NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Cinta Murni / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sweet'Candy

"Bawa foto ini, dan temui seseorang dialamat ini! Saat kau melihatnya nanti, tunjukan foto masa kecilmu itu maka dia akan mengenalimu dengan mudah! ingatlah Sayang, dia yang akan menjaga dan menyayangimu persis seperti mama dan papa. Hiduplah bersamanya dengan segala sikap dan sifat baikmu, jangan pernah kecewakan dia!"

Itu adalah pesan terakhir mama sebelum meninggal!! Kehidupan Metta berubah sepeninggal kedua orang tuanya, Metta amat disayang dan dicintai oleh Levin. Namun, Metta amat dibenci oleh Monica yang tak lain adalah mamanya Levin.

Akan seperti apa Metta menjalani dan melewati setiap luka dan bahagia disetiap detiknya, jika ketika ingin menyerah, wasiat sang mama terus saja memaksanya untuk bertahan!



Yuk simak dan tinggalkan jejak manisnya ya Readers 💞

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet'Candy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Keyakinan

Jam 6 pagi Levin sudah keluar dari rumah dengan pakaian kantornya, bahkan Monica pun tak tahu dengan kepergiannya tersebut. Levin mengendarai mobilnya dengan senyuman penuh, sedikit perasaan kecewanya kemarin atas sikap da perkataan Metta, kini tak ada lagi dirasakan Levin.

"Semua kembali normal, tenanglah aku tidak akan biarkan semua berakhir sia-sia," gumamnya dengan penuh keyakinan.

Levin melirik jok sampingnya, ada parsel buah yang sudah di pesannya di sana. Dengan harapan Metta akan menyukainya, dan mungkin bisa sedikit memberitahu wanita itu jika ada yang masih memperdulikannya.

"Papi lihat ini kan? Papi lihat bagaimana aku bertemu dengannya? Aku sudah menemukannya sekarang, bantu aku untuk meyakinkannya!"

Levin kembali tersenyum, penantian selama 19 tahun itu tak lantas membuatnya kecewa, Metta benar-benar datang padanya dibatas akhir yang diberikan papinya dulu. Levin meyakinkan hati dan pikirannya jika Metta memang untuk dirinya, tidak ada yang tidak mungkin, apa lagi semua itu berawal dari orang tua mereka masing-masing.

"Selamat pagi," sapa Levin pada suster yang berpapasan dengannya.

Kakinya terus terayun menuju ruang rawat Metta, itu tidak sulit karena Levin sudah sampai di sana sekarang. Levin membuka pintunya perlahan karena khawatir mengganggu istirahat Metta, tapi ternyata Metta sudah duduk di kursi roda, dengan melihat area luar melalui jendela.

"Dia sudah bangun," ucap Levin pelan.

"Selamat pagi Nona Metta," sapa Levin seraya menyimpan parselnya di pangkuan Metta.

Metta sedikit menoleh melihat tangan Levin, lelaki itu ada di belakangnya sekarang. Levin berpindah ke sisi Metta, Levin jongkok dan tersenyum saat Metta melihatnya.

"Selamat pagi, kamu sudah bangun rupanya."

Tak ada jawaban, Metta kembali pada parsel buah itu, diam menatap macam-macam buah yang tertata didalam balutan plastik tersebut.

"Yang mana yang kamu suka, biar aku bantu!"

"Tidak perlu seperti ini, bawa dan pergilah!"

"Ooo tidak bisa seperti itu, kamu tidak menghargai namanya kalau seperti itu."

Metta kembali menoleh, bahkan suster dan dokter saja Metta tidak melihat mereka, tapi kenapa harus ada Levin sekarang. Levin mengangguk saja, dan mengambil kembali parselnya.

"Emmm aku berangkat kepagian dari rumah, dan aku yakin kamu belum mendapatkan sarapan pagi ini kan? Bagaimana kalau kita cari makan di luar?"

"Pergilah sendiri, jangan merepotkan diri membawa orang sakit!"

"Oke, karena sekarang kita sudah bertemu. Hal pertama yang harus kamu ketahui dari aku adalah, aku suka direpotkan orang lain!"

Metta mengernyit, apa Levin sudah gila, bagaimana bisa orang lebih suka direpotkan? Levin kembali menunjukan senyum manisnya, biarkan saja Metta berfikir sesuai keinginannya sekarang.

"Kita jalan?"

"Pergilah sendiri!"

"Oke, poin kedua yang harus kamu tahu adalah, aku suka sekali memaksa! let's goooo!"

Levin bangkit dan menyimpan buahnya di meja, kemudian memutar kursi roda Metta dan mendorongnya perlahan.

"Mau dibawa kemana?" tanya suster.

"Emmm keliling saja, makan di luar biar ada angin segar."

"Tidak boleh jauh-jauh, Pak. Pasien masih belum normal!"

"Tidak, jangan khawatir hanya duduk-duduk di taman."

Suster mengangguk dan membiarkan keduanya berlalu, Levin sempat melirik Metta yang hanya diam saja. Tidak masalah yang penting Metta tidak berontak, bagaimana pun berada terus menerus di ruangan pasti bosan.

"Makanan apa yang kamu suka, biar aku carikan."

"Tidak ada."

"Baiklah, mau pindah duduk? Duduk di kursi ini sepertinya lebih nyaman."

Metta hanya melirik Levin sekilasan saja, lelaki itu terlalu banyak bicara dan membuat kepala Metta sakit. Levin mengangguk lalu kemudian duduk, Levin menghadapkan kursi roda Metta padanya, dengan begitu mereka bisa saling melihat satu sama lain.

"Kamu nyaman seperti ini? Sakit seperti ini kamu suka? Hanya duduk di kursi roda seperti ini kamu sudah senang?"

Tak ada jawaban, Levin melihat dua mata itu yang masih saja bengkak. Kelopak mata yang seperti sangat kesulitan untuk berkedip, memang sudah tidak terlihat ada semangat yang tersisa.

"Akan aku katakan sesuatu, sejak Papi aku meninggal dulu, aku selalu menerka tentang sosok dirimu. Seperti apa kamu, cantik atau jelek, baik atau jahat, tinggi atau pendek, kurus atau gemuknya kamu selalu jadi tebakan dibenak aku."

Levin melihat Metta dari atas sampai bawah, dengan sedikit senyuman, Levin kemudian mengangguk.

"Papi sering cerita kalau temannya memiliki seorang Anak perempuan yang cantik, Papi aku mengatakan kalau Anak perempuan itu lahir ditengah keluarga harmonis. Keluarga yang penuh kasih sayang, keluarga yang tahu bagaimana cara bersikap dan memperlakukan orang lain dengan sangat baik."

Mata Metta kembali panas, ingatannya kembali memutar memori indah bersama kedua orang tuanya. Metta sangat merindukan Ayahnya, dan sekarang Metta juga merindukan ibunya yang baru meninggalkannya beberapa hari lalu.

"Metta, aku tidak bisa berfikir kalau ini perjodohan, tapi aku juga tidak bisa menolak jika memang ini sebuah perjodohan."

"Permisi," ucap suster.

"Apa ada pemeriksaan sekarang?" tanya Levin.

"Tidak, saya mengantarkan ini, sarapan untuk Metta."

Levin mengangguk dan menerima nampannya, mungkin pagi ini Metta masih harus memakan makanan Rumah Sakit. Suster kembali meninggalkan keduanya dengan pesan agar Metta menghabiskan sarapannya, sudah hari kelima dan selama itu Metta belum makan apa pun atau minum sedikit saja tidak pernah.

"Ayo makan."

"Aku tidak lapar!"

"Makan tidak harus selalu karena lapar, terkadang kita harus makan karena memang dibutuhkan!"

Metta kembali diam, rasanya terlalu sulit untuk sekedar berbicara saat ini. Metta hanya ingin diam menantikan kematiannya datang, setelah itu barulah Metta akan merasa senang dan tenang.

"Metta, aku sangat menyayangi Papi, aku rasa kamu juga sangat menyayangi orang tua kamu. Apa kamu mau membantuku untuk tidak mengecewakan mereka? Paling tidak untuk orang tua kita masing-masing."

"Orang tuaku sudah tidak ada."

"Aku tahu, bukan itu perkaranya. Aku sangat menyayangi Papi aku tidak pernah ingin mengecewakannya bahkan sekali pun sekarang beliau sudah tidak ada."

"Urusannya dengan aku?"

"Metta, aku memang tidak bisa begitu saja percaya padamu, dan kamu juga tidak mungkin begitu saja percaya padaku. Tapi aku lebih tidak bisa untuk tidak mempercayai Papi, kamu pasti percaya bahwa tidak ada orang tua yang mau Anaknya menderita."

Metta kembali diam, itu memang benar tapi harus bagaimana Metta sekarang. Lelaki seperti apa yang ada di hadapannya, itu terlalu asing dan Metta tidak begitu suka berurusan dengan orang asing.

"Terserah kamu mau berfikir seperti apa, tapi aku akan meminta kamu untuk bertahan! Tolong jangan menyerah setelah kepergian orang tuamu! Apa pun alasannya, tetaplah hidup! Jika Papi aku benar, maka sepanjang hidup, aku akan selalu membutuhkan kamu!"

1
Inaa lucuu
suka bgtt sama ceritanyaa, semangatt yaa kak jangan lupaa ceritanyaa dilanjutkan lagii heheheee 💗
Inaa lucuu
gada lanjutan kahh?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!