Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.
Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?
Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?
Follow Ig : Fatmawatisiti1472
Note :
-Alur cepat
-Bukan novel panjang
-Konflik ringan
-slow up
-slow revisi
Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Jadi, mantan istrimu yang telah mendorong adikku ke kolam renang? Dia keterlaluan sekali!" Anggita mengepakkan kedua tangannya sambil menangis. Dia merasa sakit hati karena adik semata wayangnya telah disakiti.
"Tenanglah, aku akan menemuinya dan memberinya peringatan keras," ucap Angkasa mencoba menenangkan hati Anggita yang sedang diselimuti emosi.
"Aku ikut," rengek Anggita.
"Nggak boleh, kamu di rumah saja temani Nania," larang Angkasa.
"Dan membiarkan kamu pergi ke rumah mantan istrimu itu sendirian?" Anggita menatap dalam manik mata pria tampan itu.
"Ah, kamu cemburu? Baiklah, kamu boleh ikut, ayo kita pergi." Angkasa menggandeng tangan Anggita dan membawanya bersama.
Tiba di rumah Zoya, Angkasa memencet bel. Waktu telah larut, apa Zoya belum juga sampai ke rumah? Angkasa memencet bel berkali kali dan tidak ada orang yang keluar menemuinya.
Saat hendak pergi, tiba tiba pintu rumah terbuka. Zoya keluar dari dalam rumah dengan balutan baju tidurnya yang seksi. Dia langsung berlari ke arah Angkasa dan memeluknya erat.
"Aku rindu padamu, akhirnya kamu mau menemui ku juga," lirih Zoya. Angkasa mendorong Zoya menjauh dan menatap tajam wanita itu.
Plak... Plak ....
Sebuah tamparan keras Zoya dapatkan dari Anggita yang melihat adegan pelukan tadi.
"Apa apaan kamu!" bentak Zoya.
"Wanita murahan! Sudah mendorong adikku ke dalam kolam, sekarang mencoba merayu suamiku di depan mataku hah?" bentak Anggita.
"Aku yakin dia masih cinta padaku," ucap Zoya.
"Aku sudah tidak mencintaimu lagi Zoya." Tegas angkasa.
"Sadarlah Nona, kamu sudah melukainya. Kamu sendiri yang telah membuatnya membencimu, jadi jangan ganggu dia lagi. Saat ini dia sudah menjadi milikku!" sambung Anggita.
"Nggak, aku nggak akan menyerah untuk mendapatkannya lagi," Zoya bersikeras.
"Oh... Kamu ingin mengabaikan peringatan keras dariku ya? Berani kamu menyentuhnya dan adikku seujung kuku, aku akan memberikan rekaman cctv kejahatanmu kemarin malam kepada polisi," ancam Anggita. Dia tersenyum sinis sambil memperhatikan gerak tubuh Zoya yang sedang gemetar.
Anggita memang masih muda, dia kalem dan lembut. Tapi saat ada orang yang menyentuhnya atau orang yang yang dia sayangi, Anggita akan berubah galak seperti singa lapar.
Dalam diam, Angkasa menatap kagum istrinya. Dia tidak salah pilih, Anggita memang paling pas untuk dijadikan istri. Muncul rasa sayang lebih banyak lagi di hati Angkasa untuk wanitanya itu. Angkasa berjanji akan memberikan dan melakukan apapun untuk membahagiakan Anggita.
Puas mengajak Zoya ribut, Anggita menarik lengan angkasa dan mengajaknya kembali pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, Angkasa terus menggodanya, hingga pipi Anggita bersemu merah karena malu.
"Aku baru tau kamu sangat mencintaiku," ucap Angkasa.
"Kata siapa? Enggak kok, biasa saja," Anggita memalingkan wajahnya ke arah jendela.
"Kamu mengancamnya seperti seorang kesatria tadi, itu karena takut kehilangan aku bukan?" ledek Angkasa lagi.
"Apa yang membuatmu begitu sangat mencintaiku sayang, aku ingin tau,"
"Jangan banyak bicara, fokuslah mengemudi!"
"Ayolah sayang, jawab dulu!"
"Aku mencintaimu karena kamu baik, tampan, seksi dan..." Anggita tidak melanjutkan kata-katanya.
"Dan apa?" Angkasa penasaran.
"Dan kamu memiliki stamina yang cukup bagus," Anggita terkekeh.
Ciiiit....
Mobil tiba tiba berhenti di pinggir jalan raya yang gelap dan sepi. Anggita kebingungan, apa yang sebenarnya terjadi. Dia melihat angkasa mencopot jas dan kancing kemejanya, sekarang Anggita paham kenapa mobil Angkasa berhenti tiba tiba.
"Kita... Kita bisa melakukannya di rumah kan?" Anggita gugup.
"Aku sudah nggak tahan, siapa suruh kamu merayuku," Angkasa menempelkan wajahnya pada wajah Anggita. Dia menatap istrinya sekilas lalu menciumnya bertubi-tubi.
"Sayang, bagaimana kalau ada orang yang lewat dan mengintip kegiatan kita," Anggita sedikit takut.
"Tidak akan ada orang yang lewat sini, aku akan melakukannya dengan cepat." nafas Angkasa memburu.
"Tapi sayang," Anggita menahan tangan suaminya yang sudah mencopot resleting gaun yang dikenakannya.
"Jangan banyak tapi tapi, diam dan nikmati saja servis plus plus dariku!"
Anggita dan Angkasa terlihat permainan panas di dalam mobil. Keduanya melakukan hal menyenangkan itu dengan cepat dan kompak hingga akhirnya bisa sama sama meraih puncak keindahan dunia.
Keringat mengucur deras, nafas saling beradu. Keduanya saling memandang, melempar senyum dan mengelus sayang.
"Aku mencintaimu Anggita," lirih Angkasa.
"Me too..." Anggita memeluk tubuh suaminya erat dan mencium pucuk kepalanya.
Sementara itu di rumah...
Cika mondar mandir seperti setrikaan, kedua kakaknya pergi sejak tadi dan tidak kunjung kembali. Sementara hari sudah menjelang pagi, apa telah terjadi sesuatu pada mereka berdua? Zoya orang jahat, bagaimana kalau dia melakukan hal jahat pada Angkasa dan Anggita?
Baru saja Cika hendak menelfon temannya untuk meminta bantuan, dia mendengar suara mobil parkir di halaman rumah. Cika membuka pintu dan bergegas menemui Angkasa dan Anggita.
"Kalian kenapa perginya lama sekali?" tanya Cika.
"Kami, itu .... Ada urusan sebentar di luar tadi setelah menemui Zoya," ucap Anggita terbata.
"Urusan?" mata Cika menangkap banyak tanda merah di leher kakaknya. Tak hanya itu, rambut Anggita juga nampak acak acakan.
"Ah, aku tau yang kakak maksud. Baiklah, aku akan pergi tidur sekarang." Cika menatap Kakak perempuannya dengan tatapan tajam dan senyum yang meledek.
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂