Ardian Herlambang duda tampan yang tak memiliki keinginan untuk menikah lagi setelah sang istri meninggal harus berurusan dengan gadis yang selama ini selalu dihindarinya.
Kinanti Maheswari, dokter cantik yang selama ini selalu menatap satu pria di dalam hidupnya. Rasa cintanya yang besar membuatnya tak bisa berpaling dari Ardi, walaupun berkali-kali lelaki itu mematahkan hatinya.
Hingga akhirnya sebuah kesalahpahaman membuat Ardi terang-terangan membenci Kinanti dan mengucapkan kata-kata yang sangat menyakiti hati gadis itu. Hingga akhirnya Kinan memutuskan untuk benar-benar pergi.
"Jangan pernah menghubungiku hanya karena merasa bersalah, semua yang kamu ucapkan benar. Aku bukan siapa-siapa, hanya parasit yang menumpang hidup di tengah-tengah keluarga kalian." ucap Kinan pada Ardi sebelum berlalu menuju calon suami yang sudah menunggunya.
Akankah Ardi menyadari perasaannya setelah kehilangan Kinanti? Bagaimana kehidupan Kinanti bersama lelaki yang tak pernah bisa dicintainya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biarkan Dia Bahagia Dengan Yang Lain
"Jadi ayah kandungku adalah salah satu cucu pemilik Meta Farmasi." tanya Kinan tak percaya.
Bian mengangguk kepalanya dan menatap Kinan dengan serius.
"Hanya saja om Permadi tak menyampaikan sekarang dia ada dimana. Dan untuk orang seperti kita pasti akan sulit untuk bertemu dengannya. Walaupun kamu adalah cicit konglomerat, tapi mereka tak pernah tau tentang kamu." kata Bian.
"Cicit konglomerat apanya, mereka tak mungkin akan menerimaku. Jika sebelumnya saja mereka menentang pernikahan ayah dan ibu kandungku." kata Kinan lirih.
"Ck, bagus malah kalau begitu." kata Bian
"Maksudnya apa, mas?" tanya Kinan heran
"Ya, coba saja kamu mikir kalau misalnya kamu itu dibesarkan di keluarga konglomerat pasti kamu nggak akan bisa jadi pacar aku yang hanya orang biasa saja."
"Dan aku juga bersyukur, setidaknya aku dirawat dan dibesarkan oleh papa Permadi dan mama Putri." timpal Kinan
"Tapi kita tetap harus mencari ayah kandungmu." kata Bian.
"Untuk apa sih kita mencari dia, lelaki itu sudah meninggalkan ibuku dalam keadaan tak berdaya. Males, mas... Mendingan aku balik ke rumah papa saja." ucap Kinan
"Tapi dia yang akan menjadi wali nikah kamu nantinya."
"Aku nggak usah nikah aja kalau begitu." ucap Kinan asal.
"Kamu tega banget sama aku. Kamu kan Uda tau kalau aku udah kepengen nikah sama kamu. Kamu nggak kepengen nganu-nganu." ucap Bian dengan wajah cemberut.
"Mas!!!" Kinan melempar gumpalan tissue yang dipegangnya tadi ke arah wajah Bian.
"Dih, calon istri kalau marah garang banget jadi pengen diterkam."
"Mas Bian!! Heran aku kok bisa papa menitipkan aku sama orang mesum kayak kamu, mas." gerutu Kinan.
"Aku nggak mesum, beb. Cuma mengeluarkan isi hati dan pikiranku saja. Aku nggak pernah menyentuh kamu secara berlebihan." kata Bian
"Dan aku suka melihat kamu seperti ini. Kinan yang ceria dan penuh semangat." kata Bian sambil menyelipkan anak rambut Kinan kebelakang telinganya.
Bian benar, selama mereka resmi berpacaran tak sekalipun Bian melakukan hal yang berlebihan.
Mereka hanya bergandengan tangan dan sesekali Bian merangkul pundaknya saja. Dan pelukan, Kinan dan Bian hanya beberapa kali berpelukan, itupun hanya untuk menenangkan Kinan yang sedang bersedih.
Bian selalu menjaga Kinan dan menghiburnya saat dia bersedih.
Seharusnya Kinan sudah bisa menerima lelaki baik itu. Tapi entah kenapa sampai saat ini, Kinan belum bisa membuka hatinya untuk Bian.
Karena Kinan hanya merasa jika Bian seperti kakak laki-lakinya tidak lebih.
***
"Apa yang mbak sama mas Permadi pikirkan sampai mengijinkan Kinan pergi dengan lelaki itu?" tanya Ardi kesal saat mendengar Kinan pergi ke ibukota untuk mengunjungi makam ibunya dan mencari ayah kandungnya.
"Kenapa? Bian laki-laki baik kok. Lagipula tujuan mereka mencari ayah kandung Kinan." kata Mama Putri yang heran karena hari ini tiba-tiba saja dia kedatangan sepupu yang katanya sedang cuti pulang kampung itu.
"Untuk apa Kinan mencari laki-laki kurang ajar itu, mbak? Lagipula kenapa mbak mengijinkan. Apa mbak nggak ingat apa yang sudah dia lakukan pada mbak?" Ardi semakin jengkel karena mendengar Kinan malah pergi mencari ayah kandungnya dengan laki-laki lain.
Selama dua tahun ini Kinan selalu mencari perhatiannya. Dan dia sangat kehilangan ketika Kinan tak lagi muncul dan malah sedang bersama lelaki lain.
"Itu masa lalu, Di. Lagipula mbak nggak bisa menyalakan ayah kandung Kinan. Mbak juga salah mengartikan kebaikannya dulu. Dia hanya perhatian sama mbak karena mbak adalah sahabat Rianti. Dan kebetulan kakek kami bersahabat baik." kata Mama Putri.
"Nggak usah membela mereka mbak. Intinya mereka berkhianat sama mbak. Nikah diam-diam tanpa sepengetahuan mbak dan tetap melanjutkan proses lamaran itukan namanya menipu." kata Ardi.
"Kamu nggak paham, Di. Selama ini kamu hanya mendengar cerita bule Nita. Bulek itu hanya datang pada saat kami mau akad dan pulang setelahnya. Dia nggak tau cerita sebenarnya tapi malah menceritakan yang nggak-nggak sama kamu." kata Mama Putri.
"Sudahlah, Di. Kamu terima saja tawaran pernikahan dengan keluarga mertuamu itu. Aku nggak mau nanti ribut seperti dulu lagi. Kasian Kinan, anak itu nggak tau apa-apa." kata Mama Putri.
"Lagi-lagi mbak maksa aku buat menikah dengan pilihan bulek Nita. Dulu aku menikah sama Andini karena mbak yang ketakutan dengan ancaman bulek Nita."
"Sekarang Kinan sudah tau siapa orang tua kandungnya. Jadi untuk apa takut pada ancaman bulek Nita lagi." ucap Ardi kesal.
Mama Putri menghela nafasnya, sebenarnya dia malas membahas masalah keluarga istri om nya. Berbeda dengan tante Indah, Bulek Nita adalah perempuan licik dan memiliki suami yang serakah.
"Dari dulu kamu sama Kinan tidak bisa bersama, Di. Pesan almarhum bapakmu yang menghalangi perasaanmu sama Kinan. Mbak tau kamu ingin memiliki Kinan namun tidak bisa melanggar pesan om Dwi. Makanya kamu melampiaskannya dengan membenci Kinan." kata mama Putri sambil menatap Ardi yang terlihat terkejut.
"Aku nggak pernah memiliki perasaan seperti itu, mbak." Ardi menampik ucapan mama Putri.
"Kalau begitu biarkan Kinan menemukan kebahagiaan bersama laki-laki lain. Mbak yakin, dengan berjalannya waktu Kinan bisa mencintai Bian seperti Bian mencintai Kinan." kata Mama Putri lalu menepuk adik sepupunya yang usianya terpaut jauh darinya itu.
"Bian sudah melamar Kinan dan apabila tak ada halangan, mereka pasti akan menikah. Dan Kinan butuh ayahnya untuk menjadi wali nikahnya." kata Mama Putri.
Ardi tercengang mendengar kabar jika Bian sudah melamar Kinan dan gadis itu akan segera menikah dengan laki-laki itu.
"Mbak mohon sama kamu kali ini lepaskan Kinan. Jangan menggantung perasaannya lagi, ada laki-laki baik yang bersedia menemani dan membuatnya bahagia." kata mama Putri.
Sementara Ardi, dalam hatinya merasa sakit. Padahal dia baru mendengar rencana pernikahan Kinan yang belum tentu terlaksana. Tapi Ardi merasa tak rela, dia tak ikhlas dan merasa takut.
Ardi takut kehilangan Kinan dan dia begitu benci dengan pesan ayahnya yang memintanya 'cukup menjaga Kinan seperti adiknya sendiri.'
gmna ini kak kelanjutannyaa...
kangen ini ..
❤❤❤❤❤❤❤
good job kinan..
❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
kalo pun misalnya pada akhirnya Kinan ga jadi sama mas bian,, itu karna mas bian akan bertemu jodoh yg lebih baik dari pada Kinan.
Itu harapan ku sih kak,, jangan marah yaaa🙏🏻