NovelToon NovelToon
Nikah Sama Anak SMA

Nikah Sama Anak SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Qumaira Muhamad

bagaimana jadinya jika Haga pria yang luruh selalu direcoki sama Zizi yang suka bawel.

Haga adalah pria yang lurus yang terpaksa menerima perjodohan dengan anak sahabat ayahnya yang namanya Zizi.

Gadis itu tidak sesuai dengan wajahnya yang cantik. sikapnya yang bar bar dan tingkahnya yang membuat orang sakit kepala membuat hidup Haga berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qumaira Muhamad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

aku tunggu kamu siap dulu

Berlibur adalah suatu cara seseorang untuk menenangkan diri. Begitu juga dengan seseorang yang tengah berdiri di samping pintu mobil masih dengan seragam abu abunya. Cewek yang memiliki rambut sepanjang punggung itu seharusnya menikmati waktu liburannya dengan tenang meski sehari. Tapi apa yang ia lihat tidak seperti yang ia bayangkan.

Villa yang memiliki dua tingkat dengan gaya klasik ini terlihat mengerikan. Sepertinya vila ini jarang sekali dikunjungi sehingga terlihat sangat kotor.

"Ayo masuk!" Ajak Haga mulai melangkahkan kakinya menuju teras dengan lantai yang kotor.

"Kak, kamu yakin sama villa ini?" tanya Zizi ragu. Sementara Haga mengangguk yakin. Kini langkah Haga mulai menjauh dan menapaki teras. Dengan senter ponsel ditangan sebagai lampu penerangan karna saat tiba sudah malam. Namun langkahnya terhenti kala merasa di belakangnya kosong, Haga menoleh. Dan mendapati malah Zizi masih terdiam di tempat dengan pandangan yang menelisik sekitar.

"Hei! Ayo!" Ujar Haga lirih. Zizi yang masih terdiam pun mengejar langkah cowok itu. Hingga sampailah keduanya berhenti di depan pintu.

Mengeluarkan kunci yang sebelumnya ia ambil ke penjaga villa. Lalu memasukkan kunci dan memutarnya.

Klek!

Kriet.

Pintu terbuka. Suasana di dalam villa masihlah gelap gulita hingga kaki Haga masuk dan menyalakan lampu saklar.

Byar

Lampu menyala terang benderang. Di dalam villa itu tampak kotor sekali. Zizi benar benar terpukau dengan pemandangan ini. Kepalanya lantas menoleh cepat mengendikkan dagu bertanya dengan mata melotot tajam. Haga hanya menyengir kuda seraya tangannya menggaruk belakang kepalanya.

"Kayaknya kita gak bisa langsung tidur malam ini." Gumam Haga lirih.

Zizi semakin mem-berenggut saja kala cowok itu tidak merasa bersalah atas tingkahnya. Cowok itu menaiki tangga dan masuk ke dalam salah satu kamar. Membersihkan ranjang kingsize yang masih bisa di tempati.

"Besok aku akan menelepon orang buat ngebersihin nih vila keknya." gumam Haga seraya keluar kamar.

"Zi!" pekik Haga lirih kala tidak menemukan keberadaan istrinya.

Ternyata cewek itu sedang duduk di sofa terhalang sandaran sofa. Haga menghembuskan nafas lega. Sepertinya Zizi sedang kelelahan sehingga langsung mengantuk. Haga mengangkat tubuh mungil Zizi dan membawanya ke lantai dua untuk ia rebahkan di atas ranjang. Namun sebuah insiden terjadi, kakinya yang panjang tersandung sesuatu sehingga Haga langsung oleng.

"Argggghhhhh!" pekik Zizi kala bokongnya merasakan lantai yang dingin dengan kasar. Sudah lagi tubuh tegap Haga menimpa dirinya. Jeritan itu seketika lenyap kala sebuah benda empuk membungkam bibirnya yang ranum. Matanya membeliak lebar menatap Haga yang juga tengah terkejut. Mereka berciuman tanpa sengaja.

Namun kesadaran Zizi pulih lebih cepat sehingga tangannya langsung mendorong dada bidang Haga dengan keras.

Haga terlempar ke samping membuat Haga meringis merasakan sakit pada bagian punggungnya.

"Argh!" pekik Haga. "Tenaga kamu kayak kingkong Zi." Tanggap Haga.

"Jangan coba coba cari kesempatan dalam kesempitan, ya." Tukas Zizi yang sudah berdiri menepuk kedua belah tangannya. Matanya melotot tajam berkacak pinggang.

Haga segera bangkit dari tempatnya berjatuh. "Kalau saat ini belum sih. Tapi bisa jadi nanti malam." tukas Haga dengan seringaian di mulut cowok itu.

Zizi mengernyitkan dahi.

"Suasananya terlalu pas, jika melakukan sesuatu." Bisik Haga tepat di telinga Zizi bahkan nafasnya menerpa kulit kepalanya sampai Zizi merinding.

Haga tersenyum lebar setelah mengatakan hal itu.

Bugh! Sebuah pukulan mendarat tepat di perut Haga. "Jangan coba coba ya." Ancam Zizi dengan membalik badan menghadap Haga cepat. Satu tangannya menunjuk ke wajah cowok itu yang tengah meringis menahan sakit.

"Wah kalau begini, aku makin bersemangat. Ayo kita lakukan sekarang." Wajah meringis itu berubah cepat dengan seringaian jahil, menangkap jari telunjuk Zizi hingga cewek itu berada di dalam dekapan Haga.

Zizi tampak panik kala tubuh mungil itu berada dalam dekapan Haga dengan erat. Bahkan cowok itu sudah menyeretnya menuju ranjang yang jaraknya dua meter lagi sampai.

Cewek mungil itu memberontak. "Lepasin!" Ujar Zizi. Matanya menatap ranjang dengan panik. Bahkan jantungnya berdebar-debar tak karuan.

"Enggak!" tukas Haga menolak bahkan dekapannya semakin erat.

Zizi memutar otaknya agar bisa lepas dari jeratan cowok itu. Hingga beberapa langkah lagi akan sampai di atas ranjang.

"Arggghhhhhhh!" Haga menjerit kesakitan kala Zizi menggigit lengan Haga hingga berbekas. Akhirnya cewek yang memiliki rambut sepunggung itu lolos.

"Sukurin. Itu akibatnya kalau berani macam macam sama aku." Ujar Zizi memperingatkan.

Haga menatap Zizi dengan wajah lesuh. "Aku suamimu loh Zi. Dosa kalau menolak permintaan suami." Ujar Haga menutupi lengannya yang sakit.

Zizi tersenyum sinis. "Gak dosa kalau istrimu ini lagi dapet. Jadi gak usah mikir aneh aneh." Zizi melenggang pergi dari kamar itu. Haga hanya bisa menghembuskan nafas pelan. Terperangah dengan ucapan Zizi.

Sedangkan cewek berusia 18 tahun itu mendumel sendiri dengan menuruni anak tangga.

"Mau begituan kok ya nunggu di tempat begini. Di rumah malah tempatnya lebih bersih. Ini, udah kotor di pinggir hutan pula." dumel Zizi.

Cewek itu memilih duduk di sofa panjang. Sementara Haga duduk di tepian ranjang baru merasakan sakit di bagian yang terkena pukulan Zi.

"Tuh anak mukulnya berasa banget." keluh Haga mengusap perutnya lalu beralih pada lengannya bekas gigitan Zizi. Semua tubuhnya terasa ngilu.

Haga menoleh ke arah meja nakas, meletakkan ponsel di atas meja itu. Kemudian ia melenggang masuk ke dalam kamar mandi. Tapi sayang, airnya gak bisa keluar. Mungkin villa itu jarang dibersihkan sehingga semuanya serba kotor dan airnya macet.

Haga mendecak. Cowok itu pun kembali keluar kamar. Saat melewati ruang tengah, ternyata Zizi betah di sofa itu.

"Zi, aku mau mandi. Kamu di rumah sendiri berani kan?" tanya cowok itu menghampiri Zizi yang masih betah dengan mode marah.

"Pergi aja sana." Balas Zizi sinis.

"Ya udah. Mungkin agak lama. Soalnya mandinya di kali. Jauh." Ujar Haga.

Cowok itu langsung balik badan. Zizi mendecakkan lidahnya masih betah dengan ponsel di tangannya. Tidak perduli Haga mau pergi lama atau sebentar. Asalkan gak ada cowok itu hidup Zizi terasa damai.

Cewek itu masih saja betah di sofa seraya menscrol aplikasi yang menghubungkan ke dunia maya. Namun kelamaan mata mulai berasa mengantuk. Zizi melihat jam ternyata sudah jam 10 malam. Pantas saja dia mengantuk. Cewek itu menelisik seluruh ruangan yang sedang ia gunakan. Kemudian menoleh ke arah jendela yang mana tengah tertutup korden.

Malam itu angin berembus kencang membuat ia kedinginan. Terdengar suara dedaunan saling bertabrakan di luar. Zizi kembali fokus pada layar ponselnya yang masih menyala, mengenyahkan rasa takut yang mulai menjalar.

Seiring dengan rasa takutnya terdengar suara derap langkah kaki yang menapaki teras secara perlahan. Seketika jantung Zizi berdegup kencang. Pasalnya Haga tidak berada di vila. Cowok itu sedang pergi beberapa waktu lalu. Tidak mungkin secepat itu kembali. Zizi menatap pintu dengan awas. Kemudian mencari sesuatu untuk melindungi diri. Takutnya ada maling yang menerobos. Cewek itu pun memegang kayu yang tergeletak tak jauh dari dapur. Kemudian ia mencari sumber suara yang perlahan mendekati jendela.

Sepertinya bener kalau itu maling, pasalnya kalau itu Haga tidak mungkin masuk melalui jendela. Zizi mengintip melalui celah korden memperhatikan orang di luar yang juga sedang mengintip.

Penampilan Zizi saat ini masih mengenakan seragam berwarna putih, terlebih lagi rambut panjangnya menjuntai ke depan, matanya menatap awas pada orang di luar sana yang juga mengintip. Melihat penampilan Zizi yang seperti itu membuat orang di luar sana terkejut.

"Aaaa Ada setannnn!" tiba tiba orang di luar malah berteriak panik. Kemudian kabur dengan terbirit birit.

Zizi tercengang. "Setan?" Zizi bergumam pelan lalu menoleh ke belakang. Tidak ada apa apa di sana. Jiwa ketakutannya langsung merayap. Zizi langsung membuang kayu dengan asal.

Menaiki tangga ke lantai dua dengan berlari kencang. Ya kali kalau beneran ada setan. Sudah lagi vila itu berada di pinggiran hutan. Tidak ada orang yang dapat ia mintai tolong selain bersembunyi.

***

Brugh

Suara benturan keras kala seseorang menabrak bahu Haga yang berjalan balik dari sungai. Sejak satu jam yang lalu akhirnya Haga selesai mandi. Namun langkahnya terhenti kala seseorang berlari dengan buru buru. Kepalanya sering kali menoleh ke belakang tidak memperhatikan ada orang dihadapannya. Sehingga terjadilah bertabrakan.

"Awww!" pekik gadis itu merasakan nyeri pada bahu kanannya.

Haga juga merasakan sakit yang sama tapi ia tahan kala orang yang membenturnya berteriak. Lelaki itu lantas menoleh dan mendapati seorang perempuan mengusap bahunya.

"Hei kamu gak apa apa?" tanya Haga.

"Enggak. Gak apa apa." ujar perempuan itu dengan ekspresi panik. Wajahnya tampak tertunduk tidak melihat orang yang menanyainya. Perempuan itu masih sibuk dengan mengusap pakaiannya yang kotor karna ia jatuh ditanah.

"Lain kali hati hati." Ujar Haga hendak kembali melangkah.

Perempuan itu lantas mendongak kala langkah pemuda itu ke arah perempuan tadi berlari. "Hei, jangan kesana!" ujarnya berteriak.

Haga menukikkan alisnya. Kemudian berbalik badan menatap perempuan itu yang kini sudah berdiri tegak.

"Di sana ada setan!" Ujarnya memberitau.

"Setan?" Gumam Haga pelan. Tapi karna suasananya malam maka suara pelan itu terdengar lirih.

Perempuan itu mengangguk. "Iya, setan. Tadi aku habis dari vila di sana, biasanya lampunya mati. Aku mencoba periksa takutnya ada maling. Dan saat mengintip ada setan di sana." Ujar perempuan itu bercerita singkat.

"Aku periksa dulu." Ujar Haga kembali berbalik.

"Kamu hati-hati. Takutnya setan itu ganggu kamu." ujar perempuan itu yang kemudian ia kembali berlari.

Haga berjalan dengan langkah cepat. Mana mungkin ada setan? Kalau iya? Zizi pasti ketakutan.

"Zi!" pekik Haga kala pria itu tiba di vila. Namun ia tidak menemukan Zizi di manapun. Hingga akhirnya ia menemukan Zizi di kamar dengan membalut tubuhnya di balik selimut. Haga tersenyum tipis.

"Zizi." Panggil Haga seraya tangannya menoel lengan Zizi hingga wanita itu membuka selimut tebalnya dirasa mendengar suara yang familiar.

"Kak Haga!" Zizi menghambur ke pelukan Haga saking takutnya.

"Udah gak ada apa apa." Tukas Haga seraya menepuk nepuk punggung pelan. Namun saat Zizi sadar kala dirinya memeluk pemuda itu, Zizi langsung melepas pelukannya. Haga menjadi bingung sendiri.

"Kenapa?" tanya Haga.

"Jaga jarak." Ujar Zizi kembali memasang wajah cemberut.

Haga menganga. "Astoge. Aku kira kamu ketakutan gak taunya masih marah." Gerutu Haga.

"Tadinya iya. Tapi aku masih ingat sama pikiran mesum kamu tadi sore. Btw, aku belum siap." ujar Zizi.

Haga mengulum senyum. "Ya udah, aku tunggu kamu siap dulu." Balas Haga. "Kamu lapar gak? Tadi aku sempet ke warung beli kelontong bumbu kacang." Lelaki itu lantas mengambil plastik kresek yang tadi ia letakkan asal.

"Laper lah. Kamu tadi siang kayak orang kesurupan. Ngajak berlibur dadakan banget. Mana gak ada baju lagi. Dan sekarang gak ada air. Kamu rese deh." Ucap Zizi sewot.

Haga tertawa pelan. "Lagian aku gak suka kalau kamu jalan sama si cowok itu lagi." Ucap Haga yang meletakkan makanan di hadapan Zizi.

"Siapa juga yang mau jalan sama dia. Itu pikiran kamu aja yang terlalu sensi sama aku."

Tuk

"Aww!" pekik Zizi kala keningnya di sentil oleh Haga. "Sakit tau kak." rengek Zizi.

"Udah tau sakit kan. Siapa juga yang sensi. Sana makan." Ujar Haga dingin.

Zizi mencebikkan bibirnya kesal. Lalu merampas bungkusan lontong di atas nakas. Ia makan dalam diam.

1
Reyhan Gaming
kok dak apdek lagi
Anonymous
Tq ceritanya
Rini
baik2 ya
Anonymous
Zizi cantik
Rini
lanjutkan , alon2 Bae
Rini
lbh percaya Nisa ternyata, duitmu buat apa Haga buat nyilidi istri aja nga bisa, mlh percaya Ama iblis
Rini
Haga pinter bisnis tp
Mudrikah Ikah
lanjut tan 27
Nana Rosdiana
lagi seru malah bersabung
mama De
aneh nemenin mantan peluk pelukan boleh eh istrindi anterin temen pulang sekolah Kalo GA mati jadibes Baru sebab keinginan.ih aneh. I I lah komunikasi ITU penting
Rini
kasar juga ya, punya duit kok nga bisa cari tau dulu haga
Try Dewi
bgus alur cerita ny.
Try Dewi
kpn lgi up ny thor... seruuu cerita ny
Rini
trus salah paham maneh 🤦
Tuti Hayuningtyas: lanjuuuuuut teruuuuus thooooooooor keren
total 1 replies
Rini
lanjutkan ☺️ yang manis gitu Lo
Rini
terimakasih Haga, tunggu Zizi pergi dulu baru sadar ya😁
Yuli Pujiastuti SPdSD
Sangat menarik
Rini
egois
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyimak KK thor
✪⃟𝔄ʀ 𝒊𝒏ᷢ𝒅ⷶ𝒊ⷮ𝒓ᷡ𝒂ⷶ☕☕☕
masih nyimak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!