NovelToon NovelToon
Love After Marriage

Love After Marriage

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Caroline Gie White

Indira dan Devian sama-sama dihadapkan pada kondisi traumatik yang sama. Sama-sama harus menelan pil pahit perselingkuhan. Indira memergoki pacarnya, Gilang berselingkuh dengan teman sekampusnya dan Devian dengan tragisnya melihat Mamanya berselingkuh dengan mata kepalanya sendiri, dirumahnya. Perasaan itu yang akhirnya bisa lebih menguatkan mereka untuk saling bantu melewati kenangan buruk yang pernah mereka alami.

Dan, takdir lebih punya rencana untuk lebih menyatukan mereka dalam sebuah pernikahan yang tidak mereka inginkan. Menikah di usia muda dan tanpa berlandaskan rasa cinta. Namun, Indira tidak pernah menyangka bahwa rasa nyaman yang ditawarkan oleh Devian pada akhirnya bisa membuat Indira tidak mau melepaskan Devian.

Akankan hubungan mereka baik-baik saja? Ataukah banyak konflik yang akan mereka hadapi dan semua itu berhubungan dengan rasa trauma mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caroline Gie White, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JATUH CINTA

“Jadi soal Devian sudah menikah itu beneran? Bukan settingan?” Tanya Jojo, sahabat baik Marsha, yang juga teman satu sekolah Devian di SMA, yang sedang ikut Marsha ke kampus, sedang melihat berita online tentang pernikahan Devian dengan Indira.

Marsha mengangguk.

“Kok mau ya dia menikah muda? MBA*?”

*married by accident (hamil diluar nikah)

Marsha mengangkat kedua bahunya. “Mungkin kali, kalau ada yang menikah muda, apalagi coba alasannya?”

“Padahal kayanya ceweknya kelihatan cewek baik-baik.”

Marsha mendengus sinis. “Sekarang tampang bisa menipu kali.”

Gak berapa lama mereka melihat Devian dan Indira keluar dari lift lalu menuju pintu keluar kampus. Jojo pun menghampirinya dan Marsha menatap mereka dari tempat dia duduk.

“Hai, Yan.”

Devian sedikit terkejut melihat Jojo yang menghampirinya lalu dia melihat Marsha sedang menatap mereka. Jojo pun menatap Indira dari atas sampai bawah lalu tersenyum sinis setelah berada di hadapan Devian dan Indira.

“Jadi benar ya lo sudah menikah?”

Devian menghela nafas. “Lo datang ke kampus gue, cuma mau tanya hal yang bukan menjadi urusan lo? Kan lo bisa tanya teman lo, dia tahu kok.”

“Kan lo masih muda, Bro, masih bisa have fun, bisa gonta ganti cewek, lah kalau sudah menikah, memang lo bakal masih bisa kaya gitu?”

Devian tersenyum. “Sorry, lo tahukan dari dulu gue gak normal dan gue bukan lo yang sukanya kaya yang lo sebutkan tadi, gue duluan ya, ayo, Ndi.” Devian menggandeng tangan Indira lalu kembali berjalan.

“Atau jangan-jangan, emang benar ya cewek lo hamil duluan?!”

Indira dan Devian terkejut. Beberapa orang yang ada di lobby pun terdiam dan menoleh ke arah mereka. Sontak Devian langsung berbalik menghampiri Jojo tanpa bisa dicegah oleh Indira yang kemudian menonjok rahangnya lalu mencekal kerah bajunya.

“Jangan pernah ngomong sembarangan tentang istri gue. Asal lo tahu ya, kita sudah buktikan sebelum menikah, kalau istri gue gak hamil, jadi gue bisa pastikan istri gue cewek baik-baik, paham lo.”

Devian melepaskan cekalannya.

“Gue kasih lo waktu 3 hari buat minta maaf sama istri gue, kalau gak, lo berurusan sama pengacara gue, karena lo sudah mencemarkan nama baik istri gue.”

“Ayo, Sayang.” Indira menarik Devian pergi yang sebelumnya berpaling ke arah Marsha dengan tatapan sinis, dan menghiraukan beberapa orang yang menatap mereka.

Jojo pun terdiam sambil memegangi rahangnya.

***

Indira menginjak rem mobil sedan putihnya lalu mematikan mesin dan menarik rem tangannya “Gue gak suka lo kasar kaya tadi, biarpun maksud lo tadi buat membela gue, tapi semua bisa diomongin baik-baikkan?”

Indira mencengkram kuat kemudi dan berusaha mengatur nafasnya. Devian pun membuang pandangannya ke arah pantai.

“Gue juga marah tapi gue gak mau lihat suami gue memukuli orang lagi dengan alasan apapun.”

Devian menghela nafas kemudian berpaling ke Indira lalu meraih tengkuk lehernya dan menempelkan kening mereka.

“Maafin gue ya, Ndi, gue janji gak bakal melakukan hal itu lagi.”

Indira tersenyum. Devian sedikit menjauhkan mukanya namun tetap menatap Indira.

"Ndi.."

"Ya?"

Devian kembali mendekatkan mukanya dan mencium bibir Indira yang membuatnya terkejut sehingga menjauhkan Devian.

Devian tersenyum sambil mengelus bibir Indira dengan ibu jarinya. "Maaf kalau gue gak ijin dulu, tapi.. Ini bibir cewek pertama yang gue cium yang alhamdulilahnya adalah bibir istri gue, cinta pertama gue."

Indira tersenyum.

"Bibir lo juga jadi yang pertama buat gue."

Devian pun terkejut namun perlahan tersenyum lalu membuka sabuk pengaman mereka dan menarik Indira duduk di atas pangkuannya.

"Ian lo apa-apaan sih? Ntar kalau ada yang lihat gimana?"

"Lo tenang saja, kaca mobil ini agak gelap jadi gak akan mungkin terlihat dari luar."

"Iya tapi, Yan.."

"Yang lo bilang tadi benar? Gue cowok pertama yang mencium lo?"

"Gue memang mau first kiss gue sama suami gue."

Devian mengelus pipi Indira. "Tapi maaf ya, gue ambil first kiss lo disaat lo belum bisa menerima gue."

"Seenggaknya lo suami guekan?"

"Jadi gue boleh.."

Indira membiarkan Devian mencium pipinya lalu kembali mencium bibirnya.

Perasaan apa ini, Yan? Apa mungkin gue sudah jatuh cinta sama lo?

Perlahan Indira pun membalas ciuman Devian dan membiarkan Devian semakin memeluknya. Sesaat kemudian Indira melepaskan ciumannya lalu menatap Devian sambil meredam debaran dadanya.

“Something’s wrong (Ada masalah)?” Tanya Devian sambil mengelus pipi Indira. Diapun terlihat mengatur nafasnya.

Indira tersenyum. “Gue berasa aneh kita ciuman begini, lo itukan.. sahabat gue.”

“So lucky you to marry me then, your beloved best friend. (Jadi lo beruntung menikah sama gue, teman baik lo yang tercinta.)”

Indira tersenyum dan membiarkan tangan Devian yang ada di lehernya kembali mendekatkan mukanya dan mencium bibirnya.

Kayanya gue benar-benar sudah mulai jatuh cinta sama lo, Yan.

***

Devian meraih lengan Indira yang langsung menariknya masuk ke dalam kamar. Setelah berada di dalamnya, Devian mengunci pintunya lalu kembali mencium bibir Indira.

"Ada yang mau gue omongin sama lo." Sahut Indira setelah melepaskan ciuman Devian. Dia lalu menarik Devian menuju sofa dan mereka duduk berdampingan dengan posisi Indira menghadap Devian. "Sebelumnya, bisa kita buat perjanjian dulu?"

"Perjanjian apa maksud lo?"

"Kita belum lama menikah, gue sama lo sama-sama masih muda banget, terus.." Indira menggantung kalimatnya.

"Terus?"

Indira meraih tangan Devian dan digenggamnya. "Bisa gak kita no have.. s*x dulu?"

"Maksud lo?"

"Seperti yang gue bilang tadi, kita baru banget menikah, kita pasti butuh adaptasi yang lama, terutama gue yang masih belum sepenuhnya menerima pernikahan ini, jadi gue mau kita.. have s*x kalau gue sudah siap."

"Oh come on, Ndi, we're married."

"Gue paham, Yan, tapi kita masih kuliah dan gue gak mau nanti gue hamil disaat gue sibuk sama tugas kuliah. Memangnya lo tega?"

"Kan kita bisa pakai pengaman dan memastikan kita tunda punya anak."

"Please? Sampai kita lulus kuliah, cuma setahun lagi, Yan."

Devian menyandarkan kepalanya lalu terdiam. Matanya menatap kosong langit-langit kamarnya. Indira pun mengelus tangan Devian.

"Gue setuju asal lo juga setuju sama syarat gue."

Indira menatap Devian yang menegakkan kepalanya.

"Lo benar-benar pindah ke kamar gue dan gue tidur di kasur sama lo, gak di sofa lagi. Gimana? Setuju?"

Indira terdiam menatap Devian dengan senyuman yang dibuat-buat untuk menggodanya.

"Gue setuju, tapi lo juga harus janji, jangan macam-macam sama gue sampai batas waktunya. Dan kalaupun ada salah satu dari kita ternyata gak sesuai target lulus 4 tahun, perjanjian ini diperpanjang."

"Oke, gak masalah, asal..." Devian mengangkat dagu Indira lalu mencium bibirnya. "Gue diijinkan untuk mencium bibir lo ini."

"Gak masalah, yang penting gak sampai have s*x ya. Dan satu lagi, Yan."

"Apalagi, Ndi??"

Indira tersenyum. "Kayanya gue.. Sudah mulai bisa.. menerima lo. Gue.. Gue sayang sama lo."

Devian lalu memeluk Indira dengan bahagia. "Gue senang banget dengarnya, Ndi. Makasih lo sudah mau menerima gue dan sayang sama gue." Devian melepaskan pelukannya. "Gue janji gue akan selalu buat lo bahagia."

"Dan gue percaya sama lo."

Devian tertawa lalu mengelus pipi Indira sambil mendekatkan mukanya dan mencium bibir Indira perlahan lalu menatapnya sejenak dan kembali menciumnya yang kemudian dibalas oleh Indira.

To be continued...

1
Zaza Eiyna
gilang vs Marsha
Yvonne Dumais
Episode nya tolong diterbitkan semua sekaligus donk...jangan satu2 setiap hari. terima kasih
Yvonne Dumais
episode nya tolong diterbitkan sekaligus semuanya donk....jgn satu persatu...terima kasih
Càröliné Gie White
Terimakasih bwt yang sudah baca story aku sampai sini... 🙏🥰
Putu Sriasih
Luar biasa
Càröliné Gie White
Jadi makin semangat buat up terus..
Càröliné Gie White
Iya kak, makasih buat supportnya ya 🙏
mustaqim jm
Masih baca sampe sini thor. semangat upnya
Pena Hitam
di ikalnin terus kak..
semangat yaa semoga booming
Galuh Jennaira
Mereka yang berantem, gw yang baper /Sob/
Galuh Jennaira
Ayo devian, buat indira jatuh cinta sama kamu
Galuh Jennaira
Bibit hadirnya pelakor
Galuh Jennaira
Devian cowok gentle bgt
mustaqim jm
Semangat upnya thor.
Pena Hitam
Bagus ko kak, penempatan kalimat maupun tanda baca juga tepat.
Cuma tambahan aja kak untuk dialognya di kurangi jd biar balance dengan penjelasan latar dll. Biar pembaca tidak bosan 🙏
Pena Hitam: sama-sama ka 🙏
Càröliné Gie White: Terimakasih kak masukannya..
total 2 replies
Càröliné Gie White
Selalu berusaha lebih baik dalam menulis.. Saran kalian amat sangatlah berarti.. Terimakasih sudah mampir utk membaca story aku..
Galuh Jennaira
Penggunaan gaya bahasa yang sederhana jd bisa dengan mudah diikuti.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!