Reinkarnasi Istri Kecil Mafia
Kepanikan luar biasa tengah menyelimuti Yura Afseen—gadis berusia 28 tahun, yang tengah mengendalikan laju mobilnya. Wajahnya pucat pasi ketika mendapati remnya tidak berfungsi. Dadanya berdegup hebat, lantaran rintik hujan mulai berjatuhan membasahi bumi. Pandangannya mulai samar, akibat hujan yang semakin deras.
“Ya Tuhan, apa yang terjadi?!” pekik Yura menginjak pedal rem berulang kali. Kedua tangannya bergerak cepat memutar setir, ketika mendapati sebuah tikungan.
Naas, jalan yang yang ia lalui sedikit menikung. Yura menghindari mobil di depan yang berjalan lambat, membanting setir mobil ke kanan. Silaunya cahaya lampu dari lawan arah membuat Yura pasrah. Teriakannya diiringi gemuruh petir yang menggelegar di udara.
“Aaaaarggh!” teriak Yura sebelum akhirnya mobilnya dihantam truk bermuatan berat hingga terpental dan HRV putih itu masuk ke jurang yang begitu dalam. Tak berapa lama, terdengar ledakan dengan api yang membumbung tinggi.
Lalu lintas pun berhenti seketika. Beberapa orang segera turun dari mobil untuk menyaksikan kecelakaan naas malam itu. Mereka sengaja turun menyaksikan api yang menyalak-nyalak.
Malam itu benar-benar mencekam. Setelah beberapa jam, mobil berhasil dievakuasi. Medan yang sulit mengakibatkan evakuasi berjalan lambat. Petugas medis yang sedari tadi menunggu segera memeriksa kondisi korban. Tubuh Yura turut terbakar hingga tidak bisa dikenali, siapa pun pasti ngeri melihatnya. Polisi telah berhasil menemukan identitasnya. Detik itu juga, Yura Afseen dinyatakan meninggal dunia.
Tak jauh dari kejadian itu, seorang wanita paruh baya bersama putranya tengah tersenyum puas di bawah payung yang melindungi keduanya dari hujan.
“Akhirnya, perempuan sialan itu mati juga. Hahaha,” gumam Sarah Angelic—ibu tiri Yura dengan begitu pelan. Hanya didengar oleh putranya saja. Semua orang terlalu fokus dengan korban kecelakaan.
Bibir Tora menyunggingkan senyum tipis, ia menatap remeh pada kondisi Yura saat ini. “Benar, Ma. Akhirnya semua harta Cullens akan jatuh ke tangan kita,” balas Tora melipat kedua lengannya di dada. Merasa puas karena rencana mereka berdua, tampaknya berjalan dengan lancar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Eeuurghh!” rintih seorang gadis duduk di atas kursi dengan lilitan rantai di tubuhnya. Tangannya terikat kuat ke belakang.
Gadis itu mulai mengerjapkan mata perlahan. Menyesuaikan silaunya cahaya yang menyelusup retinanya. “Ssshhh!” Ia mendesis karena merasakan tubuhnya yang sakit luar biasa. Kepalanya pun terasa sangat berat. Pandangannya masih terlihat samar-samar. Ada tiga lelaki yang tengah menjaganya.
“Di mana aku? Bukankah harusnya aku sudah mati. Apakah aku sudah di surga? Tapi ... kenapa sekujur tubuhku remuk semua,” rintih gadis itu kebingungan.
DUARRR!
Terdengar ledakan yang memekakkan telinga. Lantai di hadapan Yura berlubang cukup lebar. Tak berapa lama, beberapa orang berpakaian rapi dan senada bermunculan dengan seutas tali hingga berdiri tegap di hadapan Yura.
Para pria itu menodongkan senjata laras panjang ke arah Yura. Karena ia yang tersisa di ruangan tersebut. Ketiga pria yang menjaganya, sudah terjatuh ke bawah tanah dan tertimpa reruntuhan bangunan.
Yura terperanjat kaget. Sepasang netranya membeliak semakin lebar melihat kejadian di depan matanya. Apalagi kini sebuah moncong pistol mengarah ke wajahnya.
“Katakan! Di mana chip itu?” tanya lelaki tampan bermata elang, yang semakin mendekatkan langkahnya.
Degup jantung Yura semakin bertalu kuat. Tubuhnya bahkan gemetar ketakutan. Ia hendak bergerak akan tetapi tertahan. Yura baru menyadari sepenuhnya, tubuhnya terikat sempurna di kursi yang ia duduki. Gadis itu merasa dejavu, karena pernah mengalami kejadian seperti ini sepuluh tahun yang lalu.
Tepat saat Yura berusia 18 tahun, Sarah menjualnya pada para sekelompok bandit tua. Yura yang terus memberontak mendapat penyiksaan pada fisiknya berakhir terikat di kursi dengan banyak luka di tubuhnya.
“Hei! Kau tuli? Cepat katakan di mana chip Klan Black Stone yang kalian curi. Atau kuledakkan kepalamu sekarang juga!” geram pria tinggi gagah dan begitu tampan itu.
“Chip? Chip apa, Tuan? Aku benar-benar tidak tahu,” ucap Yura ketakutan. Bulir keringat mengalir dari dahinya.
“Jangan berpura-pura?” bentak Zefon—ketua mafia Klan Black Stone, mengarahkan senjata ke atas dan melesatkan sebuah tembakan ke langit-langit ruangan.
Jeritan ketakutan terdengar melengking dari mulut Yura. Ia memejamkan mata rapat-rapat. Bahkan dua tangannya terkepal kuat saking takutnya. Dadanya sampai terasa sakit.
“Tuan!” seru salah satu anak buah Zefon yang baru datang. Wajahnya tampak panik, takut kedatangannya terlambat.
Pria itu melirik dengan ekor mata tajamnya, melihat anak buahnya membungkuk hormat padanya. “Katakan!” ucapnya tegas.
“Gadis ini tidak ada hubungannya dengan Klan Ganesha. Dia hanya korban penjualan prostitusi,” lapor sang bawahan masih membungkuk.
Zefon beralih pandang pada Yura, gadis itu memang terlihat begitu memprihatinkan saat ini. Banyak luka lebam, darah di wajah dan lengannya. “Hmm! Bereskan sisanya!” titah Zefon mengibaskan tangan.
Pria itu mengayunkan kaki panjangnya hingga mendekati Yura. Gadis itu masih menunduk ketakutan, tubuhnya gemetar hebat.
“Bersiaplah gadis kecil!” gumam Zefon menodongkan senjata padanya.
Yura memaksakan diri untuk mengangkat pandangan. Mulutnya menganga lebar, manik matanya membulat sempurna. Belum sempat bertanya tiba-tiba beberapa tembakan dilesatkan ke arahnya.
“Aaaaarrgggh!” jerit Yura sekuat yang ia mampu.
Bersambung~
Assalamu'alaikum.... Selamat datang di karya baruku, semoga syuka. Karena novel ini ikut Event, update selanjutnya nunggu review editor ya, Best 💋 Ditunggu jejak kakinya, like, komen dan fav 🥰💋💋
Hayo tebak, siapa Zefon? 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Faridah
❤️🔥 ... mantap
2024-07-23
1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
.
2024-07-22
1
han han
hadir thor...aq mampir
2024-07-04
1