Mengejar Gadis SPG

"terus bagaimana Bu akhirnya...?"tanya Maura penasaran...

"kebetulan Nesya memiliki tanda lahir yang sama seperti punyamu akhirnya kemarin Nesya dibawa oleh sepasang suami istri paruh baya itu ke kota, dandanannya seperti orang kaya, bajunya glamor dan kurang bahan, bukan maksud mau ngomongin orang ya tetapi menurut ibu orangnya itu sombong, Nesya begitu senangnya dibawa oleh mereka apalagi diiming-imingi uang yang sangat banyak mereka mencari anaknya yang pernah diculik katanya." tutur ibu panti itu mengatakan yang sebenarnya.

Mereka ngobrol cukup lama, sampai tidak terasa Alea sudah sampai di depan lobby perusahaan.

"Ya sudah nanti kalau ada waktu biar alea yang menyelidiki, ibu tenang saja, assalamualaikum?" ucap Alea setelah

 berbicara panjang lebar dengan ibu panti nya . Alea mematikan teleponnya setelah mendengar jawaban salam dari ibu panti.

"siapa...?"tanya Affan penasaran karena sudah dari tadi melihat Alea berbicara sangat serius dengan seseorang yang suaranya seperti wanita.

"ibu panti... ada hal yang serius yang perlu aku selidiki, tapi nanti saja menunggu waktu yang tepat " balasnya.

Affan mengangguk.

"pakai dulu maskernya"affan memakaikan masker pada istrinya dengan hati-hati.

Alea dengan patuh, hanya diam saja,

mereka bertiga turun dari mobil sudah lengkap memakai masker juga kacamata hitamnya agar orang-orang tidak mengenali mereka.

Roger... seorang asisten yang sudah dipercayakan oleh Affan untuk mengurus perusahaannya, kini menyambut sang pemilik perusahaan dengan ramah.

"selamat pagi Tuan , nona dan asisten A2" sapa Roger dengan sedikit membungkukkan badannya, dan diikuti oleh para petinggi di belakangnya juga karyawan lain yang menyambutnya.

Affan ikut membungkukkan badannya sedikit tanpa mengatakan sesuatu.

"kita ke aula sekarang, dan semuanya berkumpul di sana" tegas Abbas yang di ikuti oleh mereka,

Roger memimpin jalan untuk menuju ke aula yang sudah dipersiapkan untuk penyambutan pemilik perusahaan yang baru.

kini semua karyawan berkumpul di aula untuk mendengarkan penjelasan dari atasan mereka yang sampai saat ini belum pernah melihat wajahnya.

Affan menuntun sang istri untuk berdiri di sampingnya yang saat ini sedang berdiri di atas podium...

"selamat pagi semuanya... salam sejahtera, terima kasih atas kerjasamanya selama ini, tanpa bantuan kalian mungkin perusahaan ini tidak bisa berdiri sampai dititik sekarang,

saya sebagai pemilik dan pendiri perusahaan Jasmine skincare memberitahukan bahwa, saat ini kepemimpinan perusahaan akan dipegang oleh istri saya yang bernama aleana, kalian bisa memanggilnya nona ana," kata Affan dengan suara tegas saat bertatapan langsung dengan para karyawannya dan akan menatap lembut kepada istrinya.

Prok

Prok.

Prok

suara tepuk tangan menggema di aula tersebut untuk menyambut pemimpin mereka

"untuk itu hormati istri saya seperti kalian semua menghormati ku" tegasnya dan menatap tajam pada karyawannya yang sedang berbisik-bisik..

"sayang... apakah ada ingin yang kau sampaikan...?"tanya Affan sangat lembut kepada istrinya membuat semua orang tercengang. menantap tidak percaya.

"Apa benar itu tuan A,.... bisa juga suaranya lembut seperti itu"bisik-bisik para karyawan.

"iya benar... Aku kira Tuan a itu orangnya tidak bisa lembut karena setiap berbicara pasti suaranya sangat tegas dan lantang membuat siapa yang mendengarnya bergidik ngeri.

"lebih manusiawi asisten A2 " kata temannya menimpali.

"Alea mengangguk". walaupun dirinya malu karena suaminya mengatakan itu padanya. tetapi ini bukan saatnya yang pas kalau dia harus baper atau tersipu.

"perkenalkan nama saya aliana seperti yang tadi suami saya katakan, saya adalah istri dari pemilik perusahaan ini,dan saya juga ikut bertanggung jawab atas kepemimpinan perusahaan , untuk itu Saya minta kerjasamanya agar perusahaan ini semakin berjaya ...." tegas nya dengan lantang.

Suaranya merdu tetapi begitu menusuk,

Prok

Prok

Prok

Semua nya ikut bertepuk tangan untuk menyambut pemimpin mereka yang Baru.

"dari suaranya saja sudah terlihat orangnya sepertinya tegas, auranya pemimpinnya sangat terlihat....,

"pakaiannya saja sopan sekali tidak seperti istri-istri pengusaha lainnya yang lebih menonjolkan kecantikannya daripada kecerdasannya" para karyawan berbisik-bisik membicarakan istri pemimpin mereka.

setelah mengatakan banyak hal tentang misi dan visi perusahaan untuk kedepannya nanti ini mereka membubarkan diri dan menempati tempat kerjanya masing-masing dari posisi yang terendah sampai tertinggi...

para pekerja sangat disiplin, tak heran kalau perusahaan ini maju secara cepat.

Kini Alea sudah berada di ruangan suaminya...

Affan membuka maskernya, begitupun dengan istrinya dan juga asisten Abbas karena di dalam ruangan itu hanya ada para petinggi saja.mereka sudah tahu kalau pemimpin mereka adalah CEO dari perusahaan Elektronois guano.mereka sudah bersumpah, kalau seandainya mereka membocorkan rahasia itu maka siap untuk bunuh diri di hadapan semuanya.

semua orang tercengang melihat istri Tuan Affan yang ternyata masih sangat muda.

"saya belum sepenuhnya bisa berada di sini , untuk itu, untuk kursi direktur masih dipegang oleh Tuan Roger dan dibantu oleh antek-anteknya.

untuk istri saya juga saat ini dia masih kuliah semester akhir, untuk sementara belum bisa menempati ruangan ini. kami hanya sesekali saja ke sini kalau sesuatu benar-benar penting..." tutur Affan yang dianggap oleh bawahannya.

"pantas saja nona masih sangat muda" kata tuan Daniel menatap penuh minat wajah istri tuanya itu yang sangat cantik juga masih sangat fresh.

" benar" ucap Affan tidak suka orang menatap isinya seperti itu.

"tundukan pandangan kalian"tegasnya membuat semua orang menunduk karena takut.

Saya hanya mengenalkan istri saya saja bukan berarti menatapnya lama apalagi dengan tatapan yang membuatku tidak suka, ucap Affan dengan tajam.

"kalau begitu kalian bisa bubar sekarang"

"baik tuan, kami permisi"balasnya dengan sopan lalu mereka meninggalkan ruangan Affan dengan lega, karena satu ruangan dengan tuannya itu membuat suasananya menjadi terasa dingin juga tegang, padahal mereka tidak melakukan apa-apa.

Setelah kepergian mereka,kini tinggal Affan dan Alea.

Mereka duduk di kursi kerjanya, Alea juga ikut duduk di sampingnya, mencoba untuk membuka berkas-berkas yang sudah bertumpuk di atas meja

Alea melihatnya satu persatu.... semuanya sangat mudah untuk dipahami, Lalu Affan menghidupkan komputer untuk mengecek keuangan perusahaan.

grafik naik turun terpampang jelas di hadapan mereka, dengan seksama Affan memeriksanya sampai bawah tetapi tidak menemukan apa-apa, berbeda dengan Alea yang menyipitkan matanya.

"sebentar kak berhenti di situ...." ucap Alea yang membuat Affan bingung. Tetapi dia menurut

"Ini kenapa jumlah dan total keseluruhan hasilnya beda?" tanya Alea menunjuk layar yang di tuju , karena dia melihat ada sesuatu yang janggal.

Affan mencoba memperbesar penglihatannya dan melakukan penghitungan ulang secara manual dan ternyata hasilnya sangat berbeda jauh ...

Hitungan per jam hilang 37 juta, di kali 24 jam 880.000.000x30 26.640.000.000.

" sial....ada yang main curang rupanya" gerutunya.