NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. XXX Mungkinkah

"Assalamu'alaikum," seru Putri dan Nathan bersamaan membuat kedua orang, yaitu Bunga dan Edgar mendongakkan kepalanya melihat kepulangan ayah dan anak itu.

"Wa'alaikum salam," sahut Bunga dan Edgar. Bunga pun segera merentangkan tangan dan menyambut Putri ke dalam pelukannya.

"Putri nggak papa? Nggak demam lagi?" tanya Bunga sambil meraba dahinya yang ternyata sudah tidak panas lagi. Bunga mendesah lega. Sepertinya sakitnya Putri karena merindukan ayahnya. Entah harus kesal ataupun bersyukur dengan kedatangan Nathan pagi tadi. Dalam hati, ia ingin Nathan tak memunculkan batang hidungnya lagi, tapi ia juga bersyukur berkat kegigihan Nathan yang masih berusaha menemui Putri, putrinya kini bisa pulih dan jadi lebih bersemangat.

"Putri nggak papa kok, Ma. Malah Putri senang bisa main sama beli macam-macam. Mama, Putri beli banyak banget lho ada baju, susu, coklat, sosis, roti, ada boneka Barbie sama boneka sapi juga. Bagus nggak, Ma?" celoteh Putri sambil memamerkan boneka miliknya.

Bunga menggigit bibirnya, saat melihat Nathan mondar-mandir menurunkan belanjaan Putri. Entah berapa banyak uang yang Nathan habiskan untuk memanjakan putrinya ini. Bunga penasaran, Nathan melakukan ini untuk mengambil hati Putri atau memang untuk membahagiakannya? Menebus semua waktu yang antara dirinya dan Putri.

"Bagus," lirih Bunga sendu sambil menatap raut bahagia di wajah cantik putrinya.

"Wah, kayaknya Putri habis senang-senang sama papa ya? Coba tadi Om datang lebih cepat, Om pasti bakal ikutan ," ujar Edgar membuat Putri menoleh ke arah Edgar.

"Tapi Putri maunya jalan sama Papa dan mama aja. Tapi mama nggak mau. Kalau sama Om kan udah pernah," sahut Putri sambil menguap. Matanya sudah tampak sayu. Tampaknya Putri sudah benar-benar kelelahan dan mengantuk karena itu Bunga pun segera membawa Putri masuk ke dalam untuk menidurkannya.

"Udah lama?" sapa Nathan basa-basi sambil mendudukkan bokongnya di samping Edgar.

Edgar mengangguk sambil mengeluarkan rokok dan saku celananya.

"Rokok?" tawar Edgar. Tapi Nathan menggeleng.

"Aku nggak ngerokok," sahut Nathan yang memang tidak merokok.

Nathan pun pernah jadi anak nakal. Saat remaja, zamannya coba-coba. Merokok sambil nongkrong dengan teman-teman tentu hal biasa bagi para remaja yang baru mengenal dunia. Namun, semenjak mengenal Bunga, Nathan membuang kelakuan buruk itu. Walaupun Bunga tak pernah melarang, tapi dari ekspresinya saat melihat dirinya menghisap benda berasap itu, Nathan menarik kesimpulan kalau Bunga tidak menyukai asap rokok. Semenjak itu, Nathan benar-benar meninggalkan kebiasaan buruknya.

Edgar mengangguk samar dengan tatapan kurang sukanya. Kurang suka karena tahu ternyata Nathan adalah sosok masa lalu Bunga, ayah dari Putri.

Edgar menghembuskan asap dari mulut dan hidungnya ke udara.

"Apa tujuanmu datang lagi ke kehidupan Bunga? Kau tahu kan, dia membencimu. Membenci kehadiranmu. Kau hanya bisa membuatnya bersedih dan terluka," desis Edgar dingin.

Nathan menyunggingkan senyum, "kenapa? Kau merasa terganggu? Atau ... kau takut Bunga berpaling padaku lagi?" tanya Nathan dengan sebelah alis terangkat.

"Cih, mana mungkin aku takut. Mana mungkin Bunga mau kembali dengan laki-laki brengsekkk sepertimu," cemooh Edgar percaya diri.

"Tak ada yang tahu takdir manusia, bro. Bisa jadi yang kau benci saat ini, sebenarnya sangat kau cintai. Bisa jadi seseorang yang mati-matian kau hindari justru jodohmu sesungguhnya. Itu prinsip ku. Tapi ... bila kau memang takdir dan jodohnya, aku ikhlas. Namun satu yang ku pinta, tolong bahagiakan Bunga dan Putri. Jangan torehkan lagi luka di hati mereka. Sudah cukuplah kesedihan yang mereka alami selama ini. Mereka ... pantas bahagia," pungkas Nathan sebelum pulang dari kontrakan Bunga. Meninggalkan Edgar yang tak bergeming di tempatnya.

...***...

"Kau ... ngapain lagi kau datang kemari, hah?" desis Bunga saat melihat kedatangan Nathan malam-malam ke rumahnya. Bunga memindai penampilan Nathan yang begitu berantakan. Sepertinya Nathan baru pulang bekerja.

"Kenapa lihat-lihat? Aku berantakan ya? Tapi masih kelihatan ganteng kan?" seloroh Nathan mode tengil membuat Bunga mendengus.

"Cih, narsis!" ejek Bunga.

"Ini namanya bukan narsis, Nga, tapi fakta. Aku baru pulang lembur. Capek banget. Oh ya, aku bawain kamu bakso langganan kamu dulu. Nih!" Nathan pun menyodorkan kantong berisi bakso langganan Bunga saat SMA dulu.

Bunga menelan salivanya sendiri. Sudah lama ia ingin memakan bakso itu, tapi karena jaraknya jauh dan lagipula ia mesti berhemat, Bunga tak pernah membelinya.

"Nggak perlu. Bawa pulang sana. Aku udah nggak suka makan bakso itu lagi," ketus Bunga. Ia tak mau hanya gara-gara seporsi bakso, lantas Nathan memanfaatkan untuk meminta maaf. Memangnya semudah itu mendapatkan maafnya setelah apa yang ia lalui selama ini.

"Hah! Serius? Ya udah kalau gitu, aku numpang makan aja deh. Udah lapar, dari siang belum sempat makan. Pinjam mangkok dong, Nga," ucap Nathan santai seolah sudah biasa mampir ke ruamh itu. Namun, ia tidak masuk ke dalam rumah. Nathan menghargai Bunga yang seorang perempuan. Ia tak mau Bunya digosipkan yang tidak-tidak karena ia masuk ke dalam rumah seorang perempuan.

"Makan di rumah kamu sendiri sana! Memangnya ini rumah singgahmu," sergah Bunga mendelik tajam.

"Ayolah, Nga, kamu tahukan jarak rumahku ke sini itu jauh. Bisa-bisa aku mati kelaparan atau asam lambungku kumat di jalan terus aku jadi nggak konsen nyetir terus kecelakaan dan mati gimana? Masa' kamu tega sih?" ujar Nathan dengan mimik wajah sedih.

Bunga mendengus sebal mendengar alasan Nathan yang terkesan tak masuk akal itu. Tapi ia memang masih ingat jelas, mantan kekasihnya itu memang memiliki penyakit asam lambung. Bagaimana bila apa yang dikatakan Nathan benar-benar terjadi. Tentu itu akan membuat putrinya sedih dan terpukul. Bunga menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya ia termakan kata-kata Nathan.

Dengan raut wajah sebal, Bunga melangkahkan kakinya sambil menghentak menuju dapur untuk mengambilkan mangkok

"Dasar mantan sialan!" umpat Bunga kesal setengah mati.

"Papa," seru Putri dengan mata mengantuk. Ia tadi baru saja tidur, namun karena mendengar suara ayahnya, dengan mata mengantuk, ia memaksakan kaki kecilnya untuk keluar.

"Wah, princessnya papa kok bangun! Sini, tidur di pangkuan papa," ucap Nathan yang sudah duduk berselonjoran di teras rumah Bunga.

Putri pun segera menghambur ke pangkuan Nathan dan membaringkan kepalanya di atas paha sang ayah. Tak lama kemudian, Putri pun kembali memejamkan matanya. Nathan mengusap surai sang putri dengan sayang. Dalam hati ia bersyukur, Putri tidak membencinya. Ia pun bersyukur, meskipun terluka, Bunga tidak mengatakan yang tidak-tidak tentang dirinya.

Tak lama kemudian, Bunga muncul dengan sebuah mangkok lengkap dengan sendok, garpu, dan segelas teh hangat. Nathan mengulas senyum menyadari Bunga masih memiliki sedikit perhatian dengannya.

Bunga terkejut saat melihat Putri tertidur di pangkuan Nathan.

"Putri?"

Nathan tersenyum, "kangen papanya kayaknya," lirih Nathan sambil memandangi wajah Putri.

"Kau makanlah dulu. Aku pindahin Putri ke kamar dahulu," ucap Bunga sambil mengulurkan tangan untuk mengangkat Putri.

"Mau bobok sama papa," cicit Putri dengan mata terpejam.

"Biar aku saja yang menggendongnya ke dalam. Tunjukkan saja dimana kamarnya," ujar Nathan.

Bunga menghela nafasnya, lalu mempersilahkan Nathan membaringkan Putri ke kamarnya. Setelah dirasa Putri telah kembali terlelap, Nathan pun segera keluar.

Setelahnya, Nathan pun melanjutkan niatnya untuk makan bakso yang dibawanya tadi. Dalam diam, Bunga memperhatikan bakso yang disantap Nathan dengan begitu nikmatnya membuat Bunga hampir meneteskan liurnya.

"Kalau pingin, makan aja, Nga, jangan gengsi digedein. Makan aja sana," ucap Nathan tanpa menoleh sama sekali. Itu sengaja ia lakukan agar Bunga tidak malu-malu lagi.

Bunga mendengus, lalu ia membawa masuk bakso jatah untuk dirinya dan Bunga dan melanjutkan makan di dalam membuat Nathan tersenyum samar.

"Mana mungkin kamu nggak suka bakso ini lagi, Nga, sedangkan dulu aja hampir setiap Minggu kamu memakannya sangking kamu menyukai bakso ini," gumamnya sambil meneruskan makannya. Mata Nathan memerah, bukan karena kepedasan, tapi sedih mengingat banyak kenangan indah tentang mereka dahulu. Mungkinkah masih ada kesempatan untuknya mengukir kenangan indah seperti dulu lagi, batinnya.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Author 𝙲𝚒𝚌𝚒𝚝
lahh?? bukannya durian bikin panas ya di perut? mama ku pernah makan durian pas kandungannya udh 7 bulan lagi malah keguguran bayinya
Rasni Saldi
astaga malu benar gara.gara baca ini novel anak anak jdi ngetawain gue gara gara air mata ngalir terus .
Rasni Saldi
wkwkwk. beni sisa
Rasni Saldi
alama mundur aja Edgar Mma mu jga TDK kasi restu.
Rasni Saldi
tega banget si nathan.ini si ceritanya Nathan cuma mau enaknya aja kasihan si bunga.
Rita Sari
Luar biasa
martiana. tya
bagus. semangat kak
Naufal hanifah
Luar biasa
Atmita Gajiwi
/Determined//Rice//Rose//Good/
Soraya
yg sabar ya Bunga
Soraya
mampir thor
Eva Nietha✌🏻
Ampun deh banjir😭
Eva Nietha✌🏻
Sebel ihhh sama bayu 😔
Eva Nietha✌🏻
Nah ketemu deh smua
Ummu Faliha
Luar biasa
altanum
alurnya lain daripada yg lain
tapi yg bikin seneng tetep hepi ending.makasih thor ud kasih bacaan yg bagus.terus semangat berkarya...♥️♥️
Nur Halima
Luar biasa
Nur Aini
sy baca 2x novel ini,tetep aj mewek
Raja Rosnenty
Luar biasa
Sri Wahyuni
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!