NovelToon NovelToon
Antara Benci & Cinta

Antara Benci & Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:25.2k
Nilai: 5
Nama Author: Eflin Manopo

Liana Mikha Smith

Ibarat jatuh tertimpa tangga lagi, mengalami buta dan harus menerima pernikahan yang tak berdasar pada cinta.

Arsen Christoper Miller

Dengan dalil menjaga nama baik keluarga harus bersedia menikah tapi dengan mengajukan satu syarat. cerai setelah pulih kembali.


Ikuti kisahnya AB&C...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eflin Manopo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 28

****************

Mansion milik Arsen.

Arsen dan Liana bangun kesiangan. Semalam Arsen terlalu mengantuk, tak sadar tertidur satu ranjang dengan istrinya. Dia hanya berniat menebus kesalahannya pada Liana dengan menjaga istrinya itu, biar dia tidur disofa saja. Tak disangka Liana malah demam saat tengah malam. Arsen akhirnya menolong Liana dengan cara skin to skin agar suhu panas ditubuh Liana, dapat terserap tubuhnya.

Sementara Liana, tak tahu menahu dengan hal itu. Tapi saat Liana bangun, dia terkejut, ada orang lain yang tidur disampingnya, dan tangan orang itu melingkar di pinggangnya. Parahnya, ternyata tangan orang itu, kekar berotot, yang pasti milik pria.

Beberapa saat lalu.

Rasa tak nyaman di pinggang Liana, membuat dia terjaga.

Saat seluruh kesadarannya penuh, Liana menyentuh rasa janggal ditubuhnya itu. Tapi hanya beberapa saat, Liana tiba-tiba bangkit, duduk dan berteriak.

"AAHHH...!"Teriakan Liana menggema.

Liana bangun dan terkejut oleh keberadaan seseorang disampingnya. Teriakan heboh Liana, membuat seseorang itu ikut terbangun.

Saat pria itu sadar secara penuh, dia melihat istrinya hendak berteriak lagi, dengan cepat Arsen melompat duduk, langsung membekap mulut Liana dengan tangannya.

"Shut..shut..!" Arsen mendesis pelan. Dia tak ingin sampai ada orang mendengar teriakan Liana.

Liana semakin panik karena belum tau siapa yang membekap mulutnya. Dia hanya tau itu pria karena tadi saat dia terbangun, yang dia raba ada tangan kekar berotot sedang memeluknya.

Liana meronta-ronta, berusaha lepas dari bekapan orang itu. Dia ingin teriak tapi tertahan tangan Arsen.

"Hmmpp..Hmmpp.." Liana berniat meminta tolong dengan berteriak lagi. Liana semakin takut saat menyentuh dada bidang Arsen tanpa mengenakan atasan itu. Seketika matanya membulat sempurna.

"Hmmpp..Hmmpp.." kembali Liana meronta-ronta ingin lepas dan lari dari situ.

Sedangkan Arsen tak bisa sembunyi lagi. Liana mendapati dirinya satu ranjang dengan dia. Tapi Arsen tak mungkin hanya diam saja. Karena jika dia tak bicara, Liana pasti akan kembali berteriak. Jadi akhirnya pria itu bicara. Masa bodoh jika Liana tau itu dirinya.

"Diam lah..jangan berteriak...ini aku..nanti ada yang dengar.." Kata Arsen sedikit kasar dengan suara serak khas orang baru bangun.

Liana tersentak mendengar suara Arsen. Dia terkejut suami yang membencinya ada diatas ranjang dan tidur memeluk pinggangnya tanpa menggunakan baju atasan. Gadis itu segera melepas paksa tangan Arsen dari mulutnya. Liana bergeser dan ancang-ancang untuk turun dari ranjang. Kemudian berpaling lagi.

"Apa maksud anda berada di kamar saya.. tuan..!?" Kata Liana berteriak panik. Dia ingin menjauh dari Arsen. Karena terlalu panik, dia buru-buru turun, dan lebih dulu melangkahkan kaki kanannya yang terluka. Sontak rasa sakit di kakinya itu, membuat dia tak kuat menopang tubuhnya. Akhirnya dia kembali terjengkang ke belakang dan langsung menimpa tubuh Arsen yang sedang bersiap hendak menyusul Liana turun.

BUGH

Tabrakan Liana pada tubuh Arsen membuat keduanya kembali ke ranjang itu. Posisi tubuh Liana berada diatas Arsen.

"AAHHH.." Suara keduanya menggema bersamaan.

Arsen merasakan ulu hatinya mau pecah tertekan kuat oleh sikut Liana. Pria itu langsung kesal karena kesakitan.

"Apa yang kau lakukan..bodoh!?" Kata Arsen menahan rasa sakit.

Liana yang mendengar suara Arsen seperti sedang menahan rasa sakit, akhirnya sadar kalau sikunya kini menekan area lambung Arsen.

"Maaf..!" Ujar Liana kasar. "Tapi saya masih butuh penjelasan dari anda..tuan..!" Sambungnya lagi, dia berusaha bangkit, masa bodoh dengan rasa sakit Arsen. Liana kemudian berdiri dengan hati-hati. Liana mengambil tongkat dan tertatih-tatih mencari tempat untuk menjauhi ranjang itu.

Arsen yang melihat gerakan Liana menuju arah pintu, dia langsung bergerak cepat menyusul Liana dan menangkap pergelangan tangan istrinya, tak menghiraukan lagi rasa nyeri di lambungnya. Yang penting jangan sampai Liana keluar dari situ.

"Jangan keluar dulu..mengerti.?!!" Ujar Arsen membentak. Arsen lalu bergegas maju untuk menghadang Liana. Posisi keduanya saling berhadapan dengan jarak satu meter.

Liana tak tau Arsen sudah berpindah posisi, dia malah menoleh kesamping dan membelalak ingin membentak Arsen.

"Siapa juga yang mau keluar...Tuan Arsen!?" Ujar Liana emosi. Sungguh gemas dan menggelikan bagi Arsen. Dia langsung tertawa tak bersuara agar Liana tidak mendengarnya.

"Saya cuma menghindar agar tidak berdekatan lagi dengan anda..ini sangat keterlaluan...kenapa anda ada diruangan saya..dan tidur diranjang saya?" Ujar Liana lagi. Masih dengan posisi menatap kesamping. Sungguh nampaknya dia memang tak terima Arsen ada disana, lalu marah-marah. Tapi tingkahnya lucu sekali.

Arsen berusaha menahan tawanya lagi saat Liana melanjutkan kalimatnya itu. Dia kemudian bergeser agar pandangan Liana tidak lagi keliru.

"Saya tidak sengaja ada disini...dan apa anda lupa kalau ini mansion saya..hmm?" Ujar Arsen terdengar serius dan bertanya kembali. Kini dia jadi suka untuk mengerjai Liana.

Liana malah tak puas dengan jawaban Arsen yang ambigu.

"Saya tidak pernah lupa kalau ini adalah rumah anda..tapi harusnya minta ijin dulu..bukannya masuk sembarangan..apalagi sampai tidur diranjang saya.." Balas Liana tanpa takut.

Arsen sedang memandang wajah Liana saat gadis itu berbicara. Mata berani Liana inilah yang membuat Arsen ingin terus memandang gadis itu, karena sungguh sangat terlihat polos tanpa beban. Arsen jadi ingin menggoda Liana. Dia jadi suka bermain-main dengan tingkah polos istrinya itu.

"Ini kan mansion saya, ini juga ranjang istri saya..kenapa harus minta izin...apa memang tidak boleh seorang suami ada diranjang istrinya..??" Tanya Arsen pura-pura serius, dia penasaran tingkah apalagi yang Liana punya setelah ini, yang belum dia lihat.

Liana yang mendengar itu langsung terbelalak dan melongo antara kaget dan heran. Apa suami kontraknya ini kepalanya agak rusak karena kecelakaan tempo hari, sehingga lupa kalau dirinya sangatlah dibenci oleh Arsen Christoper Miller. Matanya yang masih membulat, mulut membentuk huruf A.

"Hah..?" Suara Liana spontan saja keluar dari tenggorokan. Wajah bingungnya sungguh sangat imut menggemaskan. Arsen jadi berpikir, Liana orang teraneh yang pernah ada. Masa baru ada kejadian seperti tadi, sudah digoda, bukannya marah atau merona pipi seperti kebanyakan para gadis, malah istrinya ini seperti bayi yang sedang menangis langsung diam dibujuk mainan baru.

"Hah?..hanya itu?" Tanya Arsen pura-pura bego, bersamaan dengan itu, kepalanya tanpa sadar dia majukan kedepan, sehingga wajah Liana sangat dekat dengannya beberapa inci.

Liana yang bisa merasakan deru nafas Arsen membelai permukaan kulit wajahnya, dia tau kalau wajah Arsen, berada sangat dekat dengannya agak nervous juga dia. Sontak dia menjauhi wajah Arsen dengan memundurkan kepalanya kebelakang. Tapi karena terlalu cepat dan agak kuat gerakan kepalanya, membuat tubuhnya ikut terbawa kebelakang.

"Ahh...!" Suara teriakan Liana, menyadarkan Arsen yang sempat terhipnotis pesona Liana yang begitu dekat.

"Awas..!" Ujar Arsen akhirnya panik.

Pria itu langsung mengejar tubuh Liana dan memeluk pinggang Liana dengan satu tangannya, sementara tangan yang lain menangkap kepala Liana agar tidak terjatuh kebelakang.

Cara Arsen menangkap tubuh Liana yang seperti itu, akhirnya menciptakan momen tak disangka. Saat Arsen membawa kembali tubuh Liana ke posisi awal, wajah keduanya sangat dekat, dan bibir Liana langsung menempel ke bibir Arsen. Mereka berciuman tanpa sengaja.

Arsen sungguh terkejut setengah mati. Bibir lembut Liana, membuat jantungnya tanpa komando langsung berdegup kencang seperti derap langkah pasukan siap berperang.

"Kau..!?" Ujar Arsen dengan suara keras bergetar mengikuti alunan jantungnya.

Liana tersentak mendengar suara Arsen. Dia pikir Arsen marah terkena ciumannya.

"Maafkan saya tuan..saya tidak sengaja..."Ucap Liana takut, dan segera melepas pelukan tangan Arsen, kemudian bergerak mundur perlahan sambil meraba-raba kalau gerakannya aman tanpa penghalang yang nanti membuatnya jatuh lagi.

Arsen masih diam, berusaha menetralkan kondisi jantungnya. Tapi saat dia merasakan gerakan Liana yang melepas tangannya, dia bergeming dan kemudian bergegas menarik tangan Liana, dan membawa istrinya kembali ke ranjangnya.

"Duduk disini..dan jangan kesana kemari lagi...orang lain bisa celaka karena kamu.."Ujar Arsen. Tapi caranya mendorong Liana duduk di kasur agak sedikit kasar, karena ada sesuatu yang terjadi saat kulit lembut milik Liana sangat terasa ditangannya.

Bagi Liana, Arsen tetaplah pria yang sangat membenci dirinya, kasar dan suka marah seenaknya.

"Saya mohon maaf...tapi sungguh saya tidak pernah punya niat untuk mencelakai siapapun.." Ucap Liana. Wajahnya kini datar saja. Arsen bisa melihat sorot mata indah itu. Ada kesedihan tersimpan disana.

Liana memalingkan wajahnya sedikit kesamping, untuk menutupi getaran kesedihannya. Dia kembali berkata.

"Atau kalau tuan ingin saya pergi dari sini secepatnya..dan bercerai dengan saya..saya tidak akan keberatan...tidak perlu menunggu sembuh dulu..saya pasti akan tanda tangani surat perceraian itu..tuan..!" Ujar Liana tersenyum tanpa keraguan. Entah senyum untuk apa. Lebih baik begitu, dari pada dia harus mencelakai orang lain seperti apa kata putra pertama Leonardo Miller itu. Siapa tau dalam ketenangan, dirinya bisa sembuh dengan sendirinya. Tak perlu menunggu terlalu lama lagi. Dia ingin melanjutkan hidup meski tak tau apa tujuannya hidup.

Arsen tersentak mendengar perkataan Liana yang sangat serius itu. Ada sesuatu yang aneh bergetar dihatinya.

Kemarin saat berada di mansion utama, Liana menjadi alasannya uring-uringan di pagi hari. kesal tak jelas, marah tak jelas, kekantor tak ingin. Dia benci Liana didekatnya, tapi dia penasaran jika Liana tidak dilihatnya.

Namun semua itu berubah kala Rebecca membuatnya marah membabi buta dan berimbas pada Liana istrinya.

1
Ayu Nawangsih
Luar biasa
nita bonita
lanjut lanjut
Mia Syara
Kenapa lama sangat nk up thor?
Rania Rania
sangat bagus
Mia Syara
lanjut lagi thor..tak sabar ni😁
Maya Ellydarwina
lanjut yang banyak dong thor 🥰🥰🥰🥰🥰🙏
Eve❤️: 👍👍semoga suka 😁
total 1 replies
Mia Syara
lanjut thor👍
nita bonita
lanjutt thoooorrrrr
nita bonita: asyaaaapppp 🤣
Eve❤️: mohon dukungannya yah nona bos😁🙏👍
total 2 replies
Maya Ellydarwina
ceritanya sungguh bagus dan menarik,di tunggu kelanjutan nya thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Eve❤️: mohon dukungannya yah😁🙏
Eve❤️: makasih 🙏...semoga suka
total 2 replies
Maya Ellydarwina
cerita nya bagus,mampir ah 🥰🥰🥰🥰
Eve❤️: kasih saran dan kritiknya yah😁🙏
total 1 replies
Pertama Satu
asyik..lanjut
Eve❤️: tq👍👍👍👍👍💪💪💪💪💪👏👏👏👏
total 1 replies
Pertama Satu
lanjutttttt
Eve❤️: ok...mohon🙏dukungannya yah
total 1 replies
Pertama Satu
up
Pertama Satu
👏👏👏mantap
Pertama Satu
👍👍👍👏👏💪💪
Mia Syara
update lagi thor👍
Eve❤️: makasih udah mampir🙏
total 1 replies
Mia Syara
Cerita nya bagus..salam dari Malaysia thor👍
Eve❤️: makasih🙏
mohon saran dan kritiknya yah😁
total 1 replies
aimi Lyy
Lumayan
Anita Jenius
Salam kenal kak.
Ceritanya keren kak.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rima R P
pusinh thor baca nya mending jangan di ganti nama liana nya biar tetep enak di baca nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!