NovelToon NovelToon
Istri Di Atas Kertas

Istri Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:895.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Riendiany

Estsaffa ahiara, gadis yatim piatu yang diadopsi oleh kedua orangtua angkatnya. Terpaksa menikah untuk membayar hutang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riendiany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Ramen Pedas

"Haloo..cantik" tak pelak dua orang yang sedang asyik ngobrol di meja sekretaris itu menoleh dan mendapati sepupu bos mereka yang tampan mirip Hideaki Takizawa itu tengah tersenyum sambil menaikturunkan alisnya.

"Selamat siang pak" Vina yang dalam posisi duduk langsung berdiri menyambut kedatangan pemilik 30% saham di perusahaan itu dengan canggung karena tidak mengetahui kemunculan lelaki tampan itu yang tiba-tiba.

Vina sampai menganga setelahnya, sepupu bosnya itu benar-benar tampan. Disenggolnya lengan Ara yang memang berdiri disampingnya semenjak tadi.

"Hai kak" sapa Ara seraya melambaikan tangan kanannya didepan dada.

Akio melirik jam tangannya, kemudian tersenyum lagi. "Waktunya makan siang nona, bolehkah aku traktir?" ucapnya mengajak ah...tidak, karena Akio berniat memaksa mereka berdua.

Kedua wanita yang berdiri berdampingan ini saling menoleh dan menatap satu sama lain. Didalam pikiran mereka tersirat hal yang sama, Adrian.

"Baiklah kak, tapi kak Akio duluan sama mbak Vina ya, nanti aku menyusul"

"Kita barengan aja Ra,..masalah Adrian aku yang akan minta izin padanya, tenang saja" Ara menatap kaget pada Akio, lelaki ini bagaimana mungkin bisa membaca hatinya. Atau sungguh sangat kentara bahwa ia dan Vina mengkhawatirkan hal yang sama tentang bosnya.

"Hahh..mmm..tapi kak" Ara menggeleng ragu. Dia sudah tahu seperti apa Adrian, setidaknya dia sudah cukup lama berada didekatnya. Lelaki itu tipe orang yang sulit.

"Tenang saja..kita makan siang dulu, nanti yang lainnya biar aku yang urus Ra" Akio mendorong pelan punggung Ara dengan kedua tangannya. Ingin merangkulnya tapi diurungkannya, karena gadis itu pasti merasa tidak nyaman.

Ara berjalan sangat lambat, seakan jika tidak didorong oleh Akio ia enggan untuk beranjak sedangkan Vina dengan senang hati mengikuti. Kapan lagi bisa satu meja dengan lelaki setampan Akio yang ramah kepada siapapun. Berbeda dengan sang sepupu yang lebih banyak menampakkan muka datar sedatar papan tulis, untung tampan kalau tidak?. 'Oh no, he is my boss' Dan berhasil mencipta seulas senyum miris di bibir Vina.

Ceklek

Belum juga jauh, terdengar suara pintu ruangan Adrian terbuka. Sontak ketiga orang itu menoleh, dan keluarlah Elang beserta sang majikan dibelakangnya.

"Kebetulan sekali Add, ini sudah jam istirahat dan aku akan mengajak mereka makan siang bersama" Adrian terdiam, sungguh mimik wajahnya tak terbaca apa yang akan diucapkannya setelah ini.

Masih hening, Akio dengan wajah santainya, Ara yang terpaku menunggu jawaban Adrian yang dirasa akan tidak masuk akal lagi, dan Vina yang menempel di dinding dekat pintu lift bagai cicak yang kehilangan ekornya, belingsatan dan keringatan membuatnya beberapa kali menyeka wajahnya dengan punggung tangannya. Kalau seandainya sekarang ada cermin di depannya, pasti ia akan bingung re-make up ulang wajahnya.

"Baiklah, siang ini kita makan ramen saja sepertinya enak membayangkan pedasnya, aku yang traktir" dan ucapan Adrian berhasil membuat tiga orang di seberang menganga.

"Kau ikut mobilku dan Vina ikut Akio" tangan lelaki itu menunjuk Ara yang harus bersamanya dan membuat Akio menggeleng tidak terima.

"Kenapa bukan Ara yang bersamaku? Aku yang mengajaknya" ucap Akio melayangkan protes pada sepupunya yang selalu memaksakan kehendaknya sendiri.

"Dia asissten pribadiku, jadi harus bersamaku. Di mobilku atau tidak sama sekali. Ingat! Dijam kerja, aku masih bossnya" Akio mengumpat didalam hatinya, dan kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk mendekati gadis itu.

Keempat orang itu berjalan menuju lift, tanpa ada yang berbicara sedikitpun. Bersama namun seperti ada tembok kasat mata yang memisahkan. Masing-masing melayang dengan pikirannya.

Dan di dalam mobil pun kejadian yang sama terulang. Adrian yang meminta kepada Elang untuk memegang kemudi sendiri malah fokus memperhatikan jalanan daripada gadis cantik di sebelahnya yang sejak tadi sesekali mencuri lihat kepadanya. Bukan tidak tahu, namun sengaja tidak menganggap lebih tepatnya.

"Ehem..." mencoba melegakan rasa tidak nyaman akibat aksi saling diam yang sudah terjadi sejak kepulangan Ara dari rumah Akio tempo hari yang nyatanya masih terus berlangsung. Ibarat perang keduanya masih sedang dalam mode gencatan senjata.

"Mas.."

"Hem.."

"Maaf..."

"Untuk apa?"

"Masih hal yang sama" kepala Ara menunduk seraya sesekali melirik demi melihati reaksi Adrian. "Maafkan aku, aku.. akan melakukan apapun termasuk hal itu agar mas bisa memaafkanku".

"Hal itu?"

"Tentang sandiwara itu, aku...akan melakukannya. Meskipun memang tidak ada pilihan"

"Dan satu hal yang harus kau ingat! Tidak boleh ada perasaan...murni sandiwara, mengerti!" Ara menatap Adrian dengan berani. Sangat diperjelas, bahkan sengatan nyeri itu tiba-tiba naik dari dada ke otaknya hingga tanpa sadar membuat gadis itu memijat pelipisnya, pening.

"Kau kenapa? Sakit?" pertanyaan yang harusnya sarat perhatian menjadi terdengar hambar ditelinga Ara.

"Ahhh tidak, tidak apa-apa, mungkin sedang lapar saja. Masih jauh tempatnya mas?" gadis itu segera meluruskan tangannya kesamping tubuhnya. Dan malah menanyakan hal lain untuk mengalihkan.

"Limaratus meter lagi" dan benar saja beberapa saat kemudian mobil yang dikemudikan Adrian memutar kekiri dan masuk di sebuah bangunan kecil yang tidak tampak seperti restoran, lebih mirip rumah namun benar-benar mewakili rumah tradisional jepang. Sederhana dan asri.

Setelah memarkirkan mobilnya, kemudian menunggu mobil kedua yang dikemudikan oleh Akio tiba. Keempat orang itu bergegas menuju pintu masuk.

Kecuali Adrian ketiganya tampak mengambil duduk di dekat jendela yang langsung terhubung dengan pemandangan luar ruangan yang sangat memanjakan mata.

Bagaimana tidak, di sebelah kiri bangunan itu rupanya ada taman kecil penuh dengan tanaman hias dan bunga beraneka warna, juga ada kolam kecil air mancur yang tumpah dari sebuah guci kemudian ada kandang-kandang kecil tempat beberapa kelinci yang dibiarkan lepas bercengkerama di taman.

Suara gemericik air sangat menenangkan hati. Sungguh bisa menjadi healing untuk hati Ara yang sedikit memanas akibat pernyataan Adrian tadi.

"Kau tahu darimana tempat sebagus ini?" tanya Akio ketika Adrian sudah hampir duduk sekembalinya dari memesan makanan.

"Aku sering kesini"

Akio mengernyit, tempat seperti ini dan sepupunya itu sering kesini. Dia merasa aneh, apa yang menarik selain makanan disini?.

"Dengan siapa?" Adrian menatap tajam Akio yang penasaran akan jawabannya.

"Kenapa? Mau tahu saja" jawab Adrian sengit. Dan sang sepupu langsung membuang muka mendengar jawaban itu.

Seorang wanita datang membawa pesanan mereka. Empat mangkuk ramen dengan topping yang menggiurkan, ada telur rebus, menma, horenso, tempura, jamur shitake dan masih banyak lagi serta bubuk cabe dalam wadah kecil untuk yang suka pedas. Mereka sudah tidak sabar untuk menyantapnya.

"Sepertinya ini kurang pedas" kata Akio, lelaki itu mengambil setengah sendok bubuk cabe dan menuangkan ke mangkuknya.

Tanpa banyak berkata Ara mengikuti, bahkan ia mengambil satu sendok penuh bubuk cabe dan malah akan menambahnya lagi.

"Itu terlalu pedas, kau bisa sakit perut" ucap Adrian tangannya mencekal pergelangan tangan Ara yang hendak menambahkan bubuk cabe lagi.

"Tidak apa-apa, aku suka pedas kok" jawab Ara beralasan. Padahal ia sedang ingin menangis tanpa kelihatan jejaknya, menumpahkan segala yang dirasakannya, nasibnya dan sandiwara itu, karena pedas selalu membuat ia banjir air mata. Kamuflase yang menarik bukan.

Adrian menarik tangannya, membiarkan gadis itu melakukan apa maunya. Dan benar saja, baru satu suap mie masuk ke dalam mulutnya, membuat Ara batuk dan tersengal. Mukanya merah, dan air mata merembes ke pipinya.

Dengan segera disodorkan air putih dalam kemasan pada gadis itu, kedua lelaki itu hampir bersamaan menyodorkan air minum mereka. Dan karena Akio kalah cepat dengan Adrian yang duduk tepat di depan Ara, maka air dari tangan Adrian lah yang diambil. Kemudian lelaki itu juga mengangsurkan tissu pada Ara.

Tanpa menunggu lama, Adrian menukar mangkuknya dengan mangkuk Ara. Dan ia menghabiskan ramen dalam mangkuk Ara dengan cepat.

"Pak, itu punya saya" Ara terbengong ketika mendapati mangkuknya yang ditarik Adrian sudah kosong. "Itu sisa saya...".

"Sudah habis.., cepat habiskan makanmu, waktu makan siang..." melirik jam tangannya dan "Hampir selesai".

Ara melanjutkan makannya dengan pikiran berkecamuk. Sungguh hatinya tiba-tiba meleleh dengan perlakuan Adrian. Apa kabar rasa yang tumbuh sebesar kacang, sepertinya akan tumbuh kecambahnya.

Dan Akio, lelaki itu memakan mie nya dengan kesal. Padahal ia sadar sejak awal Ara memang berbeda, ada sesuatu dengan gadis itu yang menarik perhatian sepupunya. Seperti hari ini, sedikit banyak mengungkap perasaan Adrian sebenarnya, tapi egonya masih tetap dominan.

Namun entah mengapa, Akio malah merasakan hal lain. Ada yang teremas di sudut hatinya melihat langsung perhatian Adrian pada Ara yang begitu langka. Apakah ia cemburu? Namun gadis itu memang istimewa, ia cantik dan sederhana, siapa yang tak menyukainya. Oh...God adakah Akio jatuh cinta??

Bahkan Akio lupa maksud kedatangannya ke perusahaan Adrian adalah untuk mengembalikan sepatu Ara yang ketinggalan. Namun apa daya, ketika ketemu orangnya malah ajakan makan sianglah yang terlontar. Rasa cinta itu memang istimewa ya, sangatt..

Terimakasih cinta untuk tetap mengikuti...💜💜

1
Yuni Ngsih
wah hebat novelnya trskan Thor tiga" nya ,pasti keren ...👍👍👍
Idasesoega
sangat mengharukan, sangat cerdas secara psikolog, sangat menyenangkan dan membahagiakan siapan cerita ini, khususnya ban ini. 👍👍👍👍👍

terima kasih othorku🤣🤣🤣💯💯💯👏👏👏
melting_harmony
Luar biasa
Widati Dati
1 vote n 19 ikat mawar bwt mu thor... trs semangat thor.. dg crta yg brkualitas
Riendiany: Terima kasih🥰
total 1 replies
Bun Yian Cu Dumpit
happy ending,, KK lanjut cerita k elang SM Mala, Dani dan merra jg yh Thor plisss
Bun Yian Cu Dumpit
cerita KK SM Uda ak ikut terharu jg KK smoga kakak sllu d lindungi dn d bri kesehatan amin
Bun Yian Cu Dumpit
semua nya ja lah aku mau Thor ceritanya sungguh menarik dlm hidupku
Bun Yian Cu Dumpit
smoga elang SM Mela jadian, ngk sabar ak liat mereka semua bahagia untuk othor ny smoga sehat slalu😃
Bun Yian Cu Dumpit
ohh rupanya Akio masih hdup, drama selanjutnya ak mau dngar crita Tomy SM Laura yh Thor
Bun Yian Cu Dumpit
ohh rupanya Akio masih hdup, drama selanjutnya ak mau dngar crita Tomy SM Laura yh thor
Bun Yian Cu Dumpit
senanggggg nya ak melihat keluarga mereka berkumpul
Bun Yian Cu Dumpit
senanggggg nya ak melihat keluarga mereka berkumpul
Bun Yian Cu Dumpit
akhirnya keluarga Ardian bersatu jga stelah sekian lma berpisah dn ak yg BCA ikut bahagia jg, Dani sudah mengetahui kesalahpahaman yg bertahun² tertutup
Bun Yian Cu Dumpit
terharu aku, bnyak mengandung bawang😭😭😭😭 menurut ak
Bun Yian Cu Dumpit
siapa yh org yg d maksud Dani rahasia, atw jngn² adiknya si merra🤔
Bun Yian Cu Dumpit
semoga jg cpat ketemu Dani SMA ibu sambung ny lewat adek ny merra
Bun Yian Cu Dumpit
Ara SM keluarga angkatnya udh ketemu, tinggal nunggu jalur Thor untuk mempertemukan Ara dn Ardian jdi satu
Bun Yian Cu Dumpit
penasaran SMA org yg d telpon dokter ORI yg d sebut kakak tuh siapa ya?? penasaran EMG ak hehe
Bun Yian Cu Dumpit
semoga lh dinding es Dani bisa d cairkan, smoga jga secepatnya Ara d pertemukn kembali dngn Ardian keluarga kecilnya, ngomong² Thor org tua angkatnya Ara kok ngk muncul lagi yah
Bun Yian Cu Dumpit
kira² siapa yh org misterius itu ad ninggalin surat lagi, ap mungkin Ardian yh, ah jdi penasaran nc akunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!