Aku adalah seorang pacar dari pengusaha kaya dan terkenal di kota ku. Bahkan aku mampu mengalahkan cinta suami orang kepada ku daripada ke istri sah nya. Dendam memang lah sudah terpendam di dalam hati kecil ku yang paling dalam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Keesokan harinya pada pagi hari, Renata mengingatkan kembali bahwa nanti malam akan mengajak Ersya pergi keluar untuk menenangkan pikirannya.
Renata: "P"
Ersya: "uy"
Renata: "Jangan lupa lo ya ntar malam"
Ersya: "Oke siap re"
Renata: "Gue jemput lo di rumah, lo harus stay jam 7 malam ya"
Ersya: "Iya, bawel amat dah lu, tumben hahah"
Renata: "Kadang lo kalo nggak gue ingetin suka lama kalo dandan, ege"
Renata merenungkan rencananya dengan hati-hati. Dia ingin mengajak Ersya pergi ngopi ke coffee shop nanti malam. Renata tahu bahwa Ersya sangat menyukai kopi dan seringkali mencari tempat yang unik untuk menikmati minuman favoritnya.
Namun, Renata juga sadar bahwa Ersya adalah seorang wanita yang kompleks. Dia memiliki selera yang unik dan seringkali sulit dipahami oleh orang lain. Renata merasa sedikit gugup untuk mengajaknya keluar, tetapi dia juga merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang gadis itu.
Malam pun tiba, dan Renata akhirnya mengajak Ersya pergi ke kedai kopi yang tersembunyi di tengah hutan. Mereka berjalan melewati pepohonan yang rimbun dan melewati jembatan kecil yang mengarah ke kedai kopi yang dipenuhi oleh lampu-lampu yang berkedip-kedip.
Ketika mereka sampai, Ersya terlihat terpesona oleh keindahan tempat itu. Mereka duduk di meja yang terbuat dari kayu dan memesan kopi spesial yang disarankan oleh barista. Sambil menunggu kopi mereka datang, Renata dan Ersya mulai berbincang-bincang tentang segala hal, mulai dari hobi hingga impian masing-masing.
Tiba-tiba, langit mulai gelap dan hujan mulai turun dengan deras. Namun, Renata dan Ersya merasa tidak keberatan sama sekali. Mereka terus menikmati kopi mereka sambil mendengarkan suara hujan yang memecah keheningan malam.
Saat malam semakin larut, mereka mengakhiri pertemuan mereka dengan senyuman. Meskipun Ersya adalah seorang wanita yang kompleks, Renata merasa bahwa dia telah berhasil memahami sedikit demi sedikit tentang gadis itu. Mereka berjanji untuk bertemu di kedai kopi yang sama lagi suatu hari nanti, di tengah hutan yang penuh misteri dan keindahan.
Renata dan Ersya berjalan bersama menuju kedai kopi di tengah hutan tersembunyi. Mereka berdua tengah menikmati indahnya pepohonan yang tinggi dan udara segar yang membelai wajah mereka. Renata melihat sekeliling dengan penuh kagum sementara Ersya tersenyum senang menikmati momen tersebut.
Saat mereka hampir sampai, tiba-tiba muncul sekelompok peri kecil yang menari-nari di sekitar mereka. Renata terkejut sementara Ersya terlihat antusias. "Apa yang sedang terjadi?" tanya Renata heran.
Ersya menjawab sambil tersenyum, "Mereka adalah peri-peri hutan yang menjaga kedai kopi ini. Mereka senang sekali saat ada pengunjung datang. Ayo ikutlah mereka menari, Renata!"
Renata ragu-ragu, namun akhirnya ikut menari bersama peri-peri kecil tersebut. Mereka berputar-putar di sekitar kedai kopi sambil terdengar suara musik yang indah dan menyenangkan. Renata merasa seperti terbang di angkasa saat menari dengan peri-peri tersebut.
Setelah menari bersama peri-peri hutan, Renata dan Ersya akhirnya duduk di meja di kedai kopi tersebut. Mereka memesan minuman favorit mereka dan duduk bersantai menikmati suasana yang damai dan tenang. Matahari mulai terbenam di ufuk barat, mewarnai langit dengan warna-warni yang indah.
“Siapa sang pemilik kedai kopi ini?” tanya Renata penasaran.
Ersya tersenyum misterius sambil menjawab, “Kedai kopi ini dikatakan dimiliki oleh seorang penyihir baik hati yang tinggal di hutan tersembunyi ini. Dia suka membantu orang-orang yang tersesat atau lelah dalam perjalanan mereka.”
Renata tercengang mendengar cerita itu, namun dia merasa hangat di dalam hatinya. Dia merasa bersyukur telah menemukan tempat yang begitu indah di tengah hutan ini. Mereka berdua lalu menikmati minuman mereka sambil menikmati senja yang begitu memesona itu.
Ketika malam mulai turun, Renata dan Ersya bersiap-siap untuk pulang. Mereka pamit kepada peri-peri hutan dan pemilik kedai kopi yang tak terlihat. Mereka berdua meninggalkan tempat tersebut dengan hati yang penuh haru dan terima kasih.
Dengan langkah ringan, Renata dan Ersya meninggalkan kedai kopi di tengah hutan tersembunyi itu. Mereka tahu bahwa suatu hari nanti mereka akan kembali ke tempat itu dan menikmati keindahan serta kedamaian yang tak terlupakan.
Ersya saat itu sedang duduk di sebuah kafe yang nyaman, sedang menikmati secangkir kopi kesukaannya. Di meja sebelahnya, Renata nampak gelisah dan terus menatap layar ponselnya dengan ekspresi cemas.
Ersya merasa penasaran dan akhirnya memutuskan untuk bertanya pada Renata, "Renata, sebenarnya apa yang sedang terjadi denganmu? Kamu terlihat begitu khawatir."
Renata menatap Ersya dengan wajah penuh ketakutan, "Ersya, aku takut. Aku tiba-tiba merasakan kehadiran seseorang yang misterius dan menyeramkan mengikutiku ke mana pun aku pergi. Aku merasa seperti diawasi tanpa henti."
Ersya terkejut mendengar cerita Renata, namun tanpa ragu ia langsung mengeluarkan sebuah kristal berwarna biru muda dari tasnya. "Renata, jangan khawatir. Aku memiliki kristal ini yang dapat memberikan perlindungan darimu dari kehadiran makhluk-makhluk jahat."
Renata memandang kristal tersebut dengan kagum dan percaya, lalu memegangnya erat-erat. Tiba-tiba, suasana di sekitar mereka berubah menjadi awan-awan berwarna pastel yang berkilauan, dan mereka berdua terseret masuk ke dalam dunia fantasi yang penuh dengan makhluk ajaib.
Mereka berjalan menuju sebuah kastil yang megah di tengah hutan, di mana mereka bertemu dengan seorang ratu cantik yang memberikan mereka tugas untuk menyelamatkan kerajaan dari kekuatan gelap yang mengancam. Tanpa ragu, Ersya dan Renata memulai petualangan epik mereka di dalam kompleks dunia fantasi tersebut.
Dengan bantuan kristal biru muda yang diberikan oleh Ersya, mereka berhasil mengalahkan kekuatan jahat dan menyelamatkan kerajaan dari kehancuran. Akhirnya, mereka kembali ke dunia nyata dengan pengalaman yang tidak terlupakan dan persahabatan yang terjalin lebih erat.
Dari situlah, Ersya dan Renata belajar bahwa kekuatan sejati bukan hanya berasal dari luar, melainkan juga dari dalam diri mereka sendiri. Bersama-sama, mereka menyadari bahwa dengan kepercayaan, keberanian, dan persahabatan, mereka mampu mengatasi segala rintangan dan menghadapi apa pun yang datang.
Renata dan Ersya sedang duduk di sebuah kafe yang nyaman di pinggir jalan. Mereka sedang menikmati secangkir kopi dan berbincang-bincang tentang segala hal.
"Ersya, sudah waktunya kita pulang. Ayo, aku antar kamu ke rumah," ajak Renata dengan ramah.
Ersya tersenyum setuju dan mereka berdua pun segera berdiri dari meja mereka. Mereka melangkah keluar dari kafe dan berjalan menuju mobil Renata.
Namun, tiba-tiba langit mulai gelap dan awan mendung berkumpul di atas mereka. Renata dan Ersya terkejut dan bingung, apakah ini pertanda akan ada hujan?
Tidak, ini bukan pertanda hujan biasa. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, kata Ersya menduga.
Tiba-tiba, kilat menyambar dan petir menggelegar di langit. Mereka berdua langsung berlari ke dalam mobil Renata untuk berlindung.
"Apa yang terjadi, Ersya?" tanya Renata panik.
"Kita harus cepat pulang, Renata. Aku merasa ada kekuatan misterius yang mengancam kita," ujar Ersya sambil tetap tenang.
Renata pun mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju rumah Ersya. Namun, di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh makhluk halus yang tak terlihat oleh mata manusia.
Kita harus berjuang melawan mereka, Renata. Kita harus bersatu dan menggunakan kekuatan kita untuk mengusir makhluk-makhluk itu, kata Ersya sambil mempersiapkan diri.
Renata yang awalnya tak percaya, akhirnya mulai memahami bahwa dunia fantasi memang nyata. Mereka berdua bertarung melawan makhluk-makhluk jahat itu dengan kekuatan magis yang mereka miliki.
Dengan berani dan tekad yang kuat, Renata dan Ersya berhasil mengalahkan makhluk-makhluk itu. Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang dengan hati lega dan penuh keberanian.
Sesampainya di rumah Ersya, mereka merasa lega dan bersyukur atas kekuatan yang mereka miliki. Mereka saling berpelukan dan mengucapkan terima kasih satu sama lain atas keberanian dan keteguhan hati mereka.
Dari situlah, Renata dan Ersya belajar bahwa persahabatan sejati dapat mengatasi segala rintangan, bahkan rintangan dari dunia fantasi sekalipun. Mereka pun berjanji untuk selalu saling mendukung dan menjaga satu sama lain dalam petualangan-petualangan yang akan datang.