirannya.
"Gapapa Della, aku hanya capek saja" Yuga memejamkan matanya sambil bersandar di sofa.
"Kamu aneh banget sih hari ini, dari tadi diem aja, aku ajak ngobrol juga nggak dengerin malah ngelamun, mendingan ngga usah datang kesini sekalian deh!!" Ucap Della dengan gaya ngambeknya.
"Maaf Della, oke sekarang kamu mau cerita apa aku dengerin" Yuga menegakkan badannya menghadap sang kekasih.
"Udah ngga mood" Della membuang muka membelakangi Yuga.
"Della aku minta maaf, aku benar-benar lelah badanku sakit semua" Yuga mencoba membujuk Della. Yuga sebenarnya jujur dengan perkataannya, memang badannya terasa remuk karena pesta kemarin. Tapi kejadian tadi pagi lebih mendominasi pikiran Yuga. Badan Yuga memang berada di dekat Della namun pikiran Yuga melayang ke arah Sesa. Yuga tak menyangka gadis pendiam itu bisa meluapkan emosinya seperti itu. Yuga juga bisa melihat pancaran kesedihan dimata Sesa. Apalagi tadi Yuga meninggalkannya begitu saja. Sungguh perasaan bersalah menggerayangi hatinya saat ini.
"Ya udah deh maaf ya, aku kira kamu cuekin aku karena udah mulai suka sama si pengkhianat itu" Della tiba-tiba membawa nama Sesa.
"Jangan begitu Della, dia sahabat kamu" Yuga sedikit terkejut kenapa sekarang Della berubah menjadi gadis yang penuh kebencian.
"Kamu belain dia?" amarah Della tersulut lagi.
"Aku ambil cuti hari ini supaya bisa berduaan sama kamu seharian. Aku kangen sama kamu, setelah kemarin melihat kamu berdiri di pelaminan bersama wanita itu. Tapi apa yang aku dapat hah? Dari tadi kamu hanya diam, dan sekarang kamu belain dia? Kamu mulai suka sama dia? Jawab?" Della berteriak karena kekesalannya kepada Yuga.
"Aku ngga belain dia Della. Dari tadi aku diam karena aku memang sedang lelah. Aku juga kangen sama kamu tapi kenapa kamu malah bawa-bawa Sesa. Aku sama dia ngga ada apa-apa. Aku hanya mencintaimu Della, jadi berhentilah membahas Sesa jika kita sedang berdua" Yuga mencoba menenangkan Della, dia tak mau Della menyalahkan Sesa terus menerus.
Ditariknya Della kedalam pelukan Yuga, tanpa penolakan Della juga melingkarkan tangannya memeluk pinggang yang pelukable itu.
"Maaf" Ucap Della.
Yuga hanya mengangguk kemudian mencium kening sang kekasih.
***
Setelah perdebatan itu Yuga akhirnya memilih pulang dengan alasan badannya yang sangat lelah. Sebenarnya Della sempat melarang Yuga pulang dan menawarkan Yuga untuk beristirahat di apartemennya saja tapi Yuga menolak. Akhirnya mau tidak mau Della merelakan Yuga untuk pulang.
Hari sudah mulai sore saat Yuga tiba di basemen apartemen. Yuga sekilas melihat ke samping kananya, mobil yang dari tadi pagi masih setia parkir di sana menandakan pemiliknya tak meninggalkan apartemen hari ini.
"Apa sia tidak ke cafe?" Yuga bertanya-tanya dalam hatinya.
Pip.. Pip..Pip..
Klikk...
Pintu apartemen terbuka, Yuga melangkahkan kaki panjangnya ke dalam.
Degg..
-
-
Persembahan untuk kalian para readers 😘
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, terimakasih semuanya🤗