NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Anak (Cinta Lama Belum Kelar)

Istri Pilihan Anak (Cinta Lama Belum Kelar)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cinta damayanti

Impian Khanza sebagai guru Taman Kanak-kanak akhirnya terwujud. Diperjalanan karier nya sebagai guru TK, Khanza dipertemukan dengan Maura, muridnya yang selalu murung. Hal tersebut dikarenakan kurang nya kasih sayang dari seorang ibu sejak kecil serta ayah yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya. Karena kehadiran Khanza, Maura semakin dekat dan selalu bergantung padanya. Hingga akhirnya Khanza merelakan masa depannya dan menikah dengan ayah Maura tanpa tahu pengkhianatan suaminya. Ditengah kesakitannya hadir seseorang dari masa lalu Khanza yang merupakan cinta pertamanya. Siapakah yang akan Khanza pilih, suaminya yang mulai mencintai nya atau masa lalu yang masih bertahta di hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 30

Karena Bunda akan lama dirumah omahnya, Sayang.

Apa maksud ucapan Khanza? Mengapa harus berlama-lama di rumah orangtua nya? Beberapa tanya terlintas dalam hati Darren. Tanpa sadar kedua tangan Darren terkepal mendengar obrolan anak dan istrinya. Jika saja dia tidak sedang bersembunyi mungkin Darren akan langsung mencecar Khanza. Apa maksud ucapannya tadi didepan anaknya?

"Sekarang, bobo lagi, Sayang. Masih malam sekali." Padahal Khanza tebak waktu sudah dini hari.

Mata Naura memang masih mengantuk sekali. "Tapi Bunda, janji ya kalo mau pergi ajak Naura!" Sebelum menempelkan kelopak matanya Naura meminta Khanza berjanji.

"Kalo Naura dapat izin dari daddy ya, Sayang!" Khanza tidak mau menjanjikan tetapi tidak mau membuat putri sambungnya kecewa. Agar sang anak tak lagi meminta sesuatu yang mungkin tidak bisa dia tepati, Khanza lantas mengusap-usap dahi putri nya agar cepat tertidur.

Akhirnya putrinya kembali tertidur. Tapi tidak bagi Khanza yang mata nya jadi terjaga. Dengan sangat hati-hati Khanza, menurunkan kedua kakinya dari atas kasur putrinya Lalu berjinjit agar tidak menimbulkan suara. Tangannya menekan kebawah handle pintu dengan begitu hati-hati. Sebelum benar-benar keluar Khanza, menengok ke belakang, memastikan apakah putri sambungnya itu benar-benar tertidur kembali. Setelah dirasa telah aman Khanza menutup rapat pintu kamar Naura.

Di Samping kasur ,diatas lantai, Darren yang tidur tertelungkup, bersembunyi bangun dari posisinya itu. Dalam hati dia bertanya kemana Khanza? Jangan-jangan dia akan kembali ke kamar mereka berdua. Wah gawat pikirnya. Segera Darren menyusul sang istri namun sebelumnya dia mengintip, menyembulkan kepalanya. Menengok kemana Khanza pergi. Keningnya mengernyit. Khanza yang sedang berjalan bukan menuju arah kamar mereka melainkan ke lantai bawah.

Iseng, Darren mengikutinya. Dilangkahkan kakinya pelan-pelan. Sama dengan Khanza tadi, menjinjitkan kakinya satu demi satu. Takut menimbulkan suara.

Tebakan Darren, Khanza akan menuju dapur. Namun tebakannya salah. Istrinya itu terus berjalan menuju ruangan dengan luas 2 meter x 2,5 meter yang di peruntukkan sebagai mushola mini dalam rumahnya. Tempat yang biasa digunakan dulu sang mantan istri yang telah tiada untuk beribadah namun sekarang belum pernah dia sambangi sama sekali. Saat ini Darren sudah sangat jauh dari Tuhan. Apa yang sedang Khanza lakukan di pagi buta begini? pikirnya.

Tanpa sadar langkah kaki Darren mengikutinya hingga tak jauh dari mushola. Dibalik tembok, dia dapat melihat Khanza sedang khusu beribadah. Diakhir solat solatnya, Darren melihat istrinya itu sedang menengadahkan kedua tangannya, berdoa, lama sekali. Mungkin jika jaraknya dekat Darren, bisa mencuri dengar apa yang sedang Khanza panjatkan pada sang Ilahi.

Setelah melipat mukenanya, masih menggunakan jilbab instannya, Darren melihat Khanza sedang menyeka matanya menggunakan ujung jilbab nya. Apakah ketika berdoa tadi istrinya itu berdoa sambil menangis.

Darren tak lagi mengikuti Khanza karena arah punggung istrinya itu menuju dapur. Mungkin baru akan mengambil minum seperti dugaannya di awal. Karena matanya masih kasat saja Darren memutuskan untuk masuk ke ruang kerjanya. Membunuh waktu dengan bertempur dengan beberapa dokumen.

Waktu menunjukkan pukul setengah empat pagi. Sebentar lagi waktu subuh tiba. Daripada tidur Khanza, memutuskan untuk membuat sarapan pagi untuk Naura dan Darren, suaminya. Itupun jika suaminya itu berkenan memakannya karena biasanya jika makanan itu berasal dari masakannya, Darren bisa dihitung jari menyentuh nya. Kalopun memakannya dia makannya jarang di habiskan. Mungkin masakannya tidak cocok dilidah suaminya.

Khanza memutuskan membuat nasi uduk karena dia melihat bahan-bahan yang dibutuhkan lengkap. Mula-mula Khanza mencuci beras terlebih dahulu. Setelah itu dia masukkan beras yang telah dicuci kedalam panci rice cooker. Tak lupa beras tadi dia beri santan, bumbu-bumbu khas nasi uduk seperti daun salam, sereh, lengkuas tak ketinggalan santan tadi dia beri sedikit garam.

Sambil menunggu nasi tadi matang, Khanza membuat lauk pendamping. Didalam kulkas dia mempunyai ayam yang telah dia ungkep. Akhirnya dia pikir nasi uduk dengan ayam goreng sebagai menu utamanya. Untuk nya sendiri, Khanza ingin membuat telur balado karena dia menyukai masakan pedas.

"Ayam goreng, telur balado. Apalagi ya?" monolog nya. Berbicara sendiri didalam dapur. "Ah! bihun goreng saja seperti biasanya ibu masak dulu jika sedang membuat nasi uduk, " ucapnya lagi sambil kemudian tangannya mengambil stok bihun mentah dari dalam rak kitchen set, tempat biasa dia menyimpan bahan masak kering.

Uap wangi keluar dari dalam rice cooker. Proses penanakan nasi uduk tengah berlangsung. Sebentar lagi matang dan untuk lauk pendamping pun telah siap. Kini Khanza hanya tinggal menggoreng kerupuk. Hampir satu jam Khanza berkutat di dapur. Kumandang adzan subuh sayup-sayup terdengar di mesjid komplek.

"Nasi uduk ala dapur Khanza telah siap." Monolog Khanza. Mencium wangi khas nasi berbumbu dari balik rice cooker karena dia sedang mengadukan-aduk nasi tersebut agar tanak sempurna.

Kini, Khanza bersiap solat subuh sebelumnya dua akan mandi dahulu karena badannya sudah terasa lengket dan sedikit bau asap memasak.

Bersamaan Khanza yang akan keluar dari dapur, pembantu di kediaman Darren memasuki dapur kotor tersebut. "Nyonya? Nyonya sudah bangun? Aduh maafin bibik ya Nya!" Tuti, pembantu yang telah lama mengabdi di keluarga Darren meminta maaf karena bangun setelah nyonya rumahnya. Dia melirik arah meja makan yang telah terisi beberapa masakan yang sudah pasti hasil dari istri tuannya tersebut.

"Gak apa-apa bik! Saya lagi pengen masak yang berat-berat aja hari ini." Ucap Khanza sambil tersenyum. "Saya mau solat subuh dulu habis itu siap-siap bangunkan Naura. Maaf tadi saya belum sempat mencuci perabot bekas masak tadi."

"Aduh gak papa Nya. Kalo semua di kerjain nyonya, saya ngapain dong." Tuti meringis tidak enak pada nyonya rumahnya yang terlalu baik itu menurutnya."

***

Lama memegang dan memeriksa dokumen membuat mata Darren lelah sehingga dia tertidur tanpa sadar dengan posisi duduk di kursi kerja.

Karena posisi itulah membuat dirinya ketika terbangun badannya terasa pegal-pegal. Darren memiringkan kepalanya kiri ke kanan, mengurangi efek pegal di lehernya. "Bisa-bisa aku tertidur di ruang kerja, sambil duduk lagi. Kira-kira Khanza udah balik kamar lagi belum ya habis dari solat tadi? Atau dia ke kamar Naura lagi?" Batin Darren bertanya-tanya. Dia lihat jam di ruang kerja menunjukkan pukul 6 lebih. Sudah waktunya dia bersiap ke kantor. Mungkin Herman, sekretaris pribadinya sedang dalam perjalanan menuju kerumahnya.

Ketika dia memasuki kamar, Darren melihat baju kerja lengkap dengan celana serta jas dan dasi yang matching. Pasti Khanza yang menyiapkan nya. Pilihan yang tidak pernah mengecewakannya. Style yang di pilihkannya sesuai dengan yang Darren mau.

Ceklek!

Pintu kamar mandi di buka dari dalam. Keluarlah Khanza yang Darren tebak dia habis mandi namun sudah memakai baju lengkap dengan penutup kepala. Namun ada jejak basah dari balik kerudung yang Khanza pakai. Pasti Khanza habis keramas, pikirnya. "Lain kali kalo habis keramas, rambut kamu keringkan dulu, Za." Darren berucap datar namun sarat akan perhatian.

Khanza hanya menarik sudut bibirnya sebagian bentuk jawabannya. Lalu dia kembali keluar kamar dan Darren memperhatikan gerak geriknya sebelum masuk kamar mandi.

Harum aroma shampo bekas Khanza. Shampo yang berbeda dengan yang dia gunakan karena shampo yang dia gunakan merupakan shampo mahal dan tentunya pilihan dari kekasihnya. Katanya wangi nya enak dan berkelas. Dis melihat botol kemasan shampo milik Khanza. Merknya sepertinya merk biasa dan murah. Lalu di endus nya wangi shampo tersebut. Harum, hingga mata Darren ikut terpejam, menikmati. Harum di botolnya saja enak apalagi saat sudah menempel di rambut. Membayangkan nya saja membuat Darren ingin menciumnya langsung.

Lagi, Darren mengendus aroma shampo milik Khanza seolah wangi tersebut menjadi candu baginya selain wangi parfum yang ditinggalkan di atas bantal semalam.

"Ahh...sial!"

1
holipah
Thor jngan balik lagi Kanza sama orang yang suka zina
Rita Riau
Thor, tolong temukan Khanza dgn lelaki yg bisa bikin suami nya nyesel 🤔🙄🙄
holipah
mudah2an mereka berdua kena penyakit nauzubillah
Rita Riau
gila nih CEO,,, tapi ga papa tunggu aja penyesalan yg di bayar tunai 🤔🙄
khoirotul lailiyah
bagus sekali ceritanya
Wy Ky
k
Holipah
kpn dpt karma itu si Daren
Cinta damayanti
Doakan saja ya, Ka
Greenindya
Khanza nikahnya sm Prasta aja biarin nanti Darren udah insyaf jg
Holipah
nnti ah bacanya nunggu si lelaki nya nyesel
anggita
Prasta... Khanza,,, 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!