NovelToon NovelToon
Duchess Who Lost Her Memory

Duchess Who Lost Her Memory

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Gadis Amnesia
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: ldya ambar

seorang Duchess yang dikenal kejam tiba tiba hilang ingatan. melupakan suaminya sang Grand Duke rian Vosger serta anak nya Felix Vosger. dikenal sebagai seorang yang kejam seketika berubah menjadi baik akan kah Duchess mengingat kenangan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ldya ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 30:pergi menemui adik ivana

Keesokan harinya clara, ivana dan duke serta prajurit yang ikut kedesa helio telah bersiap siap untuk pergi pagi ini.

"Leah,aku mohon jaga felix dan theo selama kami pergi," pinta clara pada leah.

"Tentu saja, saya akan menjaga mereka."

"Ibu, apa ibu akan segera kembali?" Tanya felix khawatir.

"Tentu saja ibu akan kembali, jangan khawatir kapten Johan akan menjaga kalian. Jadi jangan nakal dan bersikap Baiklah selama ibu pergi."

"Baik bu."

"Theo maafkan ibu karena tidak mengajak mu menemui bibi xavia, tapi ibu janji setelah bibi xavia sehat kita akan pergi menemui nya," ujar ivana pada putranya.

"Ibu janji kan?"

"Iya ibu janji." Ivana menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking putranya.

"Ibu janji akan kembali dengan cepat."

"Selamat jalan ibu, semoga ibu sampai dengan selamat," ucap theo dan felix bersamaan, sambil melambaikan tangan nya pada ibu nya masing-masing ketika clara dan ivana masuk ke dalam kereta.

"Selamat tinggal."

Kereta pun mulai bergerak meninggalkan kastil menuju desa helio. Jarak menuju desa helio cukup jauh, butuh waktu sekitar tiga jam untuk menempuh perjalanan itu. Ivana dan clara berada didalam kereta, sedang kan duke menaiki kudanya mengiringi kereta untuk menjaga keamanan jikalau bahaya dari binatang buas atau monster yang menyerang.

"Aku khawatir meninggalkan theo, aku tidak pernah meninggalkan nya seperti ini sebelumnya," ucap ivana khawatir pada anak nya.

"Jangan khawatir, leah dah tuan butler bisa mengatasi nya."

"Iya saya percaya bahwa mereka akan menjaga anak anak dengan baik."

"Hm tolong katakan pada ku bagaimana adik mu bisa sakit."

"Disurat itu tidak dijelaskan dengan detail nya, tapi dia mengatakan dia sering mengalami kejang kejang."

"Apa dia juga mengatakan bahwa dia sudah diperiksa oleh dokter?" Tanya clara penasaran.

"Sepertinya tidak, saya yakin xavia tidak punya uang untuk memeriksakan nya pada dokter."

"Xavia hanya lah seorang petani yang tinggal sederhana, ia juga sering membantu warga yang mengalami kesusahan. Dia orang yang baik."

Clara mengangguk paham dengan ucapan ivana. Terlihat kegelisahan dalam sorot matanya ketika mendengar adik nya sakit, mungkin ia sangat menyayangi adiknya, pikir clara.

Jalan yang dilalui tidak lah baik, banyak jalan berlubang disetapak jalan hingga membuat kereta berguncang hebat.

Tiga jam berlalu, mereka pun telah tiba di desa helio tanpa hambatan apa pun. Clara turun dari kereta dan ia merasakan suasana mencekam yang berasal dari desa.

"Tempat nya sangat sepi," ucap duke turun dari kudanya.

"Benar, beberapa orang berpindah kedesa lain untuk mencari pekerjaan," timpal ivana.

"Mari saya tunjukkan tempat tinggal xavia."

Mereka pun mengikuti ivana yang terus masuk kedalam desa, mereka terus berjalan hingga terlihat hamparan rumput hijau yang dikenal sebagai peternakan kuda milik kepala desa helio.

Clara takjub melihat nya, desa itu sebenarnya cukup indah. Tak seperti rumor yang beredar tentang desa kumuh, desa kecil dan sebagainya, desa helio tampak begitu indah dimatanya.

Mereka berhenti disebuah gubuk kecil dengan tembok batu yang sudah keliatan sangat tua. Taman kecil didepan nya juga sudah seperti tidak terawat lagi, dan jendela kayu rumah nya sudah lapuk.

Ivana mengetuk pintu rumah itu perlahan.

"Permisi, xavia? Apa kau sedang dirumah. Ini aku ivana," panggil ivana dengan nada suara yang cukup keras agar xavia dapat mendengar nya.

Setelah beberapa detik tak ada respon dari pemilik rumah itu, ivana keliatan sedang bingung karena tidak ada jawaban dari adiknya, xavia.

Prangg!

Suara itu terdengar dari dalam rumah tersebut, ivana yang mendengar itu terkejut lalu mencoba membuka pintu nya dan ia berhasil membuka nya karena pintu nya tidak sedang dikunci.

"Xavia!?" Teriak ivana bergegas mencari asal suara itu dengan raut wajah khawatir.

"Ivana tenanglah, kita akan mencari asal suara itu."

"I...ivana," ucap seorang wanita muda yang tampak kurus kerontak dan wajah yang pucat pasih dengan nada serak nya, menghampiri mereka dengan menggunakan tongkat kayu.

"Xavia!?" Seru ivana terkejut lalu bergegas mendekati wanita dengan nama xavia itu.

Ivana memeluk erat xavia melepaskan rasa rindu yang telah lama ia rasakan, air mata nya jatuh ketika melihat kondisi sang adik yang sudah sangat buruk itu.

"Maafkan kakak karena datang terlambat menemui mu," lirih nya menangis tersendat sendat. Ia merasa bersalah karena tidak pernah menemui adik nya setelah pergi merantau, hal itu karena marques tidak memberikan nya izin untuk menemui sang adik bahkan tidak di izinkan untuk mengirim atau membalas surat kepada orang yang tidak marques izinkan.

"Aku baik-baik saja kak," ucap nya dengan santai sambil tersenyum tipis pada ivana.

"Bagaimana bisa kau bicara seperti itu saat kondisi mu sedang seperti ini," ketus ivana sedikit kesal.

"Kakak jangan khawatir tentang diriku...ukhuk ukhuk."

Xavia terbatuk dan menutup mulutnya dengan sebuah sapu tangan yang sedari tadi telah dia pegang.

Setelah membuka sapu tangan itu terlihat darah menempel disapu tangan yang berasal dari mulutnya. Ivana yang melihat itu terkejut dan khawatir, bagaimana bisa xavia menahan segala rasa sakitnya itu.

"Xavia, bagaimana bisa darah itu."

"Kakak, aku baik ba-"

Belum sempat melanjutkan perkataan nya ivana langsung memepah nya duduk di sofa.

"Kau harus istirahat, aku akan mencari bantuan untuk menolong mu."

"Baiklah," jawab xavia pasrah pada perkataan kakaknya itu, kemudian ia melirik kearah wanita dan pria yang sedari tadi berdiri.

"Mereka siapa?" Tanya xavia penasaran sambil menunjuk pada duke dan duches.

"Astaga aku hampir lupa memperkenalkan nya, mereka adalah duke dan duches vosger."

"Halo saya duches clara vosger dan ini duke rian vosger."

"Astaga maafkan saya karena tidak memberi hormat pada anda terlebih dahulu," ucap xavia sambil mencoba beranjak dari duduk nya untuk memberikan hormat pada duke dan duches. Tapi sebelum hendak beranjak clara menahan nya dengan memapah nya kembali untuk duduk.

"Tidak perlu, kau harus menuruti ucapan kakak mu untuk beristirahat," ucap clara tersenyum.

"Terima kasih nyonya."

Mereka pun duduk di sofa ruang tamu dengan gaya yang sangat sederhana. Pandangan clara teralihkan setelah melihat foto dua gadis kecil dengan rambut berkepang dua di dinding ruangan itu.

"Bagaimana anda bisa mendapatkan penyakit itu?" Tanya clara penasaran.

"Itu saat setelah saya pulang dari berkebun, kepala saya sakit dan terus mengalami kejang kejang setiap malam nya."

"Apa anda sudah memeriksa nya pada dokter?"

"Saya tidak punya uang untuk memeriksakan nya pada dokter, memerlukan banyak uang untuk membayar seorang dokter," ujar xavia tertunduk lesu.

"Tenang saja, karena kakak sudah di sini maka kakak akan mencarikan mu dokter yang bagus untuk mu."

1
Nia Kurnia
masih menyimak
Evian Ningsih
Kecewa
Evian Ningsih
Buruk
eritaaee aa
daebak thorr👏👏
Withealth Manttrim
keren banget
Agus Tina
Semakin penasaran ..

.
Lestari Ratnawati
lanjut author 🫰
Annida Annida
ceritanya bagus dan bikin penasaran, lnjut tor
Kuri
Ngakak guling-guling 😂
Dallana u-u
Jangan lupa update yaa, ini fan berat nih
Gladys
Jalan ceritanya keren, endingnya bikin nagih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!