Hanum seorang wanita cantik berhijab berusia 24 tahun memilih pergi meninggalkan suaminya karena rasa sakit hati telah di khianati
keluarga sang suami pun tidak begitu suka Hanum karena hanum mereka anggap sebagai benalu yang selalu menyusahkan mereka
keluarga Dimas selalu menghina keluarga Hanum yang berasal dari keluarga sederhana dari desa
Dimas pria berusia 26 tahun yang sudah mengikat hanum dengan tali pernikahan selama dua tahun ini
akan kah hanum mempertahankan rumah tangganya bersama Dimas? atau Hanum menyerah dan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 pesona adik ipar
"sama-sama mas, kebetulan tadi sisil liat mas sedang sibuk kerja jadi ya sekalian aja aku buatin kopi kan aku masih di dapar" jawab sisil mengelus paha dimas
Sisil tadi langsung duduk di samping Dimas
"Aku kekamar dulu ya mas,aku tunggu kedatangan mas kekamarku" ucap sisil mengedip-ngedipkan sebelah matanya lalu berdiri dari duduknya dan masuk kedalam kamarnya
"ya Allah apakah ini berkah atau musibah
Tak kuturuti hatiku penasaran ingin mencicipinya
Kuturuti apa maunya nanti ketahuan siska dan mertua" ucap dimas prustasi
Dimas melanjutkan pekerjaannya hingga tengah malam
Dimas masuk kekamarnya dan istrinya sudah tertidur lelap
jika ada yang bertanya di mana bayi siska maka jawabannya ada di kamar sang ibu
Setelah memastikan jika siska sudah tidur, dimas kekamar sisil dengan berjalan berjinjit jinjit seperti maling
Sesampainya di kamar sisil dimas kembali terkejut mendapati adik iparnya memakai lingerie berwarna merah
"masuk mas" ucap sisil
Dimas pun masuk kedalam kamar sisil dan terjadilah sesuatu yang tidak dapat dimas lupakan walaupun itu salah dan dosa tapi mata dimas sudah tertutup oleh nafsu
Ke esokan harinya dimas terlihat lebih segar dari biasanya
Dimas begitu bersemangat untuk berangkat bekerja
Siska senang melihat wajah suaminya kembali cerah
Setelah sarapan Dimas berangkat bekerja
senyuman di bibir dimas tidak pernah lepas karena hari ini dia berangkat bersama sisil dan mengantarkan sisil ke sebuah cafe katanya ingin bertemu dengan temannya ingin mencari pekerjaan lain
Sebelum turun dari motor mereka sempet berciuman layaknya orang yang sedang dimabuk cinta tanpa rasa malu jika ada yang melihat mereka
Untung saja jalanan masih sepi
"makasih sayang " ucap dimas pada sisil
"sama-sama mas,kamu hati-hati ya"jawab sisil
"iya sayang,kamu sebentar malam bekerja !?" tanya dimas
"iya mas, emangnya kenapa !?" tanya sisil
"Nanti sisil yang jemput ya nanti kamu beritahu aja tempatnya dimana" ucap dimas
"oke mas nanti aku bilang sama mas" jawab sisil
setelah sisil turun dari motor dimas, Dimas segera melajukan motornya menuju tempatnya bekerja
Dimas benar-benar telah jatuh dalam pesona adik iparnya
Sedangkan sisil menghubungi temannya untuk segera menjemputnya
"widih wajahnya cerah amat bos". ucap Rudi menyapa dimas
"iya nih lagi seneng aja" jawab dimas
"eh tapi itu muka kamu kenapa dim"tanya rudi kepo
"kemarin sepulang kerja aku digebukin sama preman jalanan " jawab dimas
dimas dan rudi masuk kedalam ruangan mereka masing-masing
Pak Abraham sengaja belum menanggapi pengaduan hanum karena pak Abraham tidak ingin mengambil keputusan terburu-buru
Beliau ingin mengumpulkan apa saja kesalahan dimas namun sejauh ini Dimas tidak pernah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya kecuali melanggar peraturan perusahaan yaitu menikahi selingkuhannya
Dan menyengsarakan anak dan istrinya yang sah
pak Abraham sudah menyiapkan pemotongan gaji milik Dimas untuk di serahkan pada hanum sang istri sah jika Dimas tidak terima maka pak Abraham akan membongkar semua dan memberikan pilihan pada dimas
Sore menjelang dimas bersiap-siap untuk pulang namun dimas ingin mendatangi kembali rumah hanum karena ingin memastikan siapa lelaki yang kemarin memukulnya
Dimas ingin bertanya pada tetangga mereka siapa tau saja ada informasi yang didapatkannya
Dimas melajukan motornya ke tempat tinggal Hanum dulu
Tujuan dimas adalah warung mpok lena dimana dimas bisa mendapatkan informasi akurat
"eh mas dimas,kok baru kelihatan mas!?" tanya mpok Lena pada dimas
"iya mpok kan selalu keluar daerah mpok banyak kerjaan " jawab dimas
"oh bagaimana kabarnya mbak hanum mas" tanya mpok lena lagi
"Alhamdulillah sehat mpok" jawab dimas sekenanya
"kenapa mpok lena menanyakan hanum!? Bukannya hanum kan masih sering kesini " ucap dimas dalam hati
"semenjak rumah kalian di jual sudah nggak pernah bertemu lagi "ucap mpok lena
Betapa terkejutnya dimas saat mendengar jika rumah itu hanum sudah jual
"mas Dimas kok bengong !?" tanya mpok lena menyadarkan dimas dari lamunannya
"iya mpok kan hanum sibuk jagain si kecil Mpok yang lagi aktif- aktifnya " jawab dimas kenanya
"oh iya mau minum apa nih mas!?" tanya mpok lena
"yang biasa aja mpok " jawab Dimas
"oke mas di tunggu ya" jawab mpok dimas
"wah tumben nih mampir mas dimas" ucap pak Rt menepuk pundak dimas
"iya pak Rt kangen aja sama lingkungan sini juga tentunya kopi buatan mpok lena" jawab dimas
"hahaha iya betul kopi mpok Lena ini emang punya ciri khas tersendiri " jawab pak Rt
"oh iya sekarang tinggal dimana mas Dimas !?" tanya pak Rt
"saya beli rumah di daerah yang dekat dengan kantor pak rt biar kalau pagi nggak terburu-buru " jawab dimas berbohong
"wah bagus itu biar nggak telat ya mas dimas masuk kerjanya"ucap pak rt
"iya pak rt begitulah" jawab Dimas
pesanan kopi dimas dan oak rt pun selesai di buatkan oleh mpok lena dan mereka meminum kopinya sambil ngobrol
Tiba-tiba saja mobil milik pak eko lewat karena baru pulang bekerja
"nah itu kan mobilnya pak Eko yang beli rumah mas dimas" ucap pak rt menunjuk mobil yang baru saja lewat
"iya pak rt" jawab dimas mengiya saja karena tidak ingin ketahuan jika dia tidak tau jika hanum menjual rumah itu
"iya itu mobilnya pak eko, istrinya juga sangat ramah dan baik
Anaknya juga cantik seumuran dengan putri mas dimas kan!?" celetuk mpok lena
"pantas saja laki-laki itu marah saat aku menuduhnya selingkuhan Hanum Hingga balik memukulku " ucap dimas dalam hati merutuki kebodohannya
"oh iya pak Rt mpok lena saya pamit dulu takut hanum nyariin lain kali saya mampir lagi kesini " ucap dimas lalu menyerahkan selembar uang lima puluh ribu pada mpok lena
"eh ini kembaliannya mas dimas" ucap mpok lena
"nggak usah mpok buat bayarin kopi pak rt dan bapak-bapak yang lain" jawab dimas
"wah terima kasih banyak ya mas dimas, sering-seringlah datang kemari kalau ada waktu senggangnya " ucap pak rt
"insya Allah pak rt,mari semua saya pamit dulu " jawab dimas dan pergi dari warung kopi mpok lena
"sialan kamu hanum,kamu menjual rumah tanpa sepengetahuanku" ucap dimas
dimas lupa jika rumah itu adalah rumah milik orang tua hanum
Karena sudah nyama tinggal gratis dirumah itu Hingga dimas merasa itu adalah miliknya apalagi selama ini orang tuanya juga keluarganya rau jika Dimas yang membeli rumah dan mobil milik hanum
Sesampainya di rumah dimas kembali emosi karena tidak menemukan istrinya
Ditambah lagi bayinya menangis tak henti-hentinya membuat kepalanya ingin pecah
"buk Kamila kenapa bu!?"tanya dimas pada mertuanya
"nggak rau ini dimas sejak tadi nangis terus " jawab Bu Jawiah
"trus siska mana bu!?" tanya dimas lagi
"sejak siang tadi siska keluar katanya mau kekantor polisi untuk memberikan laporan lengkap tentang laporannya mengenai hanum" jawab bu jawiah
Dimas tidak mau lagi pusing dengan itu semua,dia segera masuk kedalam kamarnya dan bersih-bersih
Setelah bersih-bersih Dimas mengambil putrinya dan menenangkannya berangsur-angsur tangisan bayi itu berhenti dan terlelap dalam gendongan ayahnya
