NovelToon NovelToon
MENYESAL

MENYESAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bunaya

Rinda mengenalkan sahabatnya yang bernama Dita dengan Danis, kekasihnya. Sikap dan kebiasaan Danis berubah, setelah Rinda kenalkan pada Dita. Tidak ada lagi Danis yang selalu ada disetiap Rinda membutuhkannya. Karena setiap kali Rinda butuh Danis, pria itu selalu bersama Dita.

Rinda menyesal mengenalkan Dita pada Danis. Rinda tidak menyangka orang terdekatnya akan mengkhianati dirinya seperti ini.

Puncak penyesalan Rinda, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Danis dan Dita masuk ke dalam hotel sambil menautkan jari-jari tangan mereka. Kebetulan Rinda sedang bersama Keenan, pria yang baru saja menjadi temanya. Rinda tidak tahu, jika Keenan adalah calon suami Dita.

Bagaimana sikap Rinda selanjutnya pada Danis dan Dita?

Keputusan apa yang akan dipilih Rinda tentang hubungannya dengan Danis

Bagaimana sikap Rinda pada Keenan, setelah tahu pria itu calon suami Dita?

Yuk simak cerita 'MENYESAL' selengkapnya, hanya di NOVEL TOON

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Wawancara

Pagi-pagi sekali Rinda sudah bersiap untuk ke kantor. Penampilannya sedikit berbeda dari biasanya. Hari ini wawancara langsung dengan ceo perusahaan tempatnya bekerja. Dan Rinda baru menerima kabar hal penting ini kemarin siang.

Rinda langsung ingat Delia. Dia beberapa kali bertemu dengan calon suami sahabatnya itu. Menurut keterangan Irfan, dia adalah teman baik ceo tempat Rinda dan Delia bekerja.

Cukup banyak kebiasaan ceo perusahaan yang bisa Rinda ketahui dari calon suami Delia. Irfan juga memberikan beberapa tips untuk menaklukkan pimpinannya, di saat emosinya sedang tidak stabil. Terutama jika ada pegawai yang lalai dengan pekerjaannya.

"Semoga berhasil," ucap Delia menyemangati Rinda.

Dengan bismillah, Rinda memantapkan hati untuk bisa terpilih sebagai asisten ceo. Bukan hanya untuk menghindari Dita dan Danis saja, Rinda juga butuh peningkatan pendapatan. Ardian akan semakin besar, akan butuh biaya besar juga untuk anak itu. Rinda tidak mungkin terus merepotkan ayah Riza membantu biaya untuk Ardian. Meskipun sebagai kakek, pria paruh baya itu punya kewajiban membiayai hidup cucunya.

"Putri Bunda cantik sekali pagi ini." Bunda Nara menegur Rinda yang baru saja turun dari lantai dua.

"Doakan Rinda berhasil jadi asisten pimpinan, Bun. Biar gajinya naik. Kan, yang senang -."

"Bunda juga," sambung bunda Nara, lalu terkekeh sendiri.

Kemarin, setelah makan malam. Rinda sudah meminta izin untuk ikut tes pagi ini, pada kedua orangtuanya. Ayah Riza membebaskan Rinda menentukan pilihan. Bunda Nara juga tidak akan menghalangi karir putrinya. Hanya saja, bunda Nara keberatan kalau Rinda harus membawa serta cucunya. Meskipun bukan dalam waktu dekat, karena masih harus mengurus kepindahan sekolah. Bunda Nara sudah merasakan sedihnya sekarang.

Kehilangan anak laki-lakinya dan menantunya secara tiba-tiba membuat bunda Nara terpukul. Untungnya ada Ardian yang menjadi pelipur lara. Apalagi, wajah Ardian sangat mirip dengan wajah Rendi.

"Ada apa nih? Sepertinya sangat bahagia," ucap ayah Riza.

"Biasa Yah, bunda langsung senang kalau pembahasannya tentang uang," jawab Rinda.

"Namanya juga ibu-ibu. Kalau tidak ada uang, kepalanya bisa pusing tujuh keliling." Bunda Nara menimpali.

"Nanti Ardi yang pijatkan Ni," ucap Adrian tidak mau kalah suara.

"Cucu Nini memang yang terbaik," balas bunda Nara.

"Ayah lapar," ucap ayah Riza, agar mereka segera sarapan.

"Yah, hari ini tolong antarkan Ardi sekolah. Rinda harus lebih pagi tiba di kantor. Bisa kan, Yah?"

"Iya, nanti biar Ayah yang antar jagoan kakek ini ke sekolah."

"Ardi sama kakek ya. Tidak apa-apa, kan?"

"Tidak apa-apa Mi. Mami kerja saja, bisa dapat uang banyak. Biar Nini tidak pusing tujuh keliling lagi."

"Betul itu. Nini setuju," sahut bunda Nara mendukung pendapat Ardian.

"Nda berangkat dulu Yah, Bun, Ardi," ucap Rinda mengabsen satu persatu anggota keluarganya.

Karena tidak mengantar Ardian sekolah, Rinda tiba lebih awal dari biasanya. Rekan-rekan kerjanya yang sama-sama ikut tes pagi ini, satu persatu berdatangan.

"Kabarnya ceo kita yang baru masih single," ucap Rekan kerja Rinda dari divisi lain.

"Aku dengar juga begitu," sahut temannya.

"Rinda, kamu biasanya lebih banyak tahu dari kita. Benar tidak ceo baru kita masih single?"

Rinda yang disebut namanya langsung mendongak. Dia mendengarkan percakapan rekan-rekan kerjanya, tapi dia sedang fokus membalas pesan yang dikirimkan oleh Keenan. Teman barunya itu menyapanya selamat pagi. Keenan juga berikan semangat pada Rinda, agar bisa bekerja dengan baik. Rinda ikut tes wawancara langsung dengan ceo.

"Menurut info dari yang bisa dipercaya, Ceo kita belum menikah." Bukan Rinda yang menjawab, melainkan Delia yang pagi ini ingin memberikan semangat dan dukungan untuk Rinda.

"Delia, kamu ikut tes juga?" Tanya rekan kerjanya.

"Nama kamu tidak ada di daftar," timpal yang lain.

"Ya enggaklah, aku tidak mungkin bersaing sama Rinda. Aku kesini mau kasih semangat buat kalian. Dan doa untuk Rinda, biar dia diterima jadi asisten ceo kita.

Rinda tersenyum mendengar penjelasan Delia. Memberi semangat untuk semua, yang di doakan lolos seleksi oleh Delia hanya dirinya. Baru saja salah satu rekan kerja Rinda akan protes, terdengar suara high heels beradu dengan lantai, menarik perhatian mereka.

"Dia juga ikut?" Ujar salah satu rekan kerja Rinda, begitu melihat karyawan yang paling populer di kantor mereka, karena penampilannya yang selalu paripurna.

"Kalau begini, kita lewat semua," timpal yang lain.

"Jangan rendah diri begitu. Belum tentu pimpinan suka dengan penampilan Tere," ucap Rinda agar teman-temannya percaya diri.

"Hai semua." Tere menyapa semua yang ada di ruangan tersebut.

Tidak ada yang membalas sapaan Tere, kecuali rekan kerja mereka yang pria. Rinda sendiri sudah lama tidak bertegur sapa dengan sepupu jauhnya itu, meskipun mereka berada di tempat kerja yang sama. Masa lalu yang kurang baik dan berbuntut hingga detik ini.

"Kalian pasti sudah tahu siapa yang akan terpilih. Jadi, untuk apa kalian ada disini?" Ucap Tere.

"Aku itu kenal baik sama ceo kita. Bisa dikatakan teman dekat. Seleksi hari ini pun sebenarnya hanya untuk menyenangkan kalian saja. Sebagai teman dekatnya, sudah pasti Aku yang akan dipilih." Tere berucap dengan sangat percaya diri.

"Saudara kamu tuh Rin, sombong banget. Sok cantik, cantikan juga kamu, Rin. Dia menang gaya aja. Sama pakai topeng. Sikap dan wajahnya manipulasi semua." Delia yang memang tidak pernah menyukai Tere yang bicara.

"Biarkan saja. Yang pasti aku akan tetap berada disini, meskipun harus bersaing hanya berdua dengannya." Rinda menjawab dengan yakin.

Yang lain mungkin insecure dengan penampilan Tere, tapi tidak dengan Rinda. Dia tahu betul, siapa Tere sebenarnya. Wajah boleh cantik, penampilannya juga mendukung. Tapi tidak semua pria punya selera yang sama. Bagi Rinda, hanya pria bodoh yang menyukai wanita seperti Tere. Biasa hidup glamor, mana cukup dengan uang apa adanya. Pria yang hidup bersamanya harus memiliki penghasilan yang besar.

Delia mengacungkan kedua jempolnya. Dia suka Rinda yang tidak pernah takut terhadap Tere, meskipun wanita itu sering mengancam Rinda. "Aku yakin, kamu yang akan mendapatkan posisi ini," ucap Delia.

"Terima kasih Del," balas Rinda. Sementara matanya beradu pandang dengan Tere yang menatapnya tajam.

"Orang tidak punya malu. Dia yang punya salah sama kamu, dia juga yang musuhi kamu." Ucap Delia, setelah melihat pandangan Tere, yang seolah ingin menelanjangi Rinda.

"Biarkan saja," balas Rinda, bertepatan dengan pengumuman bahwa ceo mereka sudah tiba.

Jantung Rinda berdetak lebih cepat. Masa depannya ditentukan hari ini. Meskipun Delia yakin dia akan diterima, Rinda tidak boleh jumawa. Rekan kerjanya yang lain juga berpotensi besar bisa lolos seleksi hari ini.

Sesuai urutan pendaftaran, Rinda mendapatkan posisi paling akhir. Satu persatu rekannya yang keluar dari wawancara menunjukkan wajah kecewa, termasuk Tere. Hal tersebut idak membuat Rinda pesimis.

"Demi Ardi dan masa depan," ucap Rinda, menyemangati.

Tinggal Rinda dan Tere yang menunggu di panggil. Tidak ada yang bicara, karena tidak ada yang harus dibicarakan. Sampai akhir Rinda menunggu seorang diri.

***

Keenan pagi ini bersiap untuk mengunjungi kantor cabang Rajendra Group cabang utama Bandung. Papa Fardhan, yang terus memaksanya untuk datang ke tempat ini. Entah apa tujuannya, Keenan tidak mau tahu. Cukup dia lakukan saja apa yang papa Fardhan mau.

Di temani asisten papa Fardhan yang baru tiba pagi ini dari Jakarta, Keenan menuju Rajendra Group cabang utama Bandung. Sebagai calon pemimpin perusahaan, menggantikan papa, Fardhan.

Penampilan outfit Keenan mencerminkan pemimpin yang tegas. Berbeda dengan penampilannya kemarin saat bersama Rinda, yang santai dan terkesan biasa saja. Tidak ada yang menduga jika dia seorang pemimpin perusahaan.

Selama perjalanan, Keenan sibuk berbalas pesan dengan Rinda. Keenan hanya ingin menghibur Rinda. Meskipun Rinda terlihat baik-baik saja, seperti yang Rinda katakan. Keenan tidak sadar, jika papa Fardhan mengirim asistennya untuk mengawasi Keenan selama di Bandung.

Bukan karena tuduhan mama Mitha yang mengatakan Keenan memiliki anak di luar nikah. Melainkan, karena papa Fardhan ingin Keenan bertemu seorang. Keenan yang senyum-senyum sendiri membaca chat dari Rinda, tidak luput menjadi bahan laporan untuk papa Fardhan.

Tiba di kantor cabang utama Bandung, Keenan dan asisten papa Fardhan, disambut langsung oleh pimpinan cabang, wakil pimpinan, serta mereka-mereka yang punya kedudukan di perusahaan. Kehadiran Keenan langsung menarik perhatian para karyawan, khususnya kaum hawa. Siapa yang tidak tertarik dengan ketampanan pimpinan Rajendra Group tersebut.

"Selamat datang di kantor cabang utama Bandung, Pak Keenan." Pimpinan cabang yang bicara.

Keenan tidak akan berlama-lama di kantor tersebut. Dia langsung saja meminta pimpinan cabang memanggil satu persatu karyawan yang ikut seleksi, Keenan yang akan wawancara langsung.

Sudah ada lima peserta yang Keenan wawancarai, tapi tidak ada satupun yang sesuai dengan kriteria yang dia cari. Entah mengapa, Keenan membayangkan orang yang dia cari seperti Rinda. Dan saat peserta terakhir masuk, Keenan mengucek matanya. Nyata atau hanya pikirannya saja.

"Mengapa aku melihat Rinda yang masuk?" Keenan bergumam.

.

1
Yani
Kasianmmh Ana dan Riska sama di hianati suami
Yani
Ceritanya bagus seru 👍ttp semangat thor 💪💪
Yani
Bener" udah ga punya malu
Yani
Bener kaya Dita anak papa Heru kasihan mmh Ana di bohongi
Yani
Jangan" suaminya mmh Ana lagi
Yani
Oh... ternyata bukan anak kandung
Yani
Dasar ulet bulu
Yani
Jangan" suami kakak Rinda lagi
Yani
Oh.... ternyata Rinda punya dua kakak
Yani
Bagus Delia bongkar semuanya
Yani
Dasar perempuan licik semoga tidak terjadi apa" dgn ayahnya Rinda
Yani
Pasti orang suruhan si Dita
Yani
Jangan sampai Ayahnya Rinda meninggal thor
lanjut ttp semangat thor💪 ceritanya bagus 👍
Yani
Dasar ulet bulu
Yani
Betul CEO baru Rinda Keenan
Yani
Kayanya CEO baru Keenan deh
Yani
Kenalkan sama anaknya Rinda
Yani
Dita thor 🙏
Bunaya: Salam kenal Kak 🤗
Terima kasih untuk koreksinya
total 1 replies
Yani
Seru ni
Yani
Kebutuhan lain yang mendesak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!