Hilya Khairunissa harus menerima kenyataan jika dirinya dijodohkan dengan salah satu mantan santri di pondok milik Abah nya sendiri.
Mengenal beberapa hari,dan hanya cerita saja,Nissa harus menerima jika Zavier memiliki perasaan untuk wanita lain.
"Kamu sudah tahu aku kan,kau bahkan mempunyai kemampuan untuk menolak ku,tapi masih saja menerima perjodohan ini di waktu terakhir!"
"Aku hanya ingin membalas budi Abah karena sudah membesarkan hingga membuat ku seperti sekarang" jawab Nissa dengan nada datar.
Wanita itu tidak akan pernah mengira jika Zavier bisa berkata kasar pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 30 Berdua
"Bagaimana bisa menyusul ku kemari?" tanya Nissa,kedua nya sedang berada di salah satu taman tempat dimana anak muda berkumpul.
Malioboro,icon paling fenomenal di Yogyakarta.
"Mungkin hanya berjarak dua puluh menit dari penerbangan mu!" ucap Zavi.
Seorang pemuda mendekati dan memberikan dua cangkir kopi.
"Terimakasih" ucap nya pada pemuda itu dan dibalas anggukan.
"Opa Allan yang membantu ku mendapatkan tiket urgent, sebenarnya tidak boleh dan hanya untuk tamu kenegaraan" jelas Zavi singkat.
Nissa tersenyum ia merasa jika Zavi mulai sadar jika dirinya lah yang terpenting dibanding Mina.
"Maaf membuat mu sulit Nissa,aku bahkan selalu membuat mu mencari alasan untuk menutupi keadaan di jakarta pada Abah dan Ummi"
Mendengar itu nissa menyadarkan punggungnya di bangku yang hanya muat orang dua.
"Bukan kah aku cerminan mu,dan kamu cerminan ku.Jika aku beranggapan kamu mines aku pun begitu,dan sebaliknya!"
Nissa menyicipi kopi kaki lima yang ada di tangan nya.
"Ini cappucino,kenapa ini aku tidak suka" tiba tiba Nissa menyalahkan kopi,tidak biasa dan itu aneh bagi Zavier.
Zavi pun menukar nya dengan miliknya.Nissa mencicipinya lagi.
"Lumayan,vanilla latte..."
"Kamu tahu hanya dengan rasa nya Nissa?" tanya Zavi, sebenarnya hal tidak penting namun wanita berkerudung dan bercadar jarang sekali penikmat kopi.
"Aku tahu semua jenis kopi walau hanya merasakan nya saja!" ucap Nissa ia pun tersenyum penuh arti bagi Zavi,bisa dilihat dari mata nya.
.
.
.
Beberapa jam kemudian,mereka menginap di salah satu hotel dekat rumah sakit dan ditengah jantung kota.Zavier sendiri yang meminta itu kepada Abah dan Ummi,mereka pun mengijinkan karena alasan Zavier supaya lebih cepat menjenguk Abah di rumah sakit.
Tidak membawa apapun selain pakaian di tubuh nya, Zavier meminta Nissa untuk menemani dan membeli nya di mini market yang ada disana.
Mata nya tertuju ke seluruh bagian.
"Hanya segini besar nya,tapi kenapa semua ada?" oceh nya dan Nissa mendengar.
"Disini banyak turis mancanegara,mereka pasti mengutamakan menyediakan pakaian,dan makanan cepat saji Zavi.." jelas Nissa,tangan nya memilah milih pakaian di depan nya.Beberapa potong ia letakkan pisah.
"Aku mendengar mu tadi memanggil ku mas kenapa sekarang berganti?" ucap Zavi menyoroti Nissa,istrinya pun menoleh.
"Aku belum siap memanggil mu itu!"
"Renald kau panggil mas, Nissa!"
Nissa meletakkan sehelai kain di box dan menoleh memandang Zavi.
"Kami satu dengan yang lain tidak pernah hanya menyebut nama Zavi!"
"Kenapa tidak dengan ku?"
"Karena kamu orang luar!"
"Renald seperti orang turki sedangkan kamu ke bule-bule an.Kalian bahkan sangat berbeda, jika hangout bersama apa tidak sering di kira kekasih?" tanya Zavi penasaran.
"Kami tidak pernah hangout berdua,kami bersama berlima dan mereka tahu jika kami saudara.Lagi pula aku memakai cadar mereka tidak akan tahu.. Apa kamu keberatan aku masih memanggil Renald dengan sebutan Mas?" terang Nissa dan Zavi mengangguk.
"Kamu cemburu dengan ku dan Renald Zavi?" tanya Nissa memberanikan diri.
Mendengar itu Zavi menoleh lalu menjauh dari Nissa.Nissa pun terkekeh melihat Zavi yang kaku dan dan berwajah pias.
.
.
.
Keluar dari mini market ternyata Zavi sedang berada di depan penjual bunga,bukan bunga plastik melainkan bunga hidup. Edelweis,sedap malam, Krisan,Lily dan mawar.
Nissa pun mendekati nya.
"Kenapa disini?" tanya Nissa.
"Aku suka melihat nya,kamu suka yang mana Nissa?" tanya Zavi.
"Aku suka Lily...." ucapan nya terhenti saat melihat Zavi menarik satu tangkai mawar yang belum sempurna mekar,ia memberikan satu lembar uang berwarna biru pada penjual.
Sementara mawar itu langsung berpindah tangan di jemari Nissa,sedikit terkejut Zavi langsung menarik tangan Nissa dan menjauh dari penjual itu.
Nissa bahkan bingung dengan tingkah Zavi.Suami nya menggandeng terus dan di pastikan menuju hotel yang mereka sewa karena hari sudah cukup larut malam namun kota itu tak pernah berhenti beraktivitas.
Sesampainya di hotel Nissa duduk di sofa yang ada disana.Ternyata ia mengambil foto saat berada di trotoar beberapa puluh menit yang lalu.
Ia pun mengunggah di salah satu aplikasi chat di ponselnya dengan caption.
"Hanya seperti ini tapi aku bahagia ... Zavier nya Nissa ❤️"
Setelah itu Nissa mematikan kembali ponsel nya untuk diisi daya karena dari semalam ia belum mengisi baterai.
.
.
.
To be continue
*Bismillah,aku mau ngadain giveaway buat 3 orang pemenang nanti akan aku kasih berupa barang dari aku,anggap aja rasa terimakasih ku untuk para pembaca karena selalu setia menunggu cerita ku.
Jadi 3 orang pemenang aku kasih souvenir,in syaa Allah berguna buat kalian nantinya 🤭,Dan 4 orang aku kasih pulsa atau voucher senilai 25rb.
Syaratnya gampang dukung sebanyak banyak nya novel ku terutama disini Zavier dan Nissa.Nanti di akhir bulan akan aku pilih pemenangnya.
Semoga berkenan meramaikan ya dear's.
Lope sekebon toge buat para reader's ku 😘😘❤️