NovelToon NovelToon
Perfect Marriage

Perfect Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / dosen / nikahmuda / cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vmina_

revisi dari my beloved lecture yaa

Syafa, sejak bayi, hidup dan dibesarkan oleh Ayahnya yang bernama Arya. Meskipun tanpa adanya kehadiran seorang Ibu, Syafa bisa tumbuh sehat dan penuh cinta seperti gadis pada umumnya.

Sampai suatu ketika, Arya risau anak semata wayangnya akan kesepian, mengingat usianya yang semakin tua. Dengan yakin ia menjodohkan putrinya dengan seorang lelaki mapan. Syafa yang saat itu diberitahu akan perjodohannya, ia menerima, tanpa ada drama.

Ia justru sangat senang saat mengetahui dengan siapa ia akan menikah.

Bagaimana kisah asmara Syafa dan suaminya nanti?

salam dari author amatir 🤍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vmina_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga puluh lima

Syafa perlahan membuka matanya. Ia menggeliat pelan, meregangkan tubuhnya yang masih terasa lelah. Dengan malas mengusap kedua matanya, lalu menoleh kesamping dimana Hasby tertidur dengan wajah yang teduh sambil memeluknya.

Dada pria itu terpampang jelas tanpa balutan apapun.

Ia memperhatikan dengan detail wajah Hasby hingga wajahnya merona merah saat mengingat kembali momen-momen indah yang baru saja mereka lalui. Tak bisa dipercaya ia akhirnya melakukannya dengan Hasby.

"Suamiku," ucapnya pelan sembari menyentuh hidung mancung Hasby.

Hasby dengan lembut dan penuh kasih sayang memperlakukannya di 'malam pertama' mereka. Rasanya Syafa ingin gila menjadi satu-satunya orang yang bisa melihat sisi Hasby yang sangat mempesona.

'Sekarang aku resmi jadi miliknya suami akuu,' girangnya.

Syafa menarik selimut untuk menutupi sebagian wajahnya, seolah-olah ingin bersembunyi dari dunia. Ia memejamkan matanya sejenak, berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdebar-debar.

Senyuman bahagia tak luntur dari wajahnya.

Tiba-tiba suara ponsel berdering menyadarkannya. Itu adalah suara alarm dari ponsel miliknya sebagai pengingat waktu sholat.

Syafa menurunkan selimutnya, melirik ke arah jendela luar yang menampakkan matahari yang hampir hilang, dan mulai tampak gelap. Sebelum bangkit, ia mencuri sebuah kecupan di pipi Hasby membuat pria itu menggeliat dalam tidurnya.

Namun, saat ia mencoba untuk turun dari ranjang. Rasa sakit yang luar biasa langsung menjalar di sekujur tubuhnya seperti sengatan listrik.

"Akhh ..." ia meringis menahan rasa sakit di bagian bawahnya. Ia sudah tidak gadis lagi, dan ini ulah suami tercintanya.

"Aku nggak nyangka jadi ngilu banget," isaknya.

Ia ingin mandi, tapi Kakinya benar-benar tidak bisa digerakkan, Syafa merasa takut dan panik. Matanya mulai berkaca-kaca, ia melirik Hasby yang masih nyaman di balik selimutnya.

"Aku gimana ..." isaknya.

Syafa semakin terisak, ia menutup wajahnya karena perasaannya campur aduk.

"Syafa," panggilan lembut dan sebuah pelukan hangat dari tangan Hasby yang melingkar diperutnya membuat Syafa tersentak.

Syafa mendapati Hasby yang menatapnya penuh rasa khawatir. "Mas ..." bibirnya maju kedepan dengan wajah melasnya.

Hasby mengusap kepalanya.

"Iyaa mas disini, kamu kenapa? Kamu nyesel karena yang tadi?" tanyanya.

Syafa menggeleng.

"Enggak, aku nggak nyesel."

Hasby memeluknya, ia sebenarnya kaget melihat istrinya yang duduk ditepi ranjang sambil terisak seolah-olah ia baru saja melakukan hal bejat kepada gadis polos.

"Kenapa? bilang aja ke mas."

"Itu ...." Syafa mengigit bibir bawahnya.

"Sakit banget, aku nggak bisa jalan," ia menyembunyikan wajahnya karena malu.

Hasby terdiam lalu tertawa lepas, ia mengusap punggung Syafa. Sekarang Hasby baru paham, ia tertawa geli mengingat semangatnya yang berapi-api saat melakukannya.

Ia mengangkat tubuh Syafa dan merubah posisi duduknya jadi berada di pangkuannya. Syafa sempat meringis karena rasa nyeri di pahanya.

"Maafin mas, mas terlalu bersemangat."

Syafa mendongak, wajahnya cemberutnya.

"Gara-gara mas, aku nggak bisa jalan, bahkan duduk begini rasanya sakit," adunya.

Cup!

Hasby mengecup kening istrinya.

"Makasih Syafa, mas nggak pernah ngerasa sebahagia ini sebelumnya. Makasih kamu mau nerima mas dengan sepenuh hati kamu. Dan mas masih nggak bisa menjelaskan lagi rasa bahagianya karena kamu mau jadi istri mas."

'Siapa juga yang nggak mau jadi istri dari orang ganteng, mas.'

'Dunia nggak baik-baik aja kalo ada orang seganteng mas ditolak.'

Syafa mengangguk pelan, ia juga merasakan hal yang sama.

"Ayo mas gendong sampai ke kamar mandi."

Syafa menggeleng cepat.

"Jangan, aku berat. Bantuin papah aku ke kamar mandi aja mas," pintanya.

Hasby mengerutkan dahinya. "Enggak bisa, tadi mas udah coba. Kamu nggak berat sama sekali," ucapnya menggoda Syafa.

'Gila mulutnya nggak bisa di filter, apa ya?'

'Sopan Kah begitu mas ku?'

Wajah Syafa langsung memerah, ia memukul dada Hasby karena malu.

"Maaf, mas bener-bener nggak bisa nahan diri. Lain kali pasti bisa lebih ...." Hasby menggantung ucapannya.

"Lebih apa?" tanyanya.

"Lebih ganas," kekehnya.

Syafa ingin melayangkan pukulannya lagi tapi hasby berhasil menahan tangannya. Pria itu jadi lebih ekspresif, banyak tersenyum dan tertawa pada Syafa.

Istrinya itu berdecak sebal, Hasby benar-benar tak henti menggodanya.

"Jadi mau gimana? Ayo mas gendong, udah mau magrib. Keburu adzan."

"Cuma ini satu-satunya cara yang ampuh biar kamu bisa cepat sampai ke kamar mandi, Syafa," ucapnya berusaha meyakinkan sang istri.

Syafa menyipitkan matanya penuh kecurigaan. Hasby tidak bisa dipercaya, tapi akhirnya ia menyerah dan menyerahkan diri pada Hasby.

"Yaudah, ayo," ucapnya sembari mengalungkan tangannya ke leher Hasby.

Hasby tersenyum tanpa berlama-lama ia langsung menggendong tubuh Syafa. Membawanya ke menuju kamar mandi dengan hati-hati.

Syafa menatap lekat wajahnya lalu matanya itu turun ke bawah leher putih Hasby. Ada bekas ciumannya, Syafa menggelengkan kepalanya.

'Aku bener-bener lebih mesum dari mas Hasby,' Syafa mengumpat untuk dirinya sendiri.

"Kamu kenapa senyum-senyum terus? Suka, ya?" goda Hasby.

Syafa berani bersumpah sekarang. Baru ia tau Hasby sangat terlihat jauh berbeda dengan Hasby yang di kampusnya. Pria dengan gaya dinginnya, irit berbicara namun pandai memberi nasehat, tutur dan perilaku sangat santun berubah menjadi pria yang mesum saat berduaan dengannya.

"Iyaa! Suka, kenapa? Nggak boleh?"

"Boleh, siapa yang berani ngelarang istri mas ini?" ia mendekatkan hidungnya dengan hidung Syafa.

Syafa tersenyum puas. "Udah mas, turunin. aku dipapah aja mas masuk ke kamar mandinya, mas tunggu disini. Aku bisa sendiri," ucapnya.

Hasby malah mengeratkan pegangannya pada tubuh Syafa, ia tak menjawab membuat Syafa gelagapan. Pasalnya pintu kamar mandi sudah didepan mata tapi Hasby enggan menurunkan.

"Mas?"

Hasby membuka pintu kamar mandi, Syafa semakin was-was.

"Mas kamu aku doain peka beneran loh," ancamnya. Hasby malah meliriknya dan menyeringai membuat bulu kuduk Syafa berdiri.

"Mas Hasby! Stop! please, aku mau mandii," rontanya.

Hasby mendudukkannya di closet. Ia langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Wajahnya sudah sangat panik, takut Hasby macam-macam didalam kamar mandi ini.

"Stop jangan melakukan hal yang berbahaya, aku masih kecil, huh!"

Mendengar itu Hasby mencubit kedua pipinya. "Anak kecil mana yang udah nikah?"

"Tolong mas, keluar. Aku mau mandi dengan damai. Aku takut beneran," rengeknya.

"Iyaa, mas memang mau anter kamu mandi Syafa. Kamu pikir mas mau apa?"

"Ya mau macem-macem."

"Macem-macem gimana?"

"Banyak, jangan pura-pura polos, Mas."

Hasby tersenyum jahil. "Kamu itu pikirannya kotor banget, ya. Orang mas ini tulus."

'Tulus apaa, penyanyi? Cih ... Omong kosong kamu Hasby, untung ganteng.'

"Ih, siapa yang nggak mikir kotor kalo liat mas senyum serem kayak gitu didepan kamar mandi," ucapnya tak mau kalah.

"Memang senyum mas dari awal begini, kamu kurang memperhatikan."

Syafa mendelik.

"Bohong, mau jadi Pinokio kamu, Mas!"

Hasby terkekeh.

"Gih, mandi. Mas tunggu didepan kamar, nanti kamu tinggal panggil, biar mas papah keluarnya," ucap Hasby.

"Iyaa."

"Tapi setelah kasih kecupan disini," ucapnya sembari menunjuk kedua pipinya.

"Enggak mau, bayar tiga juta. Baru aku kasih," ucap Syafa.

"Boleh, kamu nantangin?"

Hasby mendekatkan wajahnya, Syafa langsung mendorong dada pria itu.

"Iya-iya maaf, udah sana. Aku mau mandi."

"Jangan lupa ya, Syafa."

Lagi-lagi senyumnya mencurigakan.

'Dasar, pinter banget ngelak. Apa semua laki-laki templatenya memang begini.'

1
LISA
Wah slmt ultah Syafa..selamat utk rmh barunya jg y 😊 langgeng selalu y utk Hasby & Syafa
LISA
Wah ada kejutan apa nih utk Syafa 😊
LISA
Syafa ultah y
LISA
Suasana keluarganya Hasby harmonis bgt..rukun selalu y Syafa & Hasby
LISA
Berdoa utk operasi Ayah Arya..lancar dan Ayah Arya bahagia bersama anak dan menantu..
LISA
Bahagia terus y buat Hasbi & Syafa..utk Pak Arya jg..segera pulih..
poetri @poetrysekarr
maaf baru up karena semalam mati lampu 😣
LISA
Aq mauu Kak double up nya 😊
LISA
Bener Kak..Hasby ini bener² calon suami yg di idamkan semua wanita 😊🤭
LISA
Mohon maaf lahir & batin y Kak author
LISA
Luar biasa
LISA
Bik Arsih udh spt ibu utk Syafa..bener Syafa kmu mesti pulg utk membantu suamimu..
LISA
sedih bgt..Syafa yg kuat yaa .
LISA
Moga aj Pak Arya stabil kembali kesehatannya..kuatkan Syafa..
LISA
🤭🤭 harga kasur aj sampe puluhan juta..
LISA
Wah koq udh mulai bertengkar y
LISA
Ortu Hasbi sangat menyayangi Syafa..syukurlah Syafa punya ibu mertua yg baik bgt
LISA
moga Syafa ga kenapa²
LISA
Bagus nih kisahnya
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!