Pria Yang Hatinya Membeku Mencoba Untuk Bahagia.

Terlihat Axel sedang berjalan sendirian, dia melirik ke kanan serta ke kiri seolah sedang mencari sesuatu.

“Apa masih jauh ?”

Sekarang jam 8, harusnya sudah buka Ayo lihat map lagi.

Dia melihat kearah handphonenya terlihat sebuah map. Ia sedang mencari salon untuk mencukur rambutnya.

Sudah 5 hari berlalu sejak axel memulai olahraga. Yang ia lakukan berlari setiap pagi, siang hari dia melakukan olahraga ringan di kamarnya, ia meniru video yoga di youtube untuk membuat punggungnya tegak. Di saat istirahat di mencari-cari di internet tentang cara bagaimana menjadi bahagia. Ia juga mempraktikan beberapa hal yang dapat ia lakukan, seperti memasak makanan, membuat kue, makan cokelat, bernyayi.

Ada juga beberapa web yang menyarankan hal-hal aneh, seperti berteriak-teriaklah di saat kalian sedang galau. Tentu axel tidak melakukannya karena akan mengganggu tetangga di sebelah. Mungkin jika itu di lakukan ia akan di laporkan dan di bawa ke rumah sakit jiwa.

“Sepertinya di sini!”

setelah di lihat lagi tokonya terlihat cukup mewah, axel mencari-cari di internet tempat cukur yang bagus di daerah sekitarnya. Ada 2 tujuan axel hari ini ia akan pergi ke gym, mencoba berolahraga di sana, karena berolahraga sendiri kurang efektif, dia juga ingin mencoba peralatan yang sering ia lihat di youtube.

“Selamat datang!”

Saat axel masuk seorang wanita cantik yang sepertinya pegawai di sana memberinya salam.

****

Terlihat seorang gadis sedang merapihkan kursi, ia adalah pegawai di salon Silver Mirror Facial. Dengan bentuk badan yang sangat ideal, rambut yang tergerai dengan payudara yang besar. Saat lelaki melewatinya matanya pasti akan tertuju kearah dadanya. namanya Aira Nabila.

“Nananana..”

Dia sedang bersenandung ria sambil mempersiapkan toko, menunggu datangnya pelanggan.

Sampai ia mendengar suara lonceng dari arah pintu masuk.

“Selamat datang.”

Nabila melihat kearah pintu, di sana terlihat seorang pemuda menggungakan jaket, kepalanya di tutupi dengan hodie, jadi ia tidak dapat melihat wajahnya.

“Ada yang bisa saya bantu ?”

“Apa di sini bisa potong rambut untuk pria?”

“Tentu saja, dari anak kecil hingga dewasa, entah itu pria atau wanita kami akan melayaninya dengan sungguh-sungguh!”

“Kalau gitu mohon bantuannya.”

“Silahkan duduk di sini!”

Nabila yang sudah biasa menangani pelanggar sedikit terkejut mendengar nada bicara anak di depannya. Entah kenapa terasa datar dan dingin.

Yah banyak sekali pelanggan yang tidak bersahabat seperti anak ini, semoga cepat selesai. Aku tidak ingin mendapat masalah.

Itulah kesannya pertamanya kepada axel.

“Jaketnya bisa di simpan di sini!”

Axel melepaskan jaket lalu menyimpannya di gantungan yang disediakan di dekat cermin, lalu ia duduk.

Melihat axel yang rambutnya menutupi mata Nabila bertanya dengan ramah.

“Rambutnya sudah panjang ya, jadi ingin model seperti apa!”

“.….”

”…..”

“.….’

Terjadi keheningan karena axel tidak menjawab itu.

“Maaf, baru kali ini aku mencoba memotong rambut jadi tidak terlalu mengerti!”

“eh.. Seriusan?”

apa yang di bicarakan anak ini ?, tidak mungkin seseorang tidak pernah menatap rambutnya. Yah dapat di lihat sih kalau rambut dia panjang berantakan. Ini membuatku cukup terkejut.

“Apakah ada saran kak ?”

Dari cara bicaranya anak ini terlihat sopan, tapi nada yang datar serta dingin benar-benar membuatku bingung.

“Hm.. gimana kalau ikutin trand yang sedang populer saja, seperti idol-idol pria.”

“.….”

“.….”

“Kalau gitu bolehkan aku serahkan kepadamu kak!”

“Boleh saja tapi jangan nyalahin loh kalau tidak sesuai ekspetasi!”

Nadila sangat bingung karena dia di suruh memilih potongan rambut untuk pelanggannya, biasa pelanggan datang lalu meminta atau menunjukan foto yang mereka inginkan.

“Tidak akan kok!”

“Kalau gitu permisi sebentar!”

Nadila mengangkak poni yang menutupi wajah axel. Ia sangat terkejut saat melihat wajahnya.

Jika di lihat lebih jelas wajahnya cukup tampan, jadi kenapa anak ini menutupi wajahnya. padahal jika dia merapihkan rambutnya aku yakin anak ini akan populer.

“kalau poninya diginiin, ini ke sini….”

Nadia terus berbicara sendiri sambil mengotak ngatik rambut axel.

“lalu dipendekin sedikit menurutku, akan cocok untuk wajahmu!”

 “Aku serahkan padamu kak!”

“Ya baiklah, ah ngomong-ngomong namaku nadila, siapa namamu ?, tidak enak memanggil kamu terus!”

“Aku axel!”

“Oke axel.. sepertinya sudah keramas ya, jadi tidak usah!”

Lalu nadila mengambil pelaratan untuk memotong rambut.

Jika di lihat ekspresi anak ini aneh, nada bicara sangat datar. dari awal sampai sekarang dia tidak pernah tersenyum sedikitpun, lalu mata itu seperti ikan yang sudah mati, sama sekali tidak memancarkan cahaya.

“Baiklah gimana kalau kita mulai!”

Akhirnya ia menutupi badan axel dengan kain.

“Ah ngomong-ngomong!”

Karena sudah jadi kebiasaanya berbicara, dia selalu mencari topik agar tidak bosan saat sedang melayani pelangganya.

“Axel bilang tidak pernah mencukur rambutnya sampai sekarang kan!”

“.….”

“Terus kenapa tiba-tiba sekarang mau di rapihkan ?”

Dengan nada yang sangat ramah dia bertanya sambil tersenyum menatap axel melalui cermin di depan mereka. Ada keheningan beberapa detik sampai axel akhirnya berbicara.

“Untuk balas dendam!”

“.….”

“.….”

“Haaa?”

Balas dendam ?, gimana apanya. Kok tiba-tiba balas dendam sih.

Karena sangat penasaran ia mencoba bertanya lebih jauh.

“Balas dendam gimana ya?”

“Beberapa hari yang lalu aku diputuskan oleh pacarku yang berselingkuh dengan sahabatku sendiri.”

Axel tiba-tiba berbicara tanpa memperdulikan apapun. dapat dilihat kalau raut wajah nabila tersenyum masam seolah dia menyesal karena menanyakannya. Tetapi ia tidak menghentikan axel yang berbicara.

“lalu aku membaca, cara balas dendam yang terbaik adalah meningkatkan kualitas diri, lalu tunjukan kalau kita lebih bahagia saat ini!”

“ukh.. maaf aku menanyakan sesuatu yang sensitif!”

“Tidak apa-apa!”

“Kalau gitu, dengan senang hati aku membantu axel dalam balas dendam.”

Dengan tersenyum sangat ramah nabila mulai menggerakan tangannya.

“aku akan membuat axel terlihat sangat tampan, kalau gitu di mulai ya!”

Sial aku menanyakan sesuatu yang sensitif kepada axel, jangan bilang kalau ekspresinya serta nada bicaranya yang sekarang karena trauma yang di alaminya ?

Ada perasaan menyesal, tetapi nabila tetap rasa bersyukur karena telah menanyakan situasi axel.

Kenapa pacar axel memutuskan dia, aku tidak tau tetapi jika di lihat dari pertama axel datang sepertinya masalah fashion anak ini. Aku akan mengajarkan beberapa hal setelah selesai nanti.

Jika benar-benar di perhatikan wajah axel sangat tampan.

Nabila terpesona sesaat saat dia sedang memotong dan merapihkan rambut pria itu.

Aku akan membuat axel semakin tampan. Lalu membuat gadis yang mencapakan anak ini menyesali itu.

Dengan penuh tekat dan semangat ia memotong rambut axel.

Dia terus berbincang-bincang dengan axel agar tidak terasa bosan. hingga rambut axel selesai di rapihkan.