"Jangan salahkan takdir, terkadang jodoh itu datang di waktu yang kita tidak pernah duga sama sekali. -Darren
-----------------------------------------------------------------------
Kini ia harus menerima perjodohan itu, Darren Baron Alexi anak kedua dari keluarga zafano. Apalagi saat ia tahu siapa perempuan yang akan menikah dengannya nanti....?
By: manikutami.
Aku tidak peduli, ada ataupun tidak yang membaca novelku.- by author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manikutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Anna begitu bosan didalam terus jadi ia memilih berjalan - jalan diluar disana ada taman dan terlihat ditengah - tengahnya ada pancuran air. Anna duduk disana dan Ryan tiba - tiba saja menghampiri nya.
"Anna lo ngapain disini? ayo masuk diluar dingin loh" ajak Ryan.
"males ah, gue pengen cari udara segar diluar" jawab Anna. Padahal dirinya, tidak ingin terus menerus di keramaian ia sangat menyukai berbau sepi. Itu sungguh membuat nyaman seperti dirinya yang introvert.
Tetapi Darren kembali lagi melihat Anna sedang bersama Ryan berduaan, ia diam saja dan hanya memandang mereka. Terbesit di hatinya tidak terlalu suka melihat keduanya bersama. Darren langsung saja mendekati mereka.
langkahnya seketika terhenti ia membalikkan badannya. "biarkan mereka berduaan ngapain sih kesana?" batinnya, tetap menahan gejolak di hatinya paling dalam.
"gue gak mungkin mulai menyukainya gue hanya sekedar menjaga harta martabat keluarga, agar orang - orang nanti nya gak salah paham..." ucapnya dengan diri nya sendiri.
Darren pun kembali pada Anna dan menarik lengan Anna mengajak nya pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Anna terkejut dan hampir terjatuh, untungnya Ryan memengang tangan Anna yang satunya. Anna terdiam diantara keduanya dan menatap Ryan sebentar mengisyaratkan untuk melepaskan nya. Darren membawa Anna menjauh dari sana, Anna yang ditarik lengannya begitu kuat oleh Darren membuat nya kesakitan berusaha untuk melepaskan tangannya.
"lepaskan tangan gue ren, tangan gue sakit!"
Darren tidak menggubrisnya sama sekali tetap membawa Anna pergi.
lelaki itu mulai bersuara, "gue ngak suka lo dekat - dekat dengan Ryan," ujar Darren terus terang membuat Anna berpikiran jika Darren cemburu.
Anna senyum - senyum mendengar perkataan Darren, "Kayaknya lo cemburu gue sama Ryan deket - deket ya?" goda Anna sambil mencolek dagu Darren membuat lelaki itu menghentikan langkahnya.
"ih, apaan sih... jangan sentuh - sentuh" menepis tangan Anna dan membelakanginya, tangan mereka tidak dilepaskan masih saling menggenggam satu sama lain.
"siapa juga yang cemburuan geer banget," ujar Darren dengan kesal.
"gaku aja," ujarnya.
"dibilangin ngak, gimana sih... mending kita pulang ayo" menarik lengan Anna.
Saat Darren dan Anna akan melangkah pergi, lampu di ruangan itu mati hanya lilin - lilin yang begitu mewah menyala di ruangan itu. Seorang gadis melangkah dari arah lantai dua, ia menggunakan dress yang begitu mewah dan sangat elegan sedikit riasan diwajahnya begitu membuat semua orang disana memandangnya tanpa melirik kearah lain. Darren dan Anna yang berada dibawah juga begitu memandangnya. Gadis itu mendekati Darren dan mencium pipinya. Darren yang dicium pipinya melepaskan genggaman tangan Anna. Senyum Anna berubah menjadi miris dan memilih berlari keluar, ia tahu siapa yang datang.
"surprise," ucap Elena.
"Elena kenapa kamu datang kesini?" tanya Darren belum menyadari kepergian Anna.
"Aku kesini karena, aku tahu kamu ada disini," jawab Elena dan mencium bibir Darren tanpa memedulikan orang - orang disana seakan - akan hanya ada mereka berdua saja.
Merina yang ada dipojok ruangan begitu tersenyum senang rencana nya berhasil dengan mulus. Untungnya ia menghubungi Elena sebelum acara selesai.
Darren pun menyadari Anna tidak ada disampingnya berlari keluar mencarinya.
"Darren kamu mau kemana?" teriak elena ketika darren memutuskan pergi.
Darren berlari mencari istrinya keluar, sampai ia melihat sekeliling nya tidak ada siapapun disana. Samar samar lampu menerangi, iamelihat Anna berjongkok di pinggir - pinggir tembok yang gelap. Disana ia menangis dan Darren mencoba mendekati nya.
"Anna," panggil Darren.
Anna mendengar suara Darren menghapus air matanya, menatapnya dan bangun "ngapain lo kesini?" Abe menepis tangan Darren yang mulai menyentuh bahu gadis itu dan berlari keluar dari sana.
Tetapi Darren berusaha mengejarnya dan ia langsung saja menarik lengan Anna lalu mengendong nya membawa nya masuk kedalam mobil.
"Ikut gue pulang, gak ada bantahan."
..
Dikediaman tuan zeen Satria putra
tuan zeen yang baru sampai dikediaman nya langsung saja memeluk istrinya.
"mas, kok tumben pulang malam," saling berpelukan.
"iya, ma.. soalnya tadi ada meeting dikantor" jawab tuan zeen
Dari kejauhan wahyu berlari kearahnya "ayah!" teriak nya.
"hei, anak ayah yang ganteng..." mengendong putranya seketika. meskipun Wahyu mulai beranjak remaja ia tetap memperlakukan Wahyu selayaknya anak kecilnya.
Wahyu tersenyum senang menunjukkan rapot hasil ujiannya selama ini. "wahyu punya hadiah buat ayah, Tara!" ucapnya dengan memperlihatkan semua hasil nilainnya tidak ada yang merah semuanya di atas KKM.
Dan itu berkat Anna yang selama ini mengajarkan nya dengan keras.
"wah, anak ayah memang pintar..." ucap tuan zeen senang sembari mencium pipi Wahyu.
"mama juga ada surprise lo buat mas" ujar Ratna.
tuan zeen menurunkan Wahyu lalu mendekati istrinya, "memangnya surprise apaan sih?" tanya zeen penasaran.
"Ada deh," ujar Ratna, mulai main rahasia - rahasiaan.
"mas sekarang ikut mama, tapi matanya harus ditutup dulu..." ujar Ratna mulai menutup mata suaminya, yang mulai penasaran surprise apa yang akan diberikan istrinya.
sampai di depan pintu kamar dekat ruang tamu Disana sudah terbuka. terlihat varrel berdiri didepan nya dan tersenyum.
"sudah apa belum ma?" tanya zeen dengan mata keadaan tertutup.
"sekarang buka matanya tapi dengan perlahan," ucap Ratna membantu membuka kain menutup mata suaminya
saat zeen membuka matanya, ia begitu terkejut melihat varrel tepat didepan nya.
"Surprise..." ucap varrel.
"varrel?" ujarnya, tidak menyangka jika putra sulungnya ada di rumah ini.
lelaki itu mendekati ayahnya.. menyentuh tangan ayahnya dengan mata berkaca-kaca.
"varrel kangen sama ayah, maafkan varrel selama ini selalu marah sama ayah..."
"ayah juga minta maaf, seharusnya ayah dulu mengajak kamu tinggal bersama ayah"lelaki itu menangis, "akhirnya kamu mau pulang juga nak, ayah benar - benar kangen banget sama kamu... kamu semakin dewasa semakin tampan saja"
varrel hanya tersenyum...
Mereka saling berpelukan... zeen begitu senang sekali akhirnya varrel mau pulang kerumahnya dan mengagapnya sebagai ayahnya lagi.
•
•
Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak 🌼