Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Dasi
BAB 30
Kedua mata Pamela mengeluarkan kristal bening yang membasahi pelipisnya, isi pesan Megan begitu menyayat hati.
“Aku mencintaimu sayang, terima kasih sudah menemaniku malam ini. Aku akan selalu ada untukmu”
Pamela hanya bisa menangis dalam pelukan suami yang tertidur lelap, keadaan kamar yang gelap melengkapi kesedihannya malam ini.
“Aku salah menilai anda, aku pikir anda tidak akan kembali pada wanita yang telah mengkhianati anda tapi ternyata dengan mudahnya menerima Nona Megan”, gumam Pamela. Harum parfum wanita pun menyeruak masuk dalam rongga hidung Pamela. Dua orang dewasa saling bertemu, dan kini menjadi sepasang kekasih pasti tidak akan mungkin jika hanya melakukan bincang-bincang biasa.
Perlahan Leon melepaskan pelukannya dan merubah posisi, Pamela memilih kembali ke kamar menumpahkan segala rasa sakit yang ada dalam hati.
.
.
Pagi pun datang, hari ini Pamela tak ingin diam saja, ia turun ke dapur membantu asisten rumah menyiapkan sarapan.
“Nyonya, jangan. Tuan pasti akan marah pada saya”, ucapnya takut sembari memandang ke arah kamar Leon.
“Tidak apa, aku bangun lebih awal dan merasa bosan, aku ingin membantu saja”, jawab Pamela.
“Tapi nyonya kalau tuan melihatnya, bagaimana?”
“Biar aku yang menghadapinya”, jawab Pamela tanpa ragu, mendapat tatapan tak percaya dari asisten rumah, Pamela hanya menanggapi dengan senyum tipis. Mulai hari ini Pamela memutuskan akan menentang apapun yang Leon perintahkan, lagipula pria itu juga melanggar kesepakatan yang telah ditandatangani keduanya, jika Leon hanya boleh tidur dan melakukannya bersama sang istri. Tapi lihat sudah dua kali suami bejatnya itu melakukan di belakangnya.
“Aku tidak peduli lagi pada hukuman yang akan kau berikan Leon”, batin Pamela.
Dalam kamar, Leon yang sudah bangun, kepalanya begitu berat. Mencari keberadaan sang istri dalam kamar, namun kosong. Seingatnya semalam ia memeluk seorang wanita, dari harum tubuhnya Leon tahu itu Pamela.
“Berani sekali dia bangun dan meninggalkanku seperti ini”, desis Leon.
Ia keluar kamar mendengar suara tawa dari wanita yang dicarinya beberapa menit lalu, dengan rambut diikat sembarang, gaun tidur tidak terikat sempurna serta keringat mengaliri leher jenjang Pamela membuat Leon terpana melihat istrinya bergerak lincah di dapur.
“PAMELA”, panggil Leon begitu lantang.
“Ya, tuan ada apa? Anda lapar? Duduklah aku akan menyiapkannya”, nada datar tanpa senyum menyambut Leon.
“Ada apa dengannya?”, monolog Leon dalam hati seraya terus menatap tajam istrinya.
Asisten rumah tangga meninggalkan sepasang suami istri yang setiap hari selalu dilanda konflik, memilih membersihkan area lantai 2 penthouse.
“Silahkan duduk, Tuan Muda Leon, ini sarapan anda, semoga rasanya tidak mengecewakan, maaf bentuknya tidak indah”, tutur Pamela datar bagai jalan bebas hambatan.
“Aku permisi tuan”, Pamela mulai melangkah kakinya, namun gerakan Leon sangat cepat menarik kuat lengan Pamela hingga tubuhnya menubruk Leon.
“Aww”, pekik Pamela merasakan nyeri pada bagian bahu akibat bersentuhan dengan bahu kekar suaminya.
“Mau kemana kau?”
“Aku? Tentu saja mandi, anda mungkin jijik melihat penampilanku seperti ini. Jadi lebih baik aku pergi dari hadapan anda”, Pamela menunduk seperti biasa tak ingin menatap wajah suami tampan nan kejamnya ini.
“Oh, rupanya pertemuan mu dengan Dylan kemarin membuat mu semakin berani padaku, hah?”, Leon mengeratkan tangannya di pinggang Pamela hingga istrinya berdesis nyeri.
“Diam disini dan layani aku makan”, perintah Leon, merengkuh pinggang wanita untuk duduk di paha.
Pamela hanya diam tanpa kata, mungkin napas pun ia atur supaya tidak bising ke telinga suaminya.
Rahang Leon mengetat saat mengunyah makanan, sorot tajamnya pun tak berkurang walau sedang mengisi perut. Tiba-tiba Leon menarik tangan Pamela dan menyimpannya di bahu.
“Kau tidak takut jatuh? Pegangan”, ucap Leon dingin.
Pamela mengangguk cepat, ia tak ingin berdebat sepagi ini.
“Tubuhmu berkeringat, bukankah aku pernah bilang dan di perjanjian tertulis jika kau harus menjaga penampilanmu, dilarang berkeringat dan kotor”
“Maaf tuan, eh....”.
Wanita mungil itu tersentak ketika Leon menggendongnya memasuki kamar, “Tuan kenapa ke kamar anda?”
“Kau bilang mau mandi bukan?”, ucap Leon mengisi bathtub dengan air hangat.
“Iya, tapi aku bisa lakukan di kamarku, permisi”, Pamela membalik tubuhnya sungguh bayangan Leon mencumbu Megan terlintas di benaknya ini.
BRUK
Leon menahan pergerakan istrinya dan menarik tali gaun tidur Pamela, tubuhnya pun membentur dada bidang Leon.
“Apa perintahku tidak jelas? Semua kebutuhanku kau harus melayaninya”, bisik Leon tajam dan dingin.
“Baik”, satu patah kata jawaban yang keluar dari bibir ranum Pamela.
Pamela mulai membersihkan bagian kepala sang suami, memberi pijatan lembut pada kulit kepala Leon, turun menggosok punggung. Hatinya kembali berdenyut nyeri saat tanda merah terlihat sangat jelas, Pamela tak bisa menahan tangisnya, ia pun terisak sembari melayani suami kejamnya ini.
“Kau menangis? Lakukan dengan suka rela tidak perlu mengeluh”, geram Leon.
Pamela semakin menangis, air mata bercucuran, hidung, alis dan pipinya merah.
“CK, BERISIK”, Leon menghentak tubuh istrinya hingga keduanya saling berpandangan, wajah sembab Pamela pun mengganggu penglihatan pengusaha muda ini.
“Untuk apa kau menangis, hah? Apa uang yang aku kirim kurang?”
“Iya”, jawab Pamela tegas.
“Ck, murahan sekali”, cibir Leon.
Kini bukan Pamela yang melayani suaminya melainkan Leon membantu sang istri membersihkan tubuhnya, ia pun sesekali menciumi dan memberi gigitan kecil pada bahu Pamela.
Cukup lama keduanya berendam dalam air hangat, Leon memasangkan jubah mandi dan menggendong istrinya ala bridal masuk walk in closet. Duduk di atas kursi yang tersedia.
“Ambilkan pakaianku, ingat jangan berikan selera kampungan mu itu”
“Iya tuan”, cicit Pamela.
Memilah kemeja yang menggantung sempurna, bagi Pamela semua sama tidak ada bedanya pakaian Leon begitu monoton. Akhirnya ia memilih kemeja putih, jas abu-abu serta celana abu-abu, memberikannya pada Leon.
“Ini tuan”, Pamela yang ingin segera keluar dan memakai pakaian dibuat menegang karena Leon terus menahannya keluar.
“Dasiku?”
Pamela mencari dasi yang sesuai, hingga pilihannya jatuh pada dasi yang snagat jarang ia lihat. Namun di tepis oleh Leon, hingga jatuh ke atas lantai.
“Ambil dasi dalam kotak kecil di atas nakas”, perintah Leon. Pamela hanya menuruti tanpa banyak bicara dan bertanya.
“Ini Tuan Leon”
“Kau ingin membiarkan ku memakainya sendirian? Benar-benar pelayanan buruk”
Menarik napas dan menghembuskan kasar, Pamela mengambil dasi dari tangan kanan suaminya, mulai berjinjit memasangkan dasi agar membelit menyempurnakan penampilan Leon hari ini. Karena tubuhnya yang kalah tinggi , ia kesulitan dan Leon mengangkat pinggang istrinya sampai kedua tubuh mereka menempel dan berjarak.
Dengan tangan gemetar Pamela memasang dasi, merapikan kerah kemeja dan mengancingkan jas Leon. “Bisa turunkan aku tuan?”
“Tentu”
Leon bercermin memastikan penampilannya, “Ternyata seleramu memilih dasi untuk ku sangat bagus Megan”.
Pamela hanya diam mematung, sebisa mungkin menahan tangisnya turun dihadapan pria kejam ini, “Megan? Jadi dasi itu dari kekasihnya”.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat