Spin Off Tawanan Cinta Pria Dewasa.
Dua kali gagal dalam pernikahan, Justin Anderson menganggap semua wanita itu sama. Sebatas mainan dan hanya merepotkan, bahkan tidak ada wanita yang membuat dia betah.
Hingga, takdir justru mempertemukannya dengan seorang gadis cantik yang terjebak keadaan. Agny Tabina, gadis belia yang dipaksa terjun ke dunia malam akibat keserakahan pamannya.
"500 juta ... tawaran terakhir, berikan gadis itu padaku." - Justin Anderson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 - Lagi
Bukan kali pertama, tapi tubuh Agny seakan remuk rasanya. Terlalu lelah akibat percintaan semalam, kini untuk bangun saja dia enggan. Wanita itu benar-benar berat sekalipun untuk membuka matanya, hingga bias cahaya yang menesulup lewat jendela kaca membuat Agny terganggu.
"Eeeuugh, aaww pinggangku," keluhnya seraya meringis karena memang tenaganya benar-benar dikuras seakan melakukan pekerjaan berat.
"Dia sudah bangun?"
Agny menatap ke sisinya, wanita itu benar-benar sendiri dan ini adalah kali kedua Agny bangun dalam kesendirian. Dia berdecak sebal karena merasa Justin hanya peduli ketika ada maunya, sementara di saat begini dia akan ditinggal begitu saja.
Tidak masalah, Agny bisa maklumi karena ini bukan tanggung jawab Justin untuk selalu berada di sisinya. Wanita itu memilih beranjak ke kamar mandi meski tubuhnya seakan tidak memiliki tenaga untuk melangkah ke sana.
Bagaimana tubuh Agny tidak remuk jika Justin seakan tidak bisa berhenti menguasainya bahkan kini yang tersisa hanya perih lantaran serangan fajar yang Justin layangkan tanpa peduli seberapa mengantuknya Agny.
"Nikmat sekali hidupnya," gerutu Agny kemudian sesaat sebelum mengguyur tubuhnya dengan air hangat itu, wanita itu sadari jika saat ini sepertinya Justin sudah pergi ke kantor padahal dirinya juga butuh kelembutan di pagi hari.
Justin sangat jauh dari sosok pria romantis yang kerap dia temukan di drama-drama kesukannya. Jangankan ucapan selamat pagi, bangun saja dia sudah sendiri, pikir Agny kemudian tersenyum getir.
Sementara di sisi lain, berbanding terbalik dari tuduhan Agny. Saat ini, Justin tengah sibuk sendiri di meja makan menyiapkan sarapan untuk Agny dan dirinya. Ini adalah kali pertama dia rela direpotkan meski bubur ayam yang kini dia hidangkan jelas saja beli, mana mungkin dia bisa masak sendiri. Selama 33 tahun pria itu hidup memang terbiasa makan di luar, sekalipun itu sarapan.
Dia tersenyum simpul ketika selesai menatanya, tidak buruk walau tanpa ilmu sebelum ini. Justin melepas apronnya kemudian kembali ke kamar untuk memastikan wanita itu sudah bangun atau belum.
Perlahan dia dorong pintu kamar tersebut dan matanya tertuju ke atas ranjang yang tampaknya sudah kosong itu. Selimutnya juga telah dilipat rapi dan tentu saja Agny yang lakukan. Justin melangkah masuk dan dia menghela napas lega kala gemericik air mulai terdengar.
"Mandi? Bisa-bisanya sendiri."
Dia sengaja tidak mandi karena sejak awal bangun ingin mandi bersama wanita itu. Tanpa mengetuk lebih dulu, Justin membuka pintu kamar mandi yang dengan bodohnya tidak Agny kunci. Ya, anggap saja Dewi Fortuna seakan tengah berpihak bersama Justin hingga dia bisa seberuntung ini.
Mata Justin dibuat terpaku kala melihat tubuh polos Agny yang kini diguyur air. Dia pria normal dan pencariannya memang itu-itu saja, jelas saja dia mendekat setelah berhasil melucuti pakaiannya.
Agny yang sedari tadi terlalu fokus menikmati waktunya sama sekali tidak menyadari jika bahaya mengancam dari belakang. Sungguh, dia benar-benar mengira jika Justin pergi ke kantor hingga kala tangan kekar itu melingkar di perutnya Agny terkesiap dan berpikir macam-macam.
"Bangunnya sudah lama?"
Dada Agny bergemuruh kala mendengar suara Justin yang begitu dekat dengan telinganya. Wanita itu menoleh dan dia sontak memejamkan mata begitu sadar jika Justin tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya.
"Ba-baru, Kenapa masih di sini? Aku pikir kerja," ucap Agny gelagapan dan dia tengah mencoba baik-baik saja meski bulu kuduknya bahkan dibuat meremang begitu saja.
"Nanti siang saja, aku ingin bersamamu pagi ini," ucap Justin kemudian mengecup pundak Agny beberapa detik dan itu dia lakukan berulang kali hingga Agny dIbuat kaku seketika.
Tolonglah, kenapa harus datang tiba-tiba dan di saat begini. Jangan ditanya bagaimana perasaan Agny, demi apapun dia ingin sekali berlari. Dia tidak punya cita-cita mandi keringat pagi ini, cukup sudah beberapa jam lalu tenaganya habis Justin buat.
Tangan yang tadi hanya dia gunakan untuk memeluk, kini berubah menjadi penggosok busa di tubuh Agny. Rasanya Agny sudah berusaha memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, akan tetapi kenapa bisa Justin datang di saat dia belum selesai.
Agny memejamkan mata dan menggigit bibirnya agar tidak bersuara kala Justin meraba paha bagian dalamnya. Tidak perlu ditebak lagi apa keinginan pria itu, apalagi ketika Justin menuntut tangan Agny untuk memanjakan miliknya.
"Buka matamu," titah Justin dengan suara beratnya, Agny yang berada di posisi itu jelas tidak memiliki keberanian dan memilih terus tertunduk.
Tidak mendapat respon sesuai dengan kemauannya, Justin membalikkan tubuh Agny segera. Tidak kasar, namun sangat cepat hingga membuat wanita itu terkesiap. Justin selalu menuntut lebih dan tidak ada kata puas setelahnya, pria itu memandangi tubuh Agny begitu lekat seakan takut kehilangan waktu sedetik saja.
Justin meraup bibir ranum Agny dengan penuh kelembutan dengan tangan yang kini menelusuri lekuk tubuh wanita itu. Tidak mau kalah, Agny berjinjit demi bisa leluasa dan membalas ciumman Justin meski pria itu terkadang menggigit bibirnya dengan sengaja.
"Aku menginginkanmu saat ini, boleh kah?"
"Hm, lakukan semaumu," jawab Agny pelan lantaran selalu dibuat tidak berdaya jika sudah Justin sudah mengajaknya terbang begini.
Di bawah guyuran air itu mereka kembali melakukan penyatuan dengan Agny yang hanya bisa menerima apapun yang Justin lakukan. Wanita itu memeluk bahu Justin erat lantaran khawatir jatuh di kamar mandi, tidak lucu jika harus ada adegan semacam itu, pikirnya.
Terlalu menikmati dunianya sendiri, Justin dan Agny sampai tidak menyadari jika di dalam kamar di depan pintu kamar mandi sudah terdapat seseorang yang menguping bahkan dengan sengaja mengabadikan kegiatan mereka melalui kameranya.
Cekrek
.
.
.
To Be Continue -