NovelToon NovelToon
Pacar Suamiku!

Pacar Suamiku!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lemari Kertas

Nilam rela meninggalkan panggung hiburan demi Indra, suaminya yang seorang manager di sebuah pusat perbelanjaan terkenal. Sayangnya, memasuki usia dua tahun pernikahan, sang suami berulah dengan berselingkuh. Suaminya punya kekasih!

Nilam yang kecewa kepada suaminya memutuskan untuk kembali lagi ke panggung hiburan yang membesarkan namanya dulu. Namun, dia belum mampu melepaskan Indra. Di tengah badai rumah tangga itu, datang lelaki tampan misterius bernama Tommy Orlando. Terbesit untuk balas dendam dengan memanfaatkan Tommy agar membuat Indra cemburu.

Siapa yang menyangka bahwa lelaki itu adalah seorang pengusaha sukses dengan masalalu kelam, mantan pemakai narkoba. Mampukah Tommy meraih hati Nilam yang terlanjur sakit hati dengan lelaki dan bisakah Nilam membuat Tommy percaya bahwa masih ada cinta yang tulus di dunia ini untuk lelaki dengan masa lalu kelam seperti dirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemari Kertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Untung Ada Obat Merah

Sekembalinya Nilam dan Indra ke rumah, Nilam melihat wajah Indra tampak lain. Lesu juga sedikit gusar. Nilam tentu sudah tahu penyebabnya, pasti pasangan haram itu sudah bertengkar hebat tadinya.

"Kenapa sih, Ndra, gelisah sekali." Nilam berpura-pura lagi, mendekati Indra dengan pandangan bertanya-tanya.

"Ah, gak papa, Sayang. Aku kesal saja, masa harus kembali lagi ke tempat kerja, padahal aku libur hari ini," keluh Indra mengesalkan. Nilam menaikkan kedua alisnya. Ia mengangguk-angguk paham.

"Ya sudah kalau begitu, Ndra. Pergilah, jangan membuat rekan-rekan kerjamu kesusahan, sepertinya hanya kau yang paling paham di saat situasi sulit seperti itu kan?"

"Betul, kau gak marah bila aku pergi lagi?" tanya Indra.

"Enggak dong, sudah, sana pergi saja."

"Oh, Sayang. Kau sangat pengertian. Aku semakin mencintaimu."

Indra segera mendekat hendak mengecup bibir Nilam tetapi Nilam gegas menghindar.

"Aku sedang batuk, tenggorokanku juga sakit. Nanti aku menularimu. Sudah, pergilah."

Indra mengangguk cepat, Nilam sendiri melengos lalu naik ke atas menuju kamarnya. Diam-diam, ia menyibak tirai, melihat Indra yang begitu terburu-buru masuk ke dalam mobil.

"Ndra, Ndra, kau betulan suami edan!" desis Nilam sembari menahan pedih di hatinya sendiri. Ia sendiri memilih untuk istirahat saja. Entahlah malam nanti apa Indra pulang atau tidak.

Sampai tengah malam, Nilam masih berkirim pesan dengan Yuki. Mereka kemudian bervideo call.

"Sendirian lagi, Lam?" tebak Yuki.

"Ya, bisa ditebak kan, Mbak? Namanya aku punya calon madu." Nilam tertawa sinis.

"Eh, kau ini. Tapi betulan ya, Indra itu suami tak tahu diuntung. Aku tahu kau pasti emosi sekali akhir-akhir ini, Lam."

"Mau gimana lagi, Mbak? Mungkin memang sudah takdirnya begini. Tapi aku memang sengaja masih membiarkan mereka bermain-main dengan dramanya."

"Ya, kumpulkan saja semua bukti, Lam, baru tendang lelaki brengsek itu!"

"Cuma, aku kasihan kepada ibuku, Mbak. Dia kan tahunya Indra itu suami yang bertanggungjawab, suami yang sempurna lah, aku bingung bagaimana harus menyampaikan kepadanya berita menyedihkan ini kelak."

"Bagaimana pun kau harus mengatakan itu kepada ibumu, Lam, daripada nanti dia tahu dari orang-orang kan lebih baik dia mendengar dari mulutmu sendiri. Lagi pula tidak ada salahnya memberitahukan kebenaran daripada harus menutupinya terus-menerus, jadi keluargamu pun akan menerima kalau suatu saat kau mengajukan pisah kepada Indra."

Nilam jadi berpikir lagi, apa yang dikatakan oleh mbak Yuki sebenarnya adalah benar, tapi entah mengapa Nilam masih menahan dan dia ingin melihat sampai di mana permainan mereka. Sebenarnya hati Nilam sudah sakit karena ulah Indra tetapi dia masih mau menahannya.

Pembicaraan antara Yuki dan juga Nilam akhirnya terhenti karena Nilam juga sudah mulai mengantuk. Namun, tepat ketika pukul dua dini hari, Nilam bangun dan melihat Indra masuk dalam keadaan cukup mabuk.

"Kau mabuk, Ndra?" tanya Nilam, hal itu tidak dihiraukan oleh Indra, dia malah langsung menyerang Nilam dan hendak menindih Nilam karena sudah dikuasai oleh nafsu.

Tentu saja Nilam tidak mau, karena dia sudah keburu jijik dengan suaminya itu. Nilam berusaha untuk melepaskan rengkuhan Indra yang semakin kuat. Nafas lelaki itu terdengar tersengal-sengal, berusaha mencium leher jenjang Nilam dan mulai meraba dua gunung kembarnya yang membulat sempurna itu.

"Lepaskan, Ndra!"

"Dosa menolak suamimu, Nilam!" bentak Indra yang matanya sudah memerah, lelaki itu setengah mengukung Nilam.

"Aku sedang menstruasi, kau gila ingin meniduri aku yang sedang halangan ini," sergah Nilam yang kemudian akhirnya membuat Indra menghentikan aksinya sesaat, tapi kemudian dia berusaha merobek celana piyama yang dipakai oleh Nilam.

Nilam juga tetap berusaha untuk mempertahankan dirinya, akhirnya karena masih di bawah pengaruh alkohol, Indra tidak bisa berbuat banyak, dia terjerembab begitu saja di atas ranjang.

Pagi harinya, Nilam berinisiatif untuk membeli pembalut tepat sebelum Indra bangun karena pembalutnya memang sudah habis. Dia sebenarnya tidak datang bulan, tetapi memang tidak mau berhubungan badan dengan Indra karena masih geli dengan suaminya itu.

Nilam mulai meneteskan obat merah itu di atas permukaan pembalut dan meletakkannya begitu saja di dalam tong sampah dengan tujuan nanti agar Indra melihatnya ketika bangun. Kendati semalam Indra memang mabuk berat, tetapi dia masih ingat bahwa Nilam menolak untuk diajak berhubungan intim.

"Kenapa kau selalu menolakku akhir-akhir ini?" tanya Indra mendekat ke arah Nilam yang tengah mengganti bajunya tetapi kemudian mata Indra menatap lurus ke arah tong sampah.

Hal itu kemudian akhirnya membuat Indra berhenti menanyai Nilam meskipun masih dengan raut wajah kesal. Ia kemudian masuk ke dalam kamar mandi sementara Nilam sendiri hanya bisa menarik nafas lega.

"Enak saja, aku tidak mau berbagi tubuh dengan perempuan lain setelah kau menidurinya kau mau meniduriku? Jangan harap!" desis Nilam sembari menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup dan terdengar suara pancaran air dari dalamnya saat ini.

Ia tahu menolak suami untuk meminta haknya di atas ranjang adalah sebuah dosa besar, tetapi Nilam tidak bisa melakukannya karena dia pun punya perasaan. Dia tidak mau berbagi. Lagipula akan percuma, jika mereka bercinta kelak, ia pasti jadi membayangkan Indra bercinta dengan Marissa juga. Nilam duduk dengan lemas, ia sedang memikirkan cara untuk segera menyelesaikan masalah rumah tangganya.

1
Novie Cherly Tololiu
Luar biasa
Novie Cherly Tololiu
Lumayan
Merry Merr
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Nova Angel
nah gitu donk main cantik
Nova Angel
selidikin dl jgn asal labrak klu udh ada buktiny baru main cantik lah lam
Rere
Kecewa
Rere
Buruk
Rere
laper
Bela Viona
dari kata² nya Kya ny Author org Medan 🤭🤣.
in the Hoy 🤣🤣🤣
Mattea Bee
Luar Biasa
moemoet
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
semangat thorr
Sundari Sekariputi
bgs ceritanya thoor 👍👍👍
Pudijo Hermanto
Luar biasa
momy hana
harusnya nilam suruh ob / cs pasang cctv.agar py bukti yg akurat
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
Nia Nara
Makanya bingung sama perempuan2 yg mau2 aja disuruh berhenti kerja oleh suami.
Nia Nara
Orang tua ku pernah berpesan sebaik apapun seorang lelaki, jika dia sudah bersentuhan dengan judi, alkohol, perempuan dan narkoba. Lepaskan karena sudah ada yg rusak dalam sel otaknya. Ketika menghadapi tekanan hidup mereka cenderung kembali ke dunia lama nya untuk mencari ketenangan semu
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!