Bayi Rahasia Yang Di Tinggalkan

Sinar mentari pagi menyeruak masuk di celah jendela kamar. Nata yang masih berada di gulungan selimut berusaha menarik jam kecil di samping tempat tidur. Nata terkejut karena melihat jam yang sudah menunjukan pukul 10 pagi.

Walaupun sekarang hari libur Nata tetap merasa terkejut, karena biasanya Nata paling lambat bangun pukul 8 tapi sekarang Nata telat sampai jam 10. Nata segera melepas selimut dan segera berdiri tapi Nata justru semakin terkejut dengan kondisi nya yang dulu naked. Nata meringis pelan menahan perih di bagian dalam paha nya.

"Aaw kenapa masih perih..? Gumam Nata merapatkan kedua kaki nya.

Seketika bayangan tadi malam melintas di benak Nata, adegan demi adegan panasnya dengan Gio. Nata kembali naik ke tempat tidur dan menggulung badannya dengan selimut. Nata masih berusaha menata hati dan perasaan nya.

"Oh my God, Aku melakukannya..", gumam Nata mengacak rambutnya. "Apa Gio akan berfikir kalau aku perempuan murahan yang mau saja di ajak tidur..? Nata bergelut dengan berbagai pemikirannya.

Nata berguling-guling ditempat tidur sampai matanya menangkap sesuatu yang sudah mengering di sprei nya. Itu adalah noda perawannya Nata yang semalam sudah jadi milik Gio. Nata mengusap usap noda tersebut kembali mengingat panasnya adegan mereka semalaman, membuat wajah Nata bersemu merah karena malu.

Berada full naked di depan pria dewasa dan melakukannya membuat Nata merasa tidak sanggup untuk keluar kamar apalagi kalau harus bertemu Gio. Nata benar-benar malu, Untung sekarang hari libur jadi Nata tidak perlu keluar kamar. Hari libur biasanya Nata akan menggunakan nya untuk istirahat saja di kamar. Jadi mamanya Nata tidak curiga mendapati Nata yang juga belum keluar kamar.

Nata bergegas melepas spreinya dan membawanya untuk di cuci, dia tidak mau kalau mamanya duluan yang menemukan hasil perbuatannya dengan Gio.

"Kenapa melakukan nya sendiri ? Tiba- tiba mama nya Nata sudah berdiri di belakang Nata. "Masukan saja ke mesin cuci yang di belakang Nat", sambung mamanya berlalu ke dapur

"Tidak apa ma.. Nata mau mencoba saja melakukan nya sendiri.." kilah Nata tidak mau mamanya semakin banyak tanya.. "hehehe ternyata susah juga ya maa,," Nata membawa sprei nya untuk di jemur.

"Merepotkan diri sendiri saja kamu Nat, kan ada mesin cuci.. ck ck.." mamanya hanya berdecak melihat ulah Nata yang baginya baru pertama kalinya. Sementara yang empunya hanya bisa tertawa cengir.

Nata yang membawa cucian nya keluar celingak celinguk sekeliling, Nata memastikan tidak ada Gio disekitar. Barulah Nata cepat- cepat menjemur sprei nya. Nata tidak mau Gio melihatnya lagi menghilang jejak mereka tadi malam bisa makin malu Nata di buatnya.

Siangnya Nata keluar kamar menuju meja dapur karena perutnya yang sudah berdemo minta sogokan. Akhirnya Nata membuka tudung saji dan mengambil piring untuk makan. Baru beberapa suap tiba- tiba sendok yang di pegang Nata terjatuh begitu saja karena kehadiran Gio yang tiba-tiba di depan nya.

"Aaa...aku sudah kenyang.." Nata tidak berani menatap wajah Gio.

Yah Nata masih malu kalau harus melihat pria yang menghabiskan malam panas dengan nya. Gio yang melihat Nata seperti siput kecil yang berusaha masuk cangkangnya merasa sangat gemas. Bibir Gio melengkung sempurna. Ingin rasanya Gio membelai pipi lembut Nata, melihat wanitanya hanya tertunduk diam. Gio semakin menggoda Nata dengan menaruh tangannya di dagu dan terus menatap dalam Nata.

Merasakan tatapan yang begitu dalam Nata makin menciut dan berusaha berdiri. Gio yang melihat Nata makin gelisah jadi tidak tega terhadap wanitanya. Yaa Gio sudah menandai Nata sebagai wanita nya. Karena Nata adalah wanita pertama yang menghabiskan malam panas dengan nya. Begitupun Gio yang merupakan laki-laki pertama untuknya. Gio menarik lembut tangan Nata dan menahannya.

"Lanjut kan lagi makannya, habiskan ya makan yang banyak.." Gio beranjak dari meja dan mengacak sayang rambut Nata.

Nata yang masih menetralkan perasaannya makin berdebar karena perlakuan manis Gio.

Nata sudah tidak bisa lagi melanjutkan makannya. Nata segera mencuci piring makannya dan bergegas menuju kamar. Gio sangat berbahaya untuk kesehatan jantungnya, Nata menepuk nepuk pelan dadanya yang masih berdebar.

Gio kembali ke gudang untuk melanjutkan kesibukannya, sudah dua hari ini gio menghabiskan waktunya di gudang, memperbaiki motor yang ditemukan nya. Harapannya motor tersebut bisa kembali digunakan Nata pergi bekerja.

***

Pintu kamar Nata terbuka dari luar , Jona melangkah gontai ke sisi ranjangnya dan berbaring disamping kakaknya.

"Besok acara kelulusan ku kak, apa kakak bisa hadir dengan kak Gio ? Jona berharap kakaknya bisa menghadiri acara kelulusan nya besok.

Nata menoleh kesamping melihat adiknya yang juga berbaring disampingnya. Nata bersyukur adiknya bisa menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang bagus.

"Hhmmmm... Besok kakak akan hadir disana..", jawab Nata malas.

"Ajak kak Gio juga kak biar dia tidak bosan dirumah terus, siapa tau nanti kak Gio bertemu jodoh.." Kikik jona.

" Citaaak.. sembarangan.." sentil Nata di kening  jona.

" Aaaauuu... Kenapa memang kak ? Kan bagus kalau kak Gio juga ikut keluar dan mencari pacar sekalian.." Jona mengelus keningnya yang tidak terlalu sakit.

"Tidak boleh !! Dan jangan coba -coba.." Nata mengucapkan nya dengan spontan tapi tegas. Jona mengubah posisinya jadi miring menghadap kakaknya dan tersenyum jahil.

"Mmmmm... Kakak menyukai kak Gio yaaa ??  Jona Menaik turun kan alisnya melihat Nata.

"Jangan bicara asal", Nata kembali menyentil kening Jona, tapi Jona langsung menghindar dan terkekeh geli melihat tingkah kakak nya.

"Aku serius kak, mungkin saja jodohnya kak Gio itu ada diantara teman-teman sekolah ku", Jona langsung membalikan badannya karena menahan tawa.

"Kalau begitu, kami tidak akan datang ke acara kelulusan mu.." sungut Nata tersenyum picik pada adik nya.

Jona menatap malas kakak nya yang sekarang menatap nya dengan senyum puas dan mengejek.

"Kalau begitu aku akan membawa kak Gio ikut dengan ku, aku akan mencarikan nya pacar yang cantik juga.." Jona membalas dengan senyum tak kalah licik nya.

Nata hanya mendengus kesal melihat tingkah adik nya yang terus berusaha menggodanya. Banyak sedikitnya Nata juga kepikiran sama kata-kata konyol Jona.

Gio Memiliki wajah yang super tampan dengan bentuk badan yang sempurna pasti banyak perempuan yang akan berusaha mendekati nya nanti. Apalagi Nata tau hubungan nya dengan Gio sudah ke tahap yang saling berbagi. Nata semakin bersungut membayangkan nanti Gio yang jadi pusat perhatian ciwi ciwi sekolah adiknya. Rasanya Nata tidak mau mengajak Gio ikut ke sekolah adik nya. Nata seakan tidak rela kalau nanti nya Gio akan jadi pusat perhatian perempuan lain.