Apa jadinya jika kebahagiaan yg selalu Claudia dapatkan di pernikahan yang 2 tahun menjadi hilang seketika menjadi luka yang menganga ketika melihat suami sedang bermesraan dengan perempuan lain
Apa yang harus dilakukannya, bertahan atau memilih untuk pergi?
Apalagi Clau baru mengetahui ketika dia tengah mengandung buah cinta dari suaminya yang selama ini sangat mereka dambakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DawnLover, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 28 Menyembuhkan Luka lalu Menuntaskan Rasa
Note :
Sebelum memutuskan untuk menjauh, hati ini pernah di jadikan tempatnya untuk berteduh, pernah saling terikat rasa walaupun pada akhirnya tak bersuara. Seakan menjadi pengisi jiwa menyingkirkan sepi dan saling tertawa sebelum berakhir dengan kata kecewa. Kita bukan lagi aksara tanpa suara melainkan kedua doa yang tidak pernah sama namun saling menjaga. Aku harap rasa ini tidak akan kambuh. Tuhan pasti akan tunjukkan indahnya sembuh.
DawnLover ( ig : _dawnlover011 )
.
.
“Kau tahu Clau, tidak jarang anah hancur karena orang tuanya sendiri” ucap Daniel dengan suara dingin.
Mendengar itu Claudia berdecih pelan “apa kau tidak berkaca, asal mula masalah terjadi karena siapa”.
Daniel hanya diam saja, enggan menanggapi perkataan Claudia yang akan berujung cek cok mulut.
Melihat Leonore yang sudah tertidur pulas dalam pelukannya, perasaan Daniel seketika menghangat. Sungguh ini pertama kali dia menidurkan malaikat kecilnya. Senyum mengembang ia sematkan di wajah tampannya. Tidak ada kesan datar dan dingin, melainkan kesan hangat dengan tatapan teduh.
“Niel, berikan Leonore padaku, kami harus pulang sekarang. Sepertinya Nore kelelahan sampai tertidur begitu”
“Kalau begitu ayo” balas Daniel dengan hangat.
“Ayo?” ucap Claudia mengulang perkataan Daniel.
Mendengar itu Daniel hanya menganggukkan kepalanya dan melirik pada Jo sang asisten.
“Persiapkan mobil, kita akan menuju ke kediaman Claudia”
“Baik tuan” ucap Jo yang langsung bergegas pergi ke basement parkir untuk mengambil mobil.
“Clau, aku akan ikut mengantarkan kalian ke mansion ayah Agam” ucap Daniel dengan suara pelan takut membangunkan gadis mungilnya.
“Apa? Untuk apa di antar kan. Aku dan Nore akan pulang sendiri. Berikan dia padaku” sentak Clau yang langsung berniat mengambil alih Leonore pada Daniel.
Melihat itu, Daniel mundur selangkah dan mengibaskan tangannya pada Clau untuk jangan merusuh.
“Clau. Ku mohon kali ini saja. Mari kita berdamai demi Leonore”.
Mendengar perkataan berdamai yang di ucapkan Daniel, Claudia langsung mendelik tak suka dengan tatapan tajam.
“Berdamai apa yang kamu maksud? Rujuk begitu? Aku tidak mau” tandas Claudia yang langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.
“Aku tidak memintamu untuk rujuk Clau. Meski aku ingin. Namun aku tidak ingin egois lagi. Demi Tuhan. Mari kita sembuhkan luka itu dengan cara kita masing-masing. Mari kita tuntaskan apa yang masih menjanggal baik itu dari segi perasaan maupun lukanya. Dan setelah itu, mari kita menjadi rumah nyaman bagi Leonore meski tidak harus ada ikatan seperti dulu” jawab Daniel pada Clau sekilas mengelus pelan pundak wanita berparas cantik itu lalu menarik tangannya lagi takut pemilik pundak itu marah.
Mendengar apa yang di katakan Daniel, Claudia sedikit tercengang, ia memastikan apakah Daniel berbohong atau hanya akal-akallan semata, ia menatap lekat bola mata Daniel. Namun Claudia bisa memastikan, bahwa tidak ada pancaran kebohongan di sana.
“Aku serius Clau, aku ikhlas paling serius mengatakannya” ucap Niel lagi mencoba tersenyum pada Clau.
Claudia hanya diam dengan mulut yang tertutup rapat, seperti ada sesuatu yang mengganjal, tapi apa? Ia harus bagaimana menanggapi perkataan yang di ucapkan Daniel barusan.
“Aku hanya ingin kita bisa hidup dengan tenang Clau, aku ingin kita berdamai paling serius tanpa terkekang oleh ingatan masa lalu yang kelam. Mari hilangkan kecewa dan dendam itu. Kamu bisa memilih jalanmu sendiri dan begitu pun dengan diriku. Namun bukan berarti ketika kita memilih jalan sendiri, kita jadi mengambaikan Leonore” jelas Daniel lagi.
Claudia hanya mampu mengedipkan matanya berkali-kali dan mencoba menyelami pikiran dan hatinya sejenak. Apa keputusan itu sudah benar atau salah? Batinnya menerka-nerka dengan pandangan lurus ke depan.
Sampai akhirnya, Daniel berjalan lebih dulu mendahului Claudia dan berkata “Ayo, Jo sudah menunggu di depan”
“Ah i-iya” jawab Clau yang langsung mengikuti Daniel dari belakang.
.
.
Selama di dalam mobil kedua orang itu sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing. Tidak ada yang bersuara atau membuka obrolan terlebih dahulu. Sedangkan Jo juga hanya ingin fokus menyetir dan tidak ingin terlalu jauh mencampuri urusan dari dua orang di belakang itu.
“Ayo kita lakukan” lirih Claudia menatap ke arah luar kaca mobil.
Mendengar itu, Daniel menatap Claudia dengan menyerngitkan kening. “Melakukan apa?” tanya Niel.
“Seperti yang kamu katakan mari sembuhkan luka dan tuntaskan semuanya” ucap Claudia serius yang langsung menatap Daniel. Kedua orang itu menatap cukup lama dalam keheningan yang menghanyutkan sampai akhirnya Daniel tesenyum dan menggangguk. “terimakasih”.
Mendengar itu Claudia hanya diam dan kembali menatap ke arah luar kaca mobil.
“Aku akan menghubungi papa dan mama agar mereka ke mansion ayah Agam. Mereka juga pasti ingin melihat cucunya. Dan setelah itu, mari kita bicarakan pada keluarga kita apa yang sudah kita bahas” ucap Niel sambil mengelus pucuk kepala Leonore yang tengah asik dengan alam mimpinya.
“Hem, hubungi saja” ucap Clau dengan suara pelan.
Daniel langsung mengeluarkan ponselnya di saku jas, tangan kanannya asik menulis pesan di ponsel canggihnya. Sedangkan tangan kirinya memegang Leonore yang tertidur pulas di pangkuannya.
Sejanak, ia melirik Claudia yang duduk sambil menatap ke arah luar.
“Tidak akan ada yang baik-baik saja dengan kehilangan. Semanis apa pun perpisahan, rasanya tidak akan pernah menyenangkan” batin Daniel tersenyum getir.
.
.
Di dalam ruangannya, papa Bram mendapat pesan dari sang putra, papa Bram menyerngitkan keningnya. “Ada apa lagi dengan Daniel? Untuk apa ia meminta kami ke mansion Agam, apa berandal itu membuat kekacauan lagi atau bagaimana?”.
Tanpa pikir panjang, papa Bram langsung menghubungi sang istri yang sedang berada di mansion kediaman milik Bram sedangkan dirinya berada di kantor.
“Hallo pa” suara lembut dari sambungan ponsel papa Bram
“Ya sayang hallo, bersiaplah kita akan ke mansion Agam sekarang. Aku akan menjemputmu. Daniel yang memintanya. Katanya ada sesuatu yang ia tunjukkan pada kita sekaligus ada yang kita bahas juga dengan mantan mertuanya itu” titah papa Bram
“Ada yang di bahas? Tentang apa Pa?” tanya mama Sarah pada suaminya
“Entahlah sayang, aku juga tidak tahu. Semoga saja anak nakal itu tidak membuat keadaan yang semula tenang jadi ricuh lagi” ucap papa Bram sembari menghela nafas dengan kasar.
Setelah pangilan terputus, Bram langsung keluar dari ruangannya menuju lobi kantor untuk langsung pulang dan menjemput sang istri.
.
.
“Tuan, jalanannya sepertinya sedikit lama karena macet” ucap Jo melirik Daniel di pantulan kaca spion.
“Tidak masalah” jawab Daniel singkat.
Sedangkan Claudia hanya diam saja, sebenarnya dia sudah sedikit bosan sebenarnya karena perjalanan mereka menuju mansion ayah Agam jadi sedikit lebih lama.
“Jika lelah, tidur saja. Aku akan membangunkan mu ketika kita sudah sampai” suara bariton Daniel.
“Hem” ucap Claudia yang langsung menutup matanya. Bukan tidur, hanya ingin menutup mata ingin mencari ketenangan dengan hati dan pikirannya yang terus berkecamuk “Berharap setelah ini, semua akan baik-baik saja dan berjalan dengan semestinya. Berharap musim sedih ini akan segera berakhir”
Kakak² jangan lupa bantu like, comment, vote dan favoritkan ya setelah siap di baca🤗🤗✨
Gong Xi Fa Cai 🌺❤️
dan selamat beristirahat🌛🌛
kmaren saat selingkuh bahagia bgt.... mna ada smpet inget perasaan istri yg di hianati...