Demi cita-citanya untuk bisa kuliah di Jakarta, Sella menumpang tinggal di rumah sang kakak. Disya sang kakak selalu sibuk dengan rutinitasnya sebagai wanita karier. Dia meminta Sella untuk mengurus kebutuhan Bagaskara sang kakak ipar, menggantikan peranan sang kakak.
Seiringnya waktu rasa cinta hadir di antara Sella dan Bagaskara. Bagaskara merasa kagum dengan sosok Sella, di tengah kemelut rumah tangga dengan Disya. Hingga akhirnya kejadian di suatu malam, mengubah segalanya. Disya marah besar dan mengusir Sella dari rumahnya membuat hubungan Kakak dan Adik terputus.
Siapakah yang akan Bagas pilih? Ikuti kisah perjalanan cinta mereka dalam karya "Terjerat Pesona Sang Kakak Ipar."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengambil Hati Sella
Hari ini Bagas berniat memberikan kejutan kepada calon istrinya. Bagas sudah melakukan reservasi di sebuah restoran yang memiliki suasana romantis. Memiliki rooftop yang dihiasi bunga-bunga segar. Pengunjung juga dapat melihat keindahan kota Jakarta pada malam hari.
Bukan itu saja, Bagas juga sudah menyiapkan satu buah cincin bermata berlian sebagai tanda ikatan hubungan mereka. Bagas berharap, dinner malam ini dapat memberikan kesan tersendiri untuk Sella.
"Pasti Sella akan senang mendapatkan kejutan seperti ini," gumam Bagas sambil memegang satu buah kota kecil berwarna merah. Wajahnya terlihat sumringah, seperti orang yang sedang kasmaran.
Dia sudah tampak rapih, tak lupa dia juga sudah menyiapkan satu buah gaun yang indah. Memberikan akses glamor dan cerah untuk Sella. Gaun berwarna merah menyala yang menjadi pilihan untuk sang pujaan hati, di padu dengan high heels berwarna senada.
"Aku jemput kamu, satu jam lagi di kosan kamu! Aku sudah dalam perjalanan menuju kosan kamu. Aku sudah menyiapkan gaun untuk kamu," ucap Bagas di panggilan telepon.
"Memangnya kita mau kemana? Aku lagi malas keluar Kak," ujar Sella.
"Sudah, ikuti saja ya! Yang pasti aku tak akan menyesatkan kamu," jawab Bagas. Membuat Sella memanyunkan bibirnya. Mengapa kakak iparnya berubah menjadi seorang pemaksa, saat menjalin hubungan dengannya.
Dengan perasaan kesal, akhirnya Sella menurutinya. Dia tak ingin mereka bertengkar, karena penolakannya. Sella sudah bersiap-siap menunggu sang kekasih datang menjemputnya.
Hingga yang dinanti akhirnya sudah berada di hadapannya. Sella menelan salivanya, saat melihat ketampanan sang mantan kakak iparnya. Dia tak habis pikir, mengapa sang kakak begitu bodoh menyia-nyiakan laki-laki dihadapannya. Tak pernah terpikir oleh Sella akan mencintai laki-laki yang lebih dewasa darinya, terpaut 9 tahun dengannya.
"Hei, kok malah bengong. Terpesona ya melihat ketampanan aku," goda Bagas sambil memainkan alisnya. Dia tak pernah menyangka akan terjerat dalam pesona sang mantan kakak ipar.
"Yeay, kepedean. Bukannya terpesona, justru aku tak menyangka kenapa bisa terjebak dengan laki-laki yang usianya terpaut jauh sama aku," umpat Sella. Wajah Sella terlihat memerah menahan perasaan malunya.
"Ya sudah ayo kita jalan sekarang," ajak Sella menutupi perasaan groginya. Bagas tahu kalau kekasihnya sedang merasa gugup, terlihat dari wajahnya. Sella tak bisa menutupinya.
Bagas memberikan satu paper bag kepada Sella, dia meminta Sella untuk memakainya.
"Sebenarnya kita ini mau kemana sih? Kok Formil banget sih pakaiannya. Aku tak terbiasa menggunakan gaun seperti ini. Warna juga mencolok banget, nanti aku dikira tante-tante girang lagi," ujar Sella membuat Bagas terkekeh mendengarnya.
"Tante-tante girang kok seperti anak abege. Enggaklah, aku yakin pasti kamu semakin cantik. Ya sudah sana coba ganti dulu, aku tunggu di sini," ujar Bagas. Hingga akhirnya Sella menurutinya.
Sella sudah berada di depan kaca, dia sudah mengenakan gaun yang diberikan Bagas dan juga high heels. Sella juga memoles sedikit wajahnya untuk mendukung penampilannya. Wajahnya terlihat bertambah cantik, meskipun hanya menggunakan riasan yang natural. Sella juga membiarkan rambut indahnya tergerai begitu saja. Penampilannya sudah cukup sempurna, dia terlihat lebih dewasa.
Bagas terpanah melihat kecantikan calon istrinya, sampai-sampai dia tak berkedip membuat Sella tersipu malu dan tersenyum bahagia.
"Ini bidadari turun dari langit apa calon istri aku sih? Bikin aku tak berkedip, dan membatalkan rencana kepergian kita," ucap Bagas membuat Sella memutar bola matanya karena malas.
"Ternyata kakak pintar merayu juga ya, gombal! Aku kira kakak laki-laki kaku dan pendiam," sindir Sella.
"Pengalaman hidup, mengajarkan aku banyak hal. Aku akan berusaha untuk mengubahnya sebaik mungkin. Aku akan memberikan kenyamanan dan perhatian yang lebih, agar kamu tak pernah berpaling dari aku. Aku pernah gagal dan kecewa. Bersama kamu, aku tak ingin mengalaminya lagi," ungkap Bagas sambil memegang kedua pundak Sella. Netra mereka bertemu, tatapan Bagas mampu menghipnotis Sella hingga akhirnya dia menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah, ayo kita segera berangkat! Takut kemalaman. Kamu 'kan tahu, jalanan kota Jakarta semakin malam akan semakin rame kendaraan yang berlalu lalang," ujar Bagas dan Sella mengiyakan.
Bagas membukakan pintu mobil, memperlakukan Sella seperti seorang putri. Berusaha untuk bersikap manis, mengambil hati Sella. Rona bahagia terpancar dari wajah keduanya. Kini mereka sudah mendapatkan kebahagiaan.
"Aku akan berusaha untuk tidak mengecewakan kamu Kak, cukup Mba Disya saja yang mengecewakan Kakak. Karena aku tak mau menyesal seperti Mba Disya, karena kehilangan Kakak," gumam Sella yang kini menatap ke arah Bagas yang sedang fokus menyetir mobil.
Mobil yang membawa mereka akhirnya sampai di parkiran restoran yang akan mereka tuju. Bagas turun lebih dulu, dan meminta Sella menunggu dirinya turun. Bagas langsung membukakan pintu mobil, agar kekasihnya turun. Kemudian menggandeng tangan Sella dengan mesra masuk ke dalam restoran.
Jantung Sella berdegup kencang, dia terlihat nervous. Tangannya sudah terasa dingin, keringat bercucuran membasahi wajahnya.
"Tak perlu tegang, kamu bukan bertemu calon mertua. Lagi pula, Mama sudah sangat menyayangi kamu," bisik Bagas membuat wajah Sella memerah. Sepertinya dia harus berusaha adaptasi, dengan kehidupan orang dewasa. Ini adalah hal pertama kali bagi Sella, seumur hidupnya.
Sella terpanah melihat kejutan yang diberikan Bagas. Sampai-sampai dia tak bisa berkata-kata. Tentu saja dia merasa bahagia. Terlebih saat Bagas berlutut di kakinya dan meraih tangannya.
"Will You Marry Me?" tanya Bagas sambil mencium tangan Sella dengan mesra.
Bagas bangkit dan mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya, kemudian membukanya. Setelah itu dia meraih tangan Sella. Sella tak mampu menolaknya, dia menerima lamaran Bagas.
"Makasih ya, aku bahagia banget. Akhirnya kamu mau membuka hati kamu untuk aku, aku janji tak akan pernah menyakiti hati kamu. Aku ingin menua bersama kamu," ungkap Bagas dan Sella hanya menganggukkan kepalanya.
Bagas langsung memasangkan cincin di jari manis sebelah kiri Sella. Sebuah cincin yang indah.
"Makasih ya Kak, sudah memberikan kebahagiaan untuk aku," ungkap Sella, akhirnya Sella mengakui kalau dirinya merasa bahagia bisa memiliki Bagas, meskipun dirinya harus bahagia di atas penderitaan sang kakak. Sella mulai menyadari, tak sepatutnya dia terus menerus menyalahi dirinya. Karena dia tak memang tak pernah merebut Bagas dari kakaknya. Perasaan itu hadir seiringnya jalan. Karena sang kakak yang membuat akhirnya mereka sangat dekat.
"Maafin Sella Mba. Sella sudah memutuskan untuk meraih kebahagiaan Sella. Sella akan membuka hati Sella untuk menerima Kak Bagas sebagai calon suami Sella. Semoga Kakak tidak kecewa dengan keputusan Sella," ucap Sella dalam hati.
Sella dan Bagas kini sedang menikmati makan malam bersama, sesekali mereka saling bertukar makanan. Bagas menyuapi Sella dengan makanannya, dan meminta Sella untuk menyuapi dirinya. Meskipun awalnya Sella tampak malu-malu.
Sambil menunggu up, mampir yuk di karya author Sendi Andriyani