NovelToon NovelToon
Wanita Malam Milik Tuan Damian

Wanita Malam Milik Tuan Damian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:30.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dayu_SA

"Menikahlah denganku," Dina nyaris menyemburkan jus yang baru saja ia minum demi mendengar kata-kata Damian.

Ardina Maharani, seorang waitress club malam, karena desakan ekonomi terpaksa menyetujui perjanjian pernikahan dengan Damian Adinata, seorang CEO muda yang membutuhkan keturunan. Sesuatu yang tak bisa istri pertama pria itu berikan.

Mampukah Dina bertahan untuk selalu menjadi yang kedua? Atau justru ia akan menggeser posisi istri pertama dan menjadi satu-satunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu_SA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB [21]

Pagi datang dan Damian belum rela untuk meninggalkan tempat tidurnya. Dengan mata yang masih tertutup sempurna, tangan pria itu meraba-raba ke sisi tempat tidur di sebelahnya. Tempat di mana wanita yang ia peluk semalamanan harusnya berada. Namun Damian sama sekali tak menyadari kapan pelukan itu terlepas, sedangkan sisi ranjang yang ditempati wanita itu sudah kosong dan mulai terasa dingin.

Damian mengerjap, entah mengapa pemandangan ranjang kosong di sebelahnya terasa sama sekali tak menyenangkan, padahal selama ini ia bahkan terbiasa tidur sendirian.

Dengan malas pria itu meregangkan badannya, membersihkan diri sebelum kemudian turun ke lantai bawah. Mencari keberadaan wanita yang sejak tadi belum sempat ia lihat batang hidungnya. Apa wanita itu tidak tahu jika Damian rindu? Ah... Mana mungkin wanita itu tahu. Jika Damian sendiripun belum dapat mengartikan apa yang hatinya itu rasakan kini.

Benar saja, ketika tiba di ruang makan, Damian langsung mendapati Dina yang tengah sibuk menata makanan di meja makan bersama bi Wati. Bi wati yang melihat kedatangan Damian langsung tersenyum dan menyuruh pria itu untuk segera duduk.

"Ayo cepat sarapan, Dina sendiri yang menyiapkan semua masakan ini," ujar wanita paruh baya itu seperti sales yang sedang promosi.

"Oh ya, wah sepertinya enak," ujar Damian menimpali. Tangan pria itu mulai mengambil beberapa hidangan dan langsung memasukkannya ke mulut dengan suapan besar. "Memang benar-benar enak!" lanjut pria itu kemudian setelah berhasil menelan suapan pertama.

Dina yang melihat itu hanya tersenyum senang. Merasa puas karena hasil kerja kerasnya mendapat apresiasi dari Damian. Memang semudah itu mengambil hati seorang wanita. Kamu puji saja masakannya, maka ia akan memiliki mood yang bagus hingga seharian.

Mereka kemudian sarapan dengan Damian yang selalu saja memuji apapun yang berhasil masuk ke dalam mulutnya. Dina tak yakin, apakah pria itu serius atau hanya bersikap berlebihan.

"Ah, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan," Damian tiba-tiba saja menghentikan gerakan sendoknya sambil memperhatikan Dina lekat-lekat. Membuat Dina yang ditatap menjadi gugup di buatnya.

"Akhir pekan ini akan diadakan makan malam bersama keluarga besar," jeda sebentar, "aku berencana akan membawa kamu ikut serta. Sudah saatnya kamu berkenalan dengan keluarga besarku," lanjut pria itu lagi.

Dina terdiam, tak tahu harus menjawab seperti apa. Makanan yang sudah ia kunyah bahkan terasa begitu keras untuk ditelan. Dina mulai bertanya-tanya, sebenarnya ada berapa buah bom yang pria ini simpan di balik lengan bajunya?

___

Dina memandang hampa bayangannya yang terpantul di dalam cermin. Gaun berwarna salem yang diberikan Damian pagi tadi tampak begitu cantik dan memeluk tubuh indahnya dengan begitu sempurna. Tidak terlalu terbuka, tidak juga terlalu konservatif. Membuatnya terlihat elegan dan berkelas. Ditambah perhiasan yang kini menghiasi leher, telinga dan pergelangan tangannya, membuat Dina terlihat seperti nona muda dari keluarga yang kaya raya dan terhormat.

Namun apa gunanya? Semewah dan semahal apapun benda yang ia kenakan, tak lantas merubahnya menjadi sosok yang ia bayangkan. Pada kenyataannya, ia hanyalah wanita miskin yang dibayar untuk menjadi seorang istri kedua. Miris.

Tak ingin berkubang dengan perasaan lebih lama, wanita itu mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Pukul tujuh malam, Damian sebentar lagi akan datang menjemputnya untuk menghadiri acara makan malam keluarga.

Yang dimaksud keluarga besar di sini, bukan hanya keluarga Adinata. Namun juga keluarga dari istri pertama suaminya, Renata Hermawan. Ah, memikirkannya saja membuat Dina sakit kepala.

Tidak dapat dihindari, malam nanti ia pasti akan menjadi bulan-bulanan Renata dan keluarganya. Keluarga mana yang rela anaknya dimadu, ditambah wanita yang menjadi madu adalah wanita dengan asal-usul tak jelas seperti dirinya.

Dina bisa saja menggampangkan segalanya. Bersikap cuek dan menganggap mereka seolah tak ada, karena bagaimanapun hubungannya dengan Damian, bukanlah hubungan yang nyata. Hubungan mereka hanyalah perjanjian di atas kertas yang sudah ditentukan kapan akhir dari masa berlakunya. Namun kenyataan itu tentu saja hanya dirinya dan Damianlah yang tahu.

Ditambah perlakuan pria itu terhadapnya yang terkadang membuat Dina sendiri lupa jika hubungan mereka hanyalah perjanjian semata. Dina terkadang ingin memberitahu Damian, perlakukan saja ia seperti seharusnya. Jangan terlalu dekat, jangan terlalu baik. Namun sesuatu dalam diri wanita itu justru merasa tak rela jika Damian berubah. Dia menyukai dan nyaman terhadap perlakuan Damian padanya. Ia akui itu.

Jadi, biarlah ia menikmati kebahagiaan ini sedikit lebih lama. Apa yang memang sudah ditakdirkan untuk menjadi miliknya tentu tidak akan pergi ke mana. Begitu pula dengan sesuatu yang jika memang tidak digariskan Tuhan untuknya, sekeras apapun usahanya, hal itu tidak akan pernah menjadi miliknya.

Dina menghela nafas pelan, pasrah adalah jawabannya. Dia adalah wanita yang sudah dibayar. Dibayar menjadi seorang istri dan calon ibu bagi keturunan Damian kelak. Selama kontrak ini masih berjalan, sebisa mungkin ia akan menjalani perannya dengan baik. Termasuk menjadi istri dan menantu idaman bagi keluarga Adinata. Meski jelas tidak akan mudah, tapi ia harus berusaha mengambil hati mereka. Masalah berhasil atau tidak, itu bisa dipikirkan belakangan.

Lamunan Dina seketika buyar ketika mendengar suara klakson dan deru mesin mobil yang terdengar sayup memasuki pekarangan rumah. Ia yakin itu pasti mobil Damian yang datang untuk menjemputnya. Sekali lagi wanita itu memperhatikan bayangannya di cermin. Memastikan tak ada yang salah dari penampilannya.

"Hei baby, sudah siap?" Damian melangkah memasuki pintu kamar tak lama kemudian. Pria itu tampak sudah rapi dan segar siap untuk berangkat. Damian memang berkata jika ia akan mandi dan bersiap langsung dari kantor untuk menghemat waktu.

Pria itu berdiri di belakang Dina, merengkuh pinggang wanita itu dari belakang sebelum mengecup pipinya dengan lembut. Dina yang melihat bayangan mereka terpantul di cermin merasakan pipinya sedikit memanas. Lihatlah mereka, benar-benar terlihat seperti pasangan yang tengah dimabuk asmara. Pasangan suami istri yang sebenarnya.

Damian yang melihat itu langsung mencubit pipi Dina dengan gemas. "Sudah berapa kali kita menghabiskan malam bersama? Kamu masih saja bersikap malu-malu seperti ini," ujar pria itu kemudian.

"Siapa yang malu-malu, suhu di sini memang sedikit panas," jawab Dina sambil berpura-pura mengipasi wajahnya dengan tangan.

Damian tersenyum geli, sebelah alis pria itu terangkat, keinginan untuk menggoda wanita lugu ini terbit kembali di otaknya. Masih ada waktu, bagaimana kalau kita main-main dulu?" Tanya pria itu jahil sambil mengelus perut Dina dengan gerakan ambigu.

Dina langsung melotot dan mencubit tangan pria itu yang mulai bergerilya ke atas dadanya. "Jangan aneh-aneh Mas, aku butuh waktu satu jam untuk berdandan!" desisnya kemudian dengan gigi terkatup rapat.

Damian tertawa renyah sebelum kemudian melepaskan rengkuhannya di pinggang Dina. "Hanya bercanda," lanjut pria itu sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Ayo, sebelum kita terlambat dan menjadi pusat perhatian."

Dina kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya hari itu. Tanpa terlambat pun, dirinya pasti akan menjadi pusat perhatian.

____

1
muna aprilia
lnjut
Endangdaman
ah so sweet deh damian
sumiyati budiyanto
iya bagus,alurnya jg enak dibaca
nuraeinieni
aq mampir thor
wawawawa
apa"an si shesil😒
Dayu SA
luar biasa
LISA
Semangat y Kak..kita tunggu update nya
Dayu SA: Wahhhh makasi ya kak, komentar dan likenya sangat berarti buat mendongkrak semangat nih. Kawal terus perjalanan mereka sampai tamat ya! makasi ^^
total 1 replies
LISA
Bagus ceritanya Kak..
LISA
Slmt y utk Dina & Damian..meskipun pernikahannya terkesan buru²..bahagia selalu y utk kalian berdua
LISA
Syukurlah ibunya Dina udh pulih..yg kuat y Dina..Damian org yg baik koq..
LISA
Luar biasa
LISA
Damian emg suka sama Dina makanya dia menawarkan perjanjian itu..y moga aj Dina menerimanya..
LISA
Damian mulai tertarik sama Dina
LISA
Aq mampir Kak
Dayu SA: sippp... makasi kak ^^
total 1 replies
Bunda
nyimak Thor 🙏🏻
Dayu SA: Silahkan, terimakasih kak 🙏🏻
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up Thor
Bunda: g ada kelanjutannya ya
Anto D Cotto: sep, tetap semangat thor 👍
total 3 replies
Anto D Cotto
menarik
Narty Mafaza
suka banget baru ketemu novel ini langsung klik,,, gak banyak typo n alurnya jelas GK berbeli² pokoknya suka suka
Dayu SA: Makasi kak, dukung terus ya, kawal Dina sama Damian sampai tamat 😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!