"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Koma
"Tuan Jeff? Anda disini?" Sapa seseorang, membuat Jeff membalikan badan nya. Dia melihat Kirana sedang berdiri dengan menenteng tas nya.
"Kau disini juga, Kiran?"
"Aaa iya Tuan, suatu kebetulan bertemu anda disini."
"Kenapa kau disini?"
"Saya selalu kesini kalau keadaan saya sedang tidak baik-baik saja." Jawab Kirana.
"Kita sama Kirana."
"Apa ada hal yang terjadi Tuan?" Tanya Kirana lirih.
"Tidak, hanya mengenang kenangan lama." Jawab Jeff santai, wajah nya terlalu datar untuk Kirana bisa memahami keadaan bos nya itu.
"Ohh baiklah, saya kira hanya saya yang punya pikiran berat."
"Semua orang punya masalah Kiran, jangan merasa hanya kau saja yang punya masalah." Jawab Jeff, masih dengan wajah datar nya.
"Tuan.. Tuan.. Heii.." Seorang pria melambai-lambaikan tangan nya di depan wajah Jeff, membuat pria itu terkejut.
"Ada apa Pak?"
"Anda bicara sendiri sedari tadi, Apa tuan baik-baik saja?" Tanya seorang pria paruh baya, yang tak lain adalah supir nya sendiri.
"Kemana Kirana? Tadi dia ada disini, Pak."
"Kirana? Sekretaris anda? Dia tak ada disini tuan, hanya ada saya dan anda disini." Jawab Supir itu membuat Jeffran terdiam. Lalu siapa tadi yang menyapa dan mengajak nya bicara? Itu Kirana kan? Dia ingat betul tadi Kirana ada disini, tapi setelah dia cari memang hanya ada dirinya dan supir yang tadi datang bersama nya.
"Apa aku berhalusinasi tentang Kirana?" Bahkan senyum nya terlihat nyata, tapi wanita itu tak ada disini.
Jeffran menggelengkan kepala nya, dia merasa pusing hanya karena satu orang wanita, siapa lagi kalau bukan sekretaris nya sendiri, Kirana. Wanita yang berhasil membuat nya takluk dalam pesona dan keanggunan nya.
"Antar saya ke rumah sakit, Pak." Ucap Jeff akhirnya, dia masih ingin memastikan apa yang datang tadi adalah Kirana atau bukan, memastikan kalau semua yang tadi dia alami bukan sebuah halusinasi saja.
"Baik tuan, mari." Sang supir membukakan pintu belakang untuk Jeff, dan pria itu segera masuk ke dalam, duduk dengan nyaman.
Di rumah sakit, Kirana sedang menangis, dia merasa putus asa. Baru saja ibu nya sadar tapi kondisi nya kembali drop. Hingga membuat para dokter pun panik.
"Bagaimana ini, bahkan setelah operasi pun keadaan ibu tak kunjung membaik." Gumam Kirana di sela tangis nya. Kirana terduduk di kursi tunggu dengan menutup wajah nya dengan kedua tangan. Tak lama, terdengar suara derap langkah kaki mendekat, membuat Kirana mendongak, dia kira dokter yang keluar dari ruangan ibu nya, tapi ternyata itu Jeff yang datang dengan setelan jas rapih nya.
"Kau menangis? Ada apa, Kiran?" Tanya Jeff dengan dahi yang berkerut.
"Ibu drop lagi, Tuan." Jawab Kirana lirih, membuat Jeff refleks memeluk Kirana. Kirana pun tak menolak, dia menumpahkan tangis nya di dada bidang Jeff.
"Menangis lah jika itu membuat hati mu tenang, Kirana." Ucap Jeff, pria itu mengusap lembut kepala Kirana.
Sekarang Jeffran yakin kalau kejadian di kebun teh tadi benar-benar halusinasi nya, bagaimana bisa dia berhalusinasi tentang Kirana?
"Kita duduk Kiran." Ajak Jeff, lalu mendudukan Kirana di kursi besi di lorong rumah sakit itu.
"Bagaimana bisa ibu mu kembali drop, bukan nya dia sudah di operasi? Operasi nya berhasil kan, Kiran?" Tanya Jeff dengan khawatir, tapi Kirana malah terdiam, hanya terdengar isakan dari bibir nya.
Dia terlalu banyak menelan pil pahit hari ini, mulai dari operasi ibu nya yang di nyatakan gagal, ibu nya kritis, sempat berharap ibu nya sembuh setelah melihat nya sadar, tapi ternyata cobaan nya belum berakhir.
"Operasi nya gagal tuan, tadi pagi Ibu sempat kritis, tapi siang nya beliau bangun, tapi sekarang malah drop." Jawab Kirana lirih, nyaris tak terdengar.
"Kuatlah Kiran, ibu mu sedang di uji dengan penyakit nya. Kamu yakin dia bisakan? Jangan putus asa."
"Tapi Tuan, saya takut kalau ibu tak mampu bertahan sejauh itu."
"Jangan mendahului takdir, Kiran. Pasti ada jalan nya, sebaiknya kamu berdoa sekarang. Semoga ibu mu baik-baik saja." Nasehat Jeffran, padahal dia sendiri tak pernah berdoa untuk mendoakan kesembuhan istri nya.
"Kenapa tuan kesini?" Tanya Kirana lirih, suara nya serak karena terlalu lama menangis.
"Hanya ingin tahu keadaan ibu mu saja." Jawab Jeff dengan wajah super datar nya, namun tangan nya masih merangkul wanita itu dan mengusap-usap punggung nya dengan lembut.
"Lalu?"
"Itu saja." Jawab Jeff singkat, padahal dalam hati dia mengkhawatirkan keadaan sekretaris nya itu. Bahkan dari sorot matanya saja, Kirana tau.
"Tak usah khawatir tuan, saya baik-baik saja." Ucap Kirana membuat Jeff menggeleng tak percaya.
"Jangan berbohong, aku tau keadaan mu tak baik, Kiran."
Kirana menatap pria di depan nya dengan kedua mata sembab, membuat Jeff kembali memeluk perempuan itu karena tak tega, menyandarkan kepala gadis itu di dada nya.
"Jangan berpura-pura tegar padahal hati mu hancur, Kiran. Aku tak suka orang yang berpura-pura, aku suka orang yang apa adanya."
Mendengar ucapan Jeff, Kirana kembali menangis. Ucapan Jeff memang benar, dia sedang merasa hancur saat ini, hancur sehancur hancurnya.
Jeff memeluk Kirana cukup erat, mengusap bahu yang bergetar hebat karena tangisan, bahkan saat pintu ruangan terbuka pun kedua nya tak menyadari nya.
"Permisi, maaf mengganggu."
"Iya dok, bagaimana keadaan ibu saya?" Tanya Kirana dengan serius, dia langsung berdiri dari duduknya dan melerai pelukan Jeff, terlihat dari tatapan mata nya Kirana terlihat sabgat khawatir saat ini.
Sedangkan Jeff, pria itu melempar tatapan tajam nya ke arah dokter muda yang menangani perawatan ibu Kirana, dia tak suka saat melihat tatapan penuh minat dokter itu pada Kirana, dia merasa sangat kesal.
"Kondisi ibu anda memburuk, dengan berat hati kami nyatakan ibu anda koma Nona."
Jederr...
Kirana limbung tak mampu menopang tubuh nya lagi, dia benar-benar merasa hancur saat ini. Bagai tersambar petir di siang hari, hatinya terasa di hujam ribuan pedang saking sakit nya. Dia tak mampu lagi menahan nya, akhirnya dia lemas tak sadarkan diri di pelukan Jeff.
Pria itu pun tak kalah terkejut nya, apalagi saat merasakan tubuh Kirana lemas di pelukan nya. Bagaimana bisa operasi nya gagal? Kalau tau akan gagal, pasti Jeff takkan membiarkan ibu Nita di operasi. Koma? Satu kata singkat namun mampu meluluh lantakkan semua harapan yang susah-susah di bangun.
......
🌷🌷🌷🌷