NovelToon NovelToon
Dijebak Di Malam Pengantin

Dijebak Di Malam Pengantin

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:566.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Aura, gadis berusia 26 tahun yang selama hidupnya tidak pernah memahami arti cinta.

Karena permintaan keluarga, Aura menyetujui perjodohan dengan Jeno.

Akan tetapi, malam itu akad tak berlanjut, karena Aura yang tiba-tiba menghilang di malam pengantinnya.

Entah apa yang terjadi, hingga keesokan harinya Aura justru terbangun di sebuah kamar bersama Rayyan yang adalah anak dari ART di kediamannya.

"Aku akan bertanggung jawab," kata Rayyan lugas.

Aura berdecih. "Aku tidak butuh pertanggungjawaban darimu, anggap ini tidak pernah terjadi," pungkasnya.

"Lalu, bagaimana jika kamu hamil?"

Aura membeku, pemikirannya belum sampai kesana.

"Tidak akan hamil jika hanya melakukannya satu kali." Aura membuang muka, tak berani menatap netra Rayyan.

"Aku rasa nilai pelajaran biologimu pasti buruk," cibir Rayyan dengan senyum yang tertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Aku berhak!

Aura memutuskan pulang ke apartmennya. Jalan-jalannya sudah tidak asyik lagi. Ia hanya membawa buah dan roti yang sempat ia beli, belanjaan yang lainnya tidak jadi ia tebus sebab ia tidak bisa membayarnya.

Sepanjang perjalanan pulang, Aura menggerutu atas nasib yang menimpanya. Bagaimana bisa sang Papa melakukan ini padanya? Haruskah Aura meminta pada Rayyan?

Aura ingat jika ia mempunyai tabungan di rekeningnya, setidaknya itu bisa membantunya selama hidup disini tapi lama-kelamaan uangnya juga akan habis. Aura jadi terpikir untuk mencari pekerjaan saja agar ia bisa memiliki penghasilan.

Ya, memanfaatkan otak dan ijazah terakhirnya mungkin bisa membuatnya tidak kesusahan. Apalagi Aura tidak pernah hidup kekurangan. Ini pasti akan sangat merepotkan.

Aura tiba di Apartmen dan disana tidak ada siapapun.

"Heh, pantas aja dia gak ngelarang aku pergi atau mau ikut aku, rupanya dia juga mau ke luar!" ujar Aura saat tak mendapati Rayyan di tempat tinggalnya.

Aura membuka kulkas dan memasukkan buah apel kesana. Aura sudah tak memiliki semangat lagi.

Aura memilih mengambil laptopnya kemudian langsung merealisasikan niatnya dengan mencari lowongan pekerjaan yang cocok untuk dirinya.

Aura harus bisa dapat pekerjaan sebelum uangnya menipis. Ia tidak mau meminta pada Rayyan.

Tentu saja, sebab harga diri dan gengsinya lebih diatas segalanya. Lagipula, apa Rayyan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya? Ah, Aura tidak berniat meremehkan tapi kenyataannya ia memang tak tau apa pekerjaan pria itu.

Saat Aura sedang asyik berselancar di situs lowongan pekerjaan yang dicarinya, ia mendengar suara langkah seseorang yang memasuki Apartmen. Aura dapat memastikan jika itu adalah Rayyan yang juga sudah kembali.

Aura mendengar sekilas jika pria itu sedang terlibat percakapan melalui saluran seluler. Yang membuat Aura mengernyit, Rayyan sedang berbicara menggunakan bahasa asing yang Aura tidak mengerti artinya. Bukan bahasa Inggris maupun Jerman, tetapi bahasa Rusia yang terdengar sangat tidak familiar di telinga Aura.

Aura tau itu bahasa Rusia sebab ia pernah mendengar Rion mempelajarinya, adik bungsunya itu memang kamus berjalan. Tapi tidak dengan Aura yang hanya memahami sedikit bahasa.

Dan apa ini? Rayyan bisa berbicara dengan bahasa Rusia? Kenapa hal ini justru membuat Aura ingin tau siapa lelaki itu sebenarnya?

"Kamu udah pulang?" Tentu saja pertanyaan Rayyan ini hanyalah basa-basi, ia sudah tau Aura kembali ke Apartmen sebab sejak awal memang Rayyan mengikuti wanita itu, kan?

Aura yang tak tau apa-apa hanya menjawab pertanyaan Rayyan dengan gumaman kecil.

Rayyan membuka jaketnya, kemudian duduk tak jauh dari Aura. Sementara Aura tak menggubris pergerakan Rayyan disana dan mencoba mengabaikan kembali, ia menatap layar laptopnya lagi seolah-olah tidak ada siapapun disana.

"Aku pikir kamu bakal lama pulang," kata Rayyan dengan senyuman tipis.

Aura memutar bola matanya. Lalu ia teringat sesuatu. Mendadak Aura ingin mengaitkan kedatangan Rayyan ke rumah orangtuanya dengan keputusan sang Papa beberapa saat lalu yang menutup akses kartu kreditnya.

"Kamu kemarin dari Rumah Mama aku, kan?" tanyanya pada pria itu.

"Iya." Rayyan menjawab ringan.

"Pasti kamu kan yang minta papa untuk cabut akses kartu kredit aku? Kenapa? Biar aku minta sama kamu, gitu?"

"Oh, itu ..." Rayyan menganggukkan kepala yang artinya iya. "Tapi itu bukan permintaan aku, papa kamu yang ngusulin."

"Hah? Harusnya kamu gak setuju sama usul itu!"

"Kalau aku bilang gak setuju, itu sama aja dengan aku gak mau bertanggungjawab sama kamu. Kamu udah jadi tanggung jawab aku sekarang. Gimanapun juga kamu itu istri aku."

Aura menatap Rayyan tak percaya, ia melongo sambil geleng-geleng kepala.

"Kamu bisa minta sama aku, gak perlu melibatkan Papa lagi. Bisa?"

"Kamu ..." Aura sampai tak bisa berkata-kata. Ternyata ia tak salah menduga, ini memang tujuan Papa yang sepakat dengan pria dihadapannya ini untuk memblokir kartunya.

Kemudian, entah bagaimana awalnya, Rayyan sudah menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam dihadapan Aura.

"Mulai sekarang, kamu beli apa-apa pake kartu aku aja, ya," ujar pria itu dengan tenangnya.

Aura yang masih tak habis pikir dengan semua ini, menatap Rayyan dengan sorot kesal. "Aku gak mau!" tukas wanita itu.

"Itu terserah kamu. Yang penting aku udah mencoba memberikan kamu nafkah, kamu mau pake atau enggak itu kembali ke kamu sendiri."

Rayyan pun bangkit dari duduknya, memasuki kamarnya sendiri. Mulai sekarang, ia tidak bisa terlalu lembek pada Aura, sesekali wanita itu harus diingatkan dan diberi penegasan mengenai hubungan mereka yang sebenarnya.

Akan tetapi, terlepas dari kewajiban Rayyan untuk menafkahi Aura, ia tetap tak mau memaksakan wanita itu, terlebih soal perasaan. Rayyan tau itu tak bisa dipaksakan. Tapi ia punya keyakinan jika suatu saat Aura akan melunak padanya.

...***...

Hari ini Aura memenuhi panggilan interview dari sebuah perusahaan. Ia bersiap pagi-pagi sekali, bahkan menyajikan sarapannya sendiri sebab Rayyan tampak belum keluar dari kamarnya sendiri.

"Kamu ngapain?"

Aura terkejut mendapati Rayyan sudah berada dibelakangnya. Ia tak menyahut, mencoba fokus dengan omelette buatannya.

Rayyan sendiri bingung, tak biasanya sepagi ini Aura sudah bangun, apalagi gadis itu tampak didepan kompor. Apa Aura mau membuat sarapan? Begitulah pemikiran Rayyan yang keheranan.

Aura selesai dengan omelette nya, menyajikan itu di meja kemudian sarapan dengan tenang. Ia juga membuatkan satu untuk Rayyan, hitung-hitung tak mau berhutang budi sebab pria itu juga sering memasakkan untuknya.

"Kamu mau pergi?" tanya Rayyan lagi.

Aura merespon dengan anggukan sebab mulutnya penuh dengan makanan.

"Kemana?"

Aura mengendikkan bahu, masa bodoh.

"Kemana, Ra? Aku anter, ya."

"Gak usah." Aura mengelap ujung bibirnya dengan tisu kemudian beranjak untuk kembali ke kamarnya dan mengganti pakaian. Ia memang tak mau memasak dengan pakaian yang sudah ia siapkan untuk kerja, jadi sehabis sarapan barulah ia akan berganti baju.

Aura beranjak dari duduknya, tapi sebelum benar-benar meninggalkan meja makan, ia melirik Rayyan dari sudut matanya.

"Tuh, sarapan buat kamu. Aku gak perlu dianterin, aku bisa sendiri."

Rayyan mengusap wajahnya sendiri sambil menghela nafas panjang. Tak berapa lama, ia melihat wanitanya sudah bersiap dengan pakaian rapi.

Aura mengenakan blazer berwarna abu-abu muda, dengan celana bahan yang membentuk kaki jenjangnya. Aura menggerai rambutnya dan memoles bibir ranumnya dengan lipstik berwarna nude.

Rayyan mengernyit melihat Aura. Aura memang cantik, tapi bukan itu yang membuat Rayyan heran. Penampilan formal Aura-lah yang membuat pria itu jadi berfikir keras.

Rayyan menghadang jalan Aura saat wanita itu hampir mencapai pintu keluar.

"Mau kemana? Seenggaknya, kasih tau aku supaya aku gak ngelarang kamu pergi."

"Kamu mau ngelarang aku pergi?"

"Iya."

"Kamu gak berhak!"

"Aku berhak! Aku suami kamu kalau kamu lupa."

Aura berdecak lidah, ia malas berdebat dengan Rayyan apalagi itu akan mempengaruhi moodnya yang akan melakukan interview kerja beberapa saat lagi.

"Udahlah, aku harus pergi, aku gak mau terlambat."

"Tinggal bilang tujuan kamu kemana, apa susahnya, Ra?"

"Aku mau interview kerja," jawab Aura yang akhirnya mengakui.

"Kerja? Buat apa?"

"Ya buat dapat uang, lah! Apa kamu pikir aku bisa kalau gak pegang uang? Apa kamu pikir aku mau nerima uang dari kamu?"

Rayyan terdiam, tercenung dengan ucapan wanita dihadapannya. Ia tak menyangka Aura sampai berpikir sejauh ini.

"Aku masih bisa penuhi semua kebutuhan kamu, Ra. Kalau cuma uang, aku bisa ngasih ke kamu. Kenapa harus cari kerja?"

Mungkin Rayyan bisa merelakan Aura bekerja jika itu memang murni karena minat dan kesukaan wanita itu, tapi jika Aura bekerja hanya untuk mencari uang, seolah Rayyan sebagai suami tak mampu memenuhi kebutuhannya, Rayyan tidak mungkin mengizinkan hal itu.

"Aku gak yakin kamu bisa memenuhi kebutuhan aku, maaf." Aura menatap Rayyan dengan tatapan prihatin dan Rayyan langsung membuang pandangannya saat itu juga.

"Udah, ya, aku gak mau telat kalau terus meladeni kamu."

...Bersambung ......

Vote Senin? Kirimkan kesini, nanti othor bakal up lagi kalo vote nya nambah🤭🤭

1
Erry Shintia
Luar biasa
Sita Sit
kereñnn ,buat aura bener2 menyesali perbuatannya sama rayyan
Sita Sit
baru nyesel ya ra ,kasian Rayyan ya
Sita Sit
rasain kau aura,gak ada rasa syukurnya dpt suami sempurna gitu
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
Chyntia Rizky 🖋️: gak baca tp bisa menilai karya saya dgn bintang satu. besok-besok buat karya sendiri saja ya kak... yg mungkin bisa sampe bintang 10. terimakasih sudah kesini. sepertinya semua novel yg dikunjungi tidak ada yg bagus menurut kakak🙏🏻
total 1 replies
Sita Sit
karyamu bagus bagus Thor ,semangat ,aku mau coba baca semua
Siti Nina
oke
74 Jameela
Bagus ceritanya..smngt&sukses kak
Juan Sastra
bagus thorr
Juan Sastra
hadeeeh rayyan harusnya tuh bilangnya,, makasih sayang sembari cium cium
Juan Sastra
syukur,,,
Juan Sastra
mati saja kau aura,,, semoga di perkosa benaran oleh sandy biar gila sekalian kau.. bego banget
Juan Sastra
lama amat sih masalah man bisa buat aura klepek klepek,, bikin cemburu baru bisa
Juan Sastra
kasih poto aja lagi makan siang perempuan cantik, pasti uring uringan tuh
Syahilla Naazifa
Luar biasa
Syahilla Naazifa
Lumayan
khitara
ya.....rasakan sendiri
khitara
wow wow wow
khitara
aaaa....bagus banget ceritanya thor.....mampir juga kelapak q thor, di paksa mencintai dan cinta gadis dingin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!