Broken

Bella tertawa ketika mendengar semua tuduhan yang diarahkan padanya. Bisa bisanya dua wanita didepannya mengira dia menjadi istri dari Ammar Rathore, pria yang sudah ia anggap sebagai kakeknya. Diapun masih tenang ketika Diego menatapnya penuh tanya.

"Apa kau mengenal Grandpa?" tanya Diego, ada kilat kemarahan di mata pria itu.

"Ya, tentu saja aku mengenalnya. Waktu itu dia mengalami..."

"Jawab dengan ya atau tidak!" geram Diego sebelum Bella menyelesaikan kata katanya. Otaknya terasa terbakar ketika mendengar pria lain telah memiliki gadis yang beberapa hari ini mengacaukan harinya. Walaupun pria itu adalah Ammar Rathore, kakeknya sendiri.

"Ya aku mengenalnya."

Victoria terlihat berjalan mendekat pada putranya, sekaligus ingin melihat lebih jelas gadis yang sudah berani menjerat ayah mertua sekaligus putranya. Tapi matanya terbelalak ketika melihat jelas wajah gadis didepannya. Tiba tiba saja lututnya terasa lemas! Wajah dan sorot mata berwarna coklat gelap itu mengingatkannya pada seseorang.

"Dia, tidak mungkin..." lirih Victoria hampir tak terdengar. Amber segera menghampiri majikannya yang terlihat terhuyung dua langkah ke belakang. Dia mengira jika Victoria pasti sangat shock karena istri ayah mertuanya jauh lebih cantik darinya.

"Nyonya, anda tidak apa apa?! Sebaiknya kita ke atas untuk istirahat. Saya yakin Tuan Diego bisa menyelesaikan masalahnya," perlahan ia menuntun Victoria menuju lantai atas. Sepertinya ada hal yang yang tidak dia tahu, dan ia yakin pasti berkaitan dengan gadis bernama Bella itu.

"Apa kau sudah menandatangani surat pernikahan? Apa kau sudah menyandang nama Rathore dibelakang namamu?" tanya Diego yang ingin memastikan jika Bella sudah resmi menjadi istri Ammar. Dia tak menyangka jika Bella adalah gadis licik yang memanfaatkan nama besar keluarganya saja. Bahkan Bella mampu menjerat Ammar yang notabene masih menjadi orang yang paling dihormati di klan keluarganya.

"Ya, aku sudah menandatangani surat pernikahan. Mungkin saja aku sudah menyandang nama Rathore. Aku tidak tahu... dan sepertinya tidak begitu penting untukku!" jawab Bella yang sepertinya tahu apa yang nanti akan terjadi. Bisa saja ia berkata jujur tapi sepertinya apapun yang ia katakan tak ada gunanya. Tidak akan ada satu orang pun yang percaya padanya.

Suaminya tak akan bisa berpikir jernih, tapi ia pun tak bisa menyalahkan karena pernikahan yang direncanakan Ammar memang terlalu tiba tiba. Seperti juga dirinya, Diego pasti tidak tahu dengan siapa ia menikah. Jangankan wajah, untuk nama pun mereka tidak saling tahu.

"Cihh! Pantas beberapa hari ini kau selalu ada di sekitarku. Apa ranjangmu kurang panas Nona?!"

Tanpa diduga Diego sudah merangsek maju dan satu tangannya meraih leher Bella. Satu tangan yang lain terangkat ke atas ketika Dev terlihat tergesa mendekat ke arahnya.

"Jangan mendekat! lni urusanku..."

"Jika benar Nona Bella adalah istri tuan besar maka sudah menjadi kewajiban kita untuk menghormatinya. Jangan bertindak gegabah, saya tahu apa yang anda rasakan saat ini," ujar Dev berharap Diego mampu mengendalikan dirinya. Dari semua cerita Diego dan dari apa yang dia lihat, Dev tahu jika sang pewaris Rathore itu sudah tergila gila pada gadis bernama Bella. Gadis sederhana yang menyimpan seribu keistimewaan.

Ketika menyadari Bella tetap diam walau nafasnya hampir Diego segera mendorong tubuh sintal itu hingga terhempas keras di atas lantai.

"Uhhukk ...uhhuukk!"

Bella memejamkan matanya, gadis itu sedikit menggerakkan lehernya seolah sedang melemaskan persendian. Dan satu sudut bibirnya terangkat dengan tatapan remeh ke arah suaminya.

"Kau bertanya tentang ranjang Tuan Diego? Aku rasa suamiku adalah pria yang hebat, jangan khawatirkan tentang itu!"

"Dasar j*lang! Baru kali ini aku melihat gadis tidak tahu malu sepertimu! Jika bukan karena Grandpa maka aku bunuh kau saat ini juga. Gadis sepertimu tidak pantas untuk hidup, kau hanyalah kotoran yang akan selalu hidup di bawah kaki orang orang."

Bella bangkit dan menepuk pelan gaun hitam yang dikenakannya. Dia bukanlah pendendam, tapi kata kata itu akan ia ingat untuk seumur hidupnya. Sedari kecil ia sudah terbiasa hidup dalam kemiskinan, tapi ia bukanlah orang yang akan diam saja jika direndahkan.

"Jadi apa maumu? Apa kau ingin aku melepas nama kebanggaanmu itu? Aku rasa itu hal yang sangat mudah. Tapi untuk saat ini pada kenyataanya aku masih menjadi Nyonya Rathore... "

Dev mengangkat wajahnya untuk kembali melihat gadis tangguh yang kini tanpa takut malah berjalan mendekat ke arah tuan mudanya.

"Tuan Dev!"

"Ya Nona... maksud saya Nyonya," gugup Dev tak menyangka gadis itu akan memanggil namanya.

"Antar aku pulang sekarang juga. Dan untuk besok atur pertemuanku dengan Tuan Adrian, ada sesuatu yang harus aku bahas dengannya. Dan aku peringatkan pada semua orang yang ada ditempat ini! Aku tidak ingin kakek mendengar apapun yang terjadi di sini!" lantang Bella dengan tatapan tajamnya pada Diego, Dev dan semua penjaga yang ada diruangan ini. Dan ajaibnya baik Dev ataupun para penjaga menundukkan kepala sebagai tanda hormat mereka.

Bella hanya tak ingin Ammar mendengar pertengkaran hebat ini. Dia tak ingin kesehatan pria itu terganggu karena ia tahu jika Ammar mempunyai harapan yang sangat besar pada pernikahannya.

"Kau pikir siapa dirimu bisa memberi perintah hahh!!"

"Aku adalah Nyonya Rathore, semua yang aku katakan adalah mutlak untuk kalian tanpa terkecuali!!" sahut Bella membalas tatapan kebencian yang ditujukan padanya." Tuan Dev, bisakah kita pergi sekarang. Aku hanya takut akan muntah jika melihat tuan muda-mu terlalu lama!"

"Beraninya kau!!"

Awalnya Dev terlihat bingung, tapi Ammar masih menjadi tetua klan Rathore yang harus ia hormati. Jika Bella adalah istrinya maka artinya dia harus menghormati gadis itu sebagaimana ia menghormati sang tetua.

"Kami akan mengantar anda Nyonya, mari!"

Diego mengumpat kesal ketika melihat senyum kemenangan dari gadis didepannya. Dia bersumpah jika akan membalas semua ini, dia akan membuat hidup di keluarga Rathore adalah sebuah neraka untuk gadis itu.

"Ada lima penjaga yang nantinya akan mengawal nyonya dan anda. Maaf , tapi saya harus pergi mengantar Nyonya Bella," kata Dev sebelum melangkah pergi.

"Enyah kalian semua!!"