NovelToon NovelToon
Terkena Tulah Jimat Leluhur

Terkena Tulah Jimat Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abah NasMuf

Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya memaafkan Bu Surmi.
Bu Surmi sah diwarisi benda pusaka/Jimat.

apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TTJL Bab 27. Diwarisi Jimat Pusaka

Lolongan Anjing hutan yang terasa terdengar semakin dekat dan suara-suara cekakak cekikikan orang-orang membuat Bu Surmi seolah merasa tak menapakkan kakinya. Ia berharap ini adalah hanya mimpi belaka. Baru seumur hidup Ia rasakan mengalami hal yang menakutkan seperti ini.

Apalagi ketika mendengar perintah dari suara yang menggema itu bahwa kakek Sura harus meninggalkan tempat itu. Tidak terbayang bagaimana ciut dan takutnya perasaan Bu Surmi saat itu. Ingin rasanya Ia berlari untuk meninggalkan tempat terkutuk itu.

Dalam hatinya juga Ia merasa sangat menyesal dan menggerutu ngapain jauh-jauh datang ke tempat keramat yang menyeramkan seperti ini. Bu Surmi hanya bisa terisak dengan rasa takut yang tak terbendung lagi.

"Kek..!?" Bu Surmi memegangi lengan Kakek Sura ketika kakek Sura berdiri akan meninggalkannya. Kakek Sura tersenyum.

"Kamu tidak perlu takut, Nak. tidak akan terjadi apa-apa. Perintah dari Eyang, Kakek harus pergi, Kakek hanya mengantar Kamu saja. Kakek harap Kamu tenanglah dan buang rasa takutmu itu. Percayalah sama Kakek, tidak akan terjadi apa-apa. Paduka penguasa Bukit Halimun, bukan makhluk Jahat, Nak...". Kakek Sura menenangkan Surmi yang nampak masih gelisah sudah tidak tahan dengan ketakutannya.

"Ta_tapi Kek..!!?"

Bu Surmi menyela ucapan Kakek Sura, namun dengan sangat cepat, Kakek Sura sudah menghilang, tidak berada di hadapannya lagi.

Kadal besar yang berdiri dari tadi, menjulur-julur lidahnya. Bahkan terdengar hewan itu berdesis. Membuat Bu Surmi terasa ingin terkencing-kencing. Beruntung masih kuat untuk menahannya.

"Tidak perlu takut, Surmiii...Aku tidak akan memakanmu... Huahahahaha."

Kembali suara bergema itu terdengar lagi. Akhirnya, mau tidak mau, Bu Surmi harus bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi. Ia akhirnya sadar, rasanya percuma saja seandainya meminta tolong pun, pastinya tidak ada yang akan menolongnya, di tengah hutan dan suasana malam hari serta di tempat yang sangat keramat ini, mana ada orang yang bisa dimintai pertolongan atau orang yang sekedar mau menemaninya. Buktinya, Kakek Sura sendiri kini meninggalkannya.

Bu Surmi menyeka air matanya yang sudah membasahi pipinya dari tadi. Ia mencoba menarik dan membuang nafasnya dalam-dalam, kemudian dengan berat hati Dia kembali dengan posisi semula, duduk bersimpuh menghadap kuburan keramat itu. Lama-lama, akhirnya Bu Surmi bisa menguasai keadaan dirinya. Ditariknya kembali nafasnya dalam-dalam, agar ada rasa tenang yang datang pada jiwanya.

"Surmiii, cucu ku..!!"

"Ssa..saya, Paduka."

"Kamu bersedia mengikuti perintahku, hum..!?"

"Bbersedia, Ppaduka.."

"Huahahahaha... Huahahaha.." Kembali suara gema itu tertawa terbahak bahak.

"Apa yang Kamu lihat di depanmu, hum?"

Sejenak Bu Surmi terdiam, ketika mendengar tanya dari suara tanpa wujud itu. Bola matanya tak lepas dari hewan yang terlihat semakin geram dan menjijikan sekali.

"Sse..see..ekor Kka..kadal, Pp..paduka...!!"

"Huahahah..huahahah.. Hmmm... Benar sekali jawabanmu.. huahahah... sekarang, dekati lah..!"

Sontak saja Bu Surmi kaget luar biasa, badan nya terasa kaku. Ketika ada perintah untuk mendekati hewan yang menakutkan dan menjijikan itu.

"Huahaha..dekati dia...segera, jangan menunggu lama, Surmiiii.huahahahah..!!"

Dengan perlahan, Bu Surmi mendongakkan kepalanya ke atas, seolah ingin melihat jelas pemilik suara itu, rasanya Ia ingin protes, kenapa harus mendekati binatang berekor cabang dua tersebut.

Kemudian pandanganya kembali dialihkan pada binatang itu, terlihat kadal tersebut masih menjulur-julurkan lidahnya, dan dengan desis yang tal henti-hentinya, membuat Bu Surmi merinding takut.

Dengan rasa yang tidak karuan, Bu Surmi bangun dari duduknya. Berat sekali rasanya mengangkat badannya untuk sekedar berdiri.

Dengan takut-takut, Ia mendekati Kadal tersebut. Dipejamkan kedua matanya, karena Ia tak sanggup untuk bertatap dengan makhluk aneh yang mengerikan itu. Kalau saja ukurannya seperti Kadal biasa, mungkin tidak menimbulkan rasa takut, paling ada rasa jijik saja. Tapi, seekor Kadal yang ada di hadapannya sekarang ukuran badannya sepuluh kali lebih besar dari Kadal biasa bahkan lebih besar lagi.

Kini, jarak Bu Surmi dengan Kadal itu hanya kisaran beberapa centimeter saja. Bu Surmi masih memejamkan matanya. Tak sanggup menahan rasa takutnya, lututnya bergetar, tubuhnya pun terasa lemas.

"Peganglah kepalanya.!"

"Haaaaah..!!" Spontan Bu Surmi menganga. Kemudian Ia tertegun dalam benaknya bertanya-tanya mengapa harus memegang kepala binatang melata di hadapannya. Dan akhirnya Bu Surmi memberanikan bertanya walau dengan terbata.

"A..apakah ti..tidak akan me..me..melukai Sa..saya, Paduka.?"

"Huahahaha.. Hahah.... Huahahaha... apa kamu takut, hum. ? Huahahah... Bukankah kamu telah membunuhnya waktu di ladang? Huahahah...Surmii... Tenanglah, Dia tidak akan mencelakaimu. Nak... Dia bahkan ingin menjadikanmu sebagai majaikanya Surmii... peganglah kepalanya.. Pejamkan matamu ketika tanganmu sudah menempel di kepalanya "

Akhirnya walau dengan rasa berat dan sungkan Bu Surmi melaksanakan apa yang diperintahkan oleh suara tanpa wujud tersebut. Kedua tangan Bu Surmi sudah memegang kepala Kadal itu, dengan mata terpejam. Aneh bin ajaib, tiba-tiba Kadal itu meronta ronta, tapi Bu Surmi malahan semakin kuat memegang kepala hewan itu dengan kuat menekannya.

Suasana di tempat itu semakin tak karuan. Gemuruh angin bak puting beliung kini terdengar lebih jelas dan lebih keras lagi. Suara cekakak cekikian laki-laki dan perempuan terdengar semakin dekat, terasa di samping Bu Surmi, disusul kemudian dengan suara anak-anak balita yang sedang bermain.

Hingga Bu Surmi mendengar perintah untuk membukakan matanya kembali.

Pemandangan diluar nalar kini nampak di depan matanya. Kedua tangan Bu Surmi yang sedari tadi memegang kepala Kadal, kini Ia sedang memegang kepala gagang sebuah keris yang panjangnya sekitar 20 cm an. Keris dengan serangka warna kuning keemasan serta dilapisi ukiran timbul, seekor naga yang membelit pada serangka itu. Keris itu berbalut dengan kain putih seperti kain kafan, dan bau minyak kesturi yang semerbak dan wangi sekali.

"Huahahahah...Ambillah.. Cucuku...sekarang benda itu Sah menjadi milikmu. Perlu kamu ketahui, benda yang kamu pegang, adalah sebuah benda pusaka yang sangat bertuah dengan kekuatan gaib supranatural yang sangat tinggi. Rawatlah dengan baik. Dan setiap malam purnama cucilah dengan air bunga tujuh rupa. Maka pusaka itu akan semakin kuat dan sakti serta menambah kekuatannya setelah dimandikan dan benda itu akan melindungi kamu selalu dan juga keluargamu."

"Baik. Paduka. Semoga Saya bisa merawatnya dengan baik."

"Bagus...baaaguuusss huahaha.. pusaka itu akan membaur menjadi satu dalam jiwamu."

"Mmaksudnya a..apa Paduka?" Tanya Bu Surmi tak mengerti.

"Pusaka itu akan menyatu dalam jiwa ragamu dan tidak akan pernah berlepas darimu. Pejamkan matamu..!"

Bu Surmi memejamkan matanya kembali dengan mendekapkan Keris itu di dadanya. Dan seketika keris itu berubah menjadi asap putih yang masuk ke ubun-ubun Bu Surmi.

Tubuh Bu Surmi bergetar hebat saat asap putih merasuki dirinya. Tak berselang lama, Bu Surmi merasakan ada energi hebat dari dalam dirinya. Kemudian Ia duduk bersimpuh kembali. Terdengar suara yang bergema lagi, kali ini tidak ada hal yang membuat hati Bu Surmi takut. Perasaan tenang dan berani timbul dalam dirinya dengan seketika.

"Surmiii...!"

"Saya Paduka, siap terima perintah Paduka." Bu Surmi mendadak sigap menjawab dari suara tak berwujud itu.

"Ketahuilah, kini Kamu bisa menaklukan dengan kekuatan jimat pusaka itu siapapun yang akan mencelakai dan berbuat jahat kepadamu."

"Sembah hatur dan rasa terima kasihku Paduka." Ucap Bu Surmi dengan langsung membungkukan badanya dengan kedua telapak tangan menelungkup seperi orang yang sedang menyembah.

"Kamu nggak harus panggil Aku dengan Paduka. Cukup Eyang saja."

"Baik Pad..eh.. E..Eyang..!"

"Sekarang, Kamu bisa melakukan apapun yang Kamu mau. Karena separuh kekuatanku dan kekuatan gaib dari pusaka itu sudah membaur dalam jiwamu. Huahahaha.. Kamu juga akan menjadi orang yang kaya raya, Surmiii..jika Kamu mau...dan menjadi orang yang sangat disegani...huahahahah!"

Raut wajah Bu Surmi yang tadinya tegang dengan rasa takut yang luar biasa, kini mendadak riang dan berbinar. Apalagi setelah mendengar bahwa jimat pusaka yang kini sudah membaur menyatu dalam jiwa nya itu dapat mendatangkan kekuatan dan harta kekayaan.

Manusiawi sekali rasanya. Siapapun orangnya pasti ingin sekali mempunyai harta kekayaan, apalagi tanpa harus susah payah dan banting tulang mendapatkannya.

"Ampun, Eyang, bolehkah Saya bertanya sesuatu..?" Kali ini, Bu Surmi bertanya dengan lancar dan tanpa rasa takut sedikitpun. Bahkan dalam perasaannya, Ia merasa suara yang menggema dengan tanpa wujud itu, seolah sedang berhadapan langsung dan melihat wujud aslinya.

"Huahahah...Tanya apa, Cucuku...!?"

"Ampun Eyang. Bagaimana caranya untuk menggunakan jimat pusaka ini. Sementara, Jimat Pusaka ini telah membaur dalam jiwa Saya.?"

"Huahahahah...hahahah...Kamu memang pintar dan cerdas, Cucuku... Hahahah... Huahahaha...!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
dede rohimah
lanjut thoor
dede rohimah
ngeri yah... suara genderewo
dede rohimah
serem thor bergidik ngebayanginnya
dede rohimah
waaah jadi gelut ini mah..

lanjut thoor
dede rohimah
ki durgala harus kalah, thooor
dede rohimah
pasti orang jahat si durgala itu
dede rohimah
jangan sampe kalah thooor.. walau seorang wanita
dede rohimah
jangan sampe kalah mbok darsih nya, thor
dede rohimah
legenda cakra birawa apa buana
dede rohimah
orang tua ku sering mmpringatkan.. wayah beudug, waktu dedemit berkeliaran
dede rohimah
karya yang bagus menurutku... kayaknya ini bukan author kaleng an...

gaya bahasa dan tutur nya seolah membawa halu pada reader
dede rohimah
kok berani yah.. kalau aku mah udah jijik duluan thor
dede rohimah
apa ada, thor kadal bercabang.. atau kadal canggah
dede rohimah
bikin bergidik..
dede rohimah
aku gabung, thooor... enak banget baca nya.
alur ceritanya bukan kaleng-kaleng
Aji Wandi
hutannya serem banget... malam purnama di hutan bikin bergidik
Rina Mes
siyap thooor
sehat selalu
Rina Mes
jangan hiatus ya Thor
sehat selalu
Rina Mes
suara buto ijo thor
Fathiya Fitri
misteri kadal berekor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!